Share

BAB 81

Tidak ada kata damai saat bersama Bagas, sepanjang jalan yang tak pernah sepi, karena laki-laki itu masih saja terus menggoda Lara, sampai mobil mereka berhenti di basement hotel. Tempat luas yang sepi, hanya berisi sederet mobil mewah berjejer rapi. Tentu saja sepi, karena tidak semua manusia penghuni Jakarta bisa makan di tempat ini.

"Pasti semua yang datang orang kaya ya, dok?" tanya Lara, berjalan di samping Bagas dengan rasa ingin tahu yang besar. Matanya menikmati ornamen-ornamen antik di sepanjang lorong masuk lobi, ada motor-motor antik dan kursi-kursi kayu aestetik. Beberapa lukisan di dinding juga cukup menarik perhatian.

"Iya, tapi jangan berfikir untuk jual diri, karena kalau kamu butuh uang, aku saja yang beli kamu pakai mahar."

Lara memukul bahu Bagas, laki-laki itu mengaduh padahal pukulan Lara sama sekali tidak terasa sakit.

Keduanya masuk ke dalam lift, menekan tombol angka sepuluh, tempat di mana acara pesta digelar.

"By the way, ini acara pesta apa?" Lar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status