Beranda / Historical / Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris / Bab 97 Strategi Baru dan Rahasia Klan Naga Langit

Share

Bab 97 Strategi Baru dan Rahasia Klan Naga Langit

Penulis: Caesar Azka
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-22 03:39:00

Arka melangkah masuk ke ruang kerja Raka, di mana layar monitor memenuhi dinding, menampilkan data keamanan perusahaan, transaksi bisnis, dan laporan proyek yang sedang berjalan. Raka duduk dengan tangan terlipat, menatap layar utama dengan serius.

"Bagaimana situasi terbaru?" tanya Arka sambil duduk di hadapan Raka.

Raka menoleh dengan ekspresi tegas. "Kita sudah memperkuat sistem keamanan IT. Timku telah menciptakan enkripsi khusus yang membuat sistem kita hampir mustahil untuk ditembus. Setiap gerakan mencurigakan langsung kami lacak dan netralisir sebelum mereka sempat menyusup."

Arka mengangguk, puas dengan perkembangan ini. "Bagus. Kita tidak bisa memberi mereka celah sedikit pun."

Raka menggeser layar sentuh di mejanya, menampilkan data keuangan terbaru. "Selain itu, proyek energi yang kita jalankan mulai mendapat perhatian besar dari investor. Tapi beberapa di antaranya masih ragu karena gangguan yang terjadi sebelu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 98 Pertemuan Tak Terduga

    Di ruang konferensi utama, Arka dan Raka duduk menghadap layar besar yang menampilkan berbagai laporan tentang keamanan dan pertumbuhan perusahaan. Tim IT telah menyelesaikan sistem perlindungan baru yang mampu mencegah setiap serangan siber terhadap perusahaan. "Akhirnya, semua penguatan sistem sudah tuntas," kata Raka sambil meregangkan tubuhnya. "Dengan ini, mereka tidak akan bisa menyusup lagi." Arka mengangguk puas. "Bagus. Sekarang kita bisa lebih fokus pada ekspansi proyek dan meningkatkan daya saing kita di pasar." Raka tersenyum kecil. "Tapi jangan lupa, kau juga harus istirahat. Aku tahu kau sudah bekerja tanpa henti." Arka tertawa ringan. "Aku baik-baik saja. Tapi kau benar, aku harus pulang menemui Ibu. Dia pasti menungguku." Dengan demikian, setelah memastikan semua strategi berjalan sesuai rencana, Arka meninggalkan kantor dan kembali ke rumahnya. Saat Arka masuk ke rumah, ibunya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 99 Penyusup Dalam Bayangan

    Seluruh ruangan gelap gulita. Arka berdiri tegak di ruang kerja pribadinya, telinganya menangkap suara-suara kecil yang mencurigakan. Matanya menelusuri sekeliling, mencoba menangkap gerakan di dalam kegelapan. "Siapa di sana?" suaranya terdengar tajam. Tidak ada jawaban, hanya desiran angin yang terasa tidak wajar. Arka segera mengaktifkan instingnya. Dengan kecepatan luar biasa, dia melesat keluar dari ruangannya, melewati lorong-lorong rumah yang kini sunyi. Langkahnya senyap, tapi penuh kewaspadaan. Di sudut ruangan, bayangan hitam melintas cepat. Arka segera mengejarnya. "Jadi ini permainanmu?" gumam Arka sambil menajamkan penglihatannya. Seketika, seseorang melompat keluar dari balik pilar, menyerangnya dengan sebilah belati yang memancarkan energi hitam. Arka menghindar dengan gesit, lalu membalas dengan pukulan cepat ke arah dada penyerangnya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 100 Pertemuan Menggejutkan

    Arka melangkah masuk ke rumahnya, diikuti oleh Kiara yang berjalan di sampingnya. Meski pertarungan barusan cukup menguras energi, wajah Arka tetap tenang. Kiara meliriknya, memperhatikan ekspresi pria itu yang seolah tidak terpengaruh oleh kejadian sebelumnya. "Kau benar-benar tidak pernah menunjukkan kelelahan, ya?" ujar Kiara sambil menyeringai. Arka menoleh sekilas dan mengangkat bahu. "Aku sudah terbiasa dengan semua ini." Kiara terkekeh kecil. "Tapi kau tetap manusia, Arka. Istirahatlah sebentar." Arka tidak menjawab, hanya membuka pintu rumahnya dan melangkah masuk. Begitu mereka memasuki ruang tamu, suara langkah cepat terdengar dari dalam. "Arka?!" Ibunya, Laras, muncul dari balik pintu dengan ekspresi terkejut. Namun, bukan hanya karena kedatangan putranya—melainkan karena sosok gadis cantik yang berdiri di sampingnya. "Dan… siapa gadis ini?" tanyanya penasaran.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 101 Pertemuan dan Ujian

    Arka dan Kiara melangkah cepat memasuki gedung perusahaan. Wajah mereka serius. Setelah serangan siber sebelumnya, mereka harus memastikan siapa dalang di balik upaya peretasan sistem perusahaan. Di ruang kendali, Raka dan tim IT sudah bersiap dengan berbagai layar yang menampilkan data analisis jejak digital dari peretas. "Raka, bagaimana situasinya?" tanya Arka langsung begitu memasuki ruangan. Raka menunjuk ke salah satu layar. "Kami sudah melacak IP mereka. Mereka menggunakan sistem yang cukup canggih untuk menyembunyikan jejak, tapi mereka bukan tandingan kita." Kiara melangkah mendekat, matanya menelusuri data yang terpampang di layar. "Dari mana mereka berasal?" Salah satu teknisi IT menjawab, "Sepertinya dari organisasi bayangan yang pernah menyerang kita sebelumnya. Mereka mencoba masuk ke server cadangan kita, tetapi kami berhasil menggagalkan upaya mereka." Arka menyipitkan mata. "Ja

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 102 Pertempuran Penentuan

    Suara dentuman keras menggema di udara. Jeritan dan suara benturan terdengar dari halaman depan kediaman keluarga Kiara. Arka dan Kiara segera berlari ke luar, diikuti oleh tetua keluarga dan anggota keluarga lainnya. Di depan gerbang utama, puluhan pria berpakaian gelap telah menerobos masuk. Mereka semua membawa aura membunuh yang kuat, mata mereka dipenuhi kebencian. Tetua keluarga Kiara mengerutkan kening. "Mereka akhirnya menunjukkan diri." Salah satu pria dari kelompok musuh melangkah maju. "Keluarga Kiara sudah terlalu lama berada di atas. Hari ini, kami akan menggulingkan kalian dan merebut posisi yang seharusnya menjadi milik kami!" Kiara mengepalkan tinjunya. "Mereka selalu menjadi ancaman bagi keluarga kami. Kali ini, mereka benar-benar berani menyerang secara langsung." Tetua keluarga Kiara menoleh ke belakang, memberi perintah kepada anggota keluarga lainnya. "Siapkan pertahanan! Jangan biarkan m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 103 Konspirasi Di Balik Bayangan

    Setelah pertempuran sengit melawan musuh-musuh keluarga Kiara, keadaan akhirnya mereda. Cahaya pagi mulai muncul di ufuk timur, menerangi halaman kediaman keluarga Kiara yang dipenuhi bekas pertarungan semalam. Arka berdiri di depan Kiara dan tetua keluarga. "Sudah waktunya aku pergi," katanya dengan suara tenang. Kiara menatapnya dalam diam. Ada banyak hal yang ingin ia katakan, tapi ia tahu Arka bukan tipe orang yang mudah membuka hati. "Kalau begitu, hati-hati di jalan, Arka." Tetua keluarga Kiara mengangguk. "Terima kasih atas bantuanmu. Keluarga kami berhutang budi padamu. Jika kau butuh sesuatu, jangan ragu untuk meminta." Arka hanya tersenyum tipis. "Aku melakukan ini bukan untuk hutang budi. Aku hanya tidak suka melihat orang berbuat semena-mena." Dia lalu berbalik dan berjalan menjauh, meninggalkan Kiara yang masih memandangnya dengan ekspresi yang sulit diartikan. Hari-hari berlalu s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 104 Bayangan Yang Kembali

    Di sebuah restoran mewah yang tersembunyi di pusat kota, Arka duduk berhadapan dengan Raka. Secangkir kopi masih mengepul di depannya, sementara Raka dengan serius menatap layar tabletnya, menunjukkan beberapa data penting. "Arka, aku sudah melakukan investigasi lebih lanjut tentang keluarga Kiara," kata Raka sambil mengetuk layar tabletnya. Arka mengangkat alisnya. "Apa yang kau temukan?" Raka menarik napas dalam sebelum menjelaskan. "Keluarga Kiara bukan hanya keluarga beladiri biasa. Mereka memiliki posisi yang sangat kuat dalam dunia beladiri di kota ini dan juga di Jakarta. Bahkan, ada sesepuh mereka yang sangat dihormati di kalangan pejabat negara. Dia bukan hanya seorang pendekar legendaris, tetapi juga pahlawan nasional yang berjasa dalam operasi rahasia untuk melindungi negara." Arka menyandarkan punggungnya, mencerna informasi itu. "Jadi, selain kekuatan bisnis mereka, mereka juga memiliki pengaruh besar di dunia

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 105 Panggilan Negara

    Nama Arka semakin dikenal di berbagai kalangan. Dia bukan hanya seorang pengusaha brilian, tetapi juga seorang pendekar yang tak terkalahkan. Kehebatannya dalam pertarungan terakhir menyebar luas, membuatnya menjadi sosok yang dihormati sekaligus ditakuti. Di sisi lain, negara menghadapi ancaman yang lebih besar. Sebuah kelompok bayangan dari dunia internasional mulai menyusup, berusaha meruntuhkan pemerintahan dan menciptakan kekacauan. Mereka bukan orang-orang biasa, melainkan mantan prajurit dan ahli beladiri yang pernah dikalahkan oleh para pendekar dalam negeri di masa lalu. Kini mereka kembali, lebih kuat dan lebih ganas dari sebelumnya. Pemerintah mulai gelisah. Militer dan aparat keamanan sudah bersiaga, tetapi mereka tahu bahwa menghadapi musuh dengan kemampuan beladiri luar biasa membutuhkan pendekatan berbeda. Di suatu pagi yang tenang, Arka menerima panggilan tak terduga. "Tuan Arka, seseorang ingin bertemu deng

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24

Bab terbaru

  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 223 Kembali ke Akar

    Langit Jakarta diguyur cahaya senja yang lembut saat helikopter hitam mendarat di atap gedung utama Wijaya Corporation. Bilah-bilah rotor melambat, meniupkan debu dan kenangan di udara. Dari dalam kabin, Arka turun lebih dulu, mengenakan jaket hitam bertuliskan WJ Core di lengannya. “Masih terasa aneh ya,” gumam Kiara di belakangnya. “Kita barusan keluar dari altar kehendak… dan sekarang berdiri di atap kantor pusat.” Genta menyeringai sambil menenteng tas data. “Aneh itu kalau kita tiba-tiba bangun di kebun belakang dengan piyama.” Raka menepuk bahunya. “Jangan beri semesta ide aneh, Gen.” Mereka berempat berdiri berjejer, menatap siluet kota yang perlahan berubah warna. Di bawah mereka, gedung-gedung menjulang seperti urat nadi dari ambisi yang pernah hampir dibajak oleh kehendak jahat. Arka menarik napas panjang. “Kita berhasil. Dunia masih berdiri.” “Dan kita masih satu,” Kiara menambahkan,

  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 222 Jejak yang Tertinggal

    Altar kehendak bergema dengan getaran lembut, seolah menghela napas terakhir setelah ribuan tahun terbungkam. Dinding kubah yang retak menyala dengan pola cahaya yang bergerak pelan, membentuk simbol-simbol purba yang tak dikenali, tapi terasa akrab bagi Arka dan yang lain. “Tempat ini hidup,” bisik Genta, mengamati garis cahaya yang menjalar di sepanjang lantai. “Tapi bukan seperti teknologi. Ini… sesuatu yang lain.” Kiara menyentuh salah satu simbol, dan cahaya melesat cepat, menyusuri lengannya tanpa melukai. “Seolah-olah tempat ini mengenali kita.” Raka melangkah mendekati pusat altar, di mana sebuah pilar kristal muncul perlahan dari bawah tanah. Di dalamnya, pusaran kehendak berwarna emas berdenyut pelan seperti jantung. “Tunggu,” ucap Arka sambil menatap sekeliling. “Kalian dengar itu?” Detak. Lembut, tapi dalam. Seperti jantung raksasa yang berdetak dari dalam dunia itu sendiri. Kiara m

  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 221 Inti dari Segalanya

    Kilatan pertama menyambar seperti tombak cahaya yang mengoyak udara. Arka dan yang lain menembus pusaran badai, tubuh mereka melayang bebas di antara fragmen waktu dan kehendak yang saling bertabrakan. Setiap helai udara terasa tajam, seolah menolak keberadaan mereka. Arka menggertakkan gigi, tubuhnya tertarik ke dalam spiral cahaya keperakan. “Tahan formasi! Jangan terpisah!” “Aku kehilangan gravitasi!” teriak Genta, tubuhnya terpental ke arah fragmentasi kota yang hancur di kejauhan. Kiara melompat, menyambar tangan Genta. “Aku dapat dia! Tapi ini… bukan ruang biasa. Waktunya loncat-loncat!” Raka berputar di udara, kakinya menjejak sebongkah memori masa depan yang padat, lalu meluncur ke arah Arka. “Kita harus sampai ke pusat! Di sanalah kehendak disimpul jadi satu!” Di tengah pusaran, sosok bertopeng perak berdiri kokoh, tubuhnya membesar menjadi kolosus setinggi gedung. Di dadanya, mata yang berputar kini

  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 220 Lapisan Ketiga

    Arka mendarat di permukaan yang tak padat, seolah pijakan itu terbuat dari bayangan air. Setiap langkah meninggalkan riak yang memantulkan kenangan. Langit di atasnya merah kelam, bergemuruh seperti dada yang menahan napas terlalu lama. “Tempat ini… terasa seperti dalam mimpiku,” gumamnya, memandang sekitar. Kiara mendarat tak jauh darinya, tangannya terangkat, menjaga keseimbangan. “Tapi ini bukan mimpi. Ini ruang kehendak terdalam. Lapisan ketiga.” Dari balik kabut, siluet Raka muncul, tubuhnya bersimbah cahaya kehendak yang belum sepenuhnya stabil. “Aku lihat bayangan Ayah tadi… seperti nyata.” “Bukan bayangan,” sahut Genta yang menyusul, napasnya memburu. “Tempat ini menyerap ingatan paling kuat dalam diri kita. Dan memutarnya jadi senjata.” Angin bertiup pelan, namun membawa aroma darah dan logam. Lalu satu demi satu sosok muncul dari balik kabut—wajah-wajah yang seharusnya sudah mati. Ayah Raka. Saudara

  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 219 Pusaran Kehendak

    Genta melompat ke panel darurat, jarinya menari di atas tombol manual. Sinyal listrik masih lumpuh, tapi ia berhasil mengaktifkan suplai cadangan untuk server utama. Layar menyala kembali dalam kilatan biru redup, menampilkan grafik-grafik kacau dan sinyal spiral dari dasar laut. “Gelombangnya meningkat,” gumamnya. “Ini bukan hanya sinyal… ini panggilan.” Arka berjalan perlahan ke tengah ruangan, di mana wajah digital bertopeng perak masih menatap mereka dari layar. Cahaya dari monitor memantul di matanya yang membara, menciptakan siluet tajam di balik bahunya. “Kau siapa sebenarnya?” tanya Arka, suaranya pelan tapi tegas. “Pertanyaan yang salah, Arka Wijaya,” suara itu mengalun seperti gema di dalam tengkorak. “Pertanyaannya adalah: berapa lama lagi kehendak manusia bisa menolak evolusi yang sudah kutawarkan?” Kiara menatap layar dengan rahang mengeras. “Kau menyebut dirimu ide. Tapi ide tidak lahir sendiri.

  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 218 Kehendak di Balik Layar

    Asap tipis mengepul dari sudut-sudut ruangan. Cahaya darurat berpendar merah, melemparkan bayangan bergerigi di wajah-wajah tegang. Di tengahnya, wajah bertopeng perak masih terpampang di layar utama, menatap semua yang hadir tanpa berkedip. Suara itu terdengar lagi, serak tapi stabil. “Divisi Kehendak? Nama yang indah. Tapi sia-sia.” Raka maju dua langkah, belatinya bergetar oleh listrik statis dari medan proteksi yang belum sepenuhnya mati. “Kalau kau hanya bisa bicara dari balik layar, kau pengecut.” “Justru karena aku di balik layar, aku hidup lebih lama dari kalian semua,” jawab suara itu. “Aku bukan tubuh. Aku adalah algoritma keserakahan, rumus dominasi, strategi kolonialisme yang kalian warisi diam-diam.” Kiara menoleh ke Genta. “Apakah ini AI yang kita deteksi dari dasar laut?” Genta mengetik cepat, matanya tak lepas dari data baru yang masuk. “Tidak sepenuhnya. Ini semacam antarmuka. Tapi energinya…

  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 217 Bayangan di Langit

    Bayangan hitam yang mengambang di atas cakrawala makin jelas. Bukan retakan dimensi, bukan pula makhluk seperti Zerah—melainkan armada. Puluhan—tidak, ratusan kapal udara taktis melayang membentuk formasi setengah lingkaran di langit senja. Baling-baling rotor mereka tak menimbulkan suara, hanya getaran halus yang merambat ke tanah, seperti denyut jantung dunia yang baru bangkit. “Ini bukan invasi, kan?” bisik Raka sambil meraih senjata di pinggang. Genta menatap hasil pemindaian di alatnya. “Bukan. Ini… pasukan militer. Tanda pengenal mereka sah. Tapi mereka dalam mode siaga tinggi.” Beberapa pesawat turun perlahan, melepaskan platform logam yang terhampar rapi di tanah. Dari sana, pasukan berseragam hitam-hijau turun, berbaris dalam diam. Seorang pria berambut putih dan berseragam panglima berdiri di tengah mereka, mengenakan lencana khusus bertuliskan SATGAS ARDHA GARDA NASIONAL. Arka maju beberapa langkah

  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 216 – Kehendak yang Bangkit

    Cahaya biru menyelimuti medan pertempuran. Pilar-pilar energi yang sebelumnya mencabik langit kini membeku di udara, seolah diperintah oleh kehendak yang lebih tua dari waktu. Sosok asing yang muncul dari celah realitas itu melayang perlahan, jubah panjangnya berpendar lembut, dan matanya memancarkan cahaya keemasan yang menembus jiwa siapa pun yang menatapnya. Arka berdiri membeku di tengah pusaran penyegelan. Energi di sekeliling tubuhnya masih berkobar, tapi kini tertahan—seolah sebuah tangan tak kasatmata menggenggamnya. “Siapa… kau sebenarnya?” tanya Arka pelan. Sosok itu turun menyentuh tanah. “Aku adalah bagian dari darahmu. Dan engkau adalah bagian dari kehendakku yang tertinggal di dunia ini.” Raka terhuyung, menahan luka di lengannya, matanya terpaku pada simbol bercahaya di udara—tiga garis spiral yang saling berpotongan membentuk mata ketiga di tengah kehampaan. Kiara berbisik, “Simbol itu… mengik

  • Warisan Kuno: Kembalinya Sang Pewaris   Bab 215 Warisan di Ujung Darah

    Tanah terbelah. Awan menghitam. Dari tubuh Sakarat, sosok Zerah melayang perlahan—gerakannya anggun seperti kabut, tapi tekanan kehadirannya menekan dada semua orang. Di sekelilingnya, waktu bergetar. Suara-suara dari masa lalu bergema lirih, menciptakan irama aneh yang menyesakkan telinga. Kiara mundur beberapa langkah. “Itu… bukan makhluk biasa.” “Bukan,” desis Arka. “Dia bukan makhluk. Dia… adalah kehendak yang ditolak oleh alam semesta.” Zerah menatap ke arah mereka, topengnya berganti-ganti bentuk—wajah-wajah yang familiar muncul sekilas: wajah Raksa, wajah Nadira, bahkan wajah Reza. Setiap wajah muncul hanya untuk digantikan oleh kekosongan tanpa ekspresi. “Arka Wijaya,” suaranya terdengar seperti ribuan orang berbicara bersamaan. “Darahmu adalah kunci. Warisanmu adalah pengikat. Maka, akulah yang berhak menuntutnya.” Tubuh Arka bergetar saat aliran energi dari dalam dadanya berdenyut semakin kuat. Simb

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status