Matahari telah tenggelam, kini hari berganti menjadi malam, yang tampak terlihat di langit kini hanya sang rembulan beserta dengan jajaran bintangnya menambah indahnya pemandangan di pelupuk mata yang memandang.Clark dan hani pun kini telah tenggelam dalam lelapnya tidur, hari yang melelahkan untuk mereka karena kepindahan mereka dari hotel kepemilikan keluarga clark ke rumah yang mereka sewa atas keinginan hani yang merindukan tinggal di sebuah rumah agar dapat mengurus suaminya selayaknya kehidupan rumah tangga pada umumnya dan juga supaya nyaman mengurus buah hatinya ketika ia telah melahirkan buah hati mereka yang akan hadir hanya dalam hitungan beberapa minggu lagi.Hani masuk kembali ke dalam selimutnya, bukan karena dinginnya penyejuk ruangan kamar mereka saat ini, karena suhu udara kamar mereka saat ini tidaklah sebanding dengan rasa dingin suhu udara di negara tempat mereka bermukim beberapa bulan lalu.Sayup terdengar suara tangisan, hani menjadi terbangun ketika mendengarn
Suara tangis yang bergema didalam rumah pada tengah malam membuat tidur nyenyak clark dan hani terganggu, baru saja mereka pindah ke rumah indah khas kota manado di pinggir pantai namun kini sudah merasakan sensasi horor karena tangisan di tengah malam itu."Aaaaaaaaa" "Siapa pa, ucap hani berteriak sambil menutup wajah dan matanya erat-erat" ia tidak mampu melihatnya karena rasa takutnya yang lebih besar dari rasa ingin tahunya."Buka saja mata kamu ma supaya tau siapa yang menangis pada tengah malam begini" bisik clark kepada istrinya."Aku takut pa" ucap hani dengan kedua tangannya yang masih menutup matanya."Han, ini aku via" ucap via masih dengan suara serak dan terisak menangis.Hani perlahan menurunkan kedua matanya dan mulai membuka kedua bola matanya, kini didapatinya sahabatnya duduk didepannya masih dengan air mata yang membasahi wajahnya."Via kamu kenapa toh? tanya hani sambil menghampiri via dan duduk disebelahnya"."Aku""Sebentar aku ambilkan air putih ya" ucap hani
Hani masuk ke kamar tidurnya untuk menyusul suaminya yang sudah terlebih dahulu kembali ke kamar tidur mereka dan hani meninggalkan sahabatnya di meja makan dengan berbagai macam kudapan yang akan di kunyahnya.Begitu memasuki kamar ternyata clark belum beristirahat kembali, namun ia membuka laptopnya dan memulai kembali beberapa pekerjaan untuk diselesaikan."Loh, pa aku kirain kamu sudah tidur lagi dari tadi" ucap hani saat memasuki kamar tidur dan mendapati suaminya berkutat kembali di depan layar dengan segala pekerjaannya."Hmmm, gimana mau tidur lagi" ucap clark singkat dan kembali fokus pada pekerjaannya.Hani berjalan ke arah kasur dan mulai merebahkan tubuhnya yang sudah mulai gampang letih jika terlalu banyak duduk atau berdiri."Pelan-pelan ma" ucap clark sambil membantu hani dengan memegang tangannya saat akan merebahkan badannya."Iya ini juga aku kan pelan-pelan pa, emangnya aku lagi lari gitu" ucap hani kepada clark lalu memiringkan badannya ke arah suaminya setelah ber
Matahari bersinar memancarkan cahayanya hingga menyelusup masuk mengintip melalui jendela kamar tidur clark dan hani.Dari kamar utama yang ditempati clark dan hani jelas tersengar suara ombak menderu, hari ini adalah hari pertama clark berangkat bekerja bukan dari lokasi proyek nya, namun ia masih terlelap tidur, hani sang istri pun masih bersembunyi di balik selimutnya.Kejadian tangisan via tengah malam itu membuat mereka jadi bergadang hingga subuh menjelang, namun tidur nyenyak mereka terusih dengan dering suara ponsel clark yang terletak di atas nakas tempat tidurnya."Haalloooo""Hmmmm""Bosss ini kami sudah datang di lokasi proyek, apa yang harus kami lakukan bos, saya juga kan belum menerima rincian pekerjaan dari bos" ucap mandor pekerja proyek di hotel."Iya sebentar lagi saya sampai, tunggu saja sebentar disana" ucap clark masih dengan nada serak khas bangun tidur."Baik bos kami tunggu disini" "Ya" ucap clark dan langsung mematikan panggilan tersebut."Ohh sh*t" umpat cl
Tiga jam lebih sudah hampir berlalu, acel sang supir dengan tergesa-gesa mengantarkan keponakannya ke rumah hani sebagai seorang pelayan yang akan membantu hani dalam mengerjakan pekerjaan rumahnya.Jarak tempuh ke rumah hani memang tidak terlalu lama, tidak juga jauh, namun untuk meyakinkan gina berkerja sebagai pelayan di rumah bosnya lah yang membuat lama, karena ini kali pertama gina pergi dari rumah untuk bekerja dan menginap di tempat majikannya.Gina di usianya yang masih belia, ia memang sangat rajin di saat beberapa temannya masih mengemban ilmu, ia memutuskan untuk berhenti sekolah dan mencari pekerjaan cuci gosok ke beberapa rumah, pekerjaan itu ia lakukan dari pagi sampai sore setiap hari untuk membantu ibunya menghidupi ia dan ketujuh adiknya, ayahnya telah terlebih dahulu meninggalkan mereka saat adik bungsunya masih berusia dua tahun.Pada saat awal acel si supir menawarkan pekerjaan kepada keponakannya gina, ada gemuruh di dada gina di satu sisi uang sebesar yang ditaw
Hari sudah semakin siang, hani kini merasakan lapar di perutnya meskipun tadi ia sudah memakan cereal dicampur dengan susu almond kesukaannya namun si kembar yang di perutnya masih meronta untuk di berikan asupan makanan yang lebih berat lagi.Tendangan dengan berbagai jurus pamungkas sudah di lancarkan oleh si kembar di perut mamanya, ayam goreng tepung, sambal matah dan sayur toge yang dimasaknya pun sudah hampir matang."Sabar nak sebentar lagi matang kok, maafin mama kalau telat kasih makan ya" ucap hani sambil mengusap-usap perutnya guna menenangkan si kembar."Hhmmm" "Masak apa han, wangi banget loh aku sampai bangun dari tidur pas nyium aroma masakan kamu, ucap via saat menghampiri hani ke dapur."Ehh via, ayo duduk sebentar lagi masakannya matang kita makan bareng ya" ucap hani kepada sahabatnya.Beberapa menit berlalu, masakan yang di buat oleh hani pun sudah matang, lalu hani mengambil nasi di piring namun lauk yang dimasaknya di biarkan saja di penggorengan karena porsinya
Rasa kantuk hebat menyerang hani, matanya seperti tertarik oleh tali tambang yang besar dan kuat dan akhirnya ia pun tertidur hingga tanpa sadar ponselnya sampai terjatuh ke lantai.Seseorang berusaha membuka pintu kamar hani namun tidak bisa, karena hani langsung mengunci pintu kamarnya setelah ia masuk kamar tadi, gedoran kencang di pintu kamar pun tak terdengar lagi olehnya karena hani sudah lelap dan masuk ke dunia mimpinya, ia tertudur di sofa yang terletak di dalam kamar, ponsel hani pun berdering hingga puluhan kali terabaikannya, baru kali ini ia merasakan kantuk hebat seperti orang tak sadarkan diri.Hari belum berganti malam bahkan senja pun belum menggoreskan warna jingga yang cantik di atas awan, namun clark sudah pulang ke rumah, ia meninggalkan pekerjaannya akibat khawatir dengan istrinya yang tidak mengangkat panggilannya hingga puluhan kali.Clark meminta supirnya untuk segera melajukan mobil nya dengan kencang agar cepat sampai ke rumahnya, diperjalanan clark masih te
Clark meletakkan perlahan kepala isterinya ke dalam tangan kekarnya, ia menopang kepala istrinya dan menyendokkan susu hamil perlahan ke mulut istrinya dengan sangat hati-hati."Honey, sayang bangun donk, aku pulang sayang mana sambutan hangat mu kalau aku sudah pulang kerja, kok sekalrang kamu malah tidur nyenyak begini" ucap clark dengan nada sedih.Clark sudah beberapa kali menyendokkan hani susu kehamilannya, via hanya bisa memandang apa yang dilakukan clark dari sofa tempat ia duduk."STOP clark don't do that" ucap seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba masuk ke kamar clark."Bou" ucap clark bingung melihat clarissa adik sang papi sudah ada di kamar mereka."Letakkan dia, biar bou cek terlebih dahulu" ucap clarissa sambil meletakkan stetoskop ke dada istri keponakannya itu."Ambil alkohol clark"Clark bergegas ke kotak obat, lalu dengan langkah panjang ia kembali ke tantenya dan menyerahkan kotak obat itu."Lah, ini nggak ada alkoholnya clark" ucap clarissa sambil tangannya men