Share

08

Penulis: Mesir Kuno
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Happy Reading and Enjoy~



"Nikahi aku!"



Allard membalikkan kursinya, menatap tertarik ke arah seorang gadis yang berdiri di hadapannya. Mata gadis itu memancarkan kesungguhan, yang membuat Allard menyunggingkan senyuman tipis.



Mengangkat alisnya dengan gaya sombong, Allard berujar, "Layani aku satu malam, jika pelayananmu memuaskan aku akan mempertimbangkan untuk menikahimu."



Gadis itu tersentak, tubuhnya menegang. Matanya yang berair menatap Allard dengan pandangan gelisah. Dengan gugup ia menggigit bibir bawahnya kecil untuk menyalurkan rasa dingin yang menjalari tubuhnya.




"Ji-jika pelayananku tidak memuaskanmu?"



Mengangkat kedua bahunya ringan, Allard berujar. "Kita tidak jadi menikah."



"Aku tidak mau!"



"Aku juga tidak mau menikahimu, mudah, bukan?"



Gadis itu berkedip, membuat air yang menggenang di matanya jatuh perlahan. "A-aku belum berpengalaman, tuan Allard. Tolonglah kasihani diriku. Sampai kapanpun aku tidak akan bisa memuaskanmu."



Allard berdiri, sebelah tangannya di masukkan ke dalam saku celana. Berjalan dengan perlahan guna membuat gadis di hadapannya merasa terintimidasi. Dan memang benar. Tanpa sadar gadis itu mundur selangkah.



Ia mengulurkan tangannya memeluk Luna, menarik pinggang ramping itu mendekat. Aroma vanilla yang manis langsung menerpa hidungnya. Allard menyukai aroma ini. Ia menunduk guna melihat wajah Luna lebih jelas. Gadis itu menatap dengan mata besarnya.



Seperti boneka.



Jika Allard tidak merasakan napas hangat Luna yang menerpa wajahnya, mungkin ia merasa saat ini sedang memeluk manekin. Tubuh dalam pekukannya tegang, wajah yang kaku dengan bola mata yang membesar.



"Baiklah, dimulai dari hal yang paling kecil saja. Cium aku, di bibir."



Gadis itu langsung menggigit kecil bibir bawahnya, matanya bergerak gelisah. Menandakan saat ini dirinya butuh pertolongan, tetapi persetan dengan itu semua. Allard tidak perduli, menikah bukan sesuatu yang mudah. Jadi, ia harus melihat terlebih dahulu, sejauh mana gadis kecil ini bisa berlayar.



Luna mengalungkan tangannya ke leher Allard. Berjinjit, Lalu ...



Cup.



Sentuhan seringan bulu, bahkan Allard mengira itu ciuman dari bibir kupu-kupu. Mengangkat alisnya dengan sikap mengejek, Allard berucap sadis. "Bahkan anjingku lebih baik ketika berciuman, setidaknya dia pandai memainkan bibir. Kau tidak lolos, Luna. Pulanglah dan pilih jalanmu, menikahi pria tua."



"Aku tidak mau!" Tanpa diduga Luna menangkup pipi Allard, berjinjit lalu kembali menempelkan bibir mereka.



Manis. Bibir gadis ini manis, Allard menahan diri agar tidak mengambil alih. Membiarkan gadis ini berbuat sesukanya. Luna sendiri menggerakkan bibirnya dengan gerakan amatir. Mata gadis itu terpejam rapat, wajahnya terlihat menggemaskan.



Allard tersenyum, gerakan bibir yang amatir ini membuat dirinya terangsang. Pasalnya ia belum berpengalaman menghadapi cewek amatir bahkan hanya untuk sebuah ciuman.



Ketika Luna melepaskan ciumannya, wajah gadis itu memerah, napasnya terengah. Berbanding terbalik dengan Allard yang tidak merasakan apapun.



"Hanya sampai di situ kemampuanmu? Itu hanya menempelkan bibir."



Dahi gadis itu berkerut. "Bukankah ciuman memang menempelkan bibir?" tanyanya dengan polos.



Tawa Allard tercetus. "Aku tidak punya pengalaman dengan perempuan amatir, terlebih dengan gadis kecil sepertimu. Tetapi aku juga tidak bisa membiarkan gadis kecil sepertimu pulang tanpa pengalaman."



Allard menunduk, mengecup ujung hidung Luna sebagai bentuk pemanasan sebelum melabuhkan bibirnya. Menggigit kecil bibir Luna agar terbuka lalu menelusupkan lidahnya, mengait lidah Luna dan memainkannya dengan intensitas yang sangat ahli.



Allard mengerang, merasakan tekstur bibir Luna yang lembut dan panas. Manis bibir Luna membuatnya kehilangan akal. Bibir ini membuatnya kecanduan.



Luna merasakan keanehan pada tubuhnya, sejak Allard melabuhkan bibirnya. Luna merasa dirinya melayang. Terlebih, saat bibir Allard bergerak di atas bibirnya.



Ada sensasi panas yang menggelenyar, membuatnya mau tak mau meremas jas depan pada bagian dada milik Allard. Ketika Allard mengerang, Luna merasa kedua kakinya lumpuh.



Tubuhnya seketika lemas dengan hasrat yang semakin bergelung. Tidak bisa dibiarkan, ini sesuatu yang salah. Ia memukul-mukul dada Allard, selain dirinya yang merasa panas Luna juga kehabisan napas. Ketika tautan bibir mereka berpisah, Luna terengah dengan wajah memerah. Sementara pria itu tampak biasa saja. Senyum sinis terukir di bibir pria itu.



"Itu namanya ciuman. Sekarang, cium aku dengan benar."



"Tap-tapi ...."



"Tidak boleh membantah, ini adalah syarat paling ringan yang bisa ku berikan padamu. Untuk membuatku bisa menikahimu tentunya tidak akan mudah. Ada beberapa syarat yang harus kau patuhi. Syarat yang semakin hari akan semakin bertambah dengan level yang berbeda-beda."



Melihat Luna yang diam saja, Allard kembali menambahkan. "Waktuku tidak banyak. 1 jam yang ku gunakan untuk meladenimu sama saja dengan membuang ratusan dollar. Sebelum kau bisa melunasi hutang keluargamu yang bangkrut itu, kau juga harus melunasi hutangmu padaku. Semakin kau menunda waktumu, semakin banyak dollar yang terbuang sia-sia."



Ha? Pria di hadapannya saat ini Allard Washington, kan? Iya, kan? Kenapa pria ini kelihatan pelit, padahal perusahaannya masuk dalam jejeran 5 besar di negaranya.



"Ratusan dollar atau menciumku dengan benar? Pilihan ada di tanganmu."



Luna mendengus, lelaki ini menyebalkan. Bibirnya sudah tidak perawan lagi, apakah itu belum cukup?



Luna berjinjit, matanya menatap manik abu itu dengan gugup. Ketika bibirnya tepat berada di atas bibir Allard, Luna berucap, "Kenapa kau tidak menutup matamu?"



Tawa kecil tercetus. "Memangnya kenapa jika mataku terbuka?"



"Ci-ciuman harus menutup mata, bukan? Luna menjauhkan wajahnya. "Aku tidak bisa menciummu jika kau tidak menutup mata."



Allard mempererat jarak mereka. "Ini masalah bagiku, ternyata kau lebih polos dari dugaanku." Ia menunduk lalu menggigit bibir bawah Luna. Matanya menatap sinis ke arah Luna yang melotot kaget.



"Aku akan menutup mataku jika kau berhasil membuatku terhanyut dengan ciumanmu. Tetapi jika aku tidak merasakan apapun, mata ini akan tetap terbuka. Dan kau gagal."



"Jika aku berhasil menciummu dan membuatmu menutup mata, kau akan menikahiku, kan?"



Allard terbahak. Puluhan gadis di luar sana memohon untuk dinikahinya, bersujud di kakinya, bersandiwara hamil anaknya, bahkan ada yang nekat bunuh diri. Itu semua dilakukan untuk mengikat Allard dalam pernikahan, tetapi sayang, tidak ada yang berhasil satupun. Sekalipun wanita itu mati, Allard tidak perduli. Bagaimana bisa ia menikahi gadis kecil hanya karena ciuman? Tentu saja itu akan menjadi lelucon terlucu.



Memainkan gadis kecil yang polos membuatnya terhibur. Apa mungkin karena ia terlalu sering bermain dengan ular, sehingga melupakan bahwa kelinci kecil lebih menyenangkan.



"Tidak, sudah ku katakan kau harus memenuhi ujian yang lain." Allard mendekat, berbisik dengan nada dingin di telinganya. "Sebuah ciuman tidak bisa membuatku percaya padamu. Berikan tubuhmu sekarang dan jadi pelacurku. Atau jadilah boneka yang diam dan penurut. Jika kau tau batasan, aku tanpa ragu akan menikahimu."



Luna meremas tangannya dengan gugup. "Aku setuju."



Bersambung...


Bab terkait

  • Wedding Doll [INDONESIA]   09

    Happy Reading and Enjoy~Mengangkat alisnya sebelah, Allard bertanya heran. "Apa yang kau setujui?""Menjadi bonekamu," jawab Luna mantap.Allard mengerjap. Apa gadis ini tau yang di maksud dengan kata 'boneka' di sini? Itu bukan tentang menjadi diam dan penurut saja."Oke baiklah, kau yang sudah memilih. Sekarang ikut aku."Allard berjalan ke satu pintu yang berada di pojok ruangan. Ternyata itu adalah kamar yang bernuansa hitam. Gelap dan dingin. Jantung Luna berdetak dua

  • Wedding Doll [INDONESIA]   10

    Happy Reading and Enjoy~Luna menggeleng pelan. Takut, ia tidak ingin tinggal dengan Allard. Tapi bagaimanapun, akhir hidupnya akan bersama Allard, mungkin sampai napas terakhirnya.Allard menodongkan kembali benda tajam itu ke pipinya. "Aku akan memberikan beberapa syarat yang harus kau patuhi, jika kau melanggar maka ada hukuman khusus. Jadilah gadis yang baik." Allard mengecup pipinya singkat.Seketika ruangan itu berubah menjadi terang, Luna memejamkan matanya. Cahaya lampu membuatnya belum terbiasa, lalu matanya membuka secara perlahan. Menatap Allard yang saat ini berbaring di sebelahnya sembari memainkan ponsel.

  • Wedding Doll [INDONESIA]   11

    Happy Reading and Enjoy~Allard membuka paksa piyama Luna hingga tubuh gadis itu polos tanpa sehelai benang. Ia juga menghidupkan shower dengan air hangat, membuat lapisan kaca pada shower box itu berembun. Tanpa rasa malu lelaki itu juga melucuti pakaiannya sendiri.Luna meringkuk, tubuhnya terasa sakit, air yang menyentuh kulitnya terasa perih. Ia menutup matanya, tidak memiliki keberanian menatap wajah Allard. Kepalanya terdongak, dengan tarikan kuat pada rambutnya. Tarikan yang menyakiti kulit kepalanya. Luna merasa dagunya di cengkram, tangan Allard menyentuh luka pada pipinya, menekan disana dengan kuat.

  • Wedding Doll [INDONESIA]   12

    Happy Reading and Enjoy~Luna membuka kain yang digunakan untuk menutup mulut Yessie. Tidak menyadari Allard yang berjalan mendekat ke arahnya, pria itu mencengkran tangan Luna, membawa gadis itu menjauh dari Yessie. Satu tamparan kuat di layangkan pada pipi Yessie hingga tubuh wanita itu sedikit oleng, Allard kembali memasangkan kain untuk menutup mulut Yessie."Sudah ku bilang menjauh dari mereka! Kenapa kau keras kepala, hah!" teriaknya tepat di depan wajah Luna, membuat gadis itu memejamkan matanya dengan tubuh bergetar."Jangan dekati orang seperti mereka!" desisnya tajam. Allard menariknya menjauh dengan sedikit paksaan, sebab Luna memberontak.

  • Wedding Doll [INDONESIA]   13

    Happy Reading and Enjoy~Kebanyakan orang akan melihatmu ketika sukses, lalu bergumam dengan nada kagum sembari mengucapkan, "Aku ingin jadi dia, aku ingin jadi kekasihnya. Aku ingin menikah dengannya dan di manja olehnya." Serta banyak ucapan lain yang membuat mereka lupa, bahwa sebuah kesuksessan di capai dengan usaha yang keras. Begitulah yang terjadi pada Allard Washington.Wanita-wanitanya berlomba-lomba menarik perhatiannya, sementara rekan bisnisnya sibuk menjilat di bawah kakinya. Temannya bermuka dua, tidak ada yang benar-benar tulus ketika seseorang sudah berada di puncak.Allard memasang tampang ramah, bersikap sebagai teman dan juga rekan bisnis yang memihak. Di belakang itu semua, Allard menampilkan taringnya. Tidak ada yang mengetahui sisi gelapnya kecuali orang-orang ter

  • Wedding Doll [INDONESIA]   14

    Happy Reading and Enjoy~Ketika Allard keluar sembari membawa tubuh Luna di dalam gendongannya, ia menatap seorang pemuda yang berdiri dengan kedua mata terbelalak. Ada dendam di sana. Apa pemuda itu mendengar pemburuannya?Kedua mata pemuda itu menyipit tajam, rahangnya mengeras dengan tangan mengepal. Tubuhnya sendiri di halau bodyguard Allard. Tadi Allard melihat pemuda itu memberontak, memanggil nama Luna berkali-kali.Bocah ingusan.Mengabaikan pemuda tak di kenal itu, Allard berjalan santai menuju limusinnya. Masuk ke dalam dengan perlahan, sembari membawa tubuh Luna bersamanya."Luna! Bangun, ini aku Derald. Aku sudah membuat perjanjian dengan Daddy, kita akan meni

  • Wedding Doll [INDONESIA]   15

    Happy Reading and Enjoy~"APA YANG KAU LAKUKAN PADA LUNA!!! AKHHH!!"Kalut, Luna menggunakan kakinya untuk menendang pintu besi itu, yang tentunya tetap tidak memberikan efek apapun. Ia kembali berteriak, melompat-lompat kecil guna melihat apa yang terjadi.Ia membalikkan badan untuk menatap sekeliling ruangan, apa yang bisa di gunakannya untuk mendobrak pintu ini. Sayangnya tidak ada apapun di dalam ruangan ini selain ranjang dan juga beberapa lemari. Tetapi di ujung ruangan terdapat pintu yang berwarna coklat, jika tidak di perhatikan baik-baik pintu itu seperti dinding kamar.Menguatkan tekad, Luna berjalan ke arah pintu itu. Pasti ada yang bisa digunakan di dalam sana. Sayang harapannya tida

  • Wedding Doll [INDONESIA]   16

    Happy Reading and Enjoy~Dengan langkah lebar Allard berjalan menuju kamar tempat Luna terbangun, rahang pria itu menegang. Membuat wajahnya tampak menyeramkan, tetapi kapan wajah pria itu tampak normal? Saat pertemuan pertamanya dengan Luna, lelaki itu membunuh salah satu karyawannya yang berkhianat.Bercak darah menghiasi pipinya pada saat itu. Mengingatnya saja membuat Luna kelihatan seperti orang bodoh, mengapa pada saat itu ia memilih menaiki tangga darurat untuk menghindari resepsionis wanita yang berpacaran. Jika di pikirkan kembali, memangnya kenapa jika ia ketahuan berbohong? Hukumannya pasti mendapat perlakuan tidak hormat dari satpam di sana. Semua itu lebih baik dari pad

Bab terbaru

  • Wedding Doll [INDONESIA]   Extra Part II

    Ara menatap Allard dan Luna bergantian.''Selama aku menikah dengan Alex aku belum pernah kencan dengannya. Dan apa? Kalian menitipkan Sia karena ingin kencan seharian! Huh, jika aku tidak menyukai Luna, aku tidak akan mau melakukannya!''Luna mengulum senyum. ''Maafkan aku, Ara. Aku tidak tahu lagi kepada siapa kami bisa menitipkan Sia. Kau tau bahwa Sia sangat suka bermain dengan Dom.''Ara mengibaskan tangannya ke udara. ''Ya, kurasa kita akan menikahkan anak kita setelah besar nanti,'' ucapnya sembari mengedipkan matanya sebelah.Luna terkekeh sementara Allard berdehem. ''Aku tidak mau menjadi keluarga dari kembaran Arthur.''''Lupakan! Aku juga tidak mau putraku punya mertua sepertimu.'' Ara melotot.Seketika Luna terbahak, wanita itu menutup mulutnya dengan satu tangan guna meredam suaranya.''Baiklah, mungkin kami bisa pergi sekarang. Maaf merepotkanmu, Ara.''Ara ter

  • Wedding Doll [INDONESIA]   Extra Part I

    Luna mengulum senyum saat merasakan lengan kekar yang menyelimuti tubuhnya.''Kau masih marah padaku?'' Allard bertanya lembut.Ia tidak menjawab, kali ini apapun bentuk rayuan Allard tidak akan bisa mempengaruhinya. Lelaki itu tidak berubah!Bagaimana bisa menghukum salah satu karyawannya karena tidak sengaja memegang lengan Luna ketika ia hampir saja terjatuh. Jika karyawan itu tidak menolongnya maka sudah bisa dipastikan kedua lututnya mencium lantai.Bukannya merasa berterima kasih, Allard malah marah dan mengancam untuk memecatnya. Lelaki itu sungguh posessif! Dan sungguh ini bukan yang pertama kalinya.''Aku minta maaf, aku hanya tidak rela tubuhmu disentuh pria lain.''Luna mencoba melepaskan pelukan Allard.''Kau selalu berkata begitu dan mengulangi kesalahanmu. Apa kau tidak berpikir jika dia tidak ada maka tubuhku jatuh ke lantai? Makan siangmu juga akan jatuh berantakan. Ka

  • Wedding Doll [INDONESIA]   Bonus Part

    Tok tok tok Luna langsung membuka pintu tanpa melihat tamunya terlebih dahulu. Seketika ia langsung terperanjat melihat Grey yang berdiri di depan pintu rumah kumuhnya beserta beberapa bodyguard yang lain. Buru-buru Luna menutup pintunya, tapi Grey lebih dulu menahannya. ‘’Boleh saya masuk, Nona?’’ ‘’Ma-maaf, aku tidak bisa membiarkan orang asing masuk. Permisi.’’ ‘’Tunggu!’’ Grey tetap menahan daun pintu agar tidak tertutup. ‘’Ini tentang Tuan Allard. Saya tahu bahwa Anda mungkin tidak mau lagi mendengar apapun tentangnya, tapi saya belum pernah melihat Tuan sefrustrasi itu kehilangan seorang wanita.’’ Luna mendongakkan dagunya dengan gaya sombong. ‘’Yang dia inginkan adalah anak ini, bukan aku.’’ ‘’Anda salah, nona. Saya datang ke sini ingin membuat perjanjian dengan Anda.’’ ‘’Perjanjian’’ Luna mengerutkan dahinya, lalu pada akhirnya membuka lebar pintu rumahnya. ‘’Masuklah, kita bicarakan di dalam.’’ Tidak perlu diperintah dua kali, Grey langsung melangkah masuk. ‘’

  • Wedding Doll [INDONESIA]   53

    Happy Reading and Enjoy~Allard menekan perasaan ketika tiba di depan rumah kumuh yang berada di hadapannya. Bagaimana bisa Luna memutuskan berada di sini dan meninggalkan kastilnya yang mewah!?Ia mengetuk pintu rumahnya. Tidak ada jawaban. Allard kembali mengetuknya dengan tidak sabar, ia sudah menahan dirinya agar tidak langsung mendobrak pintu kumuh ini. Masih tetap tidak ada jawaban, yang terdengar hanya erangan kesakitan.''Luna kau di dalam?'' Ia bertanya cemas.Tidak ada sahutan. Kembali yang terdengar hanya erangan.Persetan dengan segalanya, Allard mendobrak pintu kumuh itu. Hanya dua kali dobrakan engsel pintu itu langsung terlepas. Ia akan memberi pelajaran bagi siapapun yang telah memberi Luna rumah tak layak pakai ini.''Luna!''

  • Wedding Doll [INDONESIA]   52

    Happy Reading and Enjoy~Tidak ada yang berubah dari hubungan mereka, tapi sikap Allard perlahan berubah menjadi sedikit lebih hangat. Lelaki itu akan memeluknya dan mengelus perutnya hingga Luna terlelap.Saat bangun pagi Allard sendiri yang menyiapkan sarapannya. Ekspresi lelaki itu tetap sama, datar tanpa senyum. Sampai saat ini mereka baik-baik saja.Dan jika ada bom maka inilah harinya. Saat ia sedang berjalan-jalan di taman, salah satu bodyguard menghampirinya dan memberikan satu rekaman kecil.''Nona, saya mohon jangan beritahu Tuan Allard. Jika nona memberitahunya maka nyawa saya melayang, saya hanya ingin hidup nona bahagia tanpa adanya tipuan. Hanya ini yang bisa saya lakukan.''Mendengar hal itu ia buru-buru pergi ke kamarnya dan menghidupkan benda kecil yang di

  • Wedding Doll [INDONESIA]   51

    Happy Reading and Enjoy~“Ada satu kabar gembira lagi yang ingin saya sampaikan. Wanita yang berdiri di samping saya ini sedang mengandung, tidak ada hari yang paling bahagia kecuali hari ini. Hari dimana saya tahu bahwa istri saya tersayang mengandung anak kami.”Riuh tepuk tangan terdengar membahana, semua tamu yang berada di sana memasang wajah ceria dan bahagia. Semua tersenyum dan bergantian memberi ucapan selamat, berbanding terbalik dengan Luna yang memucat.Allard mengetahui dirinya hamil. Sejak kapan? Apa lelaki itu langsung menyelidikinya setelah pergi dari kamarnya kemarin? Lantas mengapa Allard tidak mendatanginya dan marah kepadanya seperti yang ditakutkannya?Bahkan Allard menyampaikan kabar itu di depan rekan-rekan bisnisnya, apa lelaki itu menerima anak yang berada di kandungannya?“Kenapa wajahmu p

  • Wedding Doll [INDONESIA]   50

    Happy Reading and Enjoy~“Luna hamil.”Arthur terbatuk, menatap Allard dengan kedua mata membesar. “Kau yakin?”“Emosinya tidak stabil dan stamina tubuhnya melemah, tapi dia tidak mual seperti kebanyakan wanita hamil.”“Apa tindakanmu selanjutnya? Bukankah kau tidak mau punya anak.”“Aku mau.”Arthur kembali terbatuk. “Kau punya kepribadian ganda?”Allard berdecak. “Aku tidak mau punya anak karena anakku harus lahir dari rahim yang suci, dan tentunya dari wanita yang menjadi istriku, bukan wanita one night stand.”“Kau sendiri yang mencantumkan larangan hamil pada kesepakatan pernikahanmu dengan Luna, lalu sekarang kau ingin

  • Wedding Doll [INDONESIA]   49

    Happy Reading and Enjoy~Ada yang salah. Luna menyadari hal itu sejak ia tinggal di penthouse Allard. Tubuhnya semakin lemah, sering pusing dan mual. Emosinya tidak menentu, bahkan ia sering marah pada sesuatu yang tidak jelas. Parahnya lagi, ia diam-diam menginginkan keberadaan Allard.Lelaki itu memang mengunjunginya, tapi hanya berupa kunjungan singkat, dan Luna tidak menginginkan itu semua. Ia ingin Allard di sini bersamanya dan dalam jangkauan matanya. Seketika tubuhnya meremang. Tidak, tidak mungkin!Apa-apaan pikiran itu.Apa yang terjadi pada dirinya Tuhan … ia benar-benar ingin Allard berada di sini, hingga rasanya Luna sanggup memohon pada siapapun untuk bisa mempertemukannya dengan Allard.Oh, sial, ia mulai pusing.Luna membaringkan tubuhnya yang terasa lemah. Mungkin hal ini akan d

  • Wedding Doll [INDONESIA]   48

    Happy Reading and Enjoy~Satu minggu berlalu, Luna tidak mendapat kemajuan apapun. Ia hanya berkeliling mencari penginapan dan pekerjaan, tapi semua menolaknya.Satu bulan berlalu, tetap sama.Tiga bulan berlalu, sialnya masih sama. Ia melakukan hal yang sia-sia, berjalan dan mencari tanpa hasil. Sementara semakin bertambahnya hari ia makan dan tinggal di penthouse Allard, seolah-olah tidak ada yang berubah dari perceraian mereka.Allard sendiri sesekali mengunjunginya, menanyakan apa kebutuhannya, bahkan terkadang membawanya ke beberapa restoran dan makan dengan gaya romantis. Lelaki itu tidak pernah berteriak padanya, tidak pernah berbicara kasar, meskipun tidak menutup kemungkinan sifatnya masih dingin.Allard masih berwajah kaku, tidak pernah tersenyum padanya. Meskipun tersenyum, ha

DMCA.com Protection Status