Tiga hari kemudian...Saat Vicky dan Vanya sedang bersenang senang di Rusia, dunia bisnis di Jakarta malah sedang bergejolak, hari ini keluarga Dharma mengumumkan jika mereka sudah menjual 60% sahamnya kepada Felix Global Trade, perusahaan milik teman Lingga yang diminta untuk menyerang Keluarga Dharma.Kini posisi pemegang saham di Dharma Prakarsa Grup berubah, posisi pertama di pegang oleh Felix Global Trade sebagai pemilik saham terbanyak, keluarga Dharma turun di posisi kedua, disusul keluarga Mahardika milik Aditya di posisi ketiga, hal itu membuat Aditya semakin sombong, dia tidak lagi takut ketika berhadapan dengan ketiga paman Vicky yang berada di Indonesia.Selama Vicky berada di Rusia, Aditya dan sekutunya terus melancarkan serangan ke keluarga Dharma, karena terus di tekan dan mengalami kerugian, mau tidak mau keluarga Dharma terpaksa menjual sahamnya.Berbagai media mengangkat berita ini, kehebohan pun terjadi di lingkar bisnis para pengusaha di Jakarta, mereka tidak menya
Keesokan harinya, Aditya kembali meeting bersama Lingga, Carson dan juga Winata, mereka sedang membahas kedatangan Felix sahabat Lingga yang merupakan pemilik Felix Global Trade. Semua rekan-rekan Aditya hadir di tempat itu termasuk Bastian, Giyan dan juga Ramon.Gelas-gelas mereka terisi dengan wine mahal, selama dua hari ini mereka terus berpesta merayakan kemenangan mereka memukul mundur keluarga Dharma.“Jadi kapan rencananya Felix akan datang ke Indonesia?” Tanya Aditya.“Felix akan tiba Minggu depan, saat dia tiba, kamu harus membuat pesta penyambutan untuknya sebagai pemegang saham mayoritas Dharma Prakarsa Grup yang baru,” jawab Lingga sambil tertawa lepas, moodnya benar-benar sangat bagus, setelah membalaskan dendamnya kepada keluarga Dharma, senyum dan tawa terus menghiasi wajahnya.“Tentu saja, saat Felix tiba minggu depan, aku berencana membuat pesta penyambutan untuknya, di acara itu aku juga akan mempermalukan Hendro, Bima dan keluarga Dharma,” balas Aditya sambil tertaw
Raka baru saja tiba di kediaman Ayahnya di kota Bogor. Bima dan Utari yang juga sudah diberitahu sebelumnya sudah menunggu kedatangan Raka."Paman, Bibi," sapa Raka kepada Bima dan Utari sembari mencium punggung tangan keduanya.Setelah saling menyapa, Raka mengeluarkan dua undangan yang tadi diberikan oleh Bastian. Dia lalu memberikan undangan itu kepada Hendro dan juga Bima.“Sepertinya Aditya ingin mempermalukan kita semua, dia bahkan menyuruh semua pemilik saham agar datang bersama keluarganya dengan alasan menyambut pimpinan baru Dharma Prakarsa Grup,” ucap Raka berdecak kesal.Hendro dan Bima yang baru selesai membaca undangan itu tampak menghela nafas mereka. Mereka berdua langsung setuju dengan perkataan Raka setelah membaca undangan itu.“Sepertinya memang itulah tujuan Aditya,” ucap Hendro.Utari merangkul tangan suaminya, dia menjadi cemas karena tahu jika Aditya sangat membenci Bima dan juga Hendro.“Apakah kita harus menuruti perintahnya?” Tanya Utari dengan raut wajah ce
“Apa ini!” bentak Aditya kepada salah satu bawahannya yang menyerahkan selembar kertas berisi pengunduran diri Bastian.Bawahannya hanya bisa menunduk terdiam, dia juga tidak tahu menahu tentang alasan Bastian yang tiba-tiba mengundurkan diri.Pagi ini, ketika dia baru saja masuk kantor, dia tiba-tiba mendapat email dari Bastian yang berisi pengunduran dirinya dari Prakarsa Wira Kanigara. Saat Aditya tiba, bawahannya pun menyerahkan surat itu kepada Aditya.Giyan dan Ramon yang juga berada di tempat itu ikut melihat isi surat yang di pegang Aditya. Mereka berdua sama terkejutnya dengan Aditya, mereka yang juga sudah mengetahui isi surat itu merasa heran, membuat mereka bertanya-tanya mengapa Bastian tiba-tiba mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas.“Apakah karena aku akan kembali menjadi CEO di Prakarsa Wira Kanigara?” Tanya Giyan mencoba menebak alasan Bastian mengundurkan diri.“Tidak mungkin karena itu, aku sudah berbicara dengan Bastian, dan dia dengan senang hati memberikan po
Pada saat Hendro dan Bima maju, tiga pengawal Aditya langsung menghalangi mereka berdua.Beberapa pengawal yang di pekerjakan Aditya juga ikut bergabung, mereka ikut menahan Hendro dan Bima yang terus berusaha menyerang Aditya.“Berengsek! Beraninya kamu merendahkan Paman Dimas dengan mulut kotormu!” Teriak Bima yang mencoba melepaskan diri dari pengawal Aditya.“Dasar tidak tahu diri! Apakah kamu lupa siapa yang sering membantu keluarga Mahardika di masa lalu!" Teriak Hendro yang juga menjadi emosi ketika Aditya merendahkan Dimas yang sudah dia anggap seperti ayahnya sendiri.Sebelum berangkat ke Jakarta, Hendro dan Bima menghubungi Dimas, mereka berdua memohon agar keluarga Dharma tidak hadir di acara ini. Itu karena mereka tidak mau melihat Aditya merendahkan keluarga Dharma di depan para tamu yang rata-rata adalah pengusaha di Indonesia.Raka yang juga ikut terpancing emosi hanya bisa mengepalkan tangannya erat, dia juga berniat menyerang Aditya."Stop Raka!" ucap Vanya dengan sua
“Sayang, kenapa bisa jadi begini?” Tanya Sheila kepada Aditya.Keadaan langsung berbanding terbalik dengan kedatangan para bawahan keluarga Vladislav di tempat itu, hal itu membuat Sheila menjadi cemas.Acara yang bertujuan untuk menjatuhkan Hendro dan Bima malah berbalik menjatuhkan mereka.“Benar Aditya, mengapa keadaannya jadi seperti ini?"Ramon yang duduk di samping Aditya juga menanyakan hal yang sama. Walaupun jumlah tamu yang mengisi meja di sisi Aditya jauh lebih banyak, kualitas para pengusaha itu jauh di bawah tamu yang berada di sisi Hendro dan Bima.Satu orang tamu di tempat Bima memiliki kekayaan jauh di atas Dharma Prakarsa Grup. Dan sekarang ada 50 orang lebih tamu yang seperti itu di sisi Hendro dan Bima.Aditya tidak bisa berkata-kata, dia juga tidak mengerti mengapa orang-orang itu mau bergabung di tempat Hendro dan Bima, yang membuat dia lebih heran karena orang-orang itu bersikap sangat sopan kepada Bima dan Utari.“Aku benar-benar tidak tahu apa-apa,” keluh Adit
Tiga hari yang lalu....Tiga target utama yang akan disingkirkan keluarga Vladislav adalah Carson di Italia, Winata di Kanada dan Lingga di Thailand. Vladimir memerintahkan untuk mengeksekusi tiga target utama di waktu yang sama, yaitu 3 hari sebelum acara penyambutan Felix dilangsungkan.Barry yang sedang berada di Thailand memerintahkan bawahannya untuk terus memantau pergerakan Felix dan Lingga, hanya tinggal menunggu waktu sampai perintah eksekusi di jalankan.“Tuan Barry, satu jam lagi,” ucap Xander salah satu bawahan Barry.Barry sendiri sedang berada di salah satu hotel bintang 5 di Thailand, dari Hotel itu dia terus menerima informasi tentang pergerakan Felix dan Lingga.Barry menganggukkan kepalanya, sambil mengenakan jasnya dia berkata, “Apakah semua orang sudah berada di posisi?““Iya Tuan,” jawab Xander singkat.“Baiklah, sebaiknya aku juga harus bersiap, aku penasaran seperti apa ekspresi wajah Lingga ketika bertemu tamu yang sangat ingin melihat wajahnya,” imbuh Barry sa
Vicky melangkahkan kakinya memasuki aula, semua orang langsung menatapnya dengan ekspresi wajah yang sangat terkejut.Beberapa pemilik saham minoritas di Dharma Prakarsa Grup yang sudah pernah melihat Vicky saling berbisik pelan, mereka bertanya-tanya mengapa Vicky datang dengan status sebagai pemilik Felix Global Trade.“Bukankah dia adalah mantan CEO Prakarsa Wira Kanigara yang diberhentikan?“ bisik salah satu pemegang saham minoritas Dharma Prakarsa Grup kepada orang yang duduk di sampingnya.“Iya, aku juga pernah bertemu dengannya, bagaimana mungkin dia tiba-tiba menjadi pemilik Felix Global Trade?“ tanya pemegang saham minoritas lainnya.Perasaan Aditya campur aduk, dia merasa terkejut dan juga merasa sangat marah ketika melihat Vicky berjalan dengan santainya memasuki ruangan itu.“Mengapa bocah berengsek itu yang datang!” umpat Aditya dengan mata membelalak tajam ketika melihat Vicky dan bukannya Felix yang memasuki ruangan itu.Giyan, Ramon, Sheila dan Manda juga sama terkejut