Aynur tersenyum menyadari dirinya yang kini berada di punggung Ihsan. Ia tak menolak perintah Ihsan karena kakinya memang terasa sakit setelah berlarian bertelanjang kaki menghindari kejaran bodyguard Rahmat. Aynur merasa lega melihat sikap Ihsan yang jauh berbeda tak seperti semalam, meskipun sejujurnya ada perasaan tak enak di hati Aynur karena sejak tadi pakaian kotor dan kakinya yang penuh tanah berkali kali mengenai bagian tubuh Ihsan.Beberapa saat kemudian terdengar suara dari perut Aynur. Ihsan tersenyum geli menyadari tangan Aynur yang mencoba menekan perutnya agar tidak berbunyi."Kita istirahat dulu setelah menyeberangi jembatan." ucapnya datar. Ternyata mereka telah tiba di jembatan bambu yang Aynur lewati sebelumnya."Mas, turunkan aku disini. Aku lebih nyaman berjalan sendiri..." pinta Aynur lirih.Ihsan menuruti permintaan Aynur, ia menurunkan Aynur lalu menggandeng tangannya melewati lantai bambu yang berderit setiap ada kaki yang menginjaknya'Gue suka sikap Lo yang s
"Saya yakin pemiliknya adalah si gadis kota itu Boss!" ujar Santoso, pria bertubuh besar itu menyeringai sangat yakin dengan ucapannya.Rahmat manggut-manggut mendengar ucapan anak buahnya, asap cerutu kembali membumbung tinggi ke udara."Tapi untuk apa dia masuk terlalu jauh ke area kita? bagaimana kira-kira aku bisa membuktikan bahwa dia pemilik sandal itu." Rahmat mengerutkan dahi."Saya akan menyelidikinya boss, beri perintah pada kami!" Santoso tampak berapi-api. Rahmat menghela nafas."Untuk saat ini fokuslah pada tugas awal kalian. Cari informasi tentang pria di dalam foto itu! untuk masalah ini, biar aku selesaikan sendiri." Rahmat tersenyum getir menatap beberapa lembar foto, salah satunya memperlihatkan sepasang muda mudi sedang berpelukan mesra di sebuah bar."Siap Boss!!" Santoso berlalu dari ruang kerja tuannya, berganti Aisyah yang masuk menemui sang ayah."Abi memanggilku? ada apa?" tanya Aisyah lirih.Rahmat segera memasukkan foto-foto yang berjejer di meja ke dalam la
"Hallaah!!! Wanita model begituan siapa yang bakal mau jadi suaminya??" "Iya!! Untung aku ga punya menantu modelan begitu!! bisa bisa mati muda aku nanti!! Sudahlah jeng!! Suruh putus!! Masa mas Bobby mau nikah sama yang kaya beginian!!"Kumpulan ibu-ibu berkerudung itu tak hentinya melontarkan kata-kata hina pada Aynur. Wanita lajang, mandiri dan tidak pernah mau mengusik kehidupan orang lain. Bagi Aynur, kehidupan yang ia jalani sudah cukup sempurna. Aynur memiliki paras cantik, di usianya yang memasuki 27 tahun, dia memiliki usaha yang cukup sukses di bidang kuliner. Seharusnya dia bisa menjadi menantu idaman dan isteri mandiri yang siap membantu perekonomian suami. Nyatanya hal itu tidak membuatnya dengan mudah diterima keluarga Bobby, pria yang sudah menjalin hubungan dengannya 3 tahun terakhir ini.Kesalahan Aynur hanya satu, penampilan dan tata krama. Aynur bukan wanita berhijab yang lemah lembut seperti harapan ibu-ibu yang menghinanya itu. Aynur memang apa adanya, blak blak
"Jika dia jodoh saya. Saya tidak akan menolak!!" jawab Ihsan pasti membuat semua orang yang ada disitu melongo, tak terkecuali Aynur dan Bobby.Meskipun Ihsan mengatakan hal itu dengan lantang, faktanya di dalam hati kecilnya dia tak ingin mempunyai istri seperti Aynur. Ya Allah, jauhkan hamba dari wanita seperti ini... Batin Ihsan dalam hati."Sudahlah ibu-ibu... Lagian tak mungkin Allah memberi jodoh wanita seperti ini untuk ustaz Ihsan yang sempurna. Saya yakin ustaz bicara begitu karena beliau tak ingin menyakiti wanita bengal ini!!" ucap ibu berbaju pink sinis.Aynur kembali tertunduk, menahan air matanya yang kembali menetes. Seumur hidup tak pernah ia dipermalukan seperti ini. Seandainya orang-orang ini tahu dari keluarga mana dia sebenarnya, tak mungkin mereka berkata sehina itu. Selama ini Aynur tak pernah membanggakan diri meskipun lahir dari keluarga terpandang. Aynur bukan tipe wanita yang suka menghina orang lain kecuali orang tersebut benar-benar mengusik hidupnya.Dan
"Bagaimana? apa kamu siap menjadi imam untuk Aynur?" tanya Kyai Mustafa lagi setelah menunggu beberapa saat dan tidak menerima jawaban dari Bobby.Lidah Bobby kelu tak bisa menjawab pertanyaan kyai Mustafa. Aynur tersenyum kecut."Heh!! ternyata elo memang pengecut Bob!" kata Aynur."Pak kyai.. tolong beri saya waktu 2 tahun lagi. Saya akan melamar She setelah lulus S2." pinta Bobby pada kyai Mustafa. "Sayang... elo bisa kan nunggu gue 2 tahun lagi, kali ini gue bener-bener serius!!!" Bobby berganti memohon pada Aynur yang mengacuhkannya."Usia Aynur tahun ini sudah 27 tahun, mau sampai kapan dia nunggu kamu? Di luar sana banyak orang yang menikah tapi masih menempuh pendidikan. Asalkan kamu bertanggung jawab dan bisa membimbing istrimu ke jalan yang baik, maka menikah bukanlah halangan untuk mencapai cita-cita." jelas kyai Mustafa. Bobby terdiam dan menatap ibunya seakan meminta persetujuan.Bu Sofi yang beberapa menit lalu tampak berapi- api kini seakan kehilangan kata-kata. Dirinyq
Kyai Mustafa duduk sambil menyeruput kopi hitam yang dibuatkan Somad. Di depannya duduk Ihsan yang tertunduk lesu."Saya tahu kamu masih memikirkan perkataanmu semalam kan? Tapi percayalah ustaz, Aynur tidak seperti yang kamu lihat dari penampilan luarnya." kata kyai Mustafa meyakinkan."Maaf pak kyai, izinkan saya bertanya, saya penasaran mengapa beliau berbeda dengan putri pak kyai yang lain?"Kyai Mustafa menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, dia menatap lampu yang bersinar terang di atasnya."Dulu Aynur sama seperti putriku yang lain, lemah lembut, santun, sholehah. Lalu dia berubah seperti itu karena saya." Kyai Mustafa behenti sejenak untuk menyeruput kopinya lagi." Sepuluh tahun yang lalu saat ibunya meninggal, Nur sempat depresi berat. Dibanding mbakyu-mbakyunya, Nur memang yang paling dekat dengan almarhumah ibunya. Disaat rasa sakit kehilangan orang tercinta belum sembuh, saya memilih menikah lagi dengan hajah Fatimah, istri saya sekarang ini." jelas kyai Mustafa."
Aynur menuangkan air lemon ke dalam gelas cicktail. Dia menggoyangkan gelas tersebut dengan luwes ala bartender profesional."Nih..!" dia menyerahkan gelas cocktail tersebut pada Ziva, gadis cantik berkulit kuning langsat, tubuh semampai bak model dengan rambut berwarna coklat."So, elo beneran putus nih ama Bobby?" tanya Ziva setelah menyeruput air lemon yang diberikan Aynur."Yess!!! gue pengen ngasih pelajaran tuh cowok cemen!!" "Trus... cowo yang ngebelain elo gimana nasibnya?" tanya Ziva lagi."Pak ustaz???" Aynur balik bertanya sambil tertawa."Ya gak mungkin lah kita nikah. Semalem bokap gue udah klarifikasi masalah itu. Gue tau diri kali, lagian dia juga bukan tipe gue, Gila apa gue nikah sama ustaz!!" Aynur kembali tertawa."Gue bakal gamisan sebulan kalo lo bener-bener nikah sama tu cowok, hahaha. Terus sekarang bokap elo dah balik ke Jogja?" tanya Ziva."Belum. Katanya sampai akhir bulan ini masih ada urusan di Jakarta. Hmm... Bokap minta gue sering-sering ngunjungi pondok
Kyai Mustafa menatap wanita berhijab di depannya, hijabnya memang bukan hijab syar'i, namun dalam hati pria tua itu benar-benar bersyukur dengan apa yang ia lihat di hadapannya."Kamu kesini sendirian?" tanya kyai Mustafa pada putrinya."Iya pak. Nur mau mengatakan sesuatu." katanya.Kyai Mustafa menatap putrinya lekat-lekat. "Ada apa? katakanlah, bapak akan lakukan apapun untuk membantumu." Aynur menunduk, berfikir sejenak apakah dia benar-benar harus mengutarakan keinginannya."Nur mau nikah pak." katanya setelah beberapa detik terdiam. Mendengar itu kyai Mustafa tersenyum senang."Alhamdulillah.... " katanya. Sudah bertahun-tahun ia menginginkan kata kata itu keluar dari mulut putrinya."Jadi Bobby sudah yakin mau nglamar kamu? bapak tidak keberatan asal dia bisa berkomitmen untuk menjadi imam yang baik untuk kamu Nur. Meskipun bapak berharap kamu bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik dari Bobby, tapi kalau kamu sudah mantap dengan pilihan kamu, maka bapak hanya bisa mendoak