Share

82. Sudah Takdir

PoV Kikan

Aku dan suamiku terkejut bukan main. Belum lama Dewi dan suamiku bicara di telepon, tetapi sudah mendapatkan kabar bahwa wanita itu kecelakaan dan... Aku sampai susah bernapas. Duduk di dekat mas Batara yang tadinya mual dan muntah, sekarang tidak lagi.

Wajah tegang suamiku begitu jelas terlihat. Aku tidak tahu mau menenangkannya bagaimana karena aku pun sama paniknya. Untunglah anak-anak masih di rumah mama. Jika tidak, Anak-anak pun pasti ikut panik dan sedih.

"Mas, bawa mobilnya jangan ngebut. Tenang, Mas. " Aku mengusap pundak suamiku.

"Makasih Kikan. Aku benar-benar panik. " Ia ikut mengusap wajahnya dengan telapak tangan. Wajah itu berkeringat pdahal AC di mobil dingin.

Kami tiba di rumah orang tua Dewi satu jam kemudian karena memang rumahnya jauh dari tempat tinggalku. Rumah itu sudah penuh orang yang takziah. Mayit Dewi pun sudah berada di dalam peti. Aku dan suamiku tidak diijinkan untuk melihat wanita itu untuk yang terakhir kalinya.

Suara tangis bayi lelaki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status