Satu persatu para tamu terlihat meninggalkan kediaman keluarga Vladislav, para pekerja sibuk membersihkan taman yang menjadi tempat dilangsungkannya pernikahan 21 bawahan Vincent.Widya dan Luciano, beserta pasangan suami istri yang baru saja menikah juga mohon pamit kepada Kakek Vicky, mereka tak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan keluarga Vladislav menjadi tuan rumah di acara sakral mereka.Suasana haru dan bahagia terlihat ketika Widya dan para mempelai wanita berpamitan kepada Vanya, mereka semua tampak menitikkan airmata.Widya dan para mempelai wanita di jadwalkan akan pergi meninggalkan Rusia hari ini, mereka akan kembali ke negara domisili suami mereka masing-masing, itu artinya mereka mungkin tidak akan bisa bertemu dalam waktu yang relatif lama.“Apakah mereka akan baik-baik saja?” Tanya Vanya sambil memandangi rombongan mobil mewah yang membawa Widya dan para mempelai wanita menuju bandara.“Tentu saja,” jawab Vicky yang menemani Vanya melepas kepergian Widya dan
Tiga hari kemudian...Saat Vicky dan Vanya sedang bersenang senang di Rusia, dunia bisnis di Jakarta malah sedang bergejolak, hari ini keluarga Dharma mengumumkan jika mereka sudah menjual 60% sahamnya kepada Felix Global Trade, perusahaan milik teman Lingga yang diminta untuk menyerang Keluarga Dharma.Kini posisi pemegang saham di Dharma Prakarsa Grup berubah, posisi pertama di pegang oleh Felix Global Trade sebagai pemilik saham terbanyak, keluarga Dharma turun di posisi kedua, disusul keluarga Mahardika milik Aditya di posisi ketiga, hal itu membuat Aditya semakin sombong, dia tidak lagi takut ketika berhadapan dengan ketiga paman Vicky yang berada di Indonesia.Selama Vicky berada di Rusia, Aditya dan sekutunya terus melancarkan serangan ke keluarga Dharma, karena terus di tekan dan mengalami kerugian, mau tidak mau keluarga Dharma terpaksa menjual sahamnya.Berbagai media mengangkat berita ini, kehebohan pun terjadi di lingkar bisnis para pengusaha di Jakarta, mereka tidak menya
Keesokan harinya, Aditya kembali meeting bersama Lingga, Carson dan juga Winata, mereka sedang membahas kedatangan Felix sahabat Lingga yang merupakan pemilik Felix Global Trade. Semua rekan-rekan Aditya hadir di tempat itu termasuk Bastian, Giyan dan juga Ramon.Gelas-gelas mereka terisi dengan wine mahal, selama dua hari ini mereka terus berpesta merayakan kemenangan mereka memukul mundur keluarga Dharma.“Jadi kapan rencananya Felix akan datang ke Indonesia?” Tanya Aditya.“Felix akan tiba Minggu depan, saat dia tiba, kamu harus membuat pesta penyambutan untuknya sebagai pemegang saham mayoritas Dharma Prakarsa Grup yang baru,” jawab Lingga sambil tertawa lepas, moodnya benar-benar sangat bagus, setelah membalaskan dendamnya kepada keluarga Dharma, senyum dan tawa terus menghiasi wajahnya.“Tentu saja, saat Felix tiba minggu depan, aku berencana membuat pesta penyambutan untuknya, di acara itu aku juga akan mempermalukan Hendro, Bima dan keluarga Dharma,” balas Aditya sambil tertaw
Raka baru saja tiba di kediaman Ayahnya di kota Bogor. Bima dan Utari yang juga sudah diberitahu sebelumnya sudah menunggu kedatangan Raka."Paman, Bibi," sapa Raka kepada Bima dan Utari sembari mencium punggung tangan keduanya.Setelah saling menyapa, Raka mengeluarkan dua undangan yang tadi diberikan oleh Bastian. Dia lalu memberikan undangan itu kepada Hendro dan juga Bima.“Sepertinya Aditya ingin mempermalukan kita semua, dia bahkan menyuruh semua pemilik saham agar datang bersama keluarganya dengan alasan menyambut pimpinan baru Dharma Prakarsa Grup,” ucap Raka berdecak kesal.Hendro dan Bima yang baru selesai membaca undangan itu tampak menghela nafas mereka. Mereka berdua langsung setuju dengan perkataan Raka setelah membaca undangan itu.“Sepertinya memang itulah tujuan Aditya,” ucap Hendro.Utari merangkul tangan suaminya, dia menjadi cemas karena tahu jika Aditya sangat membenci Bima dan juga Hendro.“Apakah kita harus menuruti perintahnya?” Tanya Utari dengan raut wajah ce
“Apa ini!” bentak Aditya kepada salah satu bawahannya yang menyerahkan selembar kertas berisi pengunduran diri Bastian.Bawahannya hanya bisa menunduk terdiam, dia juga tidak tahu menahu tentang alasan Bastian yang tiba-tiba mengundurkan diri.Pagi ini, ketika dia baru saja masuk kantor, dia tiba-tiba mendapat email dari Bastian yang berisi pengunduran dirinya dari Prakarsa Wira Kanigara. Saat Aditya tiba, bawahannya pun menyerahkan surat itu kepada Aditya.Giyan dan Ramon yang juga berada di tempat itu ikut melihat isi surat yang di pegang Aditya. Mereka berdua sama terkejutnya dengan Aditya, mereka yang juga sudah mengetahui isi surat itu merasa heran, membuat mereka bertanya-tanya mengapa Bastian tiba-tiba mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas.“Apakah karena aku akan kembali menjadi CEO di Prakarsa Wira Kanigara?” Tanya Giyan mencoba menebak alasan Bastian mengundurkan diri.“Tidak mungkin karena itu, aku sudah berbicara dengan Bastian, dan dia dengan senang hati memberikan po
Pada saat Hendro dan Bima maju, tiga pengawal Aditya langsung menghalangi mereka berdua.Beberapa pengawal yang di pekerjakan Aditya juga ikut bergabung, mereka ikut menahan Hendro dan Bima yang terus berusaha menyerang Aditya.“Berengsek! Beraninya kamu merendahkan Paman Dimas dengan mulut kotormu!” Teriak Bima yang mencoba melepaskan diri dari pengawal Aditya.“Dasar tidak tahu diri! Apakah kamu lupa siapa yang sering membantu keluarga Mahardika di masa lalu!" Teriak Hendro yang juga menjadi emosi ketika Aditya merendahkan Dimas yang sudah dia anggap seperti ayahnya sendiri.Sebelum berangkat ke Jakarta, Hendro dan Bima menghubungi Dimas, mereka berdua memohon agar keluarga Dharma tidak hadir di acara ini. Itu karena mereka tidak mau melihat Aditya merendahkan keluarga Dharma di depan para tamu yang rata-rata adalah pengusaha di Indonesia.Raka yang juga ikut terpancing emosi hanya bisa mengepalkan tangannya erat, dia juga berniat menyerang Aditya."Stop Raka!" ucap Vanya dengan sua
“Sayang, kenapa bisa jadi begini?” Tanya Sheila kepada Aditya.Keadaan langsung berbanding terbalik dengan kedatangan para bawahan keluarga Vladislav di tempat itu, hal itu membuat Sheila menjadi cemas.Acara yang bertujuan untuk menjatuhkan Hendro dan Bima malah berbalik menjatuhkan mereka.“Benar Aditya, mengapa keadaannya jadi seperti ini?"Ramon yang duduk di samping Aditya juga menanyakan hal yang sama. Walaupun jumlah tamu yang mengisi meja di sisi Aditya jauh lebih banyak, kualitas para pengusaha itu jauh di bawah tamu yang berada di sisi Hendro dan Bima.Satu orang tamu di tempat Bima memiliki kekayaan jauh di atas Dharma Prakarsa Grup. Dan sekarang ada 50 orang lebih tamu yang seperti itu di sisi Hendro dan Bima.Aditya tidak bisa berkata-kata, dia juga tidak mengerti mengapa orang-orang itu mau bergabung di tempat Hendro dan Bima, yang membuat dia lebih heran karena orang-orang itu bersikap sangat sopan kepada Bima dan Utari.“Aku benar-benar tidak tahu apa-apa,” keluh Adit
Tiga hari yang lalu....Tiga target utama yang akan disingkirkan keluarga Vladislav adalah Carson di Italia, Winata di Kanada dan Lingga di Thailand. Vladimir memerintahkan untuk mengeksekusi tiga target utama di waktu yang sama, yaitu 3 hari sebelum acara penyambutan Felix dilangsungkan.Barry yang sedang berada di Thailand memerintahkan bawahannya untuk terus memantau pergerakan Felix dan Lingga, hanya tinggal menunggu waktu sampai perintah eksekusi di jalankan.“Tuan Barry, satu jam lagi,” ucap Xander salah satu bawahan Barry.Barry sendiri sedang berada di salah satu hotel bintang 5 di Thailand, dari Hotel itu dia terus menerima informasi tentang pergerakan Felix dan Lingga.Barry menganggukkan kepalanya, sambil mengenakan jasnya dia berkata, “Apakah semua orang sudah berada di posisi?““Iya Tuan,” jawab Xander singkat.“Baiklah, sebaiknya aku juga harus bersiap, aku penasaran seperti apa ekspresi wajah Lingga ketika bertemu tamu yang sangat ingin melihat wajahnya,” imbuh Barry sa
8 bulan kemudian... Karena permintaan Vladimir, Vicky dan Vanya akhirnya menetap di Rusia sampai tiba waktunya Vanya melahirkan nanti. Bima dan Utari juga tidak mempermasalahkan hal itu, rencananya Vicky dan Vanya baru ke Indonesia begitu usia kandungan Vanya memasuki bulan ke sembilan. Vicky memang sudah berniat agar saat Vanya melahirkan nanti bisa di dampingi oleh kedua orang tuanya. Selama Vicky dan Vanya berada di Rusia, Vincent di kirim ke Indonesia untuk menggantikan Vicky mengurus Dharma Prakarsa Grup. Alyona yang memiliki beberapa perusahaan di Singapura juga turut mengurus Grup perusahaan itu. Berkat kemampuan Kakak beradik ini, hanya dalam waktu enam bulan, Dharma Prakarsa Grup terbang tinggi dan menjadi salah satu Grup perusahaan terbesar di Indonesia. Setara dengan Grup Barata milik Gunnadi, dan juga Grup Adhitama milik Ezra sahabat Arthur dan Laras. Posisi Bimo dan Hendro di Dharma Prakarsa Grup di pulihkan oleh Dimas, ini juga atas permintaan langsung Arthur dan Lar
“Baiklah, kalian tunggu disini saja, biar aku dan Vanya yang menemui Kakek Vladimir,” ucap Bella. “Ayo Vanya,” sambungnya sambil menarik pelan lengan Vanya. Vanya tersenyum dan beranjak dari duduknya, nasib Ivan, Jafin dan Billy sekarang berada di tangan dua wanita cantik itu. Sambil berjalan menuju meja Vladimir dan para orang tua berada, Bella dan Vanya mulai mendiskusikan strategi mereka sambil berbisik, wajah Vanya berubah terkejut dia tampak menutup mulutnya menahan tawa mendengar rencana Bella. “Sekarang kamu paham kan?” Tanya Bella ke Vanya. Vanya menganggukkan kepalanya mereka berdua tampak beradu telapak tangan pelan sebelum menjalankan aksi mereka. Nabila, Olma dan Alexa kompak tertawa kecil melihat tingkah mereka yang menggemaskan, mereka pun menebak-nebak akan seperti apa cara Bella dan Vanya membujuk Vladimir. “Bella yang mengambil kendali, sepertinya kali ini mereka akan berhasil,” ucap Nabila. “Tentu saja, siapa dulu suaminya,” ujar Austin berbangga diri. “Maaf
Arthur, Laras, Vicky dan Vanya akhirnya tiba di Rusia, karangan bunga ucapan selamat untuk kehamilan Vanya berjajar rapi di sepanjang kediaman keluarga Vladislav. Di halaman depan, terilihat Vladimir dan ke empat senior Vicky bersama para istri mereka sudah menunggu kedatangan Vicky dan Vanya. Begitu turun dari mobil, Vicky dan Vanya langsung menghampiri Vladimir yang terus tersenyum bahagia, dengan sopan mereka berdua menyapa Vladimir, lalu menyapa para seniornya. Para bawahan keluarga Vladislav yang mengetahui kabar kehamilan Vanya sebenarnya berniat datang dan ikut merayakan kabar bahagia ini. Namun dengan berbagai pertimbangan, Vladimir akhirnya membatalkan hal itu, salah satu pertimbangan Vladimir karena sadar jika cucu mantunya itu butuh istirahat, jika sampai acara penyambutan besar-besaran di lakukan, bisa di pastikan Vanya akan sibuk menyapa para tamu yang jumlahnya tidak sedikit, dan tentu itu akan berbahaya untuk kandungannya. Nabila, Bella, Olma dan Alexa langsung memi
Karena Vincent sudah setuju dengan permintaannya, Alyona langsung membuka ponselnya hendak menghubungi temannya yang bernama Ghiska Natasha. Setelah kembali ke Rusia besok, Alyona dan Vincent rencananya akan terbang ke Indonesia untuk menggantikan Vicky mengurus Dharma Prakarsa Grup milik Kakek mereka selama Vicky dan Vanya berada di Rusia. Alyona dengan bersemangat mencari nama Ghiska di kontak ponselnya, dia pun langsung menghubungi nomor Ghiska untuk mengatur jadwal bertemu di Indonesia nanti. Tut... Tut.... “Halo....” “Halo Ghiska, ini aku Alyona,” ucap Alyona. “Hmm... Alyona?” Tanya Ghiska. “Astaga kamu jahat sekali karena tidak mengingatku, Alyona di Singapura, kita bertemu setahun yang lalu.” “Ohh.. Iya! Aku ingat si cantik bermata biru! Apa kabar?!” Tanya Ghiska yang akhirnya bisa mengingat Alyona. “Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?” “Sama... aku juga baik-baik saja, hah... aku sudah beberapa kali mencoba menghubungi nomormu yang dulu, tapi tidak pernah tersambu
Vicky, Vanya bersama Arthur dan Laras baru saja tiba di bandara, pagi ini mereka akan kembali ke Rusia menggunakan pesawat pribadi keluarga Vladislav. Empat orang dokter terlihat ikut bersama mereka, para dokter ini adalah dokter yang di rekomendasikan Luke untuk mengawal Vanya kembali ke Rusia. Semalam Arthur yang sangat mencemaskan keadaan menantunya langsung meminta Luke memilih empat Dokter terbaik untuk terbang bersama mereka ke Rusia. “Hahaha! Aku akan jadi Kakek, kamu tidak bisa meledekku lagi seperti kemarin berengsek!” Terdengar suara Arthur yang sedang berbicara melalui telepon dengan sahabatnya, sejak mengetahui kabar menantunya hamil, dia terus-menerus mendapat panggilan telepon dari berbagai negara untuk memberi dia ucapan selamat. Saking senangnya, Arthur bahkan sampai lupa memberitahu Vladimir tentang kabar bahagia ini. Vicky, Vanya dan Laras terus tertawa melihat Arthur yang layaknya anak kecil sedang memamerkan mainan barunya. Sambil menunggu pesawat selesai peng
Arthur dan Laras langsung bergegas menuju hotel tempat Vicky dan Vanya berada setelah mendengar kabar dari Vicky jika Vanya tiba-tiba sakit. Sesampainya di hotel, mereka langsung menuju kamar Vicky, raut wajah mereka terlihat begitu cemas, khawatir jika keputusan mereka mempertemukan Vicky dan Kirana malah berakhir buruk untuk Vanya. Ceklek! Arthur dan Laras langsung membuka pintu kamar Vicky, mereka berdua sontak terkejut begitu melihat Vanya yang baik-baik saja sedang tertawa bersama Kirana di dalam kamar. “Vanya? Bukannya kamu sedang sakit?” Tanya Laras. Vanya dan Kirana kompak menoleh, mereka berdua beranjak dari duduknya dan segera menghampiri Laras. “Aku tadi hanya kelelahan ibu,” jawab Vanya mempersilakan Laras dan Arthur masuk ke dalam kamar. “Jadi kamu baik-baik saja?” Tanya Laras lagi memastikan. “Iya Ibu, aku baik-baik saja,” jawab Vanya sambil tersenyum. “Lalu mengapa tadi Vicky mengatakan....” Arthur terdiam tidak menyelesaikan ucapannya, dia lalu menghela nafasn
Tidak ingin merahasiakan apapun lagi dari Vanya, Vicky akhirnya memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Vanya. Mulai dari momen ketika mendapat kabar Kirana meninggal, kabar kematian kedua orang tuanya, dan juga pertunangannya dengan Manda. Setelah itu, Vicky lalu menceritakan momen dimana terjadi kesalahpahaman antara dirinya dan Vanya karena perbuatan Manda. Wajah Vanya berubah sedih ketika mengingat momen menyakitkan itu, momen dimana dia akhirnya harus menunggu kepulangan Vicky yang tidak jelas kapan waktunya. “Waktu itu aku menjalani misi pelatihan militer keluargaku, aku tidak tahu apakah aku masih bisa pulang dengan selamat, karena itulah aku memilih tidak memberitahu kamu,” ucap Vicky, wajahnya juga terlihat sedih sewaktu menjelaskan tentang hal itu ke Vanya. Vanya tentu sedikit terkejut mendengar ada pelatihan seperti itu di keluarga suaminya, dalam hati dia merasa bersyukur karena Vicky kembali dengan selamat. Vicky kembali melanjutkan ceritanya, Vanya benar-benar
“Vicky... aku masih mencintaimu, bagaimana denganmu? Apakah kamu juga masih mencintaiku?” Tanya Kirana berterus terang dengan perasaannya.Pertanyaan Kirana sontak mengejutkan Vicky, dia tidak menyangka jika mantan tunangannya akan bertanya tentang hal itu.Vicky meraih kedua tangan Kirana, sambil tersenyum dia menatap wajah cantik mantan tunangannya itu.“Kirana... awalnya aku juga sempat bingung dengan perasaanku sendiri ketika pertama kali melihat dirimu, dan aku yakin kamu sedang merasakan hal yang sama saat ini.”“Tapi berkat kamu yang bertanya apa saja yang telah aku alami beberapa tahun terakhir ini membuatku kembali mengingat bagaimana perjuangan Vanya yang tetap setia menungguku kembali dari misi pelatihan keluargaku, begitu banyak airmata yang telah dia tumpahkan untukku, dan begitu banyak pengorbanan yang telah dia lakukan selama menungguku.”“Vanya menghiburku di kala ku sedih, dia merawat hatiku yang terluka dengan cinta yang tulus, kehadirannya membuatku merasa bahagia d
Vanya tersenyum, dengan suara lembut dia berkata, “Kamu sudah menolongku berulang kali, sebagai istrimu, biarkan aku yang menolongmu kali ini, aku tahu hatimu sakit, aku tahu hatimu terluka, Sayang... apa kamu kira aku tahan melihatmu seperti ini.”Vicky terdiam, dia menunduk sambil menghela nafasnya.“Sayang... bukankah aku selalu bilang jika aku percaya kepadamu, dan untuk kali ini aku akan kembali mengatakannya, aku akan selalu percaya kepadamu, dan tak akan pernah meragukanmu sedikit pun, selesaikan urusan kalian secara baik-baik, itu akan menjadi obat terbaik untuk kalian berdua,” sambung Vanya.Vicky mengangkat wajahnya menatap Vanya, dia tersenyum lalu mengusap pucuk kepala vanya, merasa sangat bersyukur karena ditakdirkan menjadi pendamping Vanya.“Terima kasih sayang....” ucap Vicky yang langsung di balas senyuman hangat oleh Vanya.Vanya berjalan menuju tempat Kirana, Luke dan putra mereka berada, Vanya tersenyum lembut menyapa Kirana yang terus meneteskan air mata.Kirana