WARUNG SOTO MBOK KARSIEM 24Pakde Darmaji dan Bude Parni datang berboncengan mengendarai motor.Kedua orang itu turun tergesa dari motor, Bude Parni tergopoh-gopoh menghampiri Asna, Pakde Darmaji membuntuti Bude Parni."Ngapain itu anaknya Mbok Karsiem ke sini, Nduk?" Tanya Bude Parni."Bude tahu Murni datang ke sini?" "Tadi di jalan Bude lihat dia keluar dari halaman rumahmu," jelas Bude Parni."Bapakmu di mana, Na?" Tanya Pakde Darmaji."Bapak ada di pangklong, katanya ada orang yang ingin membeli lemari dalam jumlah banyak Pakde," jawab Asna."Syukurlah kalau bapakmu enggak ada di rumah," tukas Pakde Darmaji."Memang ada apa, Pakde?""Ada yang ingin Pakde beritahukan kepada kamu dan juga Aska. Di mana dia?" Tanya Pakde Darmaji."Dia keluar sebentar, Pakde.""Yasudah, kita tunggu saja Aska, Pak,
WARUNG SOTO MBOK KARSIEM 25"Mungkin benar apa yang Aska katakan jika Mbok Karsiem yang telah bekerjasama dengan Mbah Broto," ucap Asna."Aku yakin banget, Mbak," ujar Aska."Kenapa kamu yakin banget kalau Mbok Karsiem yang bekerjasama dengan Mbah Broto?" Tanya Pakde Darmaji."Ibu, kan sudah pernah cerita sama Bapak jika rahasia penglaris celana dalamnya Mbok Karsiem ketahuan Asna, ditambah Lastri datang melabrak Mbok Karsiem," Bude Parni menepuk keras bahu Pakde Darmaji yang duduk disampingnya."Ibu kan hanya cerita soal penglaris celana dalam, enggak bilang kalau Lastri melabrak Mbok Karsiem," ujar Pakde Darmaji."Eh, iya. Ibu lupa cerita.""Jika memang Mbah Broto bekerjasama dengan Mbok Karsiem, apa sebabnya mereka bekerja sama?" Tanya Pakde Darmaji.Asna dan Aska mengedikan bahu, mereka juga tidak tahu apa yang membuat Dukun dan penjual soto itu bekerjasama.
WARUNG SOTO MBOK KARSIEM 26Abdul dan anak-anaknya berlari ke dalam kamar. Di sana Lastri menjerit-jerit dan mengerang kesakitan."Sakit..sakit...tolong sakit," Lastri melolong kesakitan."Bu, ada apa? Ibu kenapa?" Asna memegang tangan Lastri."Tolong Ibu, Asna. Tubuh Ibu sakit sekali, panas, serasa terbakar." Lastri benar-benar sangat menderita."Bagaimana ini?" Abdul mondar-mandir, ia panik melihat keadaan istrinya yang melolong dan merintih kesakitan."Bapak tidak tahu siapa yang bisa dimintai tolong?" Aska menaikkan alisnya, ia hanya mengetes apakah bapaknya masih dalam pengaruh Mbah Broto atau tidak, jika masih dalam pengaruh Dukun itu, pasti Abdul akan segera mendatangi rumah Mbah Broto."Bapak enggak tahu harus minta tolong siapa," jawab Abdul."Bagus." Aska menjentikkan jarinya."Bagus kamu bilang? Lihat keadaan ibumu seperti ini kamu bilang
WARUNG SOTO MBOK KARSIEM 27Semua panik melihat Pak Rangsu mengeluarkan darah dari hidungnya."Pak Rangsu." Pakde Darmaji mendekati Pak Rangsu.Masih dengan mulut komat-kamit membaca doa, Pak Rangsu mengangkat tangan, mengisyaratkan Pakde Darmaji untuk jangan menganggunya.Untuk beberapa saat Pak Rangsu masih membaca doa dengan mata terpejam.Pak Rusdi membuka mata setelah ia selesai membaca doa."Pak Rusdi, hidung anda berdarah," ucap Abdul."Tidak apa-apa, Pak. Alhamdulillah jin kiriman dari Mbah Broto sudah pergi.""Alhamdulillah, jadi keluarga saya sudah terbebas dari gangguan Mbah Broto, Pak Rusdi?" Tanya Abdul."Untuk saat ini, iya. Tapi saya tidak yakin untuk besok.""Apa mereka masih akan mengganggu keluarga saya lagi?""Sepertinya begitu, ilmu hitam yang dimiliki Mbah Broto sangat kuat, saya sampai kewalahan dib
WARUNG SOTO MBOK KARSIEM"Wuidih, rame banget warung sotonya, Mbok!" Ucapku kepada Mbok Karsiem."Iya, Na. Dari pagi sampai malam rame terus, sampai enggak kober narok pantat." Ucap Mbok Karsiem berkelakar sambil melayani pesanan yang minta di bungkus."Banyak pembelinya kenapa masih Mbok sendiri yang menyiapkan? Kan karyawan Mbok ada banyak!" "Hadeh, Na. Mbok enggak percaya menyerahkan meracik soto sama karyawan, nanti enggak enak malah aku yang repot. Mereka cuma mengantar pesanan saja kepada pembeli."Aku mengangguk-angguk mendengar penjelasan Mbok Karsiem. Pasti sotonya enak, buktinya banyak pembeli yang ngantri. "Mbok, aku pesen empat. Di bungkus ya!" Ucapku kepada Mbok Karsiem."Iya.""Mbok," Murni, anak bungsu Mbok Karsiem memanggil."Ada apa, Nduk?" Mbok Karsiem menjawab tanpa menoleh."Tolong aku sebentar, Mbok!" teriak Murni.
WARUNG SOTO MBOK KARSIEM 2Di hadapanku berdiri sosok tinggi besar, dengan bulu lebat memenuhi tubuhnya, tanganya sangat besar dan ukuran setiap jarinya sebesar buah pisang, mahluk itu menggeram, mata merahnya melotot, dari sorot matanya sepertinya mahluk ini marah kepadaku, mahluk itu maju mendekatiku, aku mundur dan tubuhku menabrak sesuatu, ketika aku menoleh kebelakang, di belakangku berdiri sosok pocong dengan kain kafan yang berwarna kecoklatan dan wajah hancur lebur, mulut pocong itu terbuka lebar, dari mulutnya keluar cairan merah pekat berbau anyir bercampur busuk. Aku berlari menjauh dari kedua mahluk menyeramkan ini, sayangnya aku malah menabrak sosok berambut gimbal dengan lidah panjang menjulur ke lantai, sosok itu mengerak-gerakkan lidahnya yang panjang, lidahnya yang berbau anyir itu mencambuk tubuhku. Aku berlari ke sudut ruang tamu, jantungku berdetak kencang sampai aku bisa mendengar bunyinya, keringat sebiji jagung memenuhi tubuhku.
WARUNG SOTO MBOK KARSIEM 3"Kamu siapa? Kamu bukan Bapak!" Aku mundur sampai menabrak lemari yang ada di dapur. "Hahaha." Sosok yang menyerupai Bapak tertawa, ia lalu berubah menjadi mahluk tinggi besar berbulu lebat seperti dalam mimpiku.Pintu dapur yang tadi sudah aku kunci terbuka sendiri, di depan pintu sosok pocong tadi terbang melayang-layang, ia terbang mendekatiku. Aku dikepung dua sosok mahluk yang sangat menyeramkan. Tubuhku rasanya panas dingin, keringat bercucuran, kaki gemetar, aku ingin berlari namun tungkai kakiku rasanya lemas.Aku terduduk di lantai dapur. Ceplak..tanganku menyentuh sesuatu, aku menunduk, demi melihat apa yang sudah aku pegang. Sebuah benda panjang dan lengket, mataku mengikuti di mana akhir benda itu, sebelumnya aku belum pernah melihat benda ini di rumah.Astaga, ternyata benda panjang dan lengket itu berakhir di mulut sosok yang amat menyeramkan, sosok berambut gimbal dengan lidah panjang persis seperti di dalam mimpiku. Aku melepaskan benda y
WARUNG SOTO MBOK KARSIEM 4Aku melempar ponsel ketika dari sambungan telepon bukan suara Aska, Bapak atau Ibu, melainkan suara Mbok Karsiem. Telapak kakiku semakin sakit saja, darah masih mengalir sampai membasahi seprei. Aku terkejut ketika melihat telapak kakiku, banyak potongan kaca dan juga serpihan kecik-kecil menancap di sana.Aku mencabut potongan kaca verujuran besar, sakit sekali rasabya, potonfan kaca berukuran besar itu menancap cukup dalan, aku kembali mencabut tiga potongan kaca dari telapak kakiku, kepalaku sakit, penglihatanku kabur. Sevelum aku kehikangan kesadaran, ketiga soaok menyeramkan itu berdiri tidak jauh dari pintu.Mereka menatapku tajam. Mereka mendekatiku, karena tubuhku lemah dan banyak kehilangan darah, aku tidak bisa menjauh dan tetap berada di tempat tidur......Aku membuka mata, aku berada di ruangan serba putih, aku menyipitkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk ke kornea. Aku berada di ruangan serba putih, terdapat horden berwarna hijau sebag