Share

Bab 78

"Nggak, Mas, aku cuma nanya doang kok."

"Awas macem-macem."

"Perasaan dulu yang ngejar kamu, Fir, kok sekarang yang bucin malah Mas Lian?"

"Mau tau rahasianya?"

"Iya, apa?" tanya Fitri sambil mencondongkan badannya demi mendengarkan jawabanku. Namun justru itu yang membuatku menahan tawa.

"Pesonaku."

"Njiiir!"

Pletak!

Aku malah dijitak oleh Fitri.

--

Esok hari.

Aku mengantar Naura berangkat sekolah. Ia masih terlihat lemas, mungkin karena efek berjauhan dengan ibunya.

"Apa kamu nggak curiga, kok Mbak Ambar tega ninggalin anaknya?"

"Astaghfirullah, Fitri! Kalau mau gabung, panggil dulu, kek, jangan asal ngomong aja. Kaget!"

Fitri hanya nyengir saja, namun aku kepikiran dengan kata-katanya. Benar, kenapa Mbak Ambar tega meninggalkan Naura? Apa benar, sekolah menjadi alasan utama, atau ada alasan yang lainnya?

"Kenapa? Baru kepikiran?"

Aku mengangguk, lalu membenarkan topi yang dikenakan oleh Aya. Cuaca sedang panas, jam setengah tujuh pagi saja matahari sudah menunjukkan si
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status