Share

Bercinta

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bian memapah Tatiana turun dari mobil. Istrinya itu sepertinya sudah tidak sanggup lagi menopang berat tubuhnya sendiri sehingga menyandarkan sepenuhnya pada Bian. Tidak ingin susah, Bian akhirnya menggendong Tatiana masuk ke kamar. Lalu dengan seperlahan mungkin meletakkan Tatiana di atas ranjang.

Dengan tatapannya yang nanar, Tatiana masih bisa melihat Bian duduk di dekatnya sambil membuka jas, melepaskan dasi, lalu menyingsingkan lengan kemejanya.

“Bi…,” ucap Tatiana serak. Tangannya mengusap paha Bian.

Bian tersenyum simpul seraya menelan saliva. Sentuhan Tatiana di pahanya langsung connect ke inti bawah tubuhnya.

“Iya…”

“Tidurlah di sini…” Suara Tatiana terdengar manja. Tangannya mengusap permukaan kasur yang kosong.

“Memangnya boleh aku tidur di situ? Kamu nggak jijik sama aku?”

“Jijik?” Tatiana mengernyit heran. “Kenapa harus jijik?”

Bian tersenyum lagi. “Nggak apa-apa, aku cuma nanya.”

Detik berikutnya Bian sudah merebahkan diri di sebelah Tatiana. Berbaring miring, keduanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nurmila Karyadi
gladis bekas sejuta umat,rasa sejuta umat jg biaannn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Jauh Lebih Sakit

    Sinar matahari menembus tirai tipis jendela kamar Bian. Tidak terlalu panas, namun cukup hangat dan terang yang membuat Tatiana merasa terusik. Tanpa membuka mata, Tatiana bergerak perlahan. Namun, terasa ada yang menghalanginya untuk membalikkan badan. Mungkin itu bantal gulingnya. Tatiana mendekap erat gulingnya itu. Guling empuk dan nyaman yang setiap hari menemani malam-malamnya yang dingin.Tapi tunggu dulu! Kenapa terasa begitu lembut? Sepertinya ini bukan gulingnya yang biasa. Apa kemarin dia menggantinya? Atau mungkin Lina membeli yang baru?Tatiana berdeham menjernihkan tenggorokannya. Bersamaan dengan itu dia membuka matanya perlahan. Menyambut cahaya matahari yang sejak tadi berusaha membangunkannya dari tidur. Tatiana mengerjap berkali-kali, mengumpulkan nyawa sambil membangun kesadaran. Tatiana kini mengenali tempatnya berada. Ini kamar Bian. Ini kamarnya. Ini kamar mereka berdua. Tapi mana Bian?Sesaat kemudian Tatiana menyadari kalau dia tidak sedang memeluk guling,

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Susah Jalan

    Tatiana termangu sendiri. Pikirannya berusaha mencerna apa yang terjadi. Tatiana tidak mengerti apa maksud Bian sebenarnya? Bian sakit hati kenapa? Tatiana tidak habis pikir. Mereka baru saja selesai bercinta, tapi tiba-tiba saja Bian berubah sikap padanya. Apa yang salah sebenarnya?Tatiana turun dari tempat tidur. Dia bermaksud menuju lemari untuk mengambil baju. Tapi baru saja akan bergerak, Tatiana kembali meringis. Inti tubuhnya terasa sakit yang membuatnya kesusahan untuk berjalan. ‘Ya Tuhan… ternyata rasanya sesakit ini.’Tatiana memang sering mendengar derita yang dialami wanita setelah malam pertama. Dan sekarang akhirnya dia merasakan sendiri seperti apa rasanya.Tatiana melangkah dengan amat perlahan. Kakinya terlihat bengkok karena berjalan sedikit mengangkang. Entah bagaimana caranya Tatiana menyembunyikan cara berjalannya yang aneh pada orang-orang.Mengambil baju di lemari, Tatiana segera memakainya. Dan lagi-lagi dia harus meringis saat harus menggerakkan kaki. Sete

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Pulang

    “Nggak bisa lebih kencang lagi?” sergah Bian pada Mario. Dari tadi dia merasa mobil yang ditumpanginya bergerak seperti kura-kura dan beringsut seperti siput. “Di depan macet, Pak Bian,” kata Mario memberitahu.“Makanya dari tadi aku bilang jangan terlalu pelan. Tau sendiri kan akibatnya?”Mario diam saja. Kalau Bian sudah mengoceh seperti ini biasanya pasti ada masalah yang mengganggu pikirannya.Di jok belakang, Bian memijit pelipisnya. Kepalanya mulai terasa berat. Bukan karena kurang tidur atau sakit kepala betulan. Tapi karena memikirkan perdebatannya dengan Tatiana tadi. Bian ingin menepis Tatiana jauh-jauh dari pikirannya. Tapi yang ada, justru semakin memenuhi kepalanya.Berkali-kali Bian membuang napas. Berharap kegelisahannya juga ikut terbuang, nyatanya dia malah semakin resah.Bian menyandarkan kepalanya, lalu memejamkan mata. Semua runtutan peristiwa yang terjadi antara dirinya dan Tatiana kini membayang jelas di depan matan

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Tempat Ternyaman

    Tatiana diam saja sejak dari rumah tadi hingga sekarang. Tinggal beberapa ratus meter lagi mereka akan sampai di rumah Alya. Namun sejauh ini tidak ada yang terucap dari mulutnya.Rei yang sedang menyetir sesekali melirik ke sebelahnya. Melihat Tatiana yang sepertinya tidak tertarik untuk bicara, lelaki itu pun memilih untuk tidak berkata. Namun, lama-lama dia tidak bisa untuk tetap diam.“Tia…,” panggil Rei pelan.Tatiana menoleh perlahan. "Ya?"“Boleh aku tanya sesuatu?”“Boleh. Kamu mau tanya apa?”“Kamu dan Bian nggak sedang bertengkar kan?”Tatiana tidak langsung menjawab. Dia berpikir sejenak. Harus jujur atau menyembunyikannya dari Rei. Selama ini dia bisa menceritakan banyak hal pada Rei. Tapi ini masalahnya terlalu pribadi. Mungkin tidak apa-apa kalau Rei adalah seorang perempuan, sama seperti dirinya, maka dia bisa dengan leluasa bercerita. Tapi untuk hal semacam ini rasanya tidak pantas kalau Rei mengetahuinya.“Tia, kalau kamu keberatan nggak apa-apa kok.” Suara Rei terden

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Aku Lagi Sariawan

    “Bi, pulangnya nanti aja ya…,” bujuk Gladys saat Bian mengatakan keinginannya untuk segera pulang. Dari tadi dia terus menahan Bian agar tidak pergi dan berada lebih lama bersamanya.“Nggak enak sama mama kamu, aku udah kelamaan di sini,” jawab Bian sambil melirik ke arah dalam. Sudah sejak tadi dia berada di rumah Gladys. Tidak berbuat yang aneh-aneh. Hanya mengobrol ringan dan bicara sana-sini. Lumayan mendistraksi pikiran Bian meski tidak sepenuhnya bisa melupakan Tatiana.“Nggak apa-apa. Santai aja, mama pasti ngerti. Lagian kamu kayak orang lain aja.”“Iya sih, tapi aku pulang sekarang ya? Udah mau malam,” ujar Bian sambil melihat arloji di pergelangan kirinya. Sudah pukul enam sore lewat sepuluh menit. Sebentar lagi gelap akan meraja.“Ya udah deh.” Gladys akhirnya menyerah. “Tapi besok kita bisa ketemu lagi kan?” sambungnya.“Mungkin, tapi aku nggak janji ya, Dys. Besok jadwalku agak padat,” jawab Bian mencari alasan.“Kalau lusa?” tanya Gladys penuh harap.“Lihat dulu ya. Pok

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Menjemputmu

    Detik demi detik berlalu. Tapi Bian masih bertarung dengan batinnya. Akan membiarkan atau menjemput Tatiana. Bian mencoba untuk menepis kedua pilihan itu dari benaknya dan memikirkan hal-hal lain. Tapi hanya bisa sesaat karena setelah itu pikirannya tidak jauh-jauh dari Tatiana.Bangkit dari tempat tidur, Bian mencari ponselnya. Dia tidak menemukannya di dalam saku celana yang dipakainya. Pun di atas meja. Atau jangan-jangan ikut kebanting saat melempar sepatu tadi?Kalau saja tidak berbunyi mungkin Bian tidak akan tahu dimana ponselnya berada sekarang. Menajamkan pendengaran, Bian berusaha mencari tahu di mana gawainya itu berada. Ternyata bersumber dari kamar mandi. Bian lupa kenapa benda itu bisa berada di sana. Bahkan, dia tidak ingat apa tadi pernah masuk ke kamar mandi dan menyalakan handphone. Semua itu karena pikirannya yang terlalu kusut.Andai bukan Kania yang menelepon, mungkin Bian akan mereject.“Pak, maaf mengganggu malam-malam, besok jangan lupa ada meeting jam sembila

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Pengakuan Bian

    “Maaf, Pak Bian, Ibu Tia nggak mau pulang kalau bukan Bapak yang menjemput.” Mario segera melapor pada Bian setelah sampai di rumah.“Jangan becanda kamu, Yo!” Bian langsung membuang rokok yang terselip di bibirnya, padahal masih tinggal setengah.“Saya nggak becanda, Pak… mana pernah saya becanda sama Bapak,” jawab Mario sambil memerhatikan ekspresi Bian. “Terus apa alasan dia? Kenapa nggak mau pulang?”“Nggak ada alasan apa-apa sih, Pak. Bu Tia cuma bilang nggak akan pulang kalau bukan Bapak yang menjemput,” jelas Mario sekali lagi.“Makin lama makin ngelunjak! Maunya apa sih?” Bian mengumpat pada Mario, tapi dia tujukan untuk Tatiana.“Saya juga nggak tau, Pak.”“Kamu juga, Yo, masa itu aja nggak beres? Percuma kamu saya gaji tinggi-tinggi.”Mario menundukkan kepala. Tidak sanggup menatap Bian yang memarahinya. Hingga akhirnya dia mendengar suara pintu yang dibanting. Ternyata Bian sudah berlalu dari hadapannya.‘Aku nggak bisa diginiin. Istri macam apa sih dia? Baru kali ini ada

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Tidak Bisa Ditawar

    Meski Tatiana merasa kondisinya setelah malam eksekusi itu masih belum membaik, tapi hari ini dia tetap memaksakan diri untuk bekerja. Mungkin terlalu berlebihan, tapi jujur saja sampai saat ini Tatiana masih merasa sakit di bagian selangkangannya. Sebegitu hebat Bian menyakitinya. Bukan hanya hati, tapi fisiknya juga.“Kamu yakin udah benar-benar sehat?” tanya Rei saat bertemu Tatiana pagi itu di kantor. Tatiana terlihat sedikit lesu, hanya saja berusaha dia samarkan.“Udah, Rei, lagian aku nggak sakit kok, cuma nggak enak badan biasa.”“Terus tadi ke sini kamu pake apa?” “Pake taksi.”“Tau kayak gitu mending aku jemput kamu.”Tatiana tersenyum tipis. Dia membayangkan jarak rumahnya dan rumah Rei yang berlawanan arah. “Oh iya, kemarin Bian telfon, dia nanyain kamu,” ucap Rei memberitahu. Hingga sekarang masih terngiang di telinganya betapa keras suara Bian saat membentaknya.“Terus, dia bilang apa?”“Ya gitu deh, dia marah kayaknya.”Tatiana tersenyum kecut. Memangnya apa lagi y

Bab terbaru

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Love You Till The End of Time

    Rei membuka pintu rumah dan menemukan Clara ada di rumah bersama anak perempuannya.“Rei, kamu akhirnya pulang juga.” Clara yang sedang membantu Lala mengerjakan PR sontak berdiri menyambut kedatangan Rei.“Astaga, Clara, ternyata kamu yang membawa Lala pulang, Aku sudah khawatir karena tidak menemukannya di sekolah,” ucap Rei memberitahu. Tadi dia sudah menjemput Lala ke sekolah tapi gurunya mengatakan kalau Lala sudah dijemput oleh tantenya. “Sorry, Rei, aku lupa memberitahumu, tapi aku hanya ingin membantumu,” jawab Clara sedikit merasa bersalah saat melihat raut khawatir lelaki itu.“Lain kali tolong beritahu aku dulu kalau ingin menjemput Lala atau ingin membawanya ke mana pun,” kesal Rei.“Iya, Rei, baik.”Rei mengembuskan napas lantas duduk di sofa. Dia ingin beristirahat sejenak. Diambilnya remot lantas menyalakan televisi dan memilih-milih saluran. Tapi ternyata tidak ada satu pun yang berhasil menarik minatnya. Pada akhirnya Rei mematikan kembali televisinya. Matanya lantas

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Bertemu Kamu

    “Jenis kelaminnya laki-laki. Kondisinya sehat dan normal.”Flo melebarkan bibirnya mendengar keterangan dari dokter. Matanya ikut memindai monitor USG yang menampilkan hasil gerakan serta kondisi janin di dalam rahimnya. Tanpa terasa ini adalah bulan kelima Flo mengandung buah cintanya bersama Rei. Dan selama itu dia benar-benar putus komunikasi dengan sang suami. Flo tidak ingin berharap lagi untuk kembali. Apalagi dari kabar yang dia dengar hubungan Rei dan Clara semakin menjadi.Flo keluar dari ruangan dokter setelah dibekali nasehat-nasehat mengenai kesehatan dia dan calon bayinya. Selanjutnya langkah Flo tertuju ke arah apotik. Dia harus menebus obat-obatan ataupun vitamin yang diresepkan untuknya. Kali ini Flo datang sendiri karena ibu dan adik tirinya tidak bisa menemani.Sambil menunggu namanya dipanggil, Flo duduk di kursi tunggu apotik sembari mengelus-elus perutnya. Di dalam sana sedang tumbuh buah cintanya dengan lelaki yang dia sayangi. Andai saja Rei tahu pasti dia akan

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Sudah Bercerai

    “Hal ini biasa saja terjadi pada wanita hamil. Namanya juga hamil muda, nanti mual dan muntahnya akan hilang setelah lewat bulan ketiga,” jelas dokter yang memeriksa Flo sore itu. “Tapi kandungan saya baik-baik saja kan, Dok?” tanya Flo khawatir. Seluruh badannya terasa lemas karena sejak tadi sudah muntah berkali-kali. Dan dia rasa hari ini adalah puncaknya. Rasanya Flo tidak kuat.Dokter mengangguk meyakinkan. “Kandungannya sehat dan ibu tidak perlu khawatir. Setelah ini saya beri resep obat yang harus ditebus di apotik. Nanti petugas di sana akan menerangkan aturan dan cara pakainya.”Anne yang menemani Flo sore itu ke dokter kandungan menerima resep dari dokter lalu menuntun Flo keluar dari ruangan dokter. Sedikit pun adik tirinya itu tidak melepaskan pegangan tangannya dari Flo. Dia khawatir kalau sekali saja melepaskan tangannya maka Flo akan jatuh saking lemasnya. Padahal dalam keadaan normal sebenarnya Flo adalah seorang wanita yang kuat.“Tunggu di sini dulu, Flo, biar aku u

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Bersembunyi

    Sudah hari kelima Flo menghilang. Rei sudah mencarinya ke mana saja, tapi nihil. Istrinya itu tidak ada di mana-mana. Rei sempat berpikir untuk melapor ke kantor polisi atas kasus orang hilang. Tapi setelah dipikir lagi, rasanya itu tidak perlu. Rei rasa Flo pasti berada di suatu tempat dan dia bersembunyi di sana. Mungkin pada saatnya nanti Flo akan menunjukkan diri.“Mommy Flo mana, Pa?” tanya Lala keheranan saat Rei yang menjemputnya ke sekolah setelah summer camp selesai.Rei terbatuk. Seharusnya dia sudah memperkirakan kemungkinan ini sebelumnya dan menyiapkan jawabannya. Putrinya itu pasti tidak akan tinggal diam. Nyatanya Rei malah gelagapan. Tidak tahu harus menjawab apa.“Mommy, mommy pergi, La,” jawabnya kemudian.“Pergi ke mana, Pa?” tanya Lala ingin tahu.“Mommy ke luar kota.”“Ke luar kota? Mommy kerja ya, Pa?” Kening Lala berkerut dalam.Rei terpaksa berbohong lagi. “Iya, Sayang. Mommy diutus kantornya dan harus melaksanakannya.”“Sayang sekali ya, Pa, padahal aku ingin

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Mencarimu

    Pagi hari saat Rei terbangun dia tidak menemukan Flo di sebelahnya. Diedarkannya pandangan melalui matanya yang berat dan belum terbuka sempurna ke setiap penjuru ruangan, tapi tetap tidak ada Flo di sana. Begitu pun saat dia melongok ke kamar mandi, hasilnya sama saja.Lantas Rei teringat apa yang terjadi semalam. Saat itu dia terlibat pertengkaran kecil dengan Flo. Dan… dia teringat akan kalimat terakhirnya.Astaga! Jangan-jangan Flo benar-benar pergi.Rei membuka lemari dan tidak menemukan baju-baju Flo di sana. Begitu dia melihat tempat penyimpanan tas, koper Flo juga sudah lenyap. Jadi benar dugaannya. Flo sudah pergi. Rei membatu di tempatnya. Ternyata begitu cara Flo menghadapi masalah. Flo childish. Bisanya main kabur, kecam Rei kecewa. Maunya Rei, apapun masalah mereka, Flo tetap bertahan di rumah. Karena dirinya pun tidak kemana-mana saat mereka terlibat perselisihan seperti ini.Lama Rei termangu sendiri sambil memikirkan apa yang terjadi. Sebelah tangannya menggenggam han

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Pergi

    Flo dan Kyle sama-sama terkejut saat melihat kedatangan Rei yang tiba-tiba dan tidak pernah disangka seperti ini. Naasnya lagi apa yang tengah terjadi sekarang bisa saja membuat Rei atau siapa pun menjadi salah paham. Itu bisa dipastikan. Terlebih saat melihat muka Rei yang menegang dan matanya yang memerah menahan emosi.“Rei…,” panggil Flo lirih setelah napasnya kembali normal.Rei menggelengkan kepalanya tidak percaya pada apa yang baru saja disaksikannya. Flo yang katanya cinta dan sangat menyayanginya bisa berbuat sehina ini? For god's sake, Rei tidak akan memaafkannya.“Lanjutkan saja.” Rei memutar tubuh meninggalkan Flo dan Kyle yang tidak siap menanggapi kejadian barusan.“Rei tunggu dulu, aku bisa jelaskan!” Flo berteriak dan berusaha untuk bangkit, tapi tubuhnya terlalu lemah. Sehingga dia tetap berada di tempatnya.“Rei, aku bisa menjelaskannya padamu, semua tidak seperti yang kamu lihat!” Kyle segera mengejar Rei yang melangkah cepat meninggalkan ruangan Flo.“Aku tidak bu

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Napas Buatan

    Seharian ini Rei dan Flo menghabiskan waktu di kamar. Mereka bercerita tentang apa saja dan berusaha mengenal satu sama lain. Ternyata selama ini mereka memang tidak saling mengenal sepenuhnya. Mereka mengambil keputusan kilat tuntuk menikah hanya atas dasar emosi sesaat. Keputusan bodoh, gila namun penuh hikmah.‘’Aku minta maaf atas sikapku yang dulu,” ujar Flo penuh rasa bersalah kala mengingat tingkahnya yang mengabaikan Rei sebagai suaminya.“Aku juga, Flo, aku minta maaf atas semua kesalahanku,” ucap Rei sambil membelai mesra rambut Flo. “aku sudah menciptakan jarak yang membuat kamu berpikir yang macam-macam.”Rei menyadari sekarang kalau kehadiran Clara sedikit banyak pasti menimbulkan dugaan negatif di antara mereka. Flo tidak berkata apa-apa dan memilih menyembunyikan mukanya di dada Rei. Flo bisa mendengar dengan jelas detak jantung Rei yang berpacu dengan degup jantungnya sendiri. Andai saja bisa Flo ingin begini selamanya. Berada dalam hubungan yang harmonis bersama Rei,

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Yang Ketiga

    “Papa… Mommy… Bangun….!” Lala mengetuk pintu kamar Rei karena tidak ada tanda-tanda papanya itu akan keluar kamar. “Papa… Mommy… Bangun, ini sudah pagi!” Lala menaikkan suaranya disertai dengan ketukan keras di pintu kamar Rei.Di dalam kamar, Rei dan Flo sama-sama menggeliatkan badan. Suara Lala membuat keduanya merasa terusik.“Astaga, sudah pagi!” Rei terkejut saat melihat sinar matahari yang menerobos masuk melalui kaca jendela. Bagaimana bisa dia terlambat seperti ini? Seingat Rei, ini adalah pertama kalinya dia terlambat bangun pagi dalam enam bulan terakhir.“Papa… sudah pagi, Pa!!! Papa tidak kerja?” Suara Lala terdengar lagi memanggil Rei.“Iya, La! Papa sudah bangun!” Rei menyahut dari dalam kamar. Rei menepis selimutnya sambil menutup mulut yang terus menguap. Dan sama seperti sebelumnya tidak ada kain lain yang melapisinya selain selimut itu sendiri. Rei ingat, dirinya dan Flo tertidur setelah serangan fajar yang entah siapa yang memulai duluan.“Rei, apa kita terlambat?”

  • Wanita Yang Menginginkan Suamiku   Sakit Berujung Nikmat

    Jam tiga dini hari.Rei menggeliat ketika merasa ada yang menegang di bagian bawah tubuhnya. Saat membuka mata dia mendapati Flo berada dalam pelukannya. Wajahnya begitu tenang dalam tidurnya yang lelap. Dalam diam Rei mengagumi kecantikannya. Di mata Rei dia semakin terlihat seperti Tatiana dengan muka polos tanpa riasan seperti ini.‘Dia bukan Tia, dia Flo.’ Rei mengingatkan dirinya sendiri. Dia tidak boleh lagi dihantui bayang-bayang Tatiana. Karena tidak akan adil untuk Flo.Diusapnya rambut Flo dan dibelainya kepala perempuan itu penuh cinta. Adegan demi adegan percintaan mereka masih terbayang jelas di mata Rei. Bagaimana seorang Flo berhasil membangkitkan gairahnya yang sudah lama mati suri dan membahagiakannya sepenuh hati. Yang paling membuat Rei bersyukur Flo masih suci saat dimasukinya. Ternyata perempuan itu bisa menjaga dirinya dengan baik.Rei kembali tersentak ketika ada yang menyentaknya. Bukan istrinya, tapi berasal dari dirinya sendiri. Bagian bawahnya memberontak me

DMCA.com Protection Status