Happy Reading and Enjoy~
Ruangan itu seketika hening, dahi John berkerut lalu tatapannya beralih pada Joan yang duduk dengan wajah pucat.
"Kau menyuruh anakmu berbohong, Joan?"
Joan tergagap. "Dia hanya bermain-main, tuan. Mohon jangan terlalu di pikirkan."
"Aku tidak berbohong. Daddy aku sudah bertunangan dengan Allard hari ini. Dan dalam waktu dekat aku memintanya untuk menikahiku."
"Kalau begitu, mana cincin tunangannya? Menjadi kekasih Allard pasti mendapat cincin mewah, yang di rancang dari luar negeri."
Bagaimana? Luna tidak memikirkan hal ini. John tertawa, matanya yang keriput menyipit, hingga memperlihatkan garis tipis. Menit kemudian tawanya terhenti, wajahnya menyorot tajam.
"Jangan besar kepala, gadis miskin. Di luar sana puluhan wanita mengantri tidur denganku, aku sudah memilihmu menjadi istriku. Seharusnya kau senang, juniorku masih perkasa dan bisa membuatmu lemas."
Luna menutup mulutnya dengan sebelah tangan, bayangan tidur seranjang dengan pria tua ini bisa membuatnya begitu mual. Ia berjalan lalu duduk di sofa dengan gaya arogan. Kak kanannya bertumpu pada kaki kirinya. Jika lelaki tua ini bisa menyombongkan diri, maka Luna juga bisa.
"Meskipun aku gadis miskin, tetapi tubuhku tidak miskin. Kau terlalu berpikiran kolot, pria tua—"
"Luna!" Joan membentaknya, mata pria itu membesar. Melotot ke arah Luna seolah ingin memakan gadis itu.
Tidak memperdulikan teguran daddynya, Luna kembali melanjutkan. "Aku bisa menukar tubuh mahalku dengan milliaran uang, yang bisa membangkitkan kami dari keterpurukan. Saran dariku, Tuan John Lauchburg yang terhormat. Carilah gadis lain yang mengantri padamu itu, jangan datang lagi ke sini. Karena kami tidak membutuhkan bantuanmu."
Plak ...
Tamparan keras mendarat pada pipinya, Luna mendongak, menatap daddnya yang melotot dengan wajah marah.
"Anak kurang ajar! Aku tidak mengajarimu bersikap seperti itu!"
John terbahak. "Menarik, gadis miskin. Ternyata kalian mempermainkanku, aku sudah tulus ingin membantu tapi ini yang ku dapat."
"Tuan, tolong jangan dengarkan Luna, dia hanya bercanda."
John mengangkat tangannya sebelah. "Tidak perlu menjelaskan apapun lagi. Perjanjian kita batal, dan rumah ini akan segera di sita beserta barang-barangnya. Anakmu jalang yang sudah banyak dimasuki, ku pikir dia polos ternyata tidak. Aku tidak tertarik lagi."
Ia berdiri, menatap tajam Luna yang memegang pipinya. "Perempuan miskin sialan," umpatnya pelan.
Dengan penuh harga diri, John melangkah keluar yang langsung di susul daddnya. "Tolong dengarkan aku, tuan."
Luna menunduk, kedua tangannya bergetar. Sebenarnya ia takut, amat sangat takut. Masalah ini seperti jalan buntu yang harus di lewati. Jika ... jika memang bisa menjual tubuhnya dengan harga milliaran, akan di lakukannya. Tetapi, menjadi wanita malam juga bukan pilihan yang bagus. Bahkan lebih parah karena dirinya harus melayani lelaki dari yang muda hingga tua, dari yang tampan hingga jelek.
Brak...
Daddynya membanting pintu kuat, matanya menunjukkan bahwa saat ini ia ingin bertindak kasar pada putri semata wayangnya itu.
Sebelum menggapainya, Luna berlari. Menjerit dengan suara lantang. "Sudah ku katakan aku tidak ingin menikah dengannya, Daddy! Aku akan meminta Allard Washington menikahiku. Aku akan menjamin kehidupan kita selanjutnya. Tolong, percaya padaku. Kali ini saja."
"Kau pikir dirimu siapa, Luna! Sekarang apa yang harus kita lakukan? Semuanya berantakan, aku sudah bersusah payah membujuknya untuk bekerja sama, tetapi kau malah menghancurkannya dengan sekejap mata!"
"Besok ... besok aku akan membawa Allard ke hadapan Daddy. Aku janji."
Tuhan ... bantu dia.
***
"Apa sekarang aku sudah bisa menemui Allard?"
Casandra mengangguk dengan takut-takut. "Ahh, iya nona silahkan lewat, mari saya antar." Dengan gaya penjilat yang luar biasa, Casandra bersikap ramah padanya.
Sepanjang jalan meminta maaf dengan kalimat tidak langsung. "Kemarin juga saya sudah nebak kalau nona ini orang penting, tapi jika saya membolehkan pekerjaan saya jadi taruhannya, nona."
Luna mendengarkannya dengan malas-malasan. Ia diam, tidak menanggapi ucapan Casandra. Yang penting saat ini bisa bertemu dengan Allard. Tubuhnya sudah gemetaran sejak tadi, tapi sebisa mungkin ia mencoba untuk merilekskannya.
Saat keluar dari lift langkahnya semakin berat, dan langkahnya berhenti ketika tiba di meja sekretaris. Luna merasa tubuhnya menggigil. Casandra mengucapkan sesuatu pada sekretaris itu, tetapi Luna tidak dapat mendengarnya. Ia terlalu sibuk menata dirinya agar bisa bersikap tenang.
"Masuk saja, nona. Tuan Allardnya sudah menunggu di dalam."
Jantungnya seketika berdegub kencang, bahkan ia bisa mendengarnya. Mengangguk sekali pada sekretaris Allard, Luna melangkah masuk.
Kesan pertama saat memasuki ruangan Allard adalah, gelap. Meski jendela terbuka bahkan ada cahaya yang masuk, Luna merasa nuansa ruangan ini berbeda. Tubuhnya seolah dihimpit dengan benda besar tak kasat mata, ia bahkan sulit mengatur napasnya yang memburu.
Seorang pria duduk di meja kebesarannya, membelakangi Luna. Syukurlah, setidaknya hal itu membuat Luna bisa bernapas dengan benar.
"Tu-tuan, nama saya Luna Ananta."
Ya Tuhan, perkenalan diri macam apa itu? Ibunya menyuruh agar ia bersikap seperti wanita nakal, bukan wanita yang gemetaran seperti ini.
"Aku tidak perlu berbasa-basi lagi. Aku datang ke sini untuk meminta bantuanmu. Daddyku ingin menjualku dengan pria tua berumur 60 tahun, hanya pria itu yang bisa menolong kesusahan yang dialami keluarga kami. Tetapi ibuku bilang aku bisa lari dari perjodohan konyol ini, asalkan kau mau menikahiku."
Allard tertawa sinis. "Jadi kau memanfaatkanku?"
Luna membasahi bibir bawahnya. "Bu-bukan begitu, aku hanya meminta bantuanmu. Setelah kau menikahiku kau bisa menceraikanku."
"Dan membuat namaku buruk di publik? Allard Washington menikah satu hari."
Salah! Bukan seperti itu maksudnya.
"Tidak perlu menikahiku, pinjamkan saja uangmu dan aku bisa menjadi pelayanmu seumur hidup hingga hutangku lunas."
"Jika kau mati hutangmu belum lunas? Apa yang bisa ku dapat sebagai jaminan?"
Tidak heran Allard menjadi pria sukses di umur yang masih sangat muda. Luna mati kutu. Kehabisan cara untuk merayu pria in agar mau bekerja sama.
"Mayatku. Kau bisa menggunakan organ-organ tubuhku untuk kau jual."
Kosong, Luna tidak bisa memikirkan apapun, hanya itu yang terlintas di benaknya.
Allard kembali tertawa. "Jika seperti itu, kenapa tidak kau jual saja organ dalammu sekarang? Kau tidak perlu meminta bantuanku, lagipun, sejak awal daddymu ingin menjualmu pada pria tua, bukan? Itu artinya tidak masalah jika kau mati."
Kedua matanya berkaca-kaca. Luna tidak bisa membalasnya lagi. Padahal ia sudah berjanji pada daddynya agar membawa Allard pulang, tetapi semuanya hanya omong kosong. Dengan tekanan emosi, Luna berteriak kuat.
"Nikahi aku!"
Bersambung...
Happy Reading and Enjoy~"Nikahi aku!"Allard membalikkan kursinya, menatap tertarik ke arah seorang gadis yang berdiri di hadapannya. Mata gadis itu memancarkan kesungguhan, yang membuat Allard menyunggingkan senyuman tipis.Mengangkat alisnya dengan gaya sombong, Allard berujar, "Layani aku satu malam, jika pelayananmu memuaskan aku akan mempertimbangkan untuk menikahimu."Gadis itu tersentak, tubuhnya menegang. Matanya yang berair menatap Allard dengan pandangan gelisah. Dengan gugup ia menggigit bibir bawahnya kecil untuk menyalurkan rasa dingin yang menjala
Happy Reading and Enjoy~Mengangkat alisnya sebelah, Allard bertanya heran. "Apa yang kau setujui?""Menjadi bonekamu," jawab Luna mantap.Allard mengerjap. Apa gadis ini tau yang di maksud dengan kata 'boneka' di sini? Itu bukan tentang menjadi diam dan penurut saja."Oke baiklah, kau yang sudah memilih. Sekarang ikut aku."Allard berjalan ke satu pintu yang berada di pojok ruangan. Ternyata itu adalah kamar yang bernuansa hitam. Gelap dan dingin. Jantung Luna berdetak dua
Happy Reading and Enjoy~Luna menggeleng pelan. Takut, ia tidak ingin tinggal dengan Allard. Tapi bagaimanapun, akhir hidupnya akan bersama Allard, mungkin sampai napas terakhirnya.Allard menodongkan kembali benda tajam itu ke pipinya. "Aku akan memberikan beberapa syarat yang harus kau patuhi, jika kau melanggar maka ada hukuman khusus. Jadilah gadis yang baik." Allard mengecup pipinya singkat.Seketika ruangan itu berubah menjadi terang, Luna memejamkan matanya. Cahaya lampu membuatnya belum terbiasa, lalu matanya membuka secara perlahan. Menatap Allard yang saat ini berbaring di sebelahnya sembari memainkan ponsel.
Happy Reading and Enjoy~Allard membuka paksa piyama Luna hingga tubuh gadis itu polos tanpa sehelai benang. Ia juga menghidupkan shower dengan air hangat, membuat lapisan kaca pada shower box itu berembun. Tanpa rasa malu lelaki itu juga melucuti pakaiannya sendiri.Luna meringkuk, tubuhnya terasa sakit, air yang menyentuh kulitnya terasa perih. Ia menutup matanya, tidak memiliki keberanian menatap wajah Allard. Kepalanya terdongak, dengan tarikan kuat pada rambutnya. Tarikan yang menyakiti kulit kepalanya. Luna merasa dagunya di cengkram, tangan Allard menyentuh luka pada pipinya, menekan disana dengan kuat.
Happy Reading and Enjoy~Luna membuka kain yang digunakan untuk menutup mulut Yessie. Tidak menyadari Allard yang berjalan mendekat ke arahnya, pria itu mencengkran tangan Luna, membawa gadis itu menjauh dari Yessie. Satu tamparan kuat di layangkan pada pipi Yessie hingga tubuh wanita itu sedikit oleng, Allard kembali memasangkan kain untuk menutup mulut Yessie."Sudah ku bilang menjauh dari mereka! Kenapa kau keras kepala, hah!" teriaknya tepat di depan wajah Luna, membuat gadis itu memejamkan matanya dengan tubuh bergetar."Jangan dekati orang seperti mereka!" desisnya tajam. Allard menariknya menjauh dengan sedikit paksaan, sebab Luna memberontak.
Happy Reading and Enjoy~Kebanyakan orang akan melihatmu ketika sukses, lalu bergumam dengan nada kagum sembari mengucapkan, "Aku ingin jadi dia, aku ingin jadi kekasihnya. Aku ingin menikah dengannya dan di manja olehnya." Serta banyak ucapan lain yang membuat mereka lupa, bahwa sebuah kesuksessan di capai dengan usaha yang keras. Begitulah yang terjadi pada Allard Washington.Wanita-wanitanya berlomba-lomba menarik perhatiannya, sementara rekan bisnisnya sibuk menjilat di bawah kakinya. Temannya bermuka dua, tidak ada yang benar-benar tulus ketika seseorang sudah berada di puncak.Allard memasang tampang ramah, bersikap sebagai teman dan juga rekan bisnis yang memihak. Di belakang itu semua, Allard menampilkan taringnya. Tidak ada yang mengetahui sisi gelapnya kecuali orang-orang ter
Happy Reading and Enjoy~Ketika Allard keluar sembari membawa tubuh Luna di dalam gendongannya, ia menatap seorang pemuda yang berdiri dengan kedua mata terbelalak. Ada dendam di sana. Apa pemuda itu mendengar pemburuannya?Kedua mata pemuda itu menyipit tajam, rahangnya mengeras dengan tangan mengepal. Tubuhnya sendiri di halau bodyguard Allard. Tadi Allard melihat pemuda itu memberontak, memanggil nama Luna berkali-kali.Bocah ingusan.Mengabaikan pemuda tak di kenal itu, Allard berjalan santai menuju limusinnya. Masuk ke dalam dengan perlahan, sembari membawa tubuh Luna bersamanya."Luna! Bangun, ini aku Derald. Aku sudah membuat perjanjian dengan Daddy, kita akan meni
Happy Reading and Enjoy~"APA YANG KAU LAKUKAN PADA LUNA!!! AKHHH!!"Kalut, Luna menggunakan kakinya untuk menendang pintu besi itu, yang tentunya tetap tidak memberikan efek apapun. Ia kembali berteriak, melompat-lompat kecil guna melihat apa yang terjadi.Ia membalikkan badan untuk menatap sekeliling ruangan, apa yang bisa di gunakannya untuk mendobrak pintu ini. Sayangnya tidak ada apapun di dalam ruangan ini selain ranjang dan juga beberapa lemari. Tetapi di ujung ruangan terdapat pintu yang berwarna coklat, jika tidak di perhatikan baik-baik pintu itu seperti dinding kamar.Menguatkan tekad, Luna berjalan ke arah pintu itu. Pasti ada yang bisa digunakan di dalam sana. Sayang harapannya tida
Ara menatap Allard dan Luna bergantian.''Selama aku menikah dengan Alex aku belum pernah kencan dengannya. Dan apa? Kalian menitipkan Sia karena ingin kencan seharian! Huh, jika aku tidak menyukai Luna, aku tidak akan mau melakukannya!''Luna mengulum senyum. ''Maafkan aku, Ara. Aku tidak tahu lagi kepada siapa kami bisa menitipkan Sia. Kau tau bahwa Sia sangat suka bermain dengan Dom.''Ara mengibaskan tangannya ke udara. ''Ya, kurasa kita akan menikahkan anak kita setelah besar nanti,'' ucapnya sembari mengedipkan matanya sebelah.Luna terkekeh sementara Allard berdehem. ''Aku tidak mau menjadi keluarga dari kembaran Arthur.''''Lupakan! Aku juga tidak mau putraku punya mertua sepertimu.'' Ara melotot.Seketika Luna terbahak, wanita itu menutup mulutnya dengan satu tangan guna meredam suaranya.''Baiklah, mungkin kami bisa pergi sekarang. Maaf merepotkanmu, Ara.''Ara ter
Luna mengulum senyum saat merasakan lengan kekar yang menyelimuti tubuhnya.''Kau masih marah padaku?'' Allard bertanya lembut.Ia tidak menjawab, kali ini apapun bentuk rayuan Allard tidak akan bisa mempengaruhinya. Lelaki itu tidak berubah!Bagaimana bisa menghukum salah satu karyawannya karena tidak sengaja memegang lengan Luna ketika ia hampir saja terjatuh. Jika karyawan itu tidak menolongnya maka sudah bisa dipastikan kedua lututnya mencium lantai.Bukannya merasa berterima kasih, Allard malah marah dan mengancam untuk memecatnya. Lelaki itu sungguh posessif! Dan sungguh ini bukan yang pertama kalinya.''Aku minta maaf, aku hanya tidak rela tubuhmu disentuh pria lain.''Luna mencoba melepaskan pelukan Allard.''Kau selalu berkata begitu dan mengulangi kesalahanmu. Apa kau tidak berpikir jika dia tidak ada maka tubuhku jatuh ke lantai? Makan siangmu juga akan jatuh berantakan. Ka
Tok tok tok Luna langsung membuka pintu tanpa melihat tamunya terlebih dahulu. Seketika ia langsung terperanjat melihat Grey yang berdiri di depan pintu rumah kumuhnya beserta beberapa bodyguard yang lain. Buru-buru Luna menutup pintunya, tapi Grey lebih dulu menahannya. ‘’Boleh saya masuk, Nona?’’ ‘’Ma-maaf, aku tidak bisa membiarkan orang asing masuk. Permisi.’’ ‘’Tunggu!’’ Grey tetap menahan daun pintu agar tidak tertutup. ‘’Ini tentang Tuan Allard. Saya tahu bahwa Anda mungkin tidak mau lagi mendengar apapun tentangnya, tapi saya belum pernah melihat Tuan sefrustrasi itu kehilangan seorang wanita.’’ Luna mendongakkan dagunya dengan gaya sombong. ‘’Yang dia inginkan adalah anak ini, bukan aku.’’ ‘’Anda salah, nona. Saya datang ke sini ingin membuat perjanjian dengan Anda.’’ ‘’Perjanjian’’ Luna mengerutkan dahinya, lalu pada akhirnya membuka lebar pintu rumahnya. ‘’Masuklah, kita bicarakan di dalam.’’ Tidak perlu diperintah dua kali, Grey langsung melangkah masuk. ‘’
Happy Reading and Enjoy~Allard menekan perasaan ketika tiba di depan rumah kumuh yang berada di hadapannya. Bagaimana bisa Luna memutuskan berada di sini dan meninggalkan kastilnya yang mewah!?Ia mengetuk pintu rumahnya. Tidak ada jawaban. Allard kembali mengetuknya dengan tidak sabar, ia sudah menahan dirinya agar tidak langsung mendobrak pintu kumuh ini. Masih tetap tidak ada jawaban, yang terdengar hanya erangan kesakitan.''Luna kau di dalam?'' Ia bertanya cemas.Tidak ada sahutan. Kembali yang terdengar hanya erangan.Persetan dengan segalanya, Allard mendobrak pintu kumuh itu. Hanya dua kali dobrakan engsel pintu itu langsung terlepas. Ia akan memberi pelajaran bagi siapapun yang telah memberi Luna rumah tak layak pakai ini.''Luna!''
Happy Reading and Enjoy~Tidak ada yang berubah dari hubungan mereka, tapi sikap Allard perlahan berubah menjadi sedikit lebih hangat. Lelaki itu akan memeluknya dan mengelus perutnya hingga Luna terlelap.Saat bangun pagi Allard sendiri yang menyiapkan sarapannya. Ekspresi lelaki itu tetap sama, datar tanpa senyum. Sampai saat ini mereka baik-baik saja.Dan jika ada bom maka inilah harinya. Saat ia sedang berjalan-jalan di taman, salah satu bodyguard menghampirinya dan memberikan satu rekaman kecil.''Nona, saya mohon jangan beritahu Tuan Allard. Jika nona memberitahunya maka nyawa saya melayang, saya hanya ingin hidup nona bahagia tanpa adanya tipuan. Hanya ini yang bisa saya lakukan.''Mendengar hal itu ia buru-buru pergi ke kamarnya dan menghidupkan benda kecil yang di
Happy Reading and Enjoy~“Ada satu kabar gembira lagi yang ingin saya sampaikan. Wanita yang berdiri di samping saya ini sedang mengandung, tidak ada hari yang paling bahagia kecuali hari ini. Hari dimana saya tahu bahwa istri saya tersayang mengandung anak kami.”Riuh tepuk tangan terdengar membahana, semua tamu yang berada di sana memasang wajah ceria dan bahagia. Semua tersenyum dan bergantian memberi ucapan selamat, berbanding terbalik dengan Luna yang memucat.Allard mengetahui dirinya hamil. Sejak kapan? Apa lelaki itu langsung menyelidikinya setelah pergi dari kamarnya kemarin? Lantas mengapa Allard tidak mendatanginya dan marah kepadanya seperti yang ditakutkannya?Bahkan Allard menyampaikan kabar itu di depan rekan-rekan bisnisnya, apa lelaki itu menerima anak yang berada di kandungannya?“Kenapa wajahmu p
Happy Reading and Enjoy~“Luna hamil.”Arthur terbatuk, menatap Allard dengan kedua mata membesar. “Kau yakin?”“Emosinya tidak stabil dan stamina tubuhnya melemah, tapi dia tidak mual seperti kebanyakan wanita hamil.”“Apa tindakanmu selanjutnya? Bukankah kau tidak mau punya anak.”“Aku mau.”Arthur kembali terbatuk. “Kau punya kepribadian ganda?”Allard berdecak. “Aku tidak mau punya anak karena anakku harus lahir dari rahim yang suci, dan tentunya dari wanita yang menjadi istriku, bukan wanita one night stand.”“Kau sendiri yang mencantumkan larangan hamil pada kesepakatan pernikahanmu dengan Luna, lalu sekarang kau ingin
Happy Reading and Enjoy~Ada yang salah. Luna menyadari hal itu sejak ia tinggal di penthouse Allard. Tubuhnya semakin lemah, sering pusing dan mual. Emosinya tidak menentu, bahkan ia sering marah pada sesuatu yang tidak jelas. Parahnya lagi, ia diam-diam menginginkan keberadaan Allard.Lelaki itu memang mengunjunginya, tapi hanya berupa kunjungan singkat, dan Luna tidak menginginkan itu semua. Ia ingin Allard di sini bersamanya dan dalam jangkauan matanya. Seketika tubuhnya meremang. Tidak, tidak mungkin!Apa-apaan pikiran itu.Apa yang terjadi pada dirinya Tuhan … ia benar-benar ingin Allard berada di sini, hingga rasanya Luna sanggup memohon pada siapapun untuk bisa mempertemukannya dengan Allard.Oh, sial, ia mulai pusing.Luna membaringkan tubuhnya yang terasa lemah. Mungkin hal ini akan d
Happy Reading and Enjoy~Satu minggu berlalu, Luna tidak mendapat kemajuan apapun. Ia hanya berkeliling mencari penginapan dan pekerjaan, tapi semua menolaknya.Satu bulan berlalu, tetap sama.Tiga bulan berlalu, sialnya masih sama. Ia melakukan hal yang sia-sia, berjalan dan mencari tanpa hasil. Sementara semakin bertambahnya hari ia makan dan tinggal di penthouse Allard, seolah-olah tidak ada yang berubah dari perceraian mereka.Allard sendiri sesekali mengunjunginya, menanyakan apa kebutuhannya, bahkan terkadang membawanya ke beberapa restoran dan makan dengan gaya romantis. Lelaki itu tidak pernah berteriak padanya, tidak pernah berbicara kasar, meskipun tidak menutup kemungkinan sifatnya masih dingin.Allard masih berwajah kaku, tidak pernah tersenyum padanya. Meskipun tersenyum, ha