Share

25 Gelisah

Penulis: Ans18
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-28 17:30:47

"Ma, Pa." Arka yang baru menampakkan dirinya di ruang tamu segera mendekat dan mencium pipi kedua orang tuanya. "Kok ke sini nggak bilang-bilang?"

"Jadi sekarang kalo Papa mau ketemu anak Papa mesti buat janji dulu?"

Arka mendekat ke papanya dan merebahkan kepalanya di bahu papanya. "Nggak gitu, Pa. Kalo rumah lagi kotor, gimana? Yang ada Nyonyah marah-marah ke aku," ledek Arka sambil melirik mamanya.

Avi balas melirik Arka dengan sengit, kemudian beranjak ke dapur, mengawasi ART yang dibawanya dari rumah untuk membantu menyiapkan makan malam di rumah itu.

"Mata kamu bengkak, Dek?" telisik lelaki paruh baya yang telah makan asam garam kehidupan itu. Memprediksi anaknya baru saja menangis bukanlah hal yang sulit untuknya. Apalagi sifat Arka sebelas dua belas dengan istrinya, sensitif, mudah tersentuh sekaligus terluka hatinya.

Caraka yang duduk di single seater sofa tak jauh dari mereka hanya menundukkan kepala, tidak berani menatap mertuanya.

"Kalian berantem?"

Arka belum sempat menja
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • When I Me(e)t You   26 Sejauh Apa?

    "Abang mau ngapain?" Melihat Caraka yang benar-benar menatapnya tanpa berkedip, tak ayal membuat Arka ketar-ketir, takut kalau Caraka tiba-tiba ‘menyerangnya’, lalu ia hanya bisa pasrah, mengingat sosok Caraka yang jauh lebih besar darinya dan mampu membuatnya membeku, seperti sekarang."Loh emang sekarang Abang ngapain?"Arka mengerucutkan bibirnya, kesal karena mendapat godaan balik dari Caraka."Tangan Abang jangan ke mana-mana.""Emang tangan Abang ke mana? Kan nggak ke mana-mana." Caraka semakin berada di atas angin karena Arka mulai gelisah dan mengeluarkan semua yang ada di pikirannya."Rambutku udah rapi, nggak usah pura-pura ngerapiin rambutku buat modus megang pipiku.""Ya udah. Abang nggak modus lagi.""Hah?" Arka semakin bingung karena kini nyata-nyata Caraka membelai pipinya, bukan seperti sebelumnya yang hanya menyentuhnya dengan ringan."Arka, in case kamu belum bener-bener maafin Abang, sekali lagi Abang minta maaf ya. Abang akui Abang masih harus banyak belajar buat n

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • When I Me(e)t You   27 Ketegangan Pagi Hari

    Arka terbangun saat menyadari situasi di dalam kamar yang kini tidak sepenuhnya gelap seperti tadi malam.Astaga!Jantung Arka tiba-tiba menggila saat menyadari ia menempel pada dada bidang Caraka selama tidur—setelah ia menangis sesenggukan sampai kelelahan.'Gimana ini? Tangannya Abang kenapa ada di pinggangku? Ini gimana caranya aku bangun tanpa bangunin dia?' Arka bermonolog dalam hati. Bingung setengah mati menetralkan debaran jantungnya sekaligus memikirkan cara menjauh dari Caraka tanpa membangunkannya."Udah bangun?" Caraka bertanya namun matanya masih memejam, kemudian menarik tangannya dari pinggang Arka dan mengubah posisinya menjadi terlentang.Dengan posisi Caraka yang baru ini, Arka tidak menyia-nyiakan kesempatan dan bergegas bangun.Caraka baru membuka mata setelah mendengar suara pintu kamar mandi yang menutup. Tangannya meraba dadanya, merasakan debaran jantungnya yang masih tidak terkendali."Easy boy! It's just morning hormones." Caraka memilih bangkit dari posisin

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • When I Me(e)t You   28 Insecure-nya Caraka

    "Yudha?" Tenggorokan Arka rasanya seperti tercekat saat melihat pria yang semalam ditangisinya. "Kamu ... ngapain?""Arka, makan siang yuk. Kita perlu bicara, Ka. Maaf waktu itu aku ninggalin kamu begitu aja setelah kamu cerita masalah kamu. Aku sudah mikir berhari-hari, aku rasa aku punya solusinya.""Arka!"Arka memejamkan matanya, tanpa perlu menoleh ke sumber suara, ia sudah tahu kalau itu adalah suara Caraka. 'Apalagi ini? Kenapa mereka berdua ada di sini?'Caraka menghampiri Arka yang membeku di tempat. Sejak tadi ia menunggu di dalam mobil dan setelah melihat Arka berhenti untuk berbicara pada Yudha, Caraka tidak tahan lagi untuk menghampiri istrinya. "Jadi kan kita makan siang?" tanya Caraka yang tiba-tiba berdiri di samping Arka tanpa berjarak sambil mencium puncak kepala Arka dan membuat Arka terkesiap beberapa detik."Sorry, Yud, aku udah janji makan siang sama ... suamiku."Arka membiarkan saja saat Caraka menggandeng tangannya menuju mobil Caraka.Saat sudah berada di dal

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-29
  • When I Me(e)t You   29 Insecure-nya Arka

    "Caraka?"Caraka membeku di tempat, menatap perempuan yang berdiri di depannya. Perempuan berpostur tubuh tinggi dengan badan langsing bak model dan berpakaian yang anggun itu tersenyum padanya."Delia?""Kirain udah lupa. Tegang banget gitu ngelihat akunya. Kamu kapan balik dari London?""Belom lama sih, sebulanan kayaknya.""Oh, baru banget dong. Kamu—""Abang." Arka melingkarkan tangannya ke lengan Caraka dengan tiba-tiba.Caraka tersenyum mendapati kontak fisik pertama yang diinisiasi Arka. Untuk beberapa detik ia bahkan lupa dengan kehadiran wanita tinggi semampai di depannya.Tatapan wanita itu menelisik ke arah Arka yang menempel di sisi Caraka. "Adek kamu, Ka?"Arka langsung memberengut kesal karena dianggap sebagai adik dari Caraka. Apakah penampilannya terlalu kekanak-kanakan?"Istriku, Arka. Ka, kenalin, ini temen Abang waktu di London, Delia."Arka lebih dulu mengulurkan tangan pada Delia untuk membuyarkan lamunan Delia. Ia terpaksa mendongak karena tinggi wanita di depann

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-29
  • When I Me(e)t You   30 Wearing a Ring

    Arka mulai mempraktikkan gerakan yang baru saja dibuatnya, diiringi dengan lagu anak-anak ciptaannya juga, yang bertema binatang.Jangan kira pekerjaan menjadi guru PAUD dan TK di tempatnya mengajar itu gampang. Ia harus kreatif membuat lagu dan gerakan untuk mengajarkan sesuatu agar lebih mudah dimengerti murid-muridnya dan membuat anak-anak berusia lima tahun itu tidak mudah bosan di dalam kelas.Dulu, salah satu temannya pernah bertanya padanya, apa yang ia pelajari di pendidikan magister PAUD dan apa tantangannya menjadi guru PAUD atau TK? Belajar gila dan nggak punya malu, sesimpel itu jawaban Arka. Bukan gila yang sesungguhnya dimaksud Arka, tapi rutinitasnya ya seperti itu, bernyanyi dan berjoget di depan kaca kalau ia tidak punya audience.Karena itu, ia sering meminta orang tua, kakaknya, atau bahkan ART di rumahnya untuk menyaksikan nyanyian dan tarian barunya, daripada ia praktik di depan kaca dan tak ada yang bisa memberikan kritik dan saran untuknya.Arka termenung di kam

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-29
  • When I Me(e)t You   1 Hal yang Terlarang

    "Nggak bisa, Yud. Orang tuaku bakal ngamuk kalo aku ngenalin kamu sebagai pacarku ke mereka.""Udah dua tahun loh kita pacaran, Ka. Dan kamu tau kan kalo aku berniat serius sama kamu?"Ini bukan pertama kalinya Yudha meminta kepada Arka untuk memperkenalkannya kepada kedua orang tua Arka. Mereka sudah dua tahun bersama dan rasanya sungguh tidak nyaman selalu bersembunyi dari kedua orang tua Arka—gadis manis yang dikenal Yudha sejak ia bertemu dengannya di sebuah event.Arka terus mengaduk iced lemon tea di depannya tanpa minat. Pembicaraan yang sama, yang terus berulang, dan akan berakhir sama. Pertengkaran.Yudha meraih tangan Arka, mengusap pelan punggung tangan gadis itu dengan ibu jarinya. "Kamu nggak pernah nanya ke orang tuamu, Ka? Kenapa kamu dilarang pacaran? Apa orang tuamu maunya kamu langsung dinikahi? Apa gimana? Kamu udah 23 tahun, Ka. Harusnya kamu udah bisa milih apa yang kamu mau.""Ralat. Bagi orang tuaku, aku 'baru' 23 tahun, bukan 'sudah' 23 tahun. Ada perbedaan yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   2 Lelaki Penipu itu Bernama Caraka

    "Arkadewi Lintang Bestari, saya … suami kamu."Arka hanya menatap kosong ke arah lelaki yang mengaku sebagai suaminya. Tiga detik kemudian, pandangannya beralih kembali kepada Yudha, kekasihnya. "Yud, sekarang bentuk penipuan bukan cuma ‘mama minta pulsa ya’, udah berani nunjukin wajah loh. Jangan biarin aku dihipnotis, Yud."Sungguh, Yudha ingin terbahak mendengar ucapan Arka, andaikan ia tidak melihat ekspresi yang ditunjukkan lelaki itu. Tapi, ada satu hal yang mengganggunya, lelaki itu menyebut nama Arka dengan lengkap dan tatapannya yang seolah tidak ada keraguan kalau statusnya adalah suami Arka."Lepasin tangan pacar saya!" Yudha yang akhirnya berhasil mengabaikan segala pertanyaan dalam pikirannya, ikut mencekal tangan lelaki itu dan menariknya agar melepaskan tangan Arka.Masih mengabaikan Yudha, Caraka menatap Arka lekat. "Arka, keluargamu nanti yang jelasin semuanya. Mereka nunggu kamu di rumah sekarang.""Yud, pergi aja yuk," rengek Arka.Caraka hampir menggeram kesal kala

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   3 Penjelasan untuk Arka

    Seumur hidupnya, baru dua kali Arka mendapat kejutan yang membuat jantungnya berdetak tidak karuan. Pertama, ketika muridnya yang masih TK, entah bagaimana caranya mencoba memanjat pohon mangga yang ada di halaman sekolah tempatnya mengajar dan membuat anak itu terjatuh hingga patah tulang kanan. Kedua, saat ini, saat ada seorang lelaki yang memperkenalkan diri sebagai suaminya.Untuk kasus kali ini, bahkan Arka tidak tahu harus bersikap seperti apa. Menatap kedua orang tuanya yang tetap duduk tenang di tempatnya sama sekali tidak membantunya. Ia pasti pernah amnesia. Tidak ada alasan lain yang membuatnya yakin pernah menikah kecuali hal itu.Arka bahkan tidak sanggup untuk menyambut uluran tangan dari lelaki bernama Caraka itu."Kapan kita nikahnya?" tanya Arka dengan judesnya. "Ingatanku cukup kuat, dan aku yakin nggak pernah amnesia sampe kehilangan potongan memori hidupku. Jadi aku tanya ke kamu, yang ngaku sebagai suamiku, kapan kita nikahnya?"Caraka menarik tangannya yang mengg

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25

Bab terbaru

  • When I Me(e)t You   30 Wearing a Ring

    Arka mulai mempraktikkan gerakan yang baru saja dibuatnya, diiringi dengan lagu anak-anak ciptaannya juga, yang bertema binatang.Jangan kira pekerjaan menjadi guru PAUD dan TK di tempatnya mengajar itu gampang. Ia harus kreatif membuat lagu dan gerakan untuk mengajarkan sesuatu agar lebih mudah dimengerti murid-muridnya dan membuat anak-anak berusia lima tahun itu tidak mudah bosan di dalam kelas.Dulu, salah satu temannya pernah bertanya padanya, apa yang ia pelajari di pendidikan magister PAUD dan apa tantangannya menjadi guru PAUD atau TK? Belajar gila dan nggak punya malu, sesimpel itu jawaban Arka. Bukan gila yang sesungguhnya dimaksud Arka, tapi rutinitasnya ya seperti itu, bernyanyi dan berjoget di depan kaca kalau ia tidak punya audience.Karena itu, ia sering meminta orang tua, kakaknya, atau bahkan ART di rumahnya untuk menyaksikan nyanyian dan tarian barunya, daripada ia praktik di depan kaca dan tak ada yang bisa memberikan kritik dan saran untuknya.Arka termenung di kam

  • When I Me(e)t You   29 Insecure-nya Arka

    "Caraka?"Caraka membeku di tempat, menatap perempuan yang berdiri di depannya. Perempuan berpostur tubuh tinggi dengan badan langsing bak model dan berpakaian yang anggun itu tersenyum padanya."Delia?""Kirain udah lupa. Tegang banget gitu ngelihat akunya. Kamu kapan balik dari London?""Belom lama sih, sebulanan kayaknya.""Oh, baru banget dong. Kamu—""Abang." Arka melingkarkan tangannya ke lengan Caraka dengan tiba-tiba.Caraka tersenyum mendapati kontak fisik pertama yang diinisiasi Arka. Untuk beberapa detik ia bahkan lupa dengan kehadiran wanita tinggi semampai di depannya.Tatapan wanita itu menelisik ke arah Arka yang menempel di sisi Caraka. "Adek kamu, Ka?"Arka langsung memberengut kesal karena dianggap sebagai adik dari Caraka. Apakah penampilannya terlalu kekanak-kanakan?"Istriku, Arka. Ka, kenalin, ini temen Abang waktu di London, Delia."Arka lebih dulu mengulurkan tangan pada Delia untuk membuyarkan lamunan Delia. Ia terpaksa mendongak karena tinggi wanita di depann

  • When I Me(e)t You   28 Insecure-nya Caraka

    "Yudha?" Tenggorokan Arka rasanya seperti tercekat saat melihat pria yang semalam ditangisinya. "Kamu ... ngapain?""Arka, makan siang yuk. Kita perlu bicara, Ka. Maaf waktu itu aku ninggalin kamu begitu aja setelah kamu cerita masalah kamu. Aku sudah mikir berhari-hari, aku rasa aku punya solusinya.""Arka!"Arka memejamkan matanya, tanpa perlu menoleh ke sumber suara, ia sudah tahu kalau itu adalah suara Caraka. 'Apalagi ini? Kenapa mereka berdua ada di sini?'Caraka menghampiri Arka yang membeku di tempat. Sejak tadi ia menunggu di dalam mobil dan setelah melihat Arka berhenti untuk berbicara pada Yudha, Caraka tidak tahan lagi untuk menghampiri istrinya. "Jadi kan kita makan siang?" tanya Caraka yang tiba-tiba berdiri di samping Arka tanpa berjarak sambil mencium puncak kepala Arka dan membuat Arka terkesiap beberapa detik."Sorry, Yud, aku udah janji makan siang sama ... suamiku."Arka membiarkan saja saat Caraka menggandeng tangannya menuju mobil Caraka.Saat sudah berada di dal

  • When I Me(e)t You   27 Ketegangan Pagi Hari

    Arka terbangun saat menyadari situasi di dalam kamar yang kini tidak sepenuhnya gelap seperti tadi malam.Astaga!Jantung Arka tiba-tiba menggila saat menyadari ia menempel pada dada bidang Caraka selama tidur—setelah ia menangis sesenggukan sampai kelelahan.'Gimana ini? Tangannya Abang kenapa ada di pinggangku? Ini gimana caranya aku bangun tanpa bangunin dia?' Arka bermonolog dalam hati. Bingung setengah mati menetralkan debaran jantungnya sekaligus memikirkan cara menjauh dari Caraka tanpa membangunkannya."Udah bangun?" Caraka bertanya namun matanya masih memejam, kemudian menarik tangannya dari pinggang Arka dan mengubah posisinya menjadi terlentang.Dengan posisi Caraka yang baru ini, Arka tidak menyia-nyiakan kesempatan dan bergegas bangun.Caraka baru membuka mata setelah mendengar suara pintu kamar mandi yang menutup. Tangannya meraba dadanya, merasakan debaran jantungnya yang masih tidak terkendali."Easy boy! It's just morning hormones." Caraka memilih bangkit dari posisin

  • When I Me(e)t You   26 Sejauh Apa?

    "Abang mau ngapain?" Melihat Caraka yang benar-benar menatapnya tanpa berkedip, tak ayal membuat Arka ketar-ketir, takut kalau Caraka tiba-tiba ‘menyerangnya’, lalu ia hanya bisa pasrah, mengingat sosok Caraka yang jauh lebih besar darinya dan mampu membuatnya membeku, seperti sekarang."Loh emang sekarang Abang ngapain?"Arka mengerucutkan bibirnya, kesal karena mendapat godaan balik dari Caraka."Tangan Abang jangan ke mana-mana.""Emang tangan Abang ke mana? Kan nggak ke mana-mana." Caraka semakin berada di atas angin karena Arka mulai gelisah dan mengeluarkan semua yang ada di pikirannya."Rambutku udah rapi, nggak usah pura-pura ngerapiin rambutku buat modus megang pipiku.""Ya udah. Abang nggak modus lagi.""Hah?" Arka semakin bingung karena kini nyata-nyata Caraka membelai pipinya, bukan seperti sebelumnya yang hanya menyentuhnya dengan ringan."Arka, in case kamu belum bener-bener maafin Abang, sekali lagi Abang minta maaf ya. Abang akui Abang masih harus banyak belajar buat n

  • When I Me(e)t You   25 Gelisah

    "Ma, Pa." Arka yang baru menampakkan dirinya di ruang tamu segera mendekat dan mencium pipi kedua orang tuanya. "Kok ke sini nggak bilang-bilang?""Jadi sekarang kalo Papa mau ketemu anak Papa mesti buat janji dulu?"Arka mendekat ke papanya dan merebahkan kepalanya di bahu papanya. "Nggak gitu, Pa. Kalo rumah lagi kotor, gimana? Yang ada Nyonyah marah-marah ke aku," ledek Arka sambil melirik mamanya.Avi balas melirik Arka dengan sengit, kemudian beranjak ke dapur, mengawasi ART yang dibawanya dari rumah untuk membantu menyiapkan makan malam di rumah itu."Mata kamu bengkak, Dek?" telisik lelaki paruh baya yang telah makan asam garam kehidupan itu. Memprediksi anaknya baru saja menangis bukanlah hal yang sulit untuknya. Apalagi sifat Arka sebelas dua belas dengan istrinya, sensitif, mudah tersentuh sekaligus terluka hatinya.Caraka yang duduk di single seater sofa tak jauh dari mereka hanya menundukkan kepala, tidak berani menatap mertuanya."Kalian berantem?"Arka belum sempat menja

  • When I Me(e)t You   24 Komitmen dan Tanggung Jawab

    -London, lima tahun lalu-Caraka melepas cengkeramannya di leher Arga. Ia sadar apa yang dikatakan Arga adalah sebuah kenyataan yang harus dihadapinya. Melibatkan diri dengan keluarga Bestari adalah anugerah sekaligus musibah.Keduanya kini bersimpuh di lantai hotel, Caraka bersandar pada kaki sofa sementara Arga bersandar pada kaki ranjang. Pergulatan mereka memang hanya berlangsung sebentar tapi sudah berhasil membuat keduanya kehabisan tenaga.Arga terkekeh melihat keadaannya dan Caraka yang berantakan. Kalau Arka tahu ia sadu jotos (lagi) dengan orang lain, adiknya itu pasti akan mengomelinya dua hari dua malam. Dia tidak akan peduli siapa yang salah, yang Arka pedulikan hanya keadaan kakaknya yang sering mendaratkan pukulan ke orang lain."Eyang tau kamu di sini deket sama cewek. Kamu nggak sebodoh itu kan? Nggak mungkin kamu nggak tau kalo Eyang nyuruh orang buat ngawasin kamu. Kamu beruntung, aku bisa meyakinkan Eyang biar aku aja yang ngurus kamu. Karena kamu nggak bakal tau a

  • When I Me(e)t You   23 Lima Tahun Lalu (Perasaan Caraka)

    -London, lima tahun lalu-Arga menyeret kopernya melintasi lorong menuju apartemen Caraka yang berada di ujung koridor.Setelah mengetuk pintu beberapa kali, seseorang membukakan pintu untuknya. Bukan Caraka, melainkan seorang wanita. Wanita itu mengenakan dress putih longgar sepanjang lutut dan tersenyum dengan ramah.Sebenarnya Arga tidak terlalu kaget. Memang karena alasan ini ia sampai harus menempuh perjalanan hampir delapan belas jam, melintasi benua, demi meluruskan kabar yang didengar dari eyangnya."Mas Arga?" Suara Caraka dari dalam apartemen membuat dua orang di depan pintu yang belum sempat bertegur sapa itu menatap Caraka bersamaan.Jantung Caraka menggila saat melihat sosok yang ada di balik pintu. Dengan tergesa ia mendekat. "Masuk dulu, Mas.""Saya nggak ganggu kalian?" tanya Arga dingin.Caraka menggeleng, berniat membantu Arga membawakan kopernya namun ditepis begitu saja oleh Arga."Saya rasa kita perlu bicara. Berdua." Arga bahkan belum duduk di ruang tamu aparteme

  • When I Me(e)t You   22 I’ll Try to Fix It

    "Kenapa Yud?""Ini Mas Arga, Dek.""Mau ketemu di mana?" Entah alasan apa yang membuat Arka berpura-pura menerima telepon dari Yudha.Rahang Caraka mengeras mendengar Arka seperti mengatur janji temu dengan seseorang yang dipanggilnya 'Yud', yang ia tebak adalah Yudha, mantan pacar Arka."Siapa yang mau ketemu sih?" Arga menggeram kesal. Menjauhkan ponselnya dari telinga dan meneliti sekali lagi, jangan-jangan ia salah menekan nomor telepon."Bisa, kamu nggak ngerasa kamu lagi buang-buang waktu buat ketemu aku?""Dih, Adek mas lagi gesrek."Setelah itu, Arga menutup sambungan telepon dan berganti menghubungi Caraka.Beberapa detik setelah arka menutup telepon, ganti ponsel Caraka yang berdering. Tanpa curiga, Caraka mengangkat telepon dari kakak iparnya."Si Arka kenapa itu?" tanya Arga begitu teleponnya diangkat Caraka."Kenapa gimana?" tanya Caraka sambil melirik ke arah Arka."Barusan, ditanya apa jawabnya apa."Caraka mengulum senyumnya. Jadi panggilan telepon yang masuk ke Arka s

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status