PROLOG
Cinta Pramaisella
Seorang wanita Single Parent, berusia 32 Tahun. Cinta tinggal bersama kedua orang tuanya di sebuah desa terpencil. Cinta mengajar di sebuah sekolah non formal.
Kehidupan Cinta sangat sederhana. Cinta juga ikut membiayai kehidupan kedua orang tuanya. Cinta sudah menyandang Status janda selama tiga tahun. Perceraian dengan suaminya membuat Cinta tidak percaya lagi pada cinta dan jodoh. Cinta menghabiskan waktunya dengan bekerja, dan bekerja. Karena selain mengajar, Cinta juga menekuni jualan Online yang telah satu tahun dijalaninya. Cinta seorang perempuan yang cerdas, bisa melakukan pekerjaan apa pun yang menurutnya bisa menghasilkan uang, selagi pekerjaan itu tidak menyimpang dari ajaran agamanya.
Daniel wong
Seorang laki-laki berumur 28 Tahun, memiliki tubuh atletis dengan tinggi 185 cm, Daniel berdarah Indonesia-Tiongkok. Daniel terbiasa hidup dalam kesendirian, karena sejak remaja, kedua orang tuanya meninggal dunia dalam perjalanan pulang menuju Indonesia.
Daniel tinggal di Indonesia setelah menyelesaikan studinya di Amerika, Daniel memiliki banyak bisnis. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Luar Negri. Namun, hanya perusahaan yang di Indonesia yang di kelolanya sendiri. Perusahaan tersebut bergerak di bidang Pertanian Sawit dan terletak di kota Jambi.
Daniel hidup hanya untuk bekerja dan bekerja, tidak pernah jatuh cinta dan tidak pernah tertarik pada perempuan manapun.
Wajahnya yang tampan membuat banyak perempuan yang tergila-gila dan mengejar-ngejarnya. Namun, Daniel tidak pernah memberi respon atau pun memberi harapan kepada para perempuan tersebut.
Carisa Nazhira
Seorang anak perempuan berumur lima tahun. Carisa adalah anak Cinta dan mantan suaminya. Carisa tidak pernah menyukai laki-laki yang mendekati Ibunya. Bahkan, Carisa berkali-kali mengusir laki-laki yang datang melamar Ibunya. Carisa masih selalu berharap kalau suatu saat, Ayah dan Ibunya akan bersatu kembali. Namun, pada kenyataannya, Cinta tidak pernah menampakkan tanda-tanda akan rujuk bersama mantan suaminya.
Andi Prayuda
Andi adalah asisten sekaligus sopir pribadi Daniel Wong. Andi telah bekerja pada Daniel selama hampir tujuh tahun. Karena Daniel adalah bos yang sangat baik, pengertian, dan bersahabat. Hubungan Daniel dan Andi tidak hanya sebagai bos dan anak buah. Karena tak jarang, Andi menggantikan posisi Daniel dalam urusan bisnis.
Andi adalah orang yang cerdas, cekatan, dan dapat diandalkan.
Aditya Ayawinata.
Aditya, mantan suami Cinta. Ayah dari Carisa. Aditya seorang lelaki yang patuh terhadap ibunya. Tidak pernah berani menentang apa pun yang diinginkan oleh ibunya. Sehingga Aditya menelantarkan istri dan anaknya. Yaitu, Cinta dan Carisa.
Davin Mahendra
Lelaki yang jatuh cinta pada sosok Cinta sejak remaja. Namun, setelah mengetahui bahwa Cinta menikah. Davin meninggalkan tanah kelahirannya dan belajar di luar negri. Davin kembali lagi ke tanah air, setelah mengetahui Cinta melepas status pernikahannya.
****************
Sabtu pagi
Cinta berpamitan pada kedua orang tuanya dan Amanda untuk membeli peralatan sekolah, dan beberapa bahan ajar yang akan digunakannya untuk mengajar. Cinta diantar oleh ayahnya ke perbatasan kota menuju Ibu Kota Jambi.
Cinta naik angkutan umum menuju Kota Jambi. Setelah sampai, Cinta membeli seluruh keperluan akan yang dibelinya. Ketika masih memilih beberapa barang, Cinta menerima sebuah chat dari Amanda untuk meminta dibelikan Makanan favoritnya, Pisang Bandung. Karena pedagang pisang Bandung hanya buka jam Empat sore, Cinta memutuskan untuk mencari barang-barang yang sekiranya diperlukan untuk mengajar, walaupun barang tersebut tidak masuk dalam list belanja.
Setelah merasa cukup berbelanja, Cinta menuju pedagang Pisang Bandung yang dipesan oleh Amanda. Cinta menunggu cukup lama karena ternyata sudah banyak pelanggan yang antri untuk membeli.
Selama tiga puluh menit cinta menunggu, akhirnya Pisang Bandung pesanan Cinta telah selesai, Cinta membayar, lalu melanjutkan langkahnya untuk menuju terminal.
Namun, Cinta teringat untuk membeli sebuah Mainan untuk Amanda, lalu Cinta memutuskan untuk membeli Mainan tersebut terlebih dahulu.
Belum sampai ke tempat tujuan, langit tiba-tiba menjadi gelap, dan turun gerimis kecil.Cinta setengah berlari karena rintik hujan semakin deras. Sembari melindungi tas yang di jinjingnya dari guyuran hujan. Cinta berteduh di samping sebuah toko pakaian.
Bersamaan dengan itu, seorang lelaki juga berteduh. Lelaki tersebut sangat tampan, dengan postur tubuh tegap. Lelaki itu hanya memandang Cinta. Lalu kembali memnadangi air hujan yang turun kian deras. Cinta meletakkan barang belanjaannya di dekat pintu toko tersebut, agar tidak terkena hujan. Lelaki yang berada disamping Cinta memperhatikan kesibukan Cinta dengan tatapan heran. Cinta menyadari bahwa sosok di sebelahnya menatap heran. Namun, Cinta tidak peduli, Cinta terus membenahi belanjaannya.
Setelah dirasa belanjaannya cukup aman, Cinta merapatkan tubuhnya di dinding ruko sembari mengusap-ngusap telapak tangannya. Karena udaa semakin dingin.
Tiba tiba sebuah mobil pajero hitam melintas. Dan lelaki tersebut masuk ke dalam mobil. Cinta terpaku sendiri.
Hujan semakin deras tetapi tidak ada satu pun angkot atau ojek yang lewat. Sedangkan senja sudah mulai datang.
" maaf kak , toko kami akan segera tutup. Apakah tetap disini atau akan pulang?" karyawan toko menyapa Cinta dengan lembut.
"Saya belum bisa pulang karena tidak ada angkot atau ojek yang lewat." Cinta menjawab sapa karyawan tersebut.
"Pesan ojek lewat aplikasi saja kak, kan bisa," lanjut karyawan tersebut.
"Saya tidak bisa menggunakan ojek online karena handpone saya lowbet!" sahut Cinta sembari menundukkan wajahnya.
Ketika karyawan toko tersebut masih berfikir sejenak, tiba tiba sebuah motor berhenti di depan toko tersebut dan membunyikan klakson. Pengendara motor tersebut mengenakan jas hujan dan memanggil karyawan toko agak segera naik ke atas motor. Ternyata pengendara itu adalah jemputan karyawan tersebut.
"Maaf kak , Aku tidak bisa bantu. Kasian ayah sudah menjemput," ujar karyawan itu langsung naik motor dan mamakai mantel.
"Iya tidak apa apa." Cinta membalas dengan senyuman.
Waktu terus berjalan. Hujan masih tak kunjung reda. Cinta mulai dilanda cemas. Dia khawatir putri semata wayang nya menghkawatirkannya karena handpone Cinta mati. Sebelumnya, Cinta tidak pernah pulang lewat waktu Magrib.
Ketika Cinta sedang larut dalam lamunan, sebuah mobil berhenti tepat didepan nya.
Cinta mundur dan terpaku.
Cinta merasa pernah melihat mobil tersebut. Cinta ingat, bahwa itu adalah mobil di menjemput lelaki yang berada bersamanya tadi. Cinta melihat seorang lelaki turun dari mobil tersebut.
Cinta mundur dan perasaan takut menyelimutinya. Suasana di sekitar toko telah lengang karena hanya Cinta sendiri yang masih berada di sana.
Seseorang turun dari mobil, dan tampak sosok laki-laki membawa payung mendekati Cinta. Cinta semakin mundur hingga tubuhnya tersandar pada pintu ruko.
Cinta semakin ketakutan ketika laki-laki itu melangkah kaki mendekatinya.
Seorang lelaki turun dari mobil dan menghampiri Cinta. Mengapa anda masih disini?" Lelaki itu bertanya dengan tatapan penuh tanya. "A-aku tidak mendapatkan angkot atau ojek untuk pulang." Cinta menjawab ketakutan. "Di mana rumah mu?Aku akan mengantarmu pulang!" ucap lelaki itu. "Ti-tidak perlu. A-aku akan menunggu ojek saja." Cinta menolak ajakan tersebut dengan lembut. "Hmmm. Apa anda yakin? hujan deras seperti ini, angkot atau pun ojek tidak akan ada yang lewat. Anda seorang perempuan. Dan tempat ini sangat sepi." Lelaki itu masih bersikeras menawarkan bantuan. "Rumah saya sangat jauh
Sinar matahari menerobos kaca kamar hotel. Cinta mengerjapkan mata nya sesaat dan merasakan sedikit pusing. Cinta hendak beranjak bangun ketika tiba tiba menyadari ada tangan seseorang dibawah kepala nya.dan satu tangan lagi melingkar di pinggang nya. Cinta menoleh kebelakang dan betapa terkejut nya dia mendapati Daniel tertidur nyenyak sambil memeluk nya "Kamu? Siapa kamu? apa yang kamu lakukan disini? mengapa kamuada di kamar saya?" Cinta berteriak sembari menjauh dari Daniel. Daniel pun terbangun dan kaget karena mendapati ada Cinta disamping nya. Kedua nya berteriak bersamaan setelah menyadari keadaan mereka yang tidak mengenakan sehelai benang pun. Beruntung di samping ranjang ada bathrobe. Cinta buru buru mengenakannya. Daniel pun demikian.meraih handuk dan melilitkan di pinggang nya. Cinta berniat berlari keluar, dan berteriak meminta tolong. Tapi dengan cepat Daniel membungkam
Andi , ikuti perempuan yang keluar dari kamarku. Dan cari tau tentang dia. Laporkan padaku secepatnya." Daniel menghubungi asistennya. "Baik bos. Akan saya laksanakan." jawab Andi diseberang telepon. Cinta berhasil keluar dari hotel. Didalam lift Cinta memperbaiki penampilannya yang acak acakan. Cinta tertegun . Bagaimana menjelaskan kepada keluarga nya, karena semua belanjaan Cinta tertinggal di hotel. Cinta hanya membawa handpone dan dompetnya saja. Cinta melambaikan tangannya ke arah tukang ojek yang melintas. "Terminal BHI ya pak!" "Baik neng." Sepanjang perjalanan. Cinta masih harus berfikir, bagaimana cara nya menjelaskan pada keluarga nya tentng belanja yang dia tinggalkan di hotel. Terpikir untuk membeli lagi, tapi Cinta menyadari bahwa dia tidak punya cukup uang lagi. Ojek yang Cinta
Tokkk tokkk tokkk "Bos. Ada tamu yang ingin bertemu dengan bos." Andi menemui Daniel di ruangannya. "Siapa?" Daniel mengangkat wajahnya menatap Andi. "Tidak tahu bos. Kata nya sangat penting." ujar Andi. " oke. Suruh masuk." Daniel meletakkan pulpennya. Seorang laki laki dengan mengenakan pakaian casual , dan kamera di lehernya berdiri di depan meja Daniel. "Silahkan duduk!" Daniel memandang heran lelaki itu. Karena dia tidak mengenal orang tersebut. "Terima kasih." lelaki itu mendudukkan bokongnya di kursi yang disediakan. "Ada perlu apa, ya?" Daniel langsung bertanya karena dia sangat sibuk "Anda sombong sekali, seharusnya anda bertanya dulu siapa saya," ujar lelaki itu menyunggingkan bibirnya. "Oh. Maaf, Saya sedang sibuk. Jadi saya rasa sebaiknya langsu
Siang itu Daniel dan Andi membuka aplikasi dimana Daniel memesan makanan untuk Cinta malam itu.Mereka lalu menelusuri letak restoran tersebut melalui aplikasi Google map.Andi mengemudi kendaraan dengan kecepatan sedang. Daniel terlihat masih termenung dengan kedatangan paparazy di kantornya tadi."Menurutmu, apa ada sesuatu dalam makanan yang aku pesan untuk Cinta?" Daniel menatap Andi dari kaca spion"Saya tidak tau pasti, Bos. Tapi firasat saya mengatakan, ada yang tidak beres dengan makanan tersebut." Andi balas menatap Daniel."Mengapa kamu bersikukuh mengajak ku kesana?" Daniel memberondong Andi dengan pertanyaan"Insting saya mengatakan bahwa makanan yang anda pesan telah dicampur dengan obat perangsang, Bos." Andi menjawab sembari terus melajukan kendaraan."Aku tidak yakin. Restoran itu tidak mungkin melakukan kesalahan yang akan merusa
Pagi ituCinta menerima telepon dari admin jasa pengiriman untuk mengambil paket yang datang kemarin sore.Cinta menemui Ibunya di kantin sekolah."Bu, aku mau ke kota, ambil paket." Cinta menyalami ibunya."Iya, hati-hati dijalan, Nak!" Sahut ibunya.Cinta mengendarai sepeda motornya. Membelah jalan raya dan memasuki parkiran sebuah kantor jasa pengiriman.Setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, Cinta akan mengambil paket pelanggan jualan onlinenya di kantor ini.Setelah mengambil paket dan menyusunnya di motor. Cinta berniat melajukan sepeda motornya. T
Daniel dan Andi melanjutkan perjalanan pulang ke apartemen. Sepanjang perjalanan, Daniel terlihat senyum sendiri sambil sesekali mengusap bibirnya.Andi yang melihat bosnya dari spion bertanya-tanya."Hmmmm ... sepertinya bos sedang berbahagia," Andi melirik bosnya dari kaca spion mobil"Tidak. Biasa saja. Mengemudi yang benar!" Daniel menyangkal, tapi masih tersenyum."Setiap melihat wajahnya , aku merasa ingin di dekatnya dan mendekapnya," gumam Daniel di dalam hati."Boss, saya sudah menemukan dimana paparazy itu tinggal!" ucap Andi tiba-tiba."Kalau begitu, langsung kesana saja. Aku akan
Pagi ituCinta kembali menerima telepon dari admin jasa pengiriman, untuk mengambil paketnya.Cinta berharap, kali ini dia tidak bertemu lagi dengan Daniel, karena Cinta benar-benar malas berdebat dengannya.Cinta memarkirkan sepeda motornya di halaman kantor jasa pengiriman.Seperti biasa. Cinta mengambil paket orderan jualan online yang ditekuninya selama 1 tahun terakhir.Cinta masuk, dan mengambil beberapa paket yang telah dimasukkannya kedalam kardus. Lalu mengikat kardus tersebut di jok belakang sepeda motor.Cinta mengedarkan pandangannya ke sekeliling halaman parkir kantor tersebut. Dan Cinta bernapas lega karena tidak melihat kendaraan Daniel.Cinta melajukan sepeda motornya membelah jalan raya. Tiba-tiba, sebuah mobil mengklakson Cinta dengan berkali-kali. Refleks Cinta melajukan sepeda motornya lebih ke pinggir jalan. Tapi
"Heh, Cinta, awas aja ya, kalau terjadi sesuatu pada Carisa, Adit akan membawa Carisa pulang ke rumah kami!" ujar wanita paruh baya yang juga ikut bersama lelaki dengan mencebikkan bibirnya. Daniel kembali menatap Cinta, Daniel benar-benar tidak mengerti siapa sebenarnya mereka.Seorang perawat menghampiri mereka berempat. "Bapak, Ibu, tolong tenang! Jangan membuat keributan di sini!" ujar perawat tersebut seraya melenggang pergi.Mereka berempat pun duduk di kursi tunggu. Cinta menjauhi Daniel dan berusaha untuk terus meminta maaf kepada kedua sosok yang baru saja datang itu, membuat Daniel semakin heran siapa mereka sebenarnya?Setelah sekian lama menunggu, akhirnya melhat Carisa dari kaca pintu, perasaan Cinta benar-benar tidak tenang. Cinta tidak bisa duduk diam menunggu di luar ruangan, namun, jika masuk ke dalam pun, Cinta takut akan mengacaukan Dokter dan tenaga medis lainnya."Dengar ya
"Tenang, Bu! Semoga Carisa tidak apa-apa." Ujar Bidan sambil memegang infus yang tersambung ke tangan Carisa."Andi, cepat!" Seru Cinta dengan suara parau. Perasaan Cinta teramat sangat tidak karuan, Cinta takut terjadi sesuatu yang sangat buruk pada Carisa, sehingga air mata tak henti-hentinya mengalir dari pelupuk matanya.Cinta terus memeluk Carisa dengan erat dengan sesekali menyeka keringat dingin yang mulai keluar dari tubuh Carisa.Melihat keadaan cinta yang teramat sangat cemas, Andi melajukan mobil dengan kecepatan tinggi sehingga perjalanan yang seharusnya ditempuh selama satu jam mampu ditempuh hanya dalam tiga puluh menit. Andi juga memasang suara sirine ambulance dari mobil, agar kendaraan yang lain segera menyingkir. Andi tidak peduli jika nanti yang dilakukannya itu akan berdampak melanggar aturan, yang terpenting adalah Carisa segera sampai ke rumah sakit.Sampai di ruma
Cinta melangkah maju dengan perlahan, dan mendekati Daniel. Selangkah, dua langkah, tiga langkah.Daniel merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Seseorang menyandarkan kepalanya di punggung Daniel, memeluk tubuhnya dengan erat. Daniel membalikkan badannya, dan tersenyum menatap Cinta yang memeluk pinggangnya dengan erat."Ada apa, Sayang?" Daniel membelai rambut Cinta dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya mematikan kompor.Cinta hanya menggelengkan kepalanya,Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Daniel menangkup wajah Cinta dengan kedua tangannya. Lalu mengecup kening dan ujung hidung Cinta dengan lembut sehingga Cinta memejamkan matanya, menikmati debar jantungnya yang mulai tak karuan."A_aku merindukanmu," ucap Cinta menatap manik mata Daniel. Menyelami sorot mata yang tajam namun sangat meneduhkan."Aku juga merindumu, Sayang
Daniel meninggalkan Cinta ke luar kamar, khawatir akan tergoda melihat Cinta yang tertidur pulas.Namun, pikiran kotor kembali merasukinya."Hey, Daniel, sudah saatnya kamu memiliki istrimu, dia halal untukmu, sudah saatnya kamu menaklukkannya" pikiran itu terus berkelana membuat Daniel kembali membuka pintu kamar dan mendekati Cinta yang tergeletak dan tertidur pulas di atas ranjang.Tatapan mata Daniel kembali tertuju pada kancing baju bagian atas yang tadi dia buka. Daniel naik ke atas ranjang, menelusuri wajah Cinta yang memang sangat cantik.Daniel mendekatkan wajahnya, mengecup bibir Cinta dengan lembut. Menyesapnya dengan perlahan, dan satu tangannya mulai membuka kancing bagian kedua kemeja Cinta. Daniel menurunkan kecupannya ke arah leher jenjang Cinta."Mmmhhh ...." Desahan kecil keluar dari bibir Cinta.Daniel kembali mengecup bibir Cinta dengan rakus. Cinta membuka matanya,
"Ada apa?" Cinta memundurkan dirinya dari hadapan Daniel.Namun, terlambat. Daniel terlebih dahulu meraih tengkuknya dan melabuhkan ciuma di bibir Cinta. Menyesap bibir yang menjadi candu baginya. Melumatnya dengan penuh cinta.Cinta tidak mampu menolak, kerinduan yang dirasakannya membuat Cinta membiarkan Daniel mengecup dan menyesap bibirnya dengan pelan."Aku merindukanmu." Bisik Daniel di telinga Cinta.Cinta hanya tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.Jarak dari perusahaan menuju rumah Cinta hanya memakan waktu sepuluh menit."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam dan mempersilahkan Daniel masuk ke dalam rumahnya."Waalaikumsalam." Terdengar jawaban dari dalam.Ayah dan Ibu Cinta membuka pintu dan melihat Cinta bersama seorang lelaki.Ayahnya mengerutkan keningnya melihat penampilan Daniel yang tid
Cinta mengikuti langkah Rina, memasuki sebuah kantor yang sederhana. Cinta tercenung sesaat, Rina meraih tangan Cinta, meminta untuk mengikutinya."Silahkan, Bu …" ujar Rina mempersilahkan Cinta masuk."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam."Waalaikumsalam." Jawab beberapa orang dari dalam bersamaan."Bu Cinta, silahkan duduk," sapa seorang laki-laki yang Cinta kenal dengan baik. Laki-laki itu biasa Cinta panggil Bang Iqbal."Makasih, Bang," ucap Cinta tersenyum sambil mendudukkan bokongnya di kursi yang di sodorkan Bang Iqbal."Pak Nai, ini Bu Cinta." Bang Sudir memperkenalkan Cinta pada seorang laki-laki yang tersenyum padanya."Dan … mmmm … Pak Daniel?" Cinta kaget karena saat ini Daniel berada dihadapannya. Cinta tidak bisa mencerna semua ini, bagaimana mungkin Daniel berada di sini."Lho, B
"Ini adalah tabungan Aku selama bekerja di perusahaan Lucky. Corp." Cinta memberikan buku tabungan tersebut kepada Ayahnya."Hahh? Apa Ayah tidak salah lihat, Nak?" Pak Ruslan memandang Cinta dan buku tabungan tersebut secara bergantian."Tidak Ayah, itu adalah kebenarannya. Makanya, aku tidak takut dengan ancaman Pak Karta." Cinta mengulurkan tangannya untuk mengambil buku rekening tersebut, Pak Ruslan pun memberikannya kepada Cinta."Jika jumlahnya sebanyak itu, sedangkan Kamu tiap bulan menanggung biaya hidup kami, dan membayar cicilan Bank juga, berapa gaji kamu setiap bulan, Nak?" Pak Ruslan mengernyitkan dahinya karena tidak menyangka kalau gaji yang diterima Cinta dari perusahaan tempatnya bekerja sangat besar."Aku diberi gaji pokok sebesar dua belas juta rupiah, lalu ada tunjangan makan dan transportasi dari perusahaan. Total keseluruhannya mencapai dua puluh lima
Minggu sore, Cinta diantar oleh Carisa dan ayahnya ke perbatasan kota. Andi sudah menunggu dengan senyuman khasnya."Jadi, mama selalu naik mobil itu setiap hari?" tanya Carisa menatap ke arah Cinta."Iya, Sayang, itu mobil perusahaan," jawab Cinta tersenyum."Itu kan, mobil mahal, Ma. Wahhh mama keren. Besok-besok, Carisa mau dong, Ma diajak naik mobil itu," ujar Carisa menunjuk ke arah mobil tersebut."Iya, Sayang. Tentu saja boleh," sahut Cinta membuat Carisa bersorak bahagia.Cinta lalu berpamitan dan mobil bergerak meninggalkan Carisa dan ayahnya. Cinta melambaikan tangannya. Ada perasaan sedih meninggalkan putri semata wayangnya selama 4 hari.Mobil melaju dengan kecepatan sedang dan berhenti disebuah mini market."Ada apa, Andi?" tanya Cinta heran.Belum sempat Andi menjawab, Daniel masuk ke dalam mobil dan duduk disamping Cin
Cinta tiba di rumahnya pukul sembilan pagi. Ketika Cinta baru saja mengucap salam, Carisa berhambur memeluknya."Pokonya Carisa gak mau Mama menikah!" Carisa merengek dalam isak tangisnya."Iya, Sayang, Mama tidak akan menikah." Cinta membelai rambut Carisa dan menggendongnya masuk ke dalam rumah.Cinta menghampiri ayahnya yang sedang duduk di depan televisi."Yah, Aku mau bicara!" Cinta mendudukkan bokongnya disamping sang ayah. Sedangkan yang di ajak berbicara hanya menoleh sejenak, lalu kembali menatap layar televisi."Kenapa Ayah mengizinkan Davin datang kemari?" tanya Cinta dengan hati-hati."Kamu tau sendiri, Davin orang penting di sini. Apa katanya nanti kalau Ayah melarang dia datang?" jawab Ayahnya panjang lebar.Cinta baru saja hendak menyanggah perkataan ayahnya, tiba-tiba pintu rumah diketuk dari luar.Tok