Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, hani melihat jam tangannya karena sedikit merasakan tendangan di perutnya, sedari siang tadi ia memang hanya meminum air putih karena kesibukan mereka mencari rumah untuk mereka sewa beberapa bulan kedepan, sehingga anak-anak di dalam perutnya kurang asupan makanan dan menendang mamanya dari dalam agar segera diberikan asupan makanan segera."Aku lapar pa, masih lama ndak kita sampai" ucap hani pelan kepada clark suaminya."Aku rasa kita sudah hampir sampai ma" itu aku sudah melihat plang restaurant, nah mobil kita saja sudah berhenti kan, kamu sabar sedikit ya, ucap clark sambil mengusap tangan istrinya.Di tempat duduk belakang, via masih berusaha menenangkan dirinya dan menghapus air matanya. Perlakuan yang ia terima dari kaum lelaki selalu berbanding terbalik dengan apa yang selalu sahabatnya ini dapatkan dari para lelaki yang mendampinginya.Dulu sewaktu bersama tirta, hani selalu diperlakukan spesial, diantar dan dijemput kemanapun hani men
tok tok tok ...."Clein" may I come in? tanya clark dari luar pintu ruang kerja saudara kembarnya."Oiii, masuk bro" feel free aja brother, gimana ada yang bisa gw bantu? ucap clein."Clein" "Hmmm""Ayo silahkan duduk clark, jangan berdiri aja kayak bodyguard aja lo, ujar clein sambil tertawa renyah."Clein, gw sebentar aja cuma mau kasih tau nih, karena kontrak ini akan makan waktu berbulan-bulan, istri gw minta pindah ke sebuah rumah nggak betah dia di hotel lama-lama katanya."So, gw mau pamit ya" malam ini kami check out mau langsung pindah ke rumah yang udah kami sewa, terang clark."Haah, seriusan lo? tanya clein terkejut"."Iya, tadi gw malah udah tandatangan kontrak sewa rumah sesuai yang istri gw mau" ucap clark sambil melemparkan senyumnya guna untuk meyakinkankan clein."Lah trus project gimana? lo sewa rumah jauh ga sih? tanya clein lagi dengan penuh khawatir jika clark malah tinggal jauh dari hotel tempat project renovasi akan dimulai nanti akan jadi banyak kemunduran wa
Clark berjalan dengan sedikit bersiul setelah keluar dari lift, hati nya merasakan sedikit lega karena ia dan istrinya akan segera keluar dari hotel ini yang artinya ia masih bisa menjauhkan istrinya dari perempuan agresif yang selalu menempel kepadanya.Ia mengeluarkan kunci kartu hotel dari saku celana kanannya saat ia hendak membuka pintu kamar hotel itu, via membukakan pintu kamar itu juga, wajah mereka saling bertemua satu sama lain.Tatapan mata tajam clark, menembus dengan dinginnya ke bola mata via dan sahabat istrinya itu pun sedikit salah tingkah karena kejadian hampir bertabrakannya ia dan clark.Clark tidak menyukai sisi canggung itu, ia langsung meneroboa masuk tanpa perduli dengan seorang wanita yang masih terdiam di balik pintu itu."Honey i'm home" ucap clark sedikit berteriak."Sayang" semuanya sudah aku packing pa, celoteh hani dari dalam kamar tidur."Hmmm" wangi banget istri aku, kamu udah mandi ya ma? tanya clark berbisik di kuping hani."Ssstt" ada via malu ahhh,
Matahari telah tenggelam, kini hari berganti menjadi malam, yang tampak terlihat di langit kini hanya sang rembulan beserta dengan jajaran bintangnya menambah indahnya pemandangan di pelupuk mata yang memandang.Clark dan hani pun kini telah tenggelam dalam lelapnya tidur, hari yang melelahkan untuk mereka karena kepindahan mereka dari hotel kepemilikan keluarga clark ke rumah yang mereka sewa atas keinginan hani yang merindukan tinggal di sebuah rumah agar dapat mengurus suaminya selayaknya kehidupan rumah tangga pada umumnya dan juga supaya nyaman mengurus buah hatinya ketika ia telah melahirkan buah hati mereka yang akan hadir hanya dalam hitungan beberapa minggu lagi.Hani masuk kembali ke dalam selimutnya, bukan karena dinginnya penyejuk ruangan kamar mereka saat ini, karena suhu udara kamar mereka saat ini tidaklah sebanding dengan rasa dingin suhu udara di negara tempat mereka bermukim beberapa bulan lalu.Sayup terdengar suara tangisan, hani menjadi terbangun ketika mendengarn
Suara tangis yang bergema didalam rumah pada tengah malam membuat tidur nyenyak clark dan hani terganggu, baru saja mereka pindah ke rumah indah khas kota manado di pinggir pantai namun kini sudah merasakan sensasi horor karena tangisan di tengah malam itu."Aaaaaaaaa" "Siapa pa, ucap hani berteriak sambil menutup wajah dan matanya erat-erat" ia tidak mampu melihatnya karena rasa takutnya yang lebih besar dari rasa ingin tahunya."Buka saja mata kamu ma supaya tau siapa yang menangis pada tengah malam begini" bisik clark kepada istrinya."Aku takut pa" ucap hani dengan kedua tangannya yang masih menutup matanya."Han, ini aku via" ucap via masih dengan suara serak dan terisak menangis.Hani perlahan menurunkan kedua matanya dan mulai membuka kedua bola matanya, kini didapatinya sahabatnya duduk didepannya masih dengan air mata yang membasahi wajahnya."Via kamu kenapa toh? tanya hani sambil menghampiri via dan duduk disebelahnya"."Aku""Sebentar aku ambilkan air putih ya" ucap hani
Hani masuk ke kamar tidurnya untuk menyusul suaminya yang sudah terlebih dahulu kembali ke kamar tidur mereka dan hani meninggalkan sahabatnya di meja makan dengan berbagai macam kudapan yang akan di kunyahnya.Begitu memasuki kamar ternyata clark belum beristirahat kembali, namun ia membuka laptopnya dan memulai kembali beberapa pekerjaan untuk diselesaikan."Loh, pa aku kirain kamu sudah tidur lagi dari tadi" ucap hani saat memasuki kamar tidur dan mendapati suaminya berkutat kembali di depan layar dengan segala pekerjaannya."Hmmm, gimana mau tidur lagi" ucap clark singkat dan kembali fokus pada pekerjaannya.Hani berjalan ke arah kasur dan mulai merebahkan tubuhnya yang sudah mulai gampang letih jika terlalu banyak duduk atau berdiri."Pelan-pelan ma" ucap clark sambil membantu hani dengan memegang tangannya saat akan merebahkan badannya."Iya ini juga aku kan pelan-pelan pa, emangnya aku lagi lari gitu" ucap hani kepada clark lalu memiringkan badannya ke arah suaminya setelah ber
Matahari bersinar memancarkan cahayanya hingga menyelusup masuk mengintip melalui jendela kamar tidur clark dan hani.Dari kamar utama yang ditempati clark dan hani jelas tersengar suara ombak menderu, hari ini adalah hari pertama clark berangkat bekerja bukan dari lokasi proyek nya, namun ia masih terlelap tidur, hani sang istri pun masih bersembunyi di balik selimutnya.Kejadian tangisan via tengah malam itu membuat mereka jadi bergadang hingga subuh menjelang, namun tidur nyenyak mereka terusih dengan dering suara ponsel clark yang terletak di atas nakas tempat tidurnya."Haalloooo""Hmmmm""Bosss ini kami sudah datang di lokasi proyek, apa yang harus kami lakukan bos, saya juga kan belum menerima rincian pekerjaan dari bos" ucap mandor pekerja proyek di hotel."Iya sebentar lagi saya sampai, tunggu saja sebentar disana" ucap clark masih dengan nada serak khas bangun tidur."Baik bos kami tunggu disini" "Ya" ucap clark dan langsung mematikan panggilan tersebut."Ohh sh*t" umpat cl
Tiga jam lebih sudah hampir berlalu, acel sang supir dengan tergesa-gesa mengantarkan keponakannya ke rumah hani sebagai seorang pelayan yang akan membantu hani dalam mengerjakan pekerjaan rumahnya.Jarak tempuh ke rumah hani memang tidak terlalu lama, tidak juga jauh, namun untuk meyakinkan gina berkerja sebagai pelayan di rumah bosnya lah yang membuat lama, karena ini kali pertama gina pergi dari rumah untuk bekerja dan menginap di tempat majikannya.Gina di usianya yang masih belia, ia memang sangat rajin di saat beberapa temannya masih mengemban ilmu, ia memutuskan untuk berhenti sekolah dan mencari pekerjaan cuci gosok ke beberapa rumah, pekerjaan itu ia lakukan dari pagi sampai sore setiap hari untuk membantu ibunya menghidupi ia dan ketujuh adiknya, ayahnya telah terlebih dahulu meninggalkan mereka saat adik bungsunya masih berusia dua tahun.Pada saat awal acel si supir menawarkan pekerjaan kepada keponakannya gina, ada gemuruh di dada gina di satu sisi uang sebesar yang ditaw