Home / Fantasi / Witch (Bahasa Indonesia) / 3. Leonard Benitez

Share

3. Leonard Benitez

Author: Your.cindy
last update Last Updated: 2021-05-07 14:49:11

Keesokan paginya, Aza terbangun dengan kantong hitam besar di bawah matanya. Ia tidur lumayan larut tadi malam.

Setelah berulang kali ia memikirkannya, masih saja dia tak percaya dengan apa yang di bacanya.

Apakah peta itu tempat keberadaan penyihir kubus yang lainnya? Dan apakah dia seorang penyihir kubus yang di takdirkan?

Berbagai macam pertanyaan mulai mengisi kembali pikirannya namun dari semua pertanyaan itu tidak ada yang menjawabnya!

Itu cukup membuat Aza frustasi, setelah bergulat dengan pikirannya. Aza memutuskan untuk mengikuti jalan di peta itu.

Ia ingin memastikan peta itu, apakah ini nyata atau tidak.

Dengan keputusan bulat, setelah pulang sekolah, Aza akan menelusuri tempat terdekat di daerahnya.

                                    ⚛⚛⚛

"Eum ... seperti habis belokan terus lewat beberapa rumah lagi," gumam Aza sambil berjalan ke belokan yang ada di hadapannya.

Semakin dekat dengan area kubus abu-abu, Azareel mencium bau besi yang sangat kuat.

Azareel melihat petanya lagi, dan terus berjalan, hingga sampai di satu rumah yang sangat berantakan.

Lelaki itu melihat halaman rumah yang di penuhi dengan besi, di tengah-tengah tumpukan itu, ia melihat seorang anak remaja yang duduk terdiam sambil memandangi tumpukan besi dengan linglung. Aza merasakan suasana canggung hingga ia membuat suara batukan kecil agar si anak remaja mengetahui keberadaanya.

"E ... eh? Mencari siapa? Di sini bukan tempat barang rongsokan," ucap remaja lelaki itu sedikit gugup. Aza tidak yakin mengapa dia begitu gugup.

"Aku tidak mencari barang rongsokan, namun aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu," kata Azareel.

"Silakan tanyakan saja, semakin cepat semakin baik, aku sangat sibuk sekarang,"

"E ... bisakah kamu membawaku masuk terlebih dahulu?" Aza berkata dengan canggung.

"Apa susahnya berbicara langsung di sini?" kata lelaki itu sambil menepuk pantatnya yang di tempeli oleh tanah.

"Ini sedikit privasi, orang-orang memiliki telinga," kata Aza sambil menatap lelaki bertubuh berisi itu dengan serius.

Lelaki itu mulai melangkahkan kakinya menuju Aza dan membukakan pintu pagar, "Ok silakan masuk," kata lelaki itu.

Aza tidak merasa tersinggung atau sebagainya, karena dia mengetahui, orang asing yang ingin berbicara privasi itu sangat berbahaya, apalagi sendirian di rumah, siapa yang akan mengira jika Azareel di anggap sebagai orang jahat oleh lelaki itu.

Setibanya di ruang tamu, lelaki itu duduk di sofa kemudian menyuruh tamunya untuk ikut duduk juga.

"Bukankah tidak kenal tidak sayang?" tanya Aza basa-basi.

"Aku Leonard Benitez, ada apa? Cepat katakan apa yang kamu inginkan."

"Ok aku akan langsung ke intinya, apa kamu pernah bermimpi aneh? Bertemu binatang aneh," tanya Aza to the point.

"Mimpi? Tiga hari yang lalu aku mendapatkan mimpi aneh," jawab Leo seadanya.

"Apakah itu mempi bertemu dengan binatang aneh?" tanya Aza.

"Ya, aku bertemu dengan chimera, awalnya di mimpi itu aku mengira akan di makan oleh hewan mitologi itu, tapi siapa yang mengira hewan itu berbicara dan bahkan memberikan sebuah kalung,"

"Kalung? Apakah itu kalung dengan bandul kubus?" 

"Ya."

"...."

Setelah pernyataan Leonardo memenuhi alat pendengaran Aza, lelaki berambut coklat gelap itu mulai memancarkan sinar mata yang tidak percaya.

"K ... kamu beneran penyihir kubus abu-abu?" tanya Aza tak percaya, matanya seakan-akan mengatakan, jangan mengatakan hal yang tidak tidak.

"Aku rasa ... ya ... Apa kamu lihat di halaman rumahku banyak besi yang berserakan?" Aza hanya menganggukkan kepalanya singkat.

"Nah! Itu karena aku tidak sengaja mencobanya, aku hanya iseng-iseng saja, namun siapa yang bilang itu bakal seperti itu," jelas Leo.

"Kamu tau aku mempunyai ini dari siapa?" tanya Leo yang mulai waspada, tangannya sedikit demi sedikit memancarkan cahaya abu-abu tipis.

"Tenang-tenang! A ... aku tidak bermaksud begitu, aku juga penyihir, hanya saja semua ini sangat tidak mungkin, penyihir itu hanya mitos dan juga, mungkin kita akan terbunuh jika orang lain mengetahui bahwa kita mempunyai kekuatan atau kita akan menjadi bahan penelitian," kata Aza yang masih belum bisa menerima kenyataan.

"Hei! Bukti sudah ada di depan mata! Mengapa masih tidak percaya?" tanya Leo.

"Tidak ... tidak mungkin, penyihir itu tidak ada kan? Hidden world juga tidak ada kan? Apa itu vampire, peri hutan, manusia serigala!"

Leo yang mendengarpun mulai jengah dengan teman dadakannya ini.

"Hei hei hei ... Sudah ku katakan, terima kenyataan yang ada di depan mata!" Kata Leo sedikit membentak.

Lelaki berambut cokelat gelap itu secara mendadak mulai meraih bahu Leonard dan berkata,"Gak mungkin kan? Apa aku sedang berhalusinasi? Apa aku sudah gila?"

"Bodoh! Tentu saja kamu waras! Jika kamu gila, mungkin kamu kesini tanpa menggunakan celana dalam,"

"Bener juga," kata lelaki berambut cokelat gelap itu sambil duduk diam melihat ke gelas dengan tatapan bingung.

"Bearti aku adalah penyihir kubus biru?" tanya Aza lagi.

"Kamu kubus biru? Sepertinya iya, oh benar! Kamu tahu aku di sini apakah kamu punya insting?" Leo bertanya dengan antusias.

"Aku mendapat petunjuk dari peta," Jawab Aza yang masih linglung.

"Jadi, apa kamu sudah menemui yang lainnya?"

"Kamu yang pertama," kata Aza.

"...."

"Jadi apa rencanamu selanjutnya?" tanya Leo setelah hening selama secangkir teh.

"Ini agak konyol, aku berniat untuk mempertemukan penyihir kubus lainnya," kata Aza, ada jejak keraguan dari suaranya.

"Itu ide yang menarik, aku jadi penasaran dengan dunia tersembunyi itu," kata Leo, namun matanya menunjukkan keraguan, karena dia benar-benar kurang yakin akan ada dunia yang seperti itu. Aza hanya diam mendengarkan dari samping.

"Tapi ... kekuatan sihir di sini sangat tipis, sulit bagi kita untuk mengembangkan sihir," gumam Leo.

"Jadi ... kita harus menemukan dunia itu?"

"Tidak ada pilihan lain."

                                     ⚛⚛⚛

Azareel memutuskan untuk bertukar nomor telepon dengan Leo, dia memiliki firasat jika ia akan sangat terjerat dengan lelaki bertubuh besar itu.

Lelaki itu merasa lucu sekali jika mengingat dirinya yang kurang percaya diri di depan orang baru, seperti bukan dirinya saja, baru kali ini dia sangat terbuka dengan seseorang, apakah itu pertanda bahwa dia akan sangat dekat dengan lelaki itu?

Lelaki itu membuang semua pikirannya dan mulai melangkahkan kakinya ke supermarket, ia ingin membeli segelas susu pisang untuk menghilangkan haus, Leo sepertinya terlalu bersemangat hingga lupa menjamunya sebagai tamu.

Ah lupakan yang penting saat ini tenggorokan Aza sudah menemui surganya.

Sangat nyaman, sebenarnya lelaki itu kurang menyukai susu pisang, karena hanya ada susu pisang yang tersisa, Azareel bisa apa? 

Setibanya dia di rumah, kedua orang tuanya seperti biasa menyambutnya dengan hangat.

"Aza udah jalan-jalannya?" tanya Aubrey.

"Udah Bu," jawab aja sambil mencium pipi kanan ibunya.

"Mandi, kemudian makan bersama," kata Aubrey yang kini mulai sibuk lagi dengan makanan di atas meja.

"Baik Bu!"

Related chapters

  • Witch (Bahasa Indonesia)   4. Ketiga Anak Lelaki

    Ketika selesai makan, Aza segera naik ke kamarnya dengan membawa segelas air putih. "Ayah, Ibu, aku ke atas dulu, selamat malam," pamit Ada yang kemudian menginjakkan kakinya di anak tangga. "Aku tidak menyangka bayi kecilku sudah tumbuh menjadi pria dewasa," kata Aubrey sambil melihat punggung Aza yang mulai menghilang di balik pintu kamar. "Apa susahnya jika kita membuat lagi?" tanya Andress to the point, pipi dan telinga Aubrey memanas dia memutuskan untuk menunduk dan tidak ingin melihat tatapan lapar dari suaminya. "K ... kau, sabar dulu, aku belum menyelesaikan sisa makanan," namun sudah terlambat, Andress langsung menghampiri istrinya dan menggendongnya ke kamar mereka berdua. &nbs

    Last Updated : 2021-05-07
  • Witch (Bahasa Indonesia)   5. Ketiga Anak Lelaki 2

    Ketiga anak lelaki mulai memasang tampang waspada, bisa dilihat dengan mata telanjang tanaman di pinggir jalan mulai memanjang ke arah Aza dan Leo."Kamu siapa?" tanya anak berambut gondrong waspada."Tolong tarik kembali, mata bisa melihat telinga bisa mendengar," kata Aza menenangkan."Aku tidak peduli!""Cepat pergi dari hadapan kami! Kami tidak ingin bertengkar dengan kalian, buang-buang waktu,""Hei! Hei! Hei! Tenanglah! Kami juga penyihir kubus!"Tanaman menjalar itu berhenti, tatapan anak berambut gondrong itu penuh dengan menyelidik."Buktikan," kata anak bermata tupai.Azareel mengeluarkan kalungnya di hadapan ketiga anak lelaki itu."Ini," kata Aza sembari memperlihatkan kalungnya.Dengan sigap, tanaman menjalar itu mengambil kalung yang ada di tangan Aza."Hei!" teriak Aza marah.

    Last Updated : 2021-05-07
  • Witch (Bahasa Indonesia)   6. 3 Penyihir Kubus Lainnya

    Sinar matahari menyelimuti bumi, angin berhembus lembut menebas rerumputan. Seorang lelaki berambut hitam legam seperti di gelapnya malam, kilatan rambutnya berwarna putih seperti bintang yang berkelip di malam hari. Mata hitam bagaikan kegelapan yang menarik jiwa untuk terus masuk dan menjelajahi isinya, layaknya blackhole yang mampu menyerap apa saja. Mata itu menatap langit biru cerah di hamparan rumput, matanya terlihat kosong seolah jiwanya tidak berada di tempat itu."huh."Bibir itu menghela nafasnya seperti seseorang yang memiliki banyak pikiran."Eruza!" teriak seseorang dari kejauhan, namun lelaki itu hanya memandang wajah itu tanpa menjawab."Rrr, air mukamu terlihat menyeramkan, ah benar! Ada yang sedang mencari kita, di depan rumah," kata orang tersebut."Siapa?""Kau kira aku tau? Jika aku tau juga aku kasih tau huh dasar, btw Darrel adik sepupu kesayanganmu baru

    Last Updated : 2021-05-28
  • Witch (Bahasa Indonesia)   7. Pintu Dimensi dan Hidden World

    Kedelapan pemuda itu mulai berdiri di belakang Azareel. Angin berhembus kencang menerpa semua yang menghalangi jalannya.Bersamaan dengan angin, partikel-partikel merah mulai berterbangan dan menyatu menjadi sebuah pintu.Pintu itu seperti pintu kaca yang yang mudah pecah, di lihat dari luar, kalian akan melihat pandangan jalan di belakanganya, seperti pintu kaca pada umumnya.Azareel melangkah maju setelah angin berhenti bertiup, begitu juga dengan teman-temannya yang lain. Melihat ke belakang dengan pandangan tidak yakin, membuat Eruza datang menghampirinya."Biar aku saja," kata Eruza menenangkan Azareel yang gugup, lantas mendengar itupun Azareel mundur ke belakang untuk mempersilakan Eruza.Terlihat jelas lelaki dengan sejuta pesona itu menarik nafas untuk menghilangkan gugup, tangan itu mulai mendorong pintu kaca itu.Sejauh mata memandang, pemandangan di dalam pintu sangat ko

    Last Updated : 2021-05-29
  • Witch (Bahasa Indonesia)   8. Serigala Berbulu Perak

    Malam haripun tiba, lelaki berambut coklat terang dan hitam duduk berdua di tepi sungai. Pemandangan langit yang dipenuhi dengan taburan bintang berkelap-kelip indah di gelapnya malam, daun yang berguguran jatuh tertiup angin yang berhembus lembut.Pemandangan bagaikan surga yang tidak nyata namun tampak di lihat oleh mata."Wayne," panggil lelaki berambut hitam segelap malam di langit."Ya?" jawab Wayne si pemuda dengan rambut coklat terang."Aku tidak tahu bagaimana kedepannya, tapi ku harap semua akan baik-baik saja, namun firasatku mengatakan semuanya tidak baik-baik saja, apa yang harusku lakukan?""Hei, tenangkan dirimu, ada aku sebagai temanmu, nanti aku bantu doa jika bahaya akan datang, tenang saja," begitulah kata-kata penghiburan Wayne kepada sahabatnya itu."Ka ... kamu hanya bantu doa?!" tanya Eruza terkejut, buyar sudah suasana canggung di antara mereka.

    Last Updated : 2021-05-30
  • Witch (Bahasa Indonesia)   9. Informasi

    Sinar ungu mulai melesat ke arah serigala yang paling besar di antara lainnya, serigala itu mati dengan sangat menggenaskan.Gerombolan Serigala Perak mengetahui jika pemimpin mereka mati, lalu serigala itu mulai melarikan diri menjauh dari kawasan itu.Keenam lelaki yang sudah mati-matian melawan Serigala Perak langsung terduduk lelah."Kerja bagus semuanya," kata Eruza menyemangati mereka.Setelah mengumpulkan cukup tenaga semuanya membersihkan diri. Azareel menyiram bekas-bekas darah serigala perak agar tidak memicu binatang iblis yang lainnya."Ngomong-ngomong apa yang sudah kau lakukan Wayne?" tanya Eruza kepada temannya itu."Aku hanya membunuh pemimpinnya," kata Wayne terus terang kemudian dia teringat kejadian Nelson mencium pipi kanannya."Oh! Oh! Oh! Aku punya berita bagus untuk Leo!" kata Wayne bersemangat, di wajahnya yang tampan terlihat sen

    Last Updated : 2021-05-31
  • Witch (Bahasa Indonesia)   10. Pohon Menjalar

    "Terus kalian menyesal gitu?!" seru Azareel, suasana hatinya sudah tidak bagus ditambah lagi teman-temannya yang sudah menyerah sebelum memulai."Tidak ada pilihan lain selain menjalankan tugas kita," sambung Azareel."Maksudmu apa hah! Kita semua bisa saja mati di tengah-tengah hutan ini!" kata Tanner sambil berdiri.Azareelpun ikut berdiri, terlihat jelas air muka marah dikedua wajah lelaki itu."Kan kalian yang ingin ke sini! Tidak ada paksaan!" seru Azareel seolah-olah menantang Tanner. Jarak mereka kini sangat dekat untuk seseorang yang sedang berselisih pendapat."Itu semua gara-gara kamu yang memancing!" seru Tanner sambil mendorong bahu Azareel.Dan terjadilah aksi berkelahi di antara mereka berdua, teman-teman yang lainnya pun berinisiatif untuk menghalangi mereka agar tidak menjadi perkelahian yang mebahayakan nyawa."Hei! Kalian tenang lah! Aku tidak memi

    Last Updated : 2021-06-01
  • Witch (Bahasa Indonesia)   11. Pohon Menjalar 2

    "Tolong aku!" teriak Azareel.Semua mata langsung tertuju ke sumber suara."Aza!" Teriak Eruza. Jantungnya hampir berhenti berdetak melihat Azareel yang kini terlilit akar. Dia bertanggung jawab atas keselamatan mereka semua, jadi dia tidak tahan untuk tidak menolong Aza yang kini hampir di remukkan.Eruza berlari ke arah Azareel dengan tergesa-gesa raut wajahnya sangat menyeramkan, dia mulai menebas akar pohon yang menghalanginya di setiap jalannya.Bilah besi itu menebas ke segala arah untuk menghindari akar, dia harus cepat jika terlambat mungkin saja Azareel akan pecah menjadi tumpukan daging oleh akar itu.Ini bukan sesuatu yang di anggap remeh, ini masalah kehidupan seseorang. Di mata Eruza dia melihat Azareel yang mulai kehilangan nafasnya. Badan lelaki itu mulai memerah seakan ingin meledak.Melihat aksi Eruza, yang lainnya pun ikut menyelamatkan Azareel dari bahaya, k

    Last Updated : 2021-06-02

Latest chapter

  • Witch (Bahasa Indonesia)   50. Pecahan Kristal kubus

    Merekapun mulai mendekati batu transparan yang mengambang di antara para bebatuan lainnya."Cantik," kata Azareel ketika melihat batu itu lebih dekat.Batu itu berwarna transparan dengan pembiasan cahaya warna-warni sehingga batu itu terlihat lebih berwarna dan sangat indah. Itu adalah pecahan dari kristal kubus. Konon katanya, kristal kubus pecah dan pecahan itu tersebar di mana-mana. Itulah mengapa keadaan Hidden World semakin hari semakin memburuk dan membuat kesempatan orang jahat seperti Lucifer mengambil alih Hidden World dengan kekuatannya yang sangat kuat di tambah penghuni Hidden World yang kini mulai melemah.Satu persatu dari mereka mencoba untuk menjilat Lucifer dengan menjadi anjing setianya, menjadi anjing yang patuh untuk Lucifer."Ini hanya sepotong kecil dari pecahan itu,"

  • Witch (Bahasa Indonesia)   49. Kontrak 2

    "Sky~" kata Azareel dengan tampilan puas di sertai dengan fostur tubuhnya yang menandakan dia senang dengan nama yang dia buat sendiri."Sky?" tanya si lelaki berbaju sutra biru."Ya, yang artinya langit, langit berwarna biru jika di siang hari, warna biru di air adalah pantulan dari langit yang berwarna biru. Karena air tidak berwarna, namun air laut terlihat lebih biru karena pelambiasan cahaya yang berasal dari langit. Sky memiliki banyak arti, seperti mimpi dan lain sebagainya," jelas Azareel kepada Sky.Di sisi lain, Eruza dan teman-temannya memperhatikan semua gerak-gerik Aza."Dia sudah tanda tangan kontrak," kata Old Edwin, kemudian lelaki tua itu keluar dari tempat persembunyiannya dan mendatangi Azareel beserta Sky. Melihat itu, yang lainnyapun ikut keluar bersama dengan Old

  • Witch (Bahasa Indonesia)   48. Wujud Asli

    "Anak muda," terdengar suara orang yang sudah hidup ribuan tahun. Seperti suara orang pertapa kuat."Siapa?!" tanya Azareel sambil melihat sekelilingnya, namun yang dia lihat hanyalah Monster laut, Hydra.Tidak mungkin jika monster di depannya yang mengatakan hal itu. Dia pasti gila."Tidak perlu bertanya, kau sudah tahu jawabannya," kata suara itu lagi. Suaranya menggema di dalam pikiran Azareel.Tatapan lelaki bermata puppy itu mulai mengarah ke monster laut dengan tatapan yang tidak percaya. Dia tidak percaya sama sekali. Apakah Eruza sama dengannya? Aza kira lelaki itu langsung melakukan kontrak."Kau kenal Chimera?" tanya suara tua itu lagi.Aza hanya diam menyaksikan monster d

  • Witch (Bahasa Indonesia)   47. Hydra 2

    Benar saja, ketika air itu mengenai salju di sekitar mereka, salju itu perlahan berubah menjadi biru gelap."Pasang perisai kalian!" seru Eruza.Keadaan saat ini sangat menegangkan. Mereka bersama-sama melawan monster laut dengan seluruh kekuatan mereka. Mata mereka terfokus kepada hydra yang sibuk menyerang.Satu persatu dari mereka, menyerang masing-masing kepala.Ketika monster air itu sibuk dengan lawan yang ada di depannya. Eruza diam-diam menyerang kepala Hydra yang tumbuh di paling ujung.Dengan sekali lompatan, Eruza memenggal kepala Hydra dengan bilah pedangnya yang tajam.Semuanya tersenyum semangat karena melihat Eruza yang berhasil memenggal satu kepala Monster laut itu.

  • Witch (Bahasa Indonesia)   46. Hydra

    "keren," gumam Reymond ketika melihat wujud binatang itu. Berbadan besar dengan tiga kepala. Jangan berpikir ini adalah Chimera.Yang mereka lihat adalah monster anjing dengan tiga kepala, ekor dan kulitnya ular dengan cakar singa. Itu adalah hal yang tidak pernah dilihat oleh Raymond ataupun dengan teman-teman yang lainnya.Monster itu masih mengejar badak bercula tiga yang berlari kesana kemari untuk menghindari monster tersebut."Binatang itu bernama Cerberus," kata Azareel kepada teman-temannya yang penasaran akan monster itu."Bukankah cerberus itu termasuk dalam mitologi Yunani?" Tanya Eruza kepada Azareel."Ya, dia termasuk daftar dari deretan mitologi Yunani, namun sepertinya cerberus di sini tidak diperintahkan oleh para dewa s

  • Witch (Bahasa Indonesia)   45. Hamparan Wons

    Sinar matahari pun menyinari Hidden World, namun suhu udara saat ini sangat rendah hingga membuat mereka memerlukan perisai dari Eruza.Setiap penyihir dapat membuat prisai sesuai elemen yang dapat mereka serap.Seperti Azareel yang dapat membuat prisai air di saat mereka berada di dalam gua. Perisai air yang dibuat oleh Azareel memiliki efek yang dapat menyejukkan udara di sekitarnya, lebih tepatnya meminimalisir ketinggian suhu.Sedangkan perisai Eruza cocok untuk keadaan mereka yang berada di Padang salju. Perisai Eruza yang terbuat dari air mampu menghangatkan suhu tubuh mereka ke keadaan normal. Sehingga udara yang mereka hirup saat ini terasa sangat normal, udara di sekitar mereka juga ikut kembali normal akibat percampuran antara suhu tinggi dan suhu rendah. Sehingga mereka tidak merasa terlalu dingin.&n

  • Witch (Bahasa Indonesia)   44. Salju membeku

    "Ugh! Suasana hari ini sedikit mencengkam," kata Leonard sambil memeluk dirinya sendiri. Dia membuat badannya gemetar seolah-olah dia ketakutan."Di sini akan ada air hujan atau badai salju?" tanya Reymond sambil memasukan daging ayam yang mereka dapatkan sewaktu di Yellow Wood."Jelas badai salju, tempat salju seperti ini mana mungkin turun hujan," kata Leonard membalas pertanyaan Reymond yang sudah tahu persis apa jawabannya."Siapa tau kan, soalnya ini berbeda dengan di bumi, siapa tau akan ada hujan batu?" tanya Reymond lagi, kini matanya sedikit membulat tanda dia sangat antusias dengan pembicaraan mereka saat ini. Mulutnya pun agak sedikit dia majukan karena terlalu menggebu-gebu dalam berbicara."Mana mungkin, di manapun itu, hukum alam tetaplah sama," kata Leonard yang tidak menghir

  • Witch (Bahasa Indonesia)   43. Bangkai Serigala Salju

    Serangan pertama berhasil mereka lewati, kini serangan demi serangan mulai menyerang mereka satu persatu.Beberapa kali formasi barisan depan kebobolan hingga membuat Azareel, Nelson dan Darrel lebih waspada lagi dalam menarik anak panah mereka jika tidak, anak panah mereka akan salah sasaran dan malah melukai teman mereka. ⚛⚛⚛Setelah pemimpin serigala salju mati, para serigala salju lainnya kehilangan pemimpin mereka, membuat satu persatu dari mereka mulai pergi menjauhi Azareel dan Kawan-kawan.Kini yang tersisa hanyalah delapan pemuda gagah dengan satu pria tua dan bangkai serigala yang tergeletak di mana-mana."Ap

  • Witch (Bahasa Indonesia)   42. Serigala Salju

    "Tidak ada," kata Nelson sambil menggelengkan kepalanya, wajahnya di buat sejenaka mungkin. Wajah yang lucu namun sendu itu sangat menggemaskan ketika dia tersenyum cerah."Siapa yang ngajarin kamu gitu?" kata Leonard kemudian lelaki bertubuh sekal itu menghampiri Nelson kemudian merangkul Nelson Hinga pemuda berambut biru malam itu sedikit menunduk karena rangkulan kuat Leonard."Leonard! Tidak boleh begitu sama adik," tegur Wayne dengan tatapan yang tajam. Meskipun mereka bukan kakak adik beneran, namun mereka mulai membentuk sebuah keluarga tanpa adanya hubungan darah. Mereka saling menganggap saudara satu sama lain."Kak Wayne tidak adil!" seru Leonard, kemudian lelaki itu menyilangkan lengannya di tengah dada sambil memasang wajah masam.Wayne yang melihat Leonard seperti itu sek

DMCA.com Protection Status