Raka baru saja tiba di kediaman Ayahnya di kota Bogor. Bima dan Utari yang juga sudah diberitahu sebelumnya sudah menunggu kedatangan Raka."Paman, Bibi," sapa Raka kepada Bima dan Utari sembari mencium punggung tangan keduanya.Setelah saling menyapa, Raka mengeluarkan dua undangan yang tadi diberikan oleh Bastian. Dia lalu memberikan undangan itu kepada Hendro dan juga Bima.“Sepertinya Aditya ingin mempermalukan kita semua, dia bahkan menyuruh semua pemilik saham agar datang bersama keluarganya dengan alasan menyambut pimpinan baru Dharma Prakarsa Grup,” ucap Raka berdecak kesal.Hendro dan Bima yang baru selesai membaca undangan itu tampak menghela nafas mereka. Mereka berdua langsung setuju dengan perkataan Raka setelah membaca undangan itu.“Sepertinya memang itulah tujuan Aditya,” ucap Hendro.Utari merangkul tangan suaminya, dia menjadi cemas karena tahu jika Aditya sangat membenci Bima dan juga Hendro.“Apakah kita harus menuruti perintahnya?” Tanya Utari dengan raut wajah ce
“Apa ini!” bentak Aditya kepada salah satu bawahannya yang menyerahkan selembar kertas berisi pengunduran diri Bastian.Bawahannya hanya bisa menunduk terdiam, dia juga tidak tahu menahu tentang alasan Bastian yang tiba-tiba mengundurkan diri.Pagi ini, ketika dia baru saja masuk kantor, dia tiba-tiba mendapat email dari Bastian yang berisi pengunduran dirinya dari Prakarsa Wira Kanigara. Saat Aditya tiba, bawahannya pun menyerahkan surat itu kepada Aditya.Giyan dan Ramon yang juga berada di tempat itu ikut melihat isi surat yang di pegang Aditya. Mereka berdua sama terkejutnya dengan Aditya, mereka yang juga sudah mengetahui isi surat itu merasa heran, membuat mereka bertanya-tanya mengapa Bastian tiba-tiba mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas.“Apakah karena aku akan kembali menjadi CEO di Prakarsa Wira Kanigara?” Tanya Giyan mencoba menebak alasan Bastian mengundurkan diri.“Tidak mungkin karena itu, aku sudah berbicara dengan Bastian, dan dia dengan senang hati memberikan po
Pada saat Hendro dan Bima maju, tiga pengawal Aditya langsung menghalangi mereka berdua.Beberapa pengawal yang di pekerjakan Aditya juga ikut bergabung, mereka ikut menahan Hendro dan Bima yang terus berusaha menyerang Aditya.“Berengsek! Beraninya kamu merendahkan Paman Dimas dengan mulut kotormu!” Teriak Bima yang mencoba melepaskan diri dari pengawal Aditya.“Dasar tidak tahu diri! Apakah kamu lupa siapa yang sering membantu keluarga Mahardika di masa lalu!" Teriak Hendro yang juga menjadi emosi ketika Aditya merendahkan Dimas yang sudah dia anggap seperti ayahnya sendiri.Sebelum berangkat ke Jakarta, Hendro dan Bima menghubungi Dimas, mereka berdua memohon agar keluarga Dharma tidak hadir di acara ini. Itu karena mereka tidak mau melihat Aditya merendahkan keluarga Dharma di depan para tamu yang rata-rata adalah pengusaha di Indonesia.Raka yang juga ikut terpancing emosi hanya bisa mengepalkan tangannya erat, dia juga berniat menyerang Aditya."Stop Raka!" ucap Vanya dengan sua
“Sayang, kenapa bisa jadi begini?” Tanya Sheila kepada Aditya.Keadaan langsung berbanding terbalik dengan kedatangan para bawahan keluarga Vladislav di tempat itu, hal itu membuat Sheila menjadi cemas.Acara yang bertujuan untuk menjatuhkan Hendro dan Bima malah berbalik menjatuhkan mereka.“Benar Aditya, mengapa keadaannya jadi seperti ini?"Ramon yang duduk di samping Aditya juga menanyakan hal yang sama. Walaupun jumlah tamu yang mengisi meja di sisi Aditya jauh lebih banyak, kualitas para pengusaha itu jauh di bawah tamu yang berada di sisi Hendro dan Bima.Satu orang tamu di tempat Bima memiliki kekayaan jauh di atas Dharma Prakarsa Grup. Dan sekarang ada 50 orang lebih tamu yang seperti itu di sisi Hendro dan Bima.Aditya tidak bisa berkata-kata, dia juga tidak mengerti mengapa orang-orang itu mau bergabung di tempat Hendro dan Bima, yang membuat dia lebih heran karena orang-orang itu bersikap sangat sopan kepada Bima dan Utari.“Aku benar-benar tidak tahu apa-apa,” keluh Adit
Tiga hari yang lalu....Tiga target utama yang akan disingkirkan keluarga Vladislav adalah Carson di Italia, Winata di Kanada dan Lingga di Thailand. Vladimir memerintahkan untuk mengeksekusi tiga target utama di waktu yang sama, yaitu 3 hari sebelum acara penyambutan Felix dilangsungkan.Barry yang sedang berada di Thailand memerintahkan bawahannya untuk terus memantau pergerakan Felix dan Lingga, hanya tinggal menunggu waktu sampai perintah eksekusi di jalankan.“Tuan Barry, satu jam lagi,” ucap Xander salah satu bawahan Barry.Barry sendiri sedang berada di salah satu hotel bintang 5 di Thailand, dari Hotel itu dia terus menerima informasi tentang pergerakan Felix dan Lingga.Barry menganggukkan kepalanya, sambil mengenakan jasnya dia berkata, “Apakah semua orang sudah berada di posisi?““Iya Tuan,” jawab Xander singkat.“Baiklah, sebaiknya aku juga harus bersiap, aku penasaran seperti apa ekspresi wajah Lingga ketika bertemu tamu yang sangat ingin melihat wajahnya,” imbuh Barry sa
Vicky melangkahkan kakinya memasuki aula, semua orang langsung menatapnya dengan ekspresi wajah yang sangat terkejut.Beberapa pemilik saham minoritas di Dharma Prakarsa Grup yang sudah pernah melihat Vicky saling berbisik pelan, mereka bertanya-tanya mengapa Vicky datang dengan status sebagai pemilik Felix Global Trade.“Bukankah dia adalah mantan CEO Prakarsa Wira Kanigara yang diberhentikan?“ bisik salah satu pemegang saham minoritas Dharma Prakarsa Grup kepada orang yang duduk di sampingnya.“Iya, aku juga pernah bertemu dengannya, bagaimana mungkin dia tiba-tiba menjadi pemilik Felix Global Trade?“ tanya pemegang saham minoritas lainnya.Perasaan Aditya campur aduk, dia merasa terkejut dan juga merasa sangat marah ketika melihat Vicky berjalan dengan santainya memasuki ruangan itu.“Mengapa bocah berengsek itu yang datang!” umpat Aditya dengan mata membelalak tajam ketika melihat Vicky dan bukannya Felix yang memasuki ruangan itu.Giyan, Ramon, Sheila dan Manda juga sama terkejut
“Bagaimana bisa seperti ini,“ Lirih Aditya. Dia terpaksa harus menerima kenyataan jika Felix yang mereka tunggu bukan lagi menjadi pemilik Felix Global Trade.Tidak hanya itu, Vicky yang baru saja mengungkapkan identitasnya membuat Aditya putus asa, jika dibandingkan dengan keluarga Ayah Vicky di Rusia, Felix memang hanyalah batu kerikil kecil yang dapat keluarga Vicky singkirkan kapan saja.Aditya kembali mengutuk Efendi yang telah tiada, jika sedari awal dia tahu identitas Vicky yang sebenarnya, dia tentu tidak akan bekerja sama dengan Lingga untuk menjatuhkan Keluarga Dharma.“Ayah, kita sebaiknya meninggalkan tempat ini, pria yang bernama Barry itu sangat berbahaya,” bisik Giyan dengan wajah pucat kepada Ramon.Giyan semakin ketakutan, dia tidak hanya sering menghina Vicky, tapi dia juga telah meniduri Manda yang merupakan tunangan Vicky dulu. Dia tahu jika Vicky tentu tidak akan memaafkan perbuatannya selama ini, karena itulah dia ingin secepatnya meninggalkan tempat ini.Ramon m
“Aku tidak setuju dengan pertunangan kalian berdua! Vicky seharusnya menjadi tunanganku, wanita itu telah merebut Vicky dariku!”Suara teriakan Manda membuat Vanya dan kedua orang tuanya yang berjalan menuju panggung sontak terhenti melihat ke arah Manda. Begitu pula dengan Vincent dan Alyona yang mendampingi mereka.Dia begitu cemburu dan marah ketika Vicky mengumumkan rencana pernikahannya dengan Vanya yang akan dilangsungkan bulan depan.Manda berdiri di depan panggung sambil menatap Vanya dengan tatapan penuh kebencian. Dia ingin membongkar kedok Vanya di depan keluarga Vicky dan para tamu yang hadir di tempat itu.“Vicky selama ini sangat baik kepadaku, dia terus memperhatikan dan juga memperlakukanku dengan lembut. Aku tahu jika dia mencintaiku, harus aku akui jika aku sudah membuat kesalahan, tapi jika wanita ini tidak menggoda Vicky terus-menerus, aku yakin jika Vicky akan memaafkan semua kesalahanku.”Kata-kata Manda menggema di ruangan itu, dia mengepalkan kedua tangannya da