Share

Bab 21. Wira keterlaluan!

Penulis: Kencana Ungu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-18 22:00:49

Aku tidak boleh percaya begitu saja padanya, meski sebenarnya aku merasa Dina berkata jujur.

“Lalu rencana apa yang akan kalian lakukan tadi?”

“Em ... itu, Mas Wira menyuruhku mengambil beberapa perhiasan Mbak Ita dan menjualnya.”

Astaghfirullah ... Wira, dia benar-benar sudah kelewatan!

“Apa aku harus percaya padamu?”

“Terserah Mbak mau percaya atau tidak, tapi aku mohon jangan kasih pinjaman pada Mas Wira. Aku bisa menahan jika dipukuli Mas Wira, tapi aku tidak bisa menanggung hutang banyak Mbak. Malu, selalu jadi gunjingan tetangga.”

“Hapus air matamu. Itu suamimu memanggil.” Buru-buru Dina ke kamar mandi mencuci muka dan menyisir rambutnya lalu ke luar dari kamarku tanpa berkata apa pun.

Kalau itu benar kasihan sekali Dina. Apa yang harus aku lakukan. Ck, waktu istirahatku jadi terganggu gara-gara Wira.

Dari kecil memang Wira temperamen, tapi aku tidak menyangka kalau dia akan bertindak sejauh ini. Dina itu istrinya dan sedang hamil kenapa dia tega sekali.

“Nak, ini Kia cariin kam
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 22. Katanya aku pelit.

    Kebaikan sikap menentukan kebaikan hidup. Itulah mengapa kita harus dituntut untuk selalu berbuat baik. Jika perbuatan baik kita tidak dibalas oleh orang-orang yang telah kita baikin sekarang percayalah ada Tuhan yang membalasnya. Kita tidak tahu kebaikan yang mana yang akan membawa kita ke syurga, jadi teruslah berbuat baik meski sebesar biji sawi.🌸🌸🌸[Ita, kamu itu ya, jadi orang kok, pelit banget. Adik sendiri pinjam duit untuk usaha enggak kamu kasih! Aku do’akan miskin lagi kamu!]Baru saja mata ini mau terpejam sudah ada WA dari Mbak Ning. Ah, Mbak Ning selalu saja begitu. Memanjakan Wira. Aku tidak tahu apa reaksinya andai Mbak Ning tahu bahwa Wira berhutang bukan untuk buka usaha melainkan untuk bayar hutan judinya.[Ingat ya, Ta! Harta itu tidak dibawa mati kecuali kamu sedekahkan dan kamu kasih untuk bantu orang lain!][Besok kamu kasih uang ke Wira kasihan dia mau buka usaha biar hidupnya sedikit enaklah. Kamu itu takut sekali kalah saing dengan adik sendiri!][Uang 10

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 23. Mengantar Maya.

    “Semoga beneran diganti. Ya sudah nanti aku belikan. Aku berangkat dulu ya, Dik, Mbak,”“Ta, kamu nanti tolong WA Danu ya, biar tidak lupa pesananku.”“Iya, Mbak nanti aku bilang ke Mas Danu.”“Ta, rasanya orang hamil itu menyenangkan, ya?”“Tentu saja, apalagi kalau ada suami kita.” Duh, aku keceplosan ngomong semoga saja Mbak Asih tidak tersinggung.“I—ya, sih, tapi gimana ya? Mas Roni tidak bisa ke sini dan menemaniku 24 jam penuh. Istrinya bisa marah,” jawab Mbak Asih.“Mbak ... maaf aku mau tanya, apa itu beneran anak Mas Roni?”“Lah, ya, iya! Memang anak siapa! Orang aku melakukannya hanya dengan dia. Memang sih, ada beberapa lelaki yang merayuku untuk tidur di hotel dengan imbalan uang banyak apa lagi kan, aku cantik gini, Ta. Tapi, ya, itu tadi aku tidak mau. Aku bukan perempuan gampangan. Lebih baik aku dengan Mas Roni saja,” jelas Mbak Asih.“Kalau Ibu tahu beliau bisa marah, Mbak?”“Ibu Sudah tahu karena aku sudah jujur padanya, tapi dari aku memberi tahunya, Ibu malah jadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 24. Tak tahu terima kasih.

    Lembutkan ucapanmu pada istrimu karena sebaik-baik seorang hamba adalah laki-laki- yang berbuat baik pada istrinya.“Sebenarnya aku sudah tahu Berita itu, Mak, tapi aku tidak tahu kalau inisial M adalah Maya,” ucap tetangga Maya, saat ini kami sedang dalam perjalanan ke rumah sakit.“Owalah, Nduk, nasibmu susah sekali. Maafkan Ibu ya, Nduk,” gumam Bu Surtiah, ibunya Maya.“Sabar, Mak. Nanti kita minta ganti rugi pada tersangkanya kalau sudah ditemukan,” sahut tetangganya lagi.“Orang-orang kampung pasti sudah tahu keadaan Maya. Karena mereka rata-rata sudah melihat berita itu. Aku pun tadi lihatnya dapat dari grup kelurahan, tapi kami tidak ngerti kalau itu ternyata Maya anak Bu Surtiah,” ucap tetangga Bu Surtiah lagi.“Ya Allah, Maya ....” Ibu Maya terus saja menangis.Andai Maya tetap di rumah suaminya karena masih dalam masa Iddah pasti dia tidak akan mengalami nasib seperti ini. Memang semua ini sudah takdir, tapi tetap saja Maya menyalahi aturan agamanya sendiri. Sampai rumah sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 25. Main judi.

    "Kurasa kamu pun sudah mengerti, Wir. Aku dan Mas Danu tidak akan bantu kamu.”“Tu, kan, Pak, lihat dan dengar sendiri. Mantu dan anak kesayangan Bapak itu benar-benar pelit dan tidak bisa diandalkan!” teriak Wira. Persis anak kecil yang tidak kebagian mainan.“Bapak, tidak bisa bilang apa pun, Wira. Itu hak mutlak Mbak dan Masmu,” jawab bapak cuek.“Duh, benar ya, kata pepatah makin kaya itu orang makin pelit,” sahut Mbak Ning. Entah Mbak Ning mengutip pepatah dari siapa.“Istighfar, Ta. Hartamu sebanyak ini kok, enggak mau bantu adik sendiri! Tega kamu!” Mbak Ning memukul bahuku. Sakit sekali.“Mbak, aku punya alasan kenapa tidak mau meminjamkan uangku pada Wira.”“Alasan apa Mbak? Sungguh aku telah salah menilai Mbak Ita dan Mas Danu selama ini. Kukira kalian orang baik, lurus, dan juga dermawan, tapi nyatanya justru kalian membuatku kecewa,” ucap Wira dia berkali-kali mengacak rambutnya. Dasar tukang mendramatisir keadaan.“Lihat Mbak, istriku sebentar lagi mau lahiran, kalau aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 26. Ribut dengan Wira.

    Aku yakin dalam setiap keyakinan yang dianut manusia di muka bumi ini tidak ada yang pernah mengajarkan keburukan dan hal-hal lainnya yang merugikan sesama.Rosulullah SAW pernah berkata: Siapa pun umatku yang melakukan TAKHBIB maka dia bukanlah umatku.*TAKHBIB: Merebut suami/merusak rumah tangga orang sehingga menyebabkan mereka berpisah/bercerai.🌸🌸🌸Wira makin kalap dia menarik jilbabku dan hendak menamparku. Mas Danu refleks melempar Wira dengan vas bunga yang ada di atas meja.Bunyi pecahan keramik vas bunga membuat kaget anak-anak yang sedang bermain. Kia pun menangis. Tangan Wira terluka. Lemparan Mas Danu tepat mengenai lengannya.Aku lari mengambil Kia, dan menenangkannya.Anak-anak Mbak Ning sudah lebih besar dari Kia, jadi mereka langsung menghampiri Mbak Ning tanpa dipanggil.“Berani kamu sentuh istriku. Tangan itu bukan hanya terluka kena pecahan vas bunga, tapi kupastikan lepas dari tempatnya!” hardik Mas Danu.“Keterlaluan kamu Wira. Malu aku belain kamu mati-matian

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 27. Kedatangan Mas Roni dan istrinya.

    Astaghfirullah ... Mbak Ning harusnya enggak boleh begitu, walau bagaimana pun Wira kan, adiknya dan tadi juga dia mati-matian membelanya.“Jadi, habis perang, ya? Pada diem-dieman gitu?” celetuk Mbak Asih.“Ssstt ... kita ke dapur aja yuk, ambil buah,” ajakku, Mbak Asih melenggang duluan ke dapur.Syukurlah. Bukannya apa, Mbak Asih ini kan, masih setengah waras dan setengah tidak waras jadi aku takut nanti dia cerita ke mana-mana kasihan Mas Danu harus menanggung malu karena ulah keluargaku.Dari dapur aku bisa lihat Wira. Dia menyandarkan tubuhnya ke tembok. Sebenarnya aku tak tega dan juga kasihan. Adik kecilku yang dulu selalu kugendong ke mana-mana kini sedang salah jalan.Kali ini aku harus tega, kalau tidak nanti Wira tidak akan pernah berubah. Biar dia bersikap dewasa dan mampu memecahkan masalahnya sendiri tanpa mengandalkan bantuan orang lain. Maafkan aku Wira semoga setelah ini kamu bisa berubah.“Ta, ini bagi dua ya, kebanyakan kalau kubawa pulang semua,” tawaran Mbak Asi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 28. Pelakor teriak pelakor.

    “Ada apa ini!?” teriak Mas Danu. Rahangnya mengeras giginya bergemeletuk. Dia pasti sangat marah.Rumahnya dilempar pakai batu besar. Untung saja bukan kaca jendela yang dilempar.“Dan, ini perempuan tiba-tiba datang ke rumah bawa parang mau nyabet Ibu. Dia nyariin Asih,” jelas ibu mertuaku beliau menghampiriku. Badannya gemetaran, ketakutan.“Mana Asih! Perempuan gatal tidak punya malu!” Istri Mas Roni pun tidak kalah kuat berteriak. Matanya sembab seperti habis menangis. Dadanya naik turun benar-benar dalam keadaan sangat marah.“Aku di sini, mau apa?” jawab Mbak Asih santai.Tanpa aba-aba istri Mas Roni menyerang Mbak Asih.“Ini mukamu boleh cantik, tapi otak dipakai!” pekik istri Mas Roni. Diolesinya wajah Mbak Asih menggunakan lumpur. Tadi memang habis turun hujan jadi tanah becek dan air menggenang.Tak terima Mbak Asih pun membalas, tapi dia kalah . Badannya Mbak Asih terlalu ramping hingga memudahkan lawannya untuk membanting Mbak Asih.Teriakan dan umpatan saling bersahutan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 30. Mbak Asih bersedih.

    “Makan dulu ya, Sih. Kalau kamu enggak makan kasihan anak yang di perutmu.”“Makan? Anakku apa harus makan? Kalau enggak makan apa akan mati?” tanyanya. Mamah Atik mengangguk.Suap demi suap berhasil masuk ke perut Mbak Asih dengan telaten Mamah Atik menyuapinya.“Assalamualaikum, Dik, gimana Mbak Asih?” tanya Mas Danu rupanya dia sudah kembali dari Masjid.“Lagi makan disuapi Mamah.”“Dan, tolong Ibu. Bilangin itu Mbak kamu. Ibu capek Dan, Ibu malu.”Mas Danu berkali-kali membuang nafas. Kasihan suamiku. Pasti dia pusing dan bingung. Masalah demi masalah terus saja ada.“Asih, dengar ya, Nak. Kasihan ibumu. Sudahi berhubungan dengan Roni.” Mbak Asih menatap kami bergantian lalu terkekeh.“Tidak bisa Bulek. Aku sangat mencintai Mas Roni. Lihat aku pun sekarang sedang hamil anaknya bagaimana nanti kalau anakku lahir tidak ada ayahnya pasti dia sangat sedih,” jawab Mbak Asih seraya mengelus perutnya yang masih datar.“Kamu lebih sayang Roni dari pada ibumu ini, hah?!” sahut ibu.“Bu—kan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22

Bab terbaru

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 168. Siapa?

    [Aku tidak peduli, pokoknya cepat kembalikan uangku! Aku sudah benar-benar marah padamu, aku sudah tidak percaya lagi padamu. Terserah kamu masih mau berteman denganku atau tidak karena itu sama sekali tidak membuatku rugi.][Iyalah baik, aku ke sana, tunggu!]Dengan senang hati aku menunggu kedatangan Novi, semoga saja kali ini dia tidak berbohong dan tidak banyak alasan. Kalau sampai dia tidak datang ke sini maka aku yang akan datang menghampiri ke rumahnya. Dia yang memulai, dia pun yang harus mengakhiri.Brak! tiba-tiba saja kacaku kembali dilempar oleh seseorang dengan batu yang sangat besar, kami yang sedang asyik bersantai di ruang TV pun bergegas lari ke depan.Tidak ada siapa-siapa hanya ada batu bata besar dengan bungkusan plastik hitam. Bapak lari ke jalan dan celingak-celinguk mencari apakah ada orang yang patut dicurigai.“Mbak Asih dari mana?" tanyaku pada Mbak Asih. Dia sepertinya dari minimarket karena menenteng plastik berlogo minimarket terkenal dengan segala isinya

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 167. Tak terima.

    Setelah selesai sarapan aku segera beres-beres rumah. Hari ini rencananya akan berbelanja untuk acara esok yang akan kami adakan 5 hari lagi.Ting!WA dari Novi.[Ita maksudmu apa nulis status begitu, kamu menyindirku?Kamu tidak ikhlas menolongku. Oke, aku, kembalikan uang kamu, tapi tolong dong, kamu nggak usah bikin status-status begitu! Kamu merendahkan sekali. Jadi manusia baru kaya begitu saja sudah sombong.][Sepertinya kamu harus berkaca pakai kaca yang besar, kalau tidak ada datanglah ke rumahku sini. Berkaca di sini kamu kan, yang memulainya duluan, Nov! Kamu update status menyinggung aku bahwa aku ini berutang padamu subuh-subuh padahal kan, kamu yang hutang sama aku, jadi manusia itu jangan suka memutarbalikkan fakta. Ingat dosa, ingat mati, memangnya aku tidak tahu apa yang kamu lakukan di belakangku? Banyak orang yang laporan padaku.] balasku berapi-api, kalau dia benar-benar mengajak perang maka aku akan ladeni.[Eh, fitnah itu, siapa yang bilang begitu. Aku tidak ada u

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 166. Nasihat.

    “Iya, Mah, Bu. Terima kasih sudah mengingatkan aku, tapi aku sudah kadung bikin status unek-unek di story WA.”“Ya, sudah tidak apa-apa biar kamu merasa puas kali ini Ibu maklum, tapi lain kali jangan kamu ulangi lagi, ya, Nak? Ibu tidak mau loh anak Ibu yang Ibu banggakan ini terpengaruh oleh lingkungan yang kotor.”“Astaghfirullahaladzim ... Iya, Bu, insya Allah aku tidak akan mengulangi lagi. Terima kasih Mama dan Ibu sudah selalu mmenasihatiku.”“Iya, kan, ini memang sudah tugas orang tua untuk selalu mengingatkan anaknya jika anaknya tersesat di jalan yang salah. Sudah kamu makan saja dulu. Lupakan masalahmu kalau kamu makan sambil mengingat-ingat kejadian yang bikin kamu emosi tidak akan pernah jadi daging makanan yang kamu telan itu,” jawab mamah Atik.“Iya, Mah. Terima kasih, ya, sudah masakin nasi goreng yang super enak ini kalau kita buka restoran dan ada menu nasi gorengnya, Mama wajib yang masak, rasanya enak banget. Pasti laris dan keuntungannya juga banyak,” pujiku pada

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 165. Balasan SW.

    [Dasar manusia tidak tahu diri, tidak bersyukur tidak tahu diuntung, sudah dibantu malah memutar balikan fakta. Semoga saja kamu tidak bertemu dengan orang yang sifatnya sama denganmu. Pagi-pagi datang memohon-mohon meminjam uang setelah dapat bukanya mengucapkan terima kasih malah mengatakan yang tidak-tidak tentang aku.]Kutulis status di WA-ku panjang lebar agar semua orang-orang yang ada di sini, tetangga-tetanggaku bisa membacanya. Aku sudah benar-benar gerah dengan sikap Novi Yang keterlaluan padaku.Kutinggalkan ponselku di atas nakas lalu membantu Mama Atik dan ibuku untuk masak. Sebentar lagi pasti Mas Danu akan pulang.“Kamu kenapa, Ta, kok senyum-senyum begitu?” tanya ibu penuh selidik.“Tidak apa-apa, Bu, hanya ingat kejadian lucu tadi di warung,” jawabku.“Kejadian apa itu? Ibu, jadi kepo, nih! Duh bahasanya sudah kayak Si Nopi saja kepo,” ujar ibu.“Jadi ceritanya, Bu, tadi pagi subuh-subuh Novi itu datang ke sini pinjam uang sama aku satu juta katanya uangnya untuk be

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 164. Mulut comberan.

    “Wak, aku, bukan tipe orang yang suka melupakan jasa orang lain. Ya, terserah awak saja mau percaya atau tidak. Yng jelas aku tidak ada uutang dengan Novi," jawabku kesal lalu ikut mengantri untuk belanja.“Nih, Wak, dimakan! Biar itu mulut nggak pedes kayak cabe setan!" sahut Ibuku lalu memasukkan segenggam cabe caplak jawa yang kata orang cabe setan ke mulut Wak Jum yang sedang menganga karena menertawakanku.“Apa-apaan sih, kamu, Wak, jelek-jelekin menantuku! Bibirmu itu lama-lama nanti double dan dosamu menumpuk. Ingat, dosa woi! Jangan sampai kamu menyesal nantinya. Menantuku itu orang baik tidak mungkin dia berhutang kepada orang lain," bela ibu mertuaku.“Iya, betul tuh masih aja ada yang percaya sama mulutnya Novi. Dia itu kan, ember dan juga mulut comberan. PAgi-pagi sudah bikin orang ribut saja!" sahut Mbak Fitri yang ternyata dia ada di sini belanja sayuran juga.“Sudah jangan ribut perkara uutang orang lain nggak baik. Dasar itu aja mulutnya comberan mau ikut campur aja u

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 163. Dicela.

    “Assalamualaikum permisi! Assalamualaikum permisi! berkali-kali kuulangi panggilan dan menggedor pintu Novi, tetapi tetap juga tidak dibukakan olehnya. Benar-benar memang dia sudah keterlaluan! Oke baiklah Novi aku akan pakai caramu!Dia benar-benar sudah tidak menghormati aku sebagai tetangga dan tidak menganggapku teman lagi. Padahal tadi pagi subuh-subuh dia memohon-mohon padaku untuk meminjamkan uang padanya. Lalu dia menyindirku lewat status WA. Aku datangi dia tidak berani nongol! Maunya apa? Kenapa dia bersikap seperti itu padaku? Padahal aku merasa tidak pernah punya salah pada dia.Bukankah seharusnya jika sudah mengenalku dari kecil, menganggapku teman, dan sekarang kami bertetanggaan, sikapnya harusnya lebih baik padaku bahkan menganggapku lebih dari saudara. Seperti aku menganggapnya begitu. Dasar saja Novi ternyata sifatnya sejak dulu tidak pernah berubah.Aku telusuri jalanan di depan rumahku dengan perasaan dongkol dan kesal. Astagfirullah pagi-pagi aku tidak boleh beg

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 162. Putar balik fakta.

    Astaghfirullahaladzim ... kubaca status WA-nya Novi.“Pagi-pagi buta sudah ada orang datang ke rumah pinjam uang. Kelihatannya sih, kaya raya, rumahnya gede, bagus, ke mana-mana naiknya mobil ternyata pagi-pagi sudah pinjam uang. Yaa, elah, berarti dia lebih miskin dari aku, dong!”Aku geram sekali membaca status WA-nya Novi. Kenapa dia memutarbalikkan fakta seperti itu? Ini orang pagi-pagi sudah membuat kepalaku mendidih.Apa iya, aku harus mengikuti saran Mbak Fitri untuk melabrak dia, tapi meskipun Novi nulis status WA begitu itu, tapi tidak ada orang yang percaya dengan status dia buktinya Mbak Fitri malah marah-marah pada dia. Kalau meladeni Novi tidak akan pernah habisnya dan itu sangat buang-buang waktuku.Hidupku bukan hanya untuk mengurusi urusan orang lain. Lebih dari itu, tapi kalau dia tidak dikasih pelajaran dia bakalan selamanya menginjak-nginjak harga diriku. Salah apa aku ini pada Novi? Perasaan aku sudah selalu berbuat baik padanya, tapi masih saja dia menjelek-jelek

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 161. Kurang kerjaan.

    “Mas, sepertinya dia ini manusia benar-benar tidak punya pekerjaan. Bayangkan saja dia meneror kita setiap hari, setiap waktu dengan kata-kata serupa, tapi dia tidak berani menunjukkan actionnya selain mengirimi kita makhluk-makhluk halus begitu ya, enggak sih, Mas?” ucapku kepada Mas Danu.“Iya, betul, Dik, itulah kenapa Mas, selalu berpesan padamu dan juga yang lainnya agar selalu hati-hati karena lawan kita tidak kasat mata. Jika manusia di depan kita hendak mencelakai, kita, bisa melawannya, tapi kalau makhluk halus begitu kita tidak melihat bagaimana kita akan melawan mereka selain dengan doa dan kehati-hatian kita. Kamu paham kan, maksudku?” ujar Mas Danu.“Iya, Mas, aku paham, maka dari itu aku pun selalu mewanti-wanti Ibu, Mama, Ibumu, untuk selalu waspada. Apalagi Mbak Asih kan, sekarang dia sudah bertaubat memperbaiki diri, menutup, aurat, banyak-banyak mendekatkan diri pada Allah. Intinya yang pasti sudah tidak ada lagi media yang bisa digunakan untuk menteror kita dengan m

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 160. Minta kerjaan.

    "Ada, Nov. Alhamdulillah ini aku kasih jangka waktu sampai suamimu gajian, ya? Oh, ya suamimu gajiannya tanggal berapa, Nov?” tanyaku seraya memberikan uang yang aku pegang kepada Novi.“Gajiannya akhir bulan, Ita, ini kan masih tanggal 5 masih lama. Ya, makanya aku harus hemat uang satu juta ini sampai tanggal 25 nanti, ya, sudah terima kasih ya, Ta, nanti kalau suamiku sudah gajian pasti akan aku bayar,” ucap Novi senang.“Iya, Nov, santai aja pakai aja dulu pokoknya begitu suamimu gajian, kamu langsung aja datang ke rumah. Aku tidak mau menagih padamu, Nov, selain tidak enak aku juga menjaga privasimu takutnya pas aku lagi nagih, eh, ada tetangga kita atau yang lain atau ada teman kamu, jadi kan, mereka tahu kalau kamu punya utang. Jadi, aku minta tolong kamu cukup tahu diri aja ya, Nov. Kalau sudah gajian langsung ke rumah,” kataku to the point. Orang seperti Novi memang harus ditegasin. Kalau tidak dia akan menganggap remeh.“Oh, jelaslah itu. Kamu enggak usah khawatir. Ya, kalau

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status