Share

Bab 24

"Bu Naimah."

Mataku membeliak. Bu Naimah?

"Jadi, kamu dari tadi benerin mobilnya Bu Naimah, Mas?"

"Lah, iya, kamu tadi aku pamitin, nyawamu lagi ke mana?" godanya yang sukses kubalas dengan lemparan botol kosong.

"Aku nggak denger, loh. Pantas saja kamu nggak dikasih minum."

"Lah, emang kenapa?"

"Ya pasti karena ada hubungannya dengan kejadian semalam. Pasti, dia mau balas dendam, tuh."

"Hush, kamu itu. Sudah, Mas mau balik ke sana lagi."

"Lah, emang belum selesai?" tanyaku

Mas Lian hanya menggeleng kemudian berlari karena melihat awan sudah mendung. Duh, sepertinya akan hujan ini.

Aku masuk ke dalam, Mbak Imah baru saja habis dari dapur. Ia terlihat salah tingkah dengan tatapanku.

"Kenapa, Mbak?"

"Nggak. Kamu ngapain, senyam-senyum gitu?"

"Lah, emang nggak boleh?" tanyaku sambil melirik Ibu yang sedang mengelap bibirnya.

Mbak Imah hanya melengos sambil memberikan sebuah amplop padaku.

"Ini, jatah untuk Ibu bulan ini," ucap Mbak Imah.

"Makasih, ya, Mbak. Oh iya, nanti sore jadwal Bapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status