Share

Bab 23

Aku kesal setengah mati membaca pesan dari Mas Helmi. Bisa-bisanya, ia menyamakanku dengannya? Jelas jauh berbeda.

"Kamu kenapa, Dek?"

"Baca aja WA dari Mas Helmi di grup. Bikin kesal."

"Pasti kamu share foto mesin jahit ini, ya?" tebaknya.

Aku mengangguk, sementara Mas Lian langsung menggelengkan kepalanya. Lah, salahnya di mana?

"Pantas lah Mas Helmi pikirannya kaya gini, sedangkan kemarin kamu kan ngotot banget buat bawa Ibu ke sini sampai labrak dia lagi mantau Ibu ngemis."

Aku menepuk dahi, benar juga yang dikatakan Mas Lian. Kok, aku nggak berpikiran ke sana, sih?

"Terus, aku harus gimana, Mas?"

"Ya gimana? Kamu bilang aja yang sebenarnya."

Aku mengangguk. Ya, mereka nggak boleh punya pikiran bahwa aku dan Mas Helmi itu sama.

[Maaf ya, Adek memang berniat membetulkan mesin cuci ini untuk Ibu.]

Kling!

Sebuah pesan masuk lagi, bahkan di saat aku belum selesai mengatakan semuanya.

@Mas Helmi

[Kan...]

Buru-buru aku mengetik lagi. S*al emang! Aturan tadi aku menulis jawaban di sini k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status