Share

Who Knows?

Penulis: AzukaJagga
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

CYRUS POV

Tiada kusangka, dia sungguh tangguh. Kekuatannya bagaikan 1000 prajurit. Apa mungkin dia mantan prajurit di negara lain?

"Hei, bagaimana kau bisa setangguh ini? Apa kau mantan prajurit istana?" tanyaku kepada pria di sampingku dengan wajah penuh memar bahkan sudut bibirnya mengeluarkan darah segar akibat pukulan ku.

"Aku tidak memiliki kewajiban untuk menjawabnya"

"Sombong sekali" geram ku sembari melirik sinis ke arahnya. "Jika aku tidak menahan diri maka kau sudah ku bunuh sekarang juga"

"Akan lebih baik jika aku mati sekarang daripada harus di perintah orang sepertimu"

"Ish pria tua ini" dengan cepat aku duduk di perutnya dan ku raih pisau yang tadi sempat terlempar dari tanganku. "Aku akan mengabulkan permintaan terakhir mu"

Ku ayukan pisau itu dan..

******

Huft, apa aku semakin tua atau memang dia begitu kuat? Demi tuhan, ku rasakan sakit di sekujur tubuh ku akibat pukulan yang dia berikan.

"Emperor.." Rayden tidak melanjutkan kalimatnya setelah matanya terbelalak melihat keadaan ku yang begitu kacau. "A-apa yang terjadi? Kenapa.. Noda apa merah-merah ini?" ia menunjukan noda darah pada jubah yang ku kenakan.

Tidak ingin menjelaskan apapun, ku tarik kain jubah ku yang di tangannya.

"Bukan urusan mu" ujarku sembari berjalan melewatinya dengan ekspresi kelelahan.

"Aku mencarimu sampai rasanya sudah tiga kali memutari castle ini, dan saat kita bertemu, kau terlihat seperti habis bertarung dengan binatang buas"

"Ya kau benar. Aku habis bertarung dengan beruang besar" jawab ku malas sembari masuk ke dalam kamar ku.

"Cyrus, katakan kepada ku. Kemana saja kau sejak tadi? Dan ada apa dengan kondisi mu saat ini?"

"Rayden.. Tinggalkan aku sendiri untuk saat ini. Aku mau mengganti pakaian ku, bahkan aku berencana untuk mandi lagi. Jadi tolong pergi dari sini"

Aku tahu Rayden orang yang sangat suka ikut campur dalam masalah ku, tapi dia tidak akan mengabaikan kata 'tolong' yang di ucapkan seseorang. Etika hidupnya lebih tinggi dari diri ku.

Dengan wajah kesal tak mendapatkan jawaban apapun dari mulutku, dia keluar dari kamar dan menutup pintu rapat-rapat.

Rasanya aku ingin minum jus jambu saat ini. Akan ku suruh pelayan membawakannya setelah aku mandi..

"Siapa? Valarie? Aku bahkan tidak mengenalnya!"

Pria itu mengatakannya sebelum mati di tanganku. Jika seperti itu, haruskah aku meminta maaf karena telah menyakitinya? Aku rasa tidak perlu. Bagaimanapun dia pernah menyakiti ku lebih parah dari perilaku ku kepadanya pagi ini.

Ahhhh aku akan mandi air hangat untuk menenangkan pikiran ku.

******

Setelah mandi, ku kenakan kemeja putih dengan celana bahan hitam. Rambutku masih basah meski handuk sudah menghilangkan airnya. 

Tok tok tok 

"Masuk" 

Valerie masuk kedalam dengan tangan yang menggenggam tangan wanita yang hampir tidur dengan ku kemarin.

Ku tatap Valerie datar. "Ada apa ini?"

"Maaf sudah bersikap lancang. Tapi wanita ini ingin mengatakan sesuatu"

Mataku beralih pada wanita dengan pakaian yang sama seperti terakhir aku bertemu dengannya.

"Kita bertemu lagi" ujarku dengan dingin.

"Maaf emperor.." dia memberikan botol kaca berisi air bening.

Botol yang sama seperti yang ku dapatkan dari kantung celana Astuzia.

"Ini adalah obat yang dapat bereaksi seperti alkohol, tapi waktu kerjanya lebih cepat dari alkohol"

"Apa kau tahu itu apa?" tanyaku seraya mengambil botol itu dari tangannya.

"Itu narkoba" jawabnya dengan kepala tertunduk. "Obat itu di jual di negeri ku. Tapi demi tuhan, aku tidak pernah memakan obat itu. Aku begitu takut melihat temanku yang meninggal akibat obat itu, makanya ketika pria itu datang dan mengancamku dengan obat itu.. Aku terpaksa melakukan apa yang dia suruh"

Ku letakkan botol itu di atas laci di samping tempat tidurku.

"Kau sudah memberikannya, lalu apa yang kau mau? Bagaimanapun sikap mu sudah salah karena mencoba membunuh pemimpin negeri ini"

"Aku.." nadanya terdengar bergetar dengan kepala yang semakin menunduk.

"Kembalikan ia ke negerinya"

Mataku yang sejak tadi menghindari Valerie kini harus menatapnya.

"Dia dari negeri lain. Biarkan ia kembali ke keluarganya"

"Apa Rayden di depan?" 

Rayden segera masuk ke dalam kamar ku. "Ya, emperor?" 

"Bawa wanita ini keluar" ku berikan tanda dengan mataku untuk membawa wanita di samping Valerie. "Dan jangan biarkan pandangan mu lepas darinya" 

Rayden mengerti perkataan ku dan dengan sopan ia meminta wanita itu keluar bersamanya.

"Aku rasa kau tidak mendengarkan ku. Dia mencoba membunuh ku, dan kau ingin aku mengembalikannya begitu saja?" 

"Dia melakukannya dibawah ancaman. Apa itu tidak bisa menjadi pertimbangan emperor?"

"Apapun alasannya, dia harus di perhitungkan untuk mendapat ganjaran setimpal" 

Aku melangkah melewati Valerie. "Kau tidak pernah memberikan kesempatan kedua" gerakan tanganku yang meraih salah satu buku di rak, terhenti seketika. "Kau masih sama"

Jantungku berdegup lebih kencang. Ada rasa kesal yang berkecamuk dengan rasa bersalah di dalam hatiku. 

"Aku pikir sikap mu akan berubah ketika kau melihat dunia di luar sana selama bertahun-tahun. Ternyata dugaan ku salah" 

Ku balikkan tubuhku menatapnya yang membelakangi ku.

"Sebenarnya apa tujuan mu membawa wanita itu kemari?" 

Valerie membalikkan tubuhnya. "Kau begitu tertekan dengan insiden saat aku menyelamatkan mu. Bukan maksud diriku untuk menjadi pahlawan dan mendapatkan pengakuan, tapi terkadang manusia bertindak sesuai dengan naluri yang mereka miliki. Jika hal itu baik maka balasannya pujian, jika hal itu buruk maka balasannya makian. Tapi karena aku menyelamatkan mu, kau malah berpikir akulah penyebab dari semua itu" dia menghela nafas kasar. "Aku ingin katakan bahwa wanita yang telah membuat tidurmu tidak nyaman adalah wanita yang ku bawa kemari. Dia bekerja sama dengan pria yang hampir membunuh mu"

"Jika itu alasan mu, lalu kenapa kau memintaku untuk melepaskannya, alih-alih memintaku menghukumnya?"

"Seperti yang ku katakan, manusia bertindak dengan nalurinya. Setelah mendengar kisahnya, aku berpikir untuk mengembalikan dirinya ke negerinya dengan bantuan dirimu" 

"Bagaimana jika aku menolak?" 

"Setidaknya lakukanlah sebagai permintaan maaf mu kepada ku karena telah menuduhku tanpa dasar" dia terlihat tidak getir sedikitpun. Dia begitu yakin memintaku untuk melepaskan wanita itu.

"Akan aku pertimbangkan" jawabku seraya memintanya keluar dari kamar dengan membukakan pintu kamar ku.

Ekspresi kesalnya kini menghilang. Ada sedikit ekspresi lega di wajahnya meski ia tidak tahu apa keputusanku.

Valerie menghentikan langkahnya ketika berdiri di hadapanku.

"Mungkin ini bukan urusan mu tapi aku harus mengatakannya. Orang yang ku temui saat fajar tadi.. Dia adalah suamiku. Entah bagaimana dia bisa masuk ke dalam castle, tapi aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi" langkah kakinya berlanjut pergi, meninggalkan aku yang berdiri mematung.

Bukan urusanku. Siapapun yang berbicara dengannya bukanlah urusanku selagi dia bukan ancaman bagi castle.

"Rayden" panggil ku kepada Rayden yang berdiri di seberang pintu kamar bersama wanita asing itu.

Rayden berlari menghampiriku. "Ya emperor?"

"Minta para pelayan untuk membelikan baju baru untuk wanita itu. Dan perintahkan beberapa prajurit kita untuk mengantarnya pulang" 

"Tentu, emperor" Rayden segera pergi bersama wanita asing itu.

Tapi tunggu...

Astaga.. Ini tidak benar.. 

Aku berjanji akan mempertimbangkannya, tapi mengapa aku langsung menuruti permintaan Valerie? 

Tapi tidak mungkin aku mencabut kata-kata ku. 

Sudahlah.. yang terjadi biarlah terjadi.

******

Setelah cukup lama.. Langit biru berubah menjadi jingga. Rayden datang menerobos masuk ke dalam ruang kerja ku.

"Baiklah, katakan apa yang terjadi?" 

Ku buka kacamata baca yang ku kenakan. "Tidak bisakah kau mengetuk pintu?"

"Cukup Cyrus, cukup. Aku ini panglima khusus mu, tapi aku seakan tidak mengetahui hal yang menyangkut orang asing. Sebenarnya apa yang terjadi?"

Aku diam sejenak untuk berpikir dari mana harus ku mulai kisah ini.

"Apa kau ingat saat aku keluar dari castle saat malam?" Rayden menganggukan kepalanya. "Saat itu aku hampir di bunuh oleh wanita yang sedang kembali ke negerinya" 

Mata Rayden terbelalak tak percaya. "Apa? Apa kau bilang?! Lalu kenapa kau membebaskannya?! Aku akan kejar mereka"

"Dia hanya orang suruhan" kalimatku menghentikannya tepat saat ia berdiri di depan pintu. "Penjahat sesungguhnya sudah aku beresin. Valerie membawa wanita itu kemari agar aku bisa mengembalikan wanita itu, karena bagaimanapun dia tidak terlibat"

Rayden menatapku marah. "Tidak terlibat? Dia hampir membunuh mu dan kau bilang dia tidak terlibat? Kau mendengarkan saran dari Valerie? Kau serius mendengarkannya?"

Aku bangkit dari duduk ku. "Katakan saja itu sebagai tanda permintaan maaf ku kepadanya. Kau tahu, aku tidak suka berhutang"

Ekspresinya begitu bingung dan kesal. Dia tidak mengatakan apapun. Hanya gelengan kepala yang menggambarkan kebingungannya.

"Aku tidak mengerti apa yang ada di pikiran mu"

Dengan senyuman ku lemparkan botol bening yang ia tangkap dengan mudah.

"Carikan botol itu di penjuru negeri. Laporkan kepadaku ada berapa banyak benda itu tersebar di negeri ku dan cari orang-orang yang menjualnya"

"Sesuai perintah mu, emperor" sosok Rayden menghilang ketika ia menutup rapat pintunya.

Ahhhh... Hari ini sungguh melelahkan. Lagi.

Aku berjalan dan menatap langit jingga dari jendela ruangan kerja ku.

Tidak heran jika Rayden tidak mampu mengerti pikiran ku, karena aku sendiri tidak tahu kenapa aku menerima begitu saja saran dari Valerie.

Apa benar itu karena rasa bersalah ku.. Atau ada hal lainnya?

Apa kau mengetahuinya?

To Be Continued

Bab terkait

  • Your Dark Horse   Behind the Mask

    CYRUS POVAstaga, kenapa berat sekali tugas seorang emperor? Selama ini aku menganggap ringan tugas emperor karena hanya duduk di depan meja dengan dokumen dan bersenang-senang di setiap pesta.Tapi ini sebuah kesalahan besar...Aku terjebak di acara salah satu gubernur yang mengurusi bagian ekonomi negara. Dia menyambutku dengan senyuman lebar di wajahnya. Pakaiannya yang berwarna hijau terlihat mewah dengan benang emas di tiap tepi pakaian yang ia kenakan.Bahkan istrinya memakai gaun mewah yang di rancang khusus oleh satu designer ternama di negeri ini, jangan tanya kenapa aku bisa mengetahuinya. Warna hijau senada dengan pakaian suaminya, di tunjang semakin indah dengan rambut hitam yang di gulung hingga menjulang ke atas."Perkenalkan emperor. Dia satu-satunya anak perempuan ku" seorang gadis cantik berumur sekitar 25 tahun berdiri di hadapanku dengan ekspresi centilnya."Salam sejahtera untuk emperor" ujarnya.K

  • Your Dark Horse   Walk Around

    CYRUS POV Setelah ia membuka maskernya.. Wajah Valerie dapat ku lihat dengan jelas. Dia ada disini? Seharusnya dia sudah tidak bekerja sejak pukul 7 malam. Apa dia melakukan pekerjaan tambahan di luar castle? Seorang pelayan castle tidak boleh memiliki pekerjaan lain karena dapat terjadi kebocoran informasi dari dalam castle. Aku hendak menghampirinya, sebelum seorang pria bertubuh tinggi dan kekar berjalan mendekat ke arahnya. Wajahnya cukup tampan meski ia mengenakan pakaian biasa. Rambutnya yang berwarna hitam sedikit panjang dan lebat. Ku putuskan untuk melangkah mundur melihat mereka berbicara dengan ekspresi serius meski suara mereka tidak terdengar sedikitpun. Bukan karena jarak ku yang cukup jauh dari mereka, tapi karena mereka berbicara dengan berbisik. Belum sempat aku membalikkan tubuhku, tiba-tiba Valerie meninggikan suaranya dan itu membuat pria dihadapannya menunjukan ekspresi sedikit marah. "Seharu

  • Your Dark Horse   First Snow

    CYRUS POV Setelah mengantar Amaris dan Konan pulang, kini aku berjalan menuju toko kue yang Amaris maksud untuk membeli beberapa kue terkenal yang mereka jual. Tokonya begitu ramai pembeli. Kebanyakan pelanggan adalah wanita dengan pakaian mewahnya yang hampir selaras dengan kemewahan di dalam toko. Ku buka pintunya, dan terdengar suara lonceng seperti setiap kali aku masuk ke toko roti bibi Selene. "Oh tuhan, Emperor" Kini semua mata menatap ke arahku akibat dari ucapan pemilik toko kue yang terkejut melihat kehadiranku. "Selamat pagi" sapaku. "Sebuah kehormatan emperor mengunjungi toko kue kecil kami ini" ujar pria berkumis yang memiliki tinggi sebahuku. "Melihat toko mu dapat menampung banyak pembeli, tempat ini tidak bisa dikatakan toko kecil" ujarku dengan mata yang melihat sekeliling. "Silahkan emperor. Silahkan melewati barisan dan ambilah kue apapun yang emperor inginkan" "

  • Your Dark Horse   The Sadness

    CYRUS POV Ketika mataku kembali menatap lurus kedepan.. Sosok Valerie yang berjalan seraya tertunduk dapat ku lihat dengan jelas. Tas dari karung goni ia kaitkan di bahu kirinya. Pakaian berwarna putih dengan rok merah, dipadupadankan dengan bandana putih yang menghalangi wajahnya tertutup rambut. Dia terus berjalan dengan tertunduk sedangkan aku hanya diam di tempat. Mematung seperti orang terkagum atas kecantikannya yang sudah lama tidak aku temui. Jarak kami tinggal beberapa langkah, dan dia menegakkan kepalanya hingga sepasang matanya bertemu dengan milik ku. Matanya membulat terkejut. Tentu saja ia terkejut. Sepanjang jalan ia tertunduk seperti itu, seakan-akan tidak ada orang yang berjalan atau berhenti di depannya. Kebiasaan buruknya tidak pernah hilang. Perhatian ku teralihkan dengan warna merah di pipinya. Itu bekas tamparan semalam. Pasti terasa begitu perih di lihat dari betapa merahnya bekas itu. "Kau-"

  • Your Dark Horse   The Woman

    CYRUS POV Mendengar teriakan itu dengan cepat ku raih Amaris dalam pelukan ku seraya melihat sekeliling. Suaranya begitu menggema di antara pepohonan ini. Daripada teriakan, aku lebih suka menyebutnya sebuah jeritan. "Suara apa itu?" "Entah, sebaiknya aku segera mengantar mu pulang, lalu kembali untuk memeriksanya" aku mempersilahkan Amaris untuk berjalan di depanku, sedangkan aku mengawasi dari belakang. Setelah memastikan Amaris kembali dengan selamat, segera aku kembali ke tengah hutan untuk mencari asal dari suara itu. Aku berjalan mengikuti insting berdasarkan pantulan suara yang tadi ku dengar. Tapi sudah sejauh ini aku melangkah, tidak ada satupun tanda tanda dari munculnya sosok wanita baik itu dalam keadaan hidup ataupun tidak. Trakkk Suara ranting yang terinjak terdengar jelas dari belakangku. Sial! Aku tidak membawa senjata apapun. Ini hari liburan ku, bagaimana bisa ada suara seperti itu yang

  • Your Dark Horse   Two Person

    CYRUS POV Sepanjang perjalanan Rayden hanya bisa mengeluhkan keputusanku yang mengajak dua pemuda itu bekerja sama dengan ku. Mulai lelah kuping ku mendengarnya, dengan cepat aku hentikan langkah ku dan menatapnya yang berdiri di belakang. "Rayden, hentikan ocehan mu itu karena itu tidak membantu sama sekali" "Astaga, ocehan ku ini justru akan membantu kita dari jalan yang tidak benar" keluhnya. "Jalan yang tidak benar? Apa meminta bantuan kepada seseorang bukanlah jalan yang benar? Apa kau mau bekerja sendiri mencari pelaku bajingan yang ada di luar sana? Apa kau mau membuktikan bahwa kau pahlawan?" "Bagaimana bisa kau berkata seperti itu? Hanya saja kau tidak mengenal mereka dan kau langsung memberi perintah sepenting ini kepada mereka" "Lalu apa mau mu? Apa yang menurut mu penting?" Rayden terdiam. Dia hanya menatapku bingung dan kehilangan kata-kata. "Kau bahkan tidak bisa mengatakannya" ujarku sembari berl

  • Your Dark Horse   The Gardener

    VALERIE POV Kepalaku terasa begitu berat. Telingaku seperti berdengung, dan terdengar gumam yang tidak begitu jelas. Perlahan mataku terbuka. Langit-langit kamar tidak terlihat familiar. Tidak seperti di dalam kamarku, maupun di ruang tengah dekat perapian. "Terimakasih karena sudah mau datang di cuaca seperti ini" "Emperor tidak perlu sungkan. Bagaimanapun sejak emperor lama yang menjabat, saya sudah menjadi dokter di castle ini" "Kereta kuda ku akan mengantarmu kembali" "Sebenarnya saya ingin menolak tapi.." "Tidak masalah. Di luar salju turun semakin deras jadi hati hatilah di jalan" Terdengar suara pintu tertutup. Mungkin mereka semua sudah pergi. Kini aku akan mencoba untuk dud... Mataku menemukan sosok Cyrus yang berdiri seraya bersandar di pintu. Tatapannya begitu taja, kepadaku. "M-maaf karena saya merepotkan emperor seperti ini" ujarku dengan pandangan ke bawah, menatap lantai

  • Your Dark Horse   Almost

    CYRUS POV Aku ingin bertanya mengenai keadaan Valerie, tapi aku tidak mau ia berpikir aneh dan menyangka jika aku memberikan perhatian lebih kepadanya. Lagipula aku tidak peduli juga apa dia sehat maupun sakit. Yang terpenting dia tidak menimbulkan gosip tidak baik tentang castle. "Kau sudah makan?" tanya Rayden yang masuk ke dalam ruangan kerja ku tanpa permisi. "Jika ada yang melihat kau melakukan itu, mereka akan mulai tidak hormat kepadaku karena kau memberikan contoh tidak baik" "Bagaimana mungkin aku memberikan contoh yang tidak baik? Memangnya apa yang ku lakukan?" Ku lepas kacamata bacaku. "Kau masuk begitu saja ke ruangan ku, apa menurut mu itu tindakan sopan?" "Enak saja. Aku sudah mengetuk pintu mu sejak tadi, bahkan jariku ini sampai terasa sakit karena ketukan ku semakin lama semakin kencang" Ku kerutkan dahiku. "Benarkah? Aku tidak mendengarnya" Rayden, anak tidak sopan. Berani-beraninya i

Bab terbaru

  • Your Dark Horse   Secret You Hidden

    VALERIE POVDengan bantuan Cyrus dan Rayden, kami semua berhasil tiba di rumah dengan selamat. Perlahan tubuh Alessio direbahkan di atas tempat tidur. Rasa sakitnya pasti sudah berkurang akibat obat yang diberikan Alexa. Wajahnya kini tidak terlalu pucat, dan keringat dingin perlahan mulai berkurang. "Obat ini harus di minum dua jam sekali. Dan obat oles ini, sebisa mungkin di gunakan saat obat yang sebelumnya telah kering." Dua botol dengan cairan hijau diletakkan di atas laci. Yang membedakan hanya tekstur cair dan kental dari masing-masing botol. "Terimakasih," ujarku yang menemukan bahwa sejak tadi Alexa masih menatap Alessio dengan sedih. "Sebaiknya kita kembali." ujar Cyrus yang mencoba mengajak Alexa keluar dari kamar ku. "Tidak bisakah, aku disini malam ini?" pertanyaannya membuat semua orang sedikit terkejut. Bagaimana bisa seorang gadis tinggal bersama pria yang sudah menikah? Terlebih mereka hanya sebatas teman. Apa yang akan dibicarakan semua orang yang mengetahuinya?

  • Your Dark Horse   What I Feel

    Valerie POVSinar senja yang menyinari mereka, menambah keindahan dan keromantisan ketika mereka saling menatap. Ku sadari posisi ku saat ini. Siapa aku di dalam kehidupannya? Hanya seorang wanita yang pernah menyakiti hatinya begitu dalam, hingga ia harus menjauhkan diri dari semua orang.Sampai saat ini, aku masih menyesali hal tersebut. Tapi saat ini, hati ku yang sakit melihatnya."Mau sampai kapan kau menatap mereka?" suara Alessio dari sampingku. Sejak kapan ia berdiri disana?"Kau tidak punya pekerjaan? Enak sekali jadi dirimu, bisa bersantai saat yang lain sibuk memasak untuk makan malam." ia berlalu pergi melewati ku.Dengan cepat aku berjalan di sampingnya. Tak terima dengan apa yang baru saja ia katakan. "Bersantai? Aku bekerja sejak pagi, tapi kau yang datang di waktu yang tidak tepat. Jadi kau hanya melihat ku yang sedang beristirahat, bukan yang sedang bekerja." Tiba-tiba ia berhenti dan menoleh ke arahku. "Sejak kapan kau bicara panjang seperti ini?" Aku seperti s

  • Your Dark Horse   Evening Sun

    CYRUS POV"Apa kau ingin melakukan hal buruk di wilayah ku?" Tawanya membuatku semakin kesal dan bingung. "Hal buruk? Bukankah aku adalah penyelamat di negeri ini? Bagaimana bisa kau ..." Ia menghela nafas. "Ini sudah musim semi. Banyak bunga yang baru terbentuk dengan warna yang indah. Dan aku rasa, kau adalah bunga itu." Entah karena terlalu banyak alkohol yang ku minum, atau memang ia berbicara omong kosong. Aku tidak dapat mengerti yang ia katakan. "Terserah kau saja, tapi ingat. Jangan lakukan hal yang tidak baik di dalam castle. Mungkin bagi mu, itu hanyalah tempat tinggal, tapi bagiku, castle layaknya kuil. Harus tetap suci dan bersih dari tindakan tidak pantas.""Ya, mari kita jaga wilayah masing-masing."Minuman keras ia teguk tanpa ragu. Bibirnya menyunggingkan senyuman yang membuat siapapun yang melihatnya, akan merasa curiga kepadanya. Niat hati ku datang kemari untuk menghilangkan seluruh perasaan resah dan beban yang ku rasakan sejak beberapa terakhir, tapi dengan b

  • Your Dark Horse   Three Conditions

    CYRUS POVTidak ku sangka, Alessio memang serendah itu. Bagaimana mungkin ia mengkhianati Valerie disaat seperti ini. Dia adalah suaminya, Valerie yang baru sembuh membutuhkan dukungannya, tapi dia malah bersama wanita lain. "Menjijikkan.""Apa ada yang salah?" Aku tersadar setelah mendengar suara Rayden. Kertas di tanganku sudah tidak berbentuk akibat kepalan kuat yang ku lakukan sejak tadi. "Apa sesuatu yang buruk tertulis disana? Emperor terlihat kesal." "Tidak." ku rapihkan kembali sebisanya. "Tidak ada apa-apa." Rayden hanya mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut. "Rayden," aku sempat ragu untuk mengatakannya. "Apa ... Kau dengar kabar dari Valerie?" "Kabar apa yang ingin emperor dengar darinya?" "Maksudku, ini sudah tiga hari sejak ia sakit. Menurutku, dia sudah baik-baik saja hingga dapat membantahku saat di rumah bibi, lalu kenapa ia tidak masuk bekerja?" "Aku bukan pengasuhnya, jadi cukup sulit untuk menjawab pertanyaan emperor." Aku tau dia hanya bercanda, tapi mat

  • Your Dark Horse   Confession

    CYRUS POV "Apa yang kalian lakukan?!" Valerie keluar rumah dengan penuh amarah. "Apa kalian tau bibi sedang sakit saat ini!" Ku masukkan kembali pedang ke tempatnya. "Justru itu aku ingin melihatnya! Kenapa tidak ada satupun dari kalian yang mengerti?!" "Kami bukan tidak mengerti" Alessio berdiri diantara aku dan Valerie. "Kami sedang melindungi emperor di negeri ini dari penyakit mematikan" "Bibi adalah keluargaku" "Dan Bibi adalah penyelamatku" tungkas Alessio. "Bibi bukan hanya keluarga mu, tapi dia keluarga semua orang di sekitar sini. Banyak orang memohon untuk bisa menjenguk tapi kami menolaknya, lalu untuk apa kami membiarkan emperor masuk ke dalam? Bagaimana jika daya tahan tubuh emperor lemah hingga menyebabkan kematian? Apa emperor kami adalah seseorang yang sangat tidak bertanggung jawab?" Setelah keributan panjang, akhirnya kuping dan otak ku kembali bekerja. Aku mendengarkan semua ucapan Alessio. "Kami akan melaporkan perkembangan kesehatan dari bibi Selena, tapi em

  • Your Dark Horse   My Worried

    CYRUS POVKedua mataku terbuka dengan jantung yang berdegup kencang, dan keringat yang membahasi seluruh tubuhku.Sebisa mungkin aku mengatur nafas dengan menyandarkan tubuhku di kursi yang sedang ku duduki. "Astaga" kepalaku mulai terasa berat meski keringat perlahan mengering akibat hembusan angin dari jendela yang terbuka. Tok tok tok"Masuk" jawabku seraya menopang kepala dengan kedua tangan. "Emperor.." "Ada apa?" tanyaku tanpa menoleh."Ini tentang virus yang menyebar di kota" dengan cepat aku menatap Rayden yang kini berdiri di hadapanku. "Penyebarannya begitu cepat hingga 89% warga sudah terkena virus tersebut. Bahkan.. Kurang lebih 150 jiwa meninggal dunia" "Meninggal?" dengan perasaan bingung, aku bangkit dari duduk. "Aku tidak mendengar kabar itu. Jumlah yang tidak sedikit untuk ditutupi" "Bukan ditutupi, tapi banyak yang tidak membicarakannya dan memilih fokus pada yang masih hidup" Rayden meletakkan laporan keluhan dari beberapa perdana menteri. "Beberapa menteri sud

  • Your Dark Horse   My Heart, My Mind

    CYRUS POVAku berjalan menuju dapur setelah kembali dari taman."Siapkan makanan manis untuk ku dalam 15 menit dan bawa ke ruangan kerja ku" "Baik" jawab para pelayan secara bersamaan.Langkah kaki membawaku pergi menjauh menuju ruang kerja, tapi hanya tinggal beberapa langkah dari ruangan, aku memutar arah menuju perpustakaan yang jaraknya berlawanan arah. "Tidak bisakah kita beristirahat sejenak dari agenda jalan-jalan ini?" Ku berbalik menatap pria tukang mengeluh ini. "Jika kau merasa lelah mengikuti ku, mungkin lebih baik jika kau kembali ke keluarga mu" "Bukan begitu maksud ku. Emperor sudah berkeliling castle ini tiga kali. Bahkan emperor sudah pergi ke dapur 4 kali untuk mengganti setiap menu yang sebelumnya dipesan"Ku letakkan kedua tanganku di pinggang. "Mereka tidak ada masalah dengan itu, lalu kenapa kau merasa keberatan?" "Emperor, mengertilah. Wajah mereka terlihat bingung dan.. Apa emperor tidak melihat meja mereka? Hidangan untuk menu sebelumnya sudah hampir jadi

  • Your Dark Horse   Three People

    VALERIE POV Ketika mataku terbuka.. "Cyrus?" suaraku hampir tidak ada. Seperti orang berbisik, tapi sama sekali tidak terdengar dengan jarak yang cukup jauh. "Kau akan baik-baik saja. Dokter bilang virus yang sedang terjadi, berhasil menyerang mu. Dia sudah memberikan resep obat, kau harus menghabiskannya" Aku terdiam. Merasakan rasa ngilu yang menjalar ke seluruh tubuhku dengan cepat. "Kau harus pergi" lirihku dengan mata yang terasa berat, seperti orang mengantuk. Dia tersenyum lebar. "Kau takut kalau aku tertular? Tubuhku ini sudah begitu kebal dengan hal seperti itu" tawa kecil terdengar cukup jelas di telingaku. "Kau istirahatlah. Baru saja aku memberi mu obat" Tangan yang menyentuh puncak kepalaku terasa begitu hangat dan menenangkan. Ingin kedua mataku tetap terbuka, tapi rasa kantuk ini sudah di luar kendali ku. Alhasil, hanya gelap yang terakhir aku ingat. ******Apa aku tidur cukup lama? Suara burung terdengar begitu jelas. Rasanya seperti mereka bernyanyi di telingak

  • Your Dark Horse   Lost Love, Will It Come Back?

    AUTHOR POV"Valerie, tolong berikan camilan ini ke ruangan emperor sebelum kau pulang" ujar kepala pelayan seraya memberikan satu troli berisikan biskuit, teh hangat dan beberapa kue kering lainnya. Sudah 3 kali mengetuk pintu, tidak ada sedikitpun jawaban dari emperor. Valerie memutuskan untuk masuk ke dalam. Dari balik pintu ia melihat Cyrus yang melamun hingga tidak sadar akan jendela yang terbuka akibat angin yang behembus kencang."Saya datang untuk memberikan camilan malam" Valerie meletakkan troli camilan itu di samping meja, tapi Cyrus masih tidak sadar akan kehadirannya. Khawatir sang emperor merasa kedinginan, Valerie menutup kedua jendela dan menguncinya. "Haruskah aku berpamitan kepadanya? Dia seperti sedang berada di dunianya sendiri"Meski berniat untuk langsung pergi, tapi Valerie yang memiliki sikap 'tidak enak' akhirnya memutuskan untuk berpamitan. "Emperor?"Tiba-tiba salah satu jendela kembali terbuka hanya dengan satu hentakan angin kencang diluar. Dan itu cuk

DMCA.com Protection Status