Share

Part 81 Cemburu 2

Melihat Saga melangkah ke arahnya, Melati buru-buru meletakkan bunga di meja kasir lantas mematikan lampu ruang depan dan melangkah menghampiri sang suami.

"Kok lama banget," tegur Saga.

"Aku sengaja nungguin dia sampai jalan menjauh, Mas. Kasihan pulang sendirian."

"Alita sudah terbiasa seperti itu," jawab Saga sambil menggandeng tangan istrinya untuk naik ke lantai atas.

"Mas, kok tahu?"

"Dia anak metropolitan. Lahir besar di Surabaya. Jadi sudah terbiasa dengan aktivitas malam di kota besar."

Benar juga. Bukan seperti dirinya yang lahir, besar, di kaki gunung. Habis maghrib masuk rumah, ngunci pintu, dan baru keluar lagi kalau matahari sudah menampakkan diri. Bukan takut ada penjahat atau orang iseng. Tapi karena sudah kebiasaan hidup di desa seperti itu, apalagi yang jauh dari perkotaan. Habis Maghrib atau setidaknya setelah salat isya, suasana sudah sunyi. Biasanya yang suka berkumpul dan ngobrol di luar itu kaum laki-laki. Bagi perempuan, bergerombolnya kalau siang. Itu pun bagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (20)
goodnovel comment avatar
Sahnaz Hutomo
cemburunya berjamaah nih Mbak Lis..heheee
goodnovel comment avatar
senja
bu rista cemburu nggak ada habis - habisnya
goodnovel comment avatar
Yanti Isma
bu tista pengen jdi janda kali yah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status