Share

Pergi

Dadaku terasa sesak, nafas serasa berhenti bersama saraf otak yang tak lagi bisa berpikir normal.

“Tidak usah menangis, aku merangkai kata menjadi lagu bersama Ana, dan sekarang kamu merusaknya, apa kamu puas?” ucapnya lagi, kali ini ia menatapku begitu dekat, bahkan kami nyaris tak berjarak. Kami saling pandang, sesaat kemudian ia berbalik membelakangiku melepas pecinya dan melemparkan kasar, “Arh!” Ia memukul dinding, tangan putihnya terlihat merah dan tergores.

“Ngapunten Gus, Halwa memang salah, tetapi ndak sepantasnya Gus Agam mengatakan itu, jika memang bukan Halwa yang Gus Agam inginkan... njenengan bisa kembalikan Halwa dengan baik-baik.” Aku menyeka air mata yang semakin deras mengalir. “Halwa masih punya Abi dan Ami, kalapun bagi njenengan Halwa ndak berarti… Halwa bisa pulang ke rumah mereka,” ucapku lirih.

Aku mengambil tote bag yang ada di ranjang, ponsel sengaja kutinggal. Aku akan pergi karena aku tak berarti untuknya. Aku tahu dan paham wanita haram meninggalkan rumah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status