Home / Romansa / When I Me(e)t You / 30 Wearing a Ring

Share

30 Wearing a Ring

Author: Ans18
last update Last Updated: 2025-04-29 14:47:18

Arka mulai mempraktikkan gerakan yang baru saja dibuatnya, diiringi dengan lagu anak-anak ciptaannya juga, yang bertema binatang.

Jangan kira pekerjaan menjadi guru PAUD dan TK di tempatnya mengajar itu gampang. Ia harus kreatif membuat lagu dan gerakan untuk mengajarkan sesuatu agar lebih mudah dimengerti murid-muridnya dan membuat anak-anak berusia lima tahun itu tidak mudah bosan di dalam kelas.

Dulu, salah satu temannya pernah bertanya padanya, apa yang ia pelajari di pendidikan magister PAUD dan apa tantangannya menjadi guru PAUD atau TK? Belajar gila dan nggak punya malu, sesimpel itu jawaban Arka. Bukan gila yang sesungguhnya dimaksud Arka, tapi rutinitasnya ya seperti itu, bernyanyi dan berjoget di depan kaca kalau ia tidak punya audience.

Karena itu, ia sering meminta orang tua, kakaknya, atau bahkan ART di rumahnya untuk menyaksikan nyanyian dan tarian barunya, daripada ia praktik di depan kaca dan tak ada yang bisa memberikan kritik dan saran untuknya.

Arka termenung di kam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • When I Me(e)t You   31 Rasa Penasaran

    "Masih sakit bekas lukanya?" tanya Caraka saat keduanya tengah menyantap makan malam di sofa depan televisi."Nggak, kalo kesenggol sama kena air aja kadang pedih."Sebenarnya Arka jarang sekali makan selain di meja makan. Aturan di keluarganyalah yang membuatnya harus makan bersama di meja makan. Padahal kadang Arka ingin seperti teman-temannya yang membawa makanan ke dalam kamar dan makan di atas kasur. Akan tetapi, jangankan membawa makanan ke kamar, beranjak dari meja makan besar pun adalah hal yang terlarang, kecuali untuk memakan kudapan.Karena itu, kadang Arka meminta ART di rumahnya untuk membuatkannya pancake atau waffle agar dirinya bisa membawa makanan itu untuk disantap di pinggir kolam atau di ruangan lain, selain di kamar tentunya.Kini, Arka menghabiskan makan malamnya dengan tersenyum karena kebebasan yang didapatnya ini, ia bisa melakukan apa pun yang ia mau. Ia memang belum memberi tahu siapa pun, bahwa salah satu alasannya pindah dari rumah orang tuanya adalah untu

    Last Updated : 2025-05-01
  • When I Me(e)t You   32 Keputusan Gila

    -Tujuh tahun lalu-Suasana kelam menyelimuti keluarga Bestari. Bagaimana tidak, satu-satunya keturunan perempuan di keluarga itu harus dilarikan ke rumah sakit karena 'insiden' yang terjadi padanya.Dewi Ayu Bestari, yang biasa dipanggil 'Eyang Bestari, wanita paling dituakan di keluarga itu juga terlihat kusut. Ia tidak boleh kehilangan satu-satunya cucu perempuan. Di keluarga Bestari, keturunan perempuan dipercaya membawa kemakmuran dan kesejahteraan. Namun, bukan hanya itu alasannya, ia tentu saja menyayangi cucunya itu, yang kini tengah tertidur tidak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Semua fasilitas VIP yang diberikan kepadanya seakan tidak mampu membuat gadis belia itu bangun dari keadaan koma."Keluargamu itu lagi mendulang karma. Kalau aja buyutmu nggak memanipulasi bisnis sahabatnya sampai sahabatnya jatuh bangkrut dan keluarganya berantakan, keluargamu nggak perlu kayak gini. Lihat, setiap tahunnya selalu ada musibah yang menimpa keluargamu."Eyang Bestari mengingat kemba

    Last Updated : 2025-05-01
  • When I Me(e)t You   33 Menunggu

    "Kenapa kita nggak mulai tidur sekamar aja?"Arka membeku dalam pelukan Caraka. Pertama, ya karena pelukan Caraka. Kedua, karena pertanyaan Caraka."Arka." Rupanya Arka sudah terlalu lama diam hingga Caraka memanggilnya lagi."Ya?""Nggak apa-apa kalo kamu belum nyaman, Ka. Abang nggak maksa kok. Cuma Abang pikir pillow talk kayak gini bagus juga buat hubungan kita.""Cuma pillow talk?""Hmm ....""Soalnya udah dua malam Abang peluk aku. Kalo keterusan gimana?""Keterusan apanya?" Bukannya Caraka tidak tahu apa yang dimaksud Arka. Ia hanya suka merasakan debaran jantung Arka. Caraka juga suka melihat semburat merah yang sering muncul di pipi Arka, tapi debaran jantung Arka jauh melenakan."Abang nggak usah pura-pura nggak tau. Laki-laki biasanya kalo masalah begini cepet." Arka mendongak saking kesalnya, sekalian ia ingin melihat ekspresi Caraka, apakah serius tidak tahu atau sedang mempermainkannya.Caraka terkesiap. Damn it!Apakah Arka tidak sadar kalau jarak wajah mereka hanya beb

    Last Updated : 2025-05-01
  • When I Me(e)t You   1 Hal yang Terlarang

    "Nggak bisa, Yud. Orang tuaku bakal ngamuk kalo aku ngenalin kamu sebagai pacarku ke mereka.""Udah dua tahun loh kita pacaran, Ka. Dan kamu tau kan kalo aku berniat serius sama kamu?"Ini bukan pertama kalinya Yudha meminta kepada Arka untuk memperkenalkannya kepada kedua orang tua Arka. Mereka sudah dua tahun bersama dan rasanya sungguh tidak nyaman selalu bersembunyi dari kedua orang tua Arka—gadis manis yang dikenal Yudha sejak ia bertemu dengannya di sebuah event.Arka terus mengaduk iced lemon tea di depannya tanpa minat. Pembicaraan yang sama, yang terus berulang, dan akan berakhir sama. Pertengkaran.Yudha meraih tangan Arka, mengusap pelan punggung tangan gadis itu dengan ibu jarinya. "Kamu nggak pernah nanya ke orang tuamu, Ka? Kenapa kamu dilarang pacaran? Apa orang tuamu maunya kamu langsung dinikahi? Apa gimana? Kamu udah 23 tahun, Ka. Harusnya kamu udah bisa milih apa yang kamu mau.""Ralat. Bagi orang tuaku, aku 'baru' 23 tahun, bukan 'sudah' 23 tahun. Ada perbedaan yan

    Last Updated : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   2 Lelaki Penipu itu Bernama Caraka

    "Arkadewi Lintang Bestari, saya … suami kamu."Arka hanya menatap kosong ke arah lelaki yang mengaku sebagai suaminya. Tiga detik kemudian, pandangannya beralih kembali kepada Yudha, kekasihnya. "Yud, sekarang bentuk penipuan bukan cuma ‘mama minta pulsa ya’, udah berani nunjukin wajah loh. Jangan biarin aku dihipnotis, Yud."Sungguh, Yudha ingin terbahak mendengar ucapan Arka, andaikan ia tidak melihat ekspresi yang ditunjukkan lelaki itu. Tapi, ada satu hal yang mengganggunya, lelaki itu menyebut nama Arka dengan lengkap dan tatapannya yang seolah tidak ada keraguan kalau statusnya adalah suami Arka."Lepasin tangan pacar saya!" Yudha yang akhirnya berhasil mengabaikan segala pertanyaan dalam pikirannya, ikut mencekal tangan lelaki itu dan menariknya agar melepaskan tangan Arka.Masih mengabaikan Yudha, Caraka menatap Arka lekat. "Arka, keluargamu nanti yang jelasin semuanya. Mereka nunggu kamu di rumah sekarang.""Yud, pergi aja yuk," rengek Arka.Caraka hampir menggeram kesal kala

    Last Updated : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   3 Penjelasan untuk Arka

    Seumur hidupnya, baru dua kali Arka mendapat kejutan yang membuat jantungnya berdetak tidak karuan. Pertama, ketika muridnya yang masih TK, entah bagaimana caranya mencoba memanjat pohon mangga yang ada di halaman sekolah tempatnya mengajar dan membuat anak itu terjatuh hingga patah tulang kanan. Kedua, saat ini, saat ada seorang lelaki yang memperkenalkan diri sebagai suaminya.Untuk kasus kali ini, bahkan Arka tidak tahu harus bersikap seperti apa. Menatap kedua orang tuanya yang tetap duduk tenang di tempatnya sama sekali tidak membantunya. Ia pasti pernah amnesia. Tidak ada alasan lain yang membuatnya yakin pernah menikah kecuali hal itu.Arka bahkan tidak sanggup untuk menyambut uluran tangan dari lelaki bernama Caraka itu."Kapan kita nikahnya?" tanya Arka dengan judesnya. "Ingatanku cukup kuat, dan aku yakin nggak pernah amnesia sampe kehilangan potongan memori hidupku. Jadi aku tanya ke kamu, yang ngaku sebagai suamiku, kapan kita nikahnya?"Caraka menarik tangannya yang mengg

    Last Updated : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   4 Pisah Kamar

    "Siapa yang ngizinin kamu masuk kamarku?" Arka berteriak kesal kala melihat sosok lelaki yang duduk santai di sofa kamarnya."Apa aku harus izin untuk masuk ke kamar istriku?""Astaga! Bisa nggak sih nggak nyebut-nyebut itu?" Arka mendengkus kesal sementara lelaki di hadapannya tersenyum simpul."Orang dibilang aku ngerasa nggak pernah nikah juga," gumam Arka entah pada siapa, yang jelas ia bangkit dari posisi tidurnya dan memilih duduk di foot board ranjang.Meskipun setelah bangun tidur tadi ia masih berharap bahwa semuanya adalah mimpi, tapi begitu melihat sosok Caraka di dalam kamarnya, ia jadi sadar kalau harapannya tidak terkabul. Mau tidak mau, cepat atau lambat, ia harus menghadapi lelaki yang mengaku bernama Caraka Altair Abimana itu."So, apa yang mau kamu omongin sampe nerobos masuk ke kamarku?""Hubungan kita." Caraka menjawab dengan singkat dan nada yang dingin."Hubungan yang mana? Aku sama sekali nggak ngerasa punya hubungan sama kamu."Caraka menghela napas kasar. "Aku

    Last Updated : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   5 Pindah Rumah Yuk!

    Seharusnya Arka bangun pagi seperti kebiasaannya di hari kerja. Tapi karena malam sebelumnya ia tidak bisa tidur, memikirkan masalah yang baru saja menimpanya, ditambah lagi dengan upayanya untuk menghindar dari kekasihnya, Arka baru membuka mata setelah jam di dindingnya menunjuk angka tujuh."Astaga!" Arka bangkit dan langsung berlari menuju kamar mandi.Usai mandi yang sangat singkat, Arka mengusapkan cc cream ke wajahnya, mengikat rambutnya asal dan segera berniat berangkat. Biarlah masalah dandanannya akan dia benahi sesampainya di sekolah nanti."Baru bangun? Bukannya kamu udah harus sampe di sekolah jam setengah delapan?"Pertanyaan pertama yang didengarnya di hari itu, sebelum nanti ia akan mendengar serentetan pertanyaan dari muridnya yang masih dipenuhi rasa penasaran di umur mereka yang belum genap menginjak usia enam tahun.Arka melirik ke arah si penanya, tapi kemudian mendengkus kesal dan berlalu begitu saja tanpa menjawabnya setelah menyadari orang yang bertanya adalah

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • When I Me(e)t You   33 Menunggu

    "Kenapa kita nggak mulai tidur sekamar aja?"Arka membeku dalam pelukan Caraka. Pertama, ya karena pelukan Caraka. Kedua, karena pertanyaan Caraka."Arka." Rupanya Arka sudah terlalu lama diam hingga Caraka memanggilnya lagi."Ya?""Nggak apa-apa kalo kamu belum nyaman, Ka. Abang nggak maksa kok. Cuma Abang pikir pillow talk kayak gini bagus juga buat hubungan kita.""Cuma pillow talk?""Hmm ....""Soalnya udah dua malam Abang peluk aku. Kalo keterusan gimana?""Keterusan apanya?" Bukannya Caraka tidak tahu apa yang dimaksud Arka. Ia hanya suka merasakan debaran jantung Arka. Caraka juga suka melihat semburat merah yang sering muncul di pipi Arka, tapi debaran jantung Arka jauh melenakan."Abang nggak usah pura-pura nggak tau. Laki-laki biasanya kalo masalah begini cepet." Arka mendongak saking kesalnya, sekalian ia ingin melihat ekspresi Caraka, apakah serius tidak tahu atau sedang mempermainkannya.Caraka terkesiap. Damn it!Apakah Arka tidak sadar kalau jarak wajah mereka hanya beb

  • When I Me(e)t You   32 Keputusan Gila

    -Tujuh tahun lalu-Suasana kelam menyelimuti keluarga Bestari. Bagaimana tidak, satu-satunya keturunan perempuan di keluarga itu harus dilarikan ke rumah sakit karena 'insiden' yang terjadi padanya.Dewi Ayu Bestari, yang biasa dipanggil 'Eyang Bestari, wanita paling dituakan di keluarga itu juga terlihat kusut. Ia tidak boleh kehilangan satu-satunya cucu perempuan. Di keluarga Bestari, keturunan perempuan dipercaya membawa kemakmuran dan kesejahteraan. Namun, bukan hanya itu alasannya, ia tentu saja menyayangi cucunya itu, yang kini tengah tertidur tidak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Semua fasilitas VIP yang diberikan kepadanya seakan tidak mampu membuat gadis belia itu bangun dari keadaan koma."Keluargamu itu lagi mendulang karma. Kalau aja buyutmu nggak memanipulasi bisnis sahabatnya sampai sahabatnya jatuh bangkrut dan keluarganya berantakan, keluargamu nggak perlu kayak gini. Lihat, setiap tahunnya selalu ada musibah yang menimpa keluargamu."Eyang Bestari mengingat kemba

  • When I Me(e)t You   31 Rasa Penasaran

    "Masih sakit bekas lukanya?" tanya Caraka saat keduanya tengah menyantap makan malam di sofa depan televisi."Nggak, kalo kesenggol sama kena air aja kadang pedih."Sebenarnya Arka jarang sekali makan selain di meja makan. Aturan di keluarganyalah yang membuatnya harus makan bersama di meja makan. Padahal kadang Arka ingin seperti teman-temannya yang membawa makanan ke dalam kamar dan makan di atas kasur. Akan tetapi, jangankan membawa makanan ke kamar, beranjak dari meja makan besar pun adalah hal yang terlarang, kecuali untuk memakan kudapan.Karena itu, kadang Arka meminta ART di rumahnya untuk membuatkannya pancake atau waffle agar dirinya bisa membawa makanan itu untuk disantap di pinggir kolam atau di ruangan lain, selain di kamar tentunya.Kini, Arka menghabiskan makan malamnya dengan tersenyum karena kebebasan yang didapatnya ini, ia bisa melakukan apa pun yang ia mau. Ia memang belum memberi tahu siapa pun, bahwa salah satu alasannya pindah dari rumah orang tuanya adalah untu

  • When I Me(e)t You   30 Wearing a Ring

    Arka mulai mempraktikkan gerakan yang baru saja dibuatnya, diiringi dengan lagu anak-anak ciptaannya juga, yang bertema binatang.Jangan kira pekerjaan menjadi guru PAUD dan TK di tempatnya mengajar itu gampang. Ia harus kreatif membuat lagu dan gerakan untuk mengajarkan sesuatu agar lebih mudah dimengerti murid-muridnya dan membuat anak-anak berusia lima tahun itu tidak mudah bosan di dalam kelas.Dulu, salah satu temannya pernah bertanya padanya, apa yang ia pelajari di pendidikan magister PAUD dan apa tantangannya menjadi guru PAUD atau TK? Belajar gila dan nggak punya malu, sesimpel itu jawaban Arka. Bukan gila yang sesungguhnya dimaksud Arka, tapi rutinitasnya ya seperti itu, bernyanyi dan berjoget di depan kaca kalau ia tidak punya audience.Karena itu, ia sering meminta orang tua, kakaknya, atau bahkan ART di rumahnya untuk menyaksikan nyanyian dan tarian barunya, daripada ia praktik di depan kaca dan tak ada yang bisa memberikan kritik dan saran untuknya.Arka termenung di kam

  • When I Me(e)t You   29 Insecure-nya Arka

    "Caraka?"Caraka membeku di tempat, menatap perempuan yang berdiri di depannya. Perempuan berpostur tubuh tinggi dengan badan langsing bak model dan berpakaian yang anggun itu tersenyum padanya."Delia?""Kirain udah lupa. Tegang banget gitu ngelihat akunya. Kamu kapan balik dari London?""Belom lama sih, sebulanan kayaknya.""Oh, baru banget dong. Kamu—""Abang." Arka melingkarkan tangannya ke lengan Caraka dengan tiba-tiba.Caraka tersenyum mendapati kontak fisik pertama yang diinisiasi Arka. Untuk beberapa detik ia bahkan lupa dengan kehadiran wanita tinggi semampai di depannya.Tatapan wanita itu menelisik ke arah Arka yang menempel di sisi Caraka. "Adek kamu, Ka?"Arka langsung memberengut kesal karena dianggap sebagai adik dari Caraka. Apakah penampilannya terlalu kekanak-kanakan?"Istriku, Arka. Ka, kenalin, ini temen Abang waktu di London, Delia."Arka lebih dulu mengulurkan tangan pada Delia untuk membuyarkan lamunan Delia. Ia terpaksa mendongak karena tinggi wanita di depann

  • When I Me(e)t You   28 Insecure-nya Caraka

    "Yudha?" Tenggorokan Arka rasanya seperti tercekat saat melihat pria yang semalam ditangisinya. "Kamu ... ngapain?""Arka, makan siang yuk. Kita perlu bicara, Ka. Maaf waktu itu aku ninggalin kamu begitu aja setelah kamu cerita masalah kamu. Aku sudah mikir berhari-hari, aku rasa aku punya solusinya.""Arka!"Arka memejamkan matanya, tanpa perlu menoleh ke sumber suara, ia sudah tahu kalau itu adalah suara Caraka. 'Apalagi ini? Kenapa mereka berdua ada di sini?'Caraka menghampiri Arka yang membeku di tempat. Sejak tadi ia menunggu di dalam mobil dan setelah melihat Arka berhenti untuk berbicara pada Yudha, Caraka tidak tahan lagi untuk menghampiri istrinya. "Jadi kan kita makan siang?" tanya Caraka yang tiba-tiba berdiri di samping Arka tanpa berjarak sambil mencium puncak kepala Arka dan membuat Arka terkesiap beberapa detik."Sorry, Yud, aku udah janji makan siang sama ... suamiku."Arka membiarkan saja saat Caraka menggandeng tangannya menuju mobil Caraka.Saat sudah berada di dal

  • When I Me(e)t You   27 Ketegangan Pagi Hari

    Arka terbangun saat menyadari situasi di dalam kamar yang kini tidak sepenuhnya gelap seperti tadi malam.Astaga!Jantung Arka tiba-tiba menggila saat menyadari ia menempel pada dada bidang Caraka selama tidur—setelah ia menangis sesenggukan sampai kelelahan.'Gimana ini? Tangannya Abang kenapa ada di pinggangku? Ini gimana caranya aku bangun tanpa bangunin dia?' Arka bermonolog dalam hati. Bingung setengah mati menetralkan debaran jantungnya sekaligus memikirkan cara menjauh dari Caraka tanpa membangunkannya."Udah bangun?" Caraka bertanya namun matanya masih memejam, kemudian menarik tangannya dari pinggang Arka dan mengubah posisinya menjadi terlentang.Dengan posisi Caraka yang baru ini, Arka tidak menyia-nyiakan kesempatan dan bergegas bangun.Caraka baru membuka mata setelah mendengar suara pintu kamar mandi yang menutup. Tangannya meraba dadanya, merasakan debaran jantungnya yang masih tidak terkendali."Easy boy! It's just morning hormones." Caraka memilih bangkit dari posisin

  • When I Me(e)t You   26 Sejauh Apa?

    "Abang mau ngapain?" Melihat Caraka yang benar-benar menatapnya tanpa berkedip, tak ayal membuat Arka ketar-ketir, takut kalau Caraka tiba-tiba ‘menyerangnya’, lalu ia hanya bisa pasrah, mengingat sosok Caraka yang jauh lebih besar darinya dan mampu membuatnya membeku, seperti sekarang."Loh emang sekarang Abang ngapain?"Arka mengerucutkan bibirnya, kesal karena mendapat godaan balik dari Caraka."Tangan Abang jangan ke mana-mana.""Emang tangan Abang ke mana? Kan nggak ke mana-mana." Caraka semakin berada di atas angin karena Arka mulai gelisah dan mengeluarkan semua yang ada di pikirannya."Rambutku udah rapi, nggak usah pura-pura ngerapiin rambutku buat modus megang pipiku.""Ya udah. Abang nggak modus lagi.""Hah?" Arka semakin bingung karena kini nyata-nyata Caraka membelai pipinya, bukan seperti sebelumnya yang hanya menyentuhnya dengan ringan."Arka, in case kamu belum bener-bener maafin Abang, sekali lagi Abang minta maaf ya. Abang akui Abang masih harus banyak belajar buat n

  • When I Me(e)t You   25 Gelisah

    "Ma, Pa." Arka yang baru menampakkan dirinya di ruang tamu segera mendekat dan mencium pipi kedua orang tuanya. "Kok ke sini nggak bilang-bilang?""Jadi sekarang kalo Papa mau ketemu anak Papa mesti buat janji dulu?"Arka mendekat ke papanya dan merebahkan kepalanya di bahu papanya. "Nggak gitu, Pa. Kalo rumah lagi kotor, gimana? Yang ada Nyonyah marah-marah ke aku," ledek Arka sambil melirik mamanya.Avi balas melirik Arka dengan sengit, kemudian beranjak ke dapur, mengawasi ART yang dibawanya dari rumah untuk membantu menyiapkan makan malam di rumah itu."Mata kamu bengkak, Dek?" telisik lelaki paruh baya yang telah makan asam garam kehidupan itu. Memprediksi anaknya baru saja menangis bukanlah hal yang sulit untuknya. Apalagi sifat Arka sebelas dua belas dengan istrinya, sensitif, mudah tersentuh sekaligus terluka hatinya.Caraka yang duduk di single seater sofa tak jauh dari mereka hanya menundukkan kepala, tidak berani menatap mertuanya."Kalian berantem?"Arka belum sempat menja

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status