Share

Bab 16

"Elah, kamu, Don!"

Ambar melengos pergi begitu melihat Dono datang. Ia memang seperti begitu, katanya kapan aku hidupnya maju kalau masih saja berteman dengan pengangguran?

Ah masa bodo, yang penting aku punya rumah dan tanah, meskipun sudah tak luas lagi.

"Kenapa, Don?"

"Aku, mau memberikan opsi kedua buatmu supaya dapat uang lagi, nih. Mau, nggak?"

Alisku bertaut. Apalagi yang akan ditawarkannya padaku?

---

Pov Imah

"Mas, maaf, ya, kalau kita sampai merawat Bapak," ucapku tak enak pada Mas Suryo.

"Iya, nggak papa, Ma. Insya Allah aku ikhlas."

Hatiku terenyuh, sangat beruntung memiliki suami sebaik dan sesabar dirinya. Bapak sedang berada di kamar, mungkin masih asing tinggal di sini, karenanya beliau lebih asyik di dalam kamar.

"Terima kasih, Mas. Padahal orang tuamu juga sedang sakit. Tapi aku malah menambah bebanmu."

Mas Suryo tersenyum sambil mengelus kepalaku. Empat belas tahun menikah dengannya, aku tak pernah merasakan kecewa. Semoga saja, jangan.

"Nduk, Bapak mau duduk di lua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status