Share

BAB 89

Setelah sarapan yang lebih pantas disebut makan siang, Aksa mengantar mereka ke Taman Mini Indonesia Indah. Menghabiskan waktu cukup lama untuk antre, akhirnya mereka mendapat kesempatan naik kereta gantung. Ayah dan Lira naik bersama, sedang Lara dan Aksa naik di kereta lain yang berbeda.

"Jangan ngambek dong, Yaank," mohon Aksa. Wanita itu selalu membuang muka ketika keduanya berpapasan.

Lara dan Aksa duduk saling berhadapan, karena Lara beralasan supaya beban keretanya berimbang.

"Dokter keterlaluan.”

"Keterlaluan apa-nya?"

"Dokter melibatkan Bapak, saya nggak suka," sentak Lara.

"Lah bukannya sudah seharusnya kita melibatkan orangtua?" Aksa bertanya pelan, berusaha menekan nada kalimatnya serendah mungkin untuk tak kembali menyulut kemarahan Lara.

"Saya tidak mau, bukankah saya sudah pernah jawab, ya?"

"Raaa, sampai kapan kamu begini terus? Nggak capek, kah?"

"Capek!"

"Sama," sahut Aksa. "Sudahi drama-nya, ya? Kenapa juga harus ditutup-tutupi? Kamu cinta sama
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status