Share

83. Are you Ok, Kikan?

Belum habis rasa terkejut atas kepergian Dewi, kini aku dibikin lebih terkejut dengan amanat yang diminta oleh ibu almarhumah. Aku harus mengurus bayi Dewi dengan suamiku dalam keadaan aku juga tengah hamil dan sedang mengurus dua anak mas Batara dari pernikahan pertama.

"Sayang, kalau kamu pegal, biar aku yang gendong bayinya," ujar suamiku saat mobil berhenti di lampu merah.

"Gak papa, Mas, aku bisa kok. Bayinya masih ringan. Lagian sebentar lagi sampai. " Kupandang wajah lelap bayi lelaki yang wajahnya sedikit mirip dengan Baim di bagian hidungnya.

"Maafkan semuanya jadi rumit." Suamiku jelas sekali terpukul. Beban di pundaknya amat berat. Jika bayiku lahir dengan selamat nanti maka akan ada empat anaknya dari istri yang berbeda-beda.

"Sudah takdir, Mas. Tidak ada yang mau seperti ini. Kita bicara nanti lagi ya. Sekarang kita pulang."

"Kamu gak ingin makan sesuatu? " aku menggelengkan kepala.

"Tidak, Mas. Makan di rumah saja. Bibik bilang hari ini masak sayur daun katuk dan j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status