Share

Bertemu lagi

Author: Edelweis Edelweis
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pagi itu

Cinta menerima telepon dari admin jasa pengiriman untuk mengambil paket yang datang kemarin sore.

Cinta menemui Ibunya di kantin sekolah.

"Bu, aku mau ke kota, ambil paket." Cinta menyalami ibunya.

"Iya, hati-hati dijalan, Nak!" Sahut ibunya.

Cinta mengendarai sepeda motornya. Membelah jalan raya dan memasuki parkiran sebuah kantor jasa pengiriman.

Setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, Cinta akan mengambil paket pelanggan jualan onlinenya di kantor ini.

Setelah mengambil paket dan menyusunnya di motor. Cinta berniat melajukan sepeda motornya. Tapi, betapa kaget Cinta ketika menyadari kehadiran Daniel di depannya. Cinta ingin menstater sepeda motornya. tapi, tangan kekar Daniel lebih dahulu mencabut kuncinya.

"Apa mau mu lelaki bre**sek?" Cinta melotot ke arah Daniel.

"Aku hanya ingin bicara denganmu, sebentar saja!" Daniel berkata dengan tatapan serius.

"Kamu fikir aku Sudi? Tidak. Lepaskan aku. Atau aku akan berteriak"

Cinta mengancam Daniel dan memandang sekeliling..

"Kamu pikir, aku akan takut kalau kamu berteriak? Aku tinggal katakan kepada orang-orang bahwa kita adalah pasangan suami istri yang lagi berantem. Hmmmmm" Daniel semakin mendekat kan badannya 

"Gila! Kamu laki-laki gila yang aku kenal!"

Cinta masih mencebik.

"Ok. Aku gila! Sekarang, ikut aku ke mobil!" Tanpa menunggu persetujuan. Daniel menarik tangan Cinta dan membawa nya ke mobil.

"Apa yang kamu mau? Jangan Coba macam-macam!" Cinta masih berontak.

"Sstttt, tenang dulu. Lihat ini!" Daniel menyerahkan amplop besar berwarna coklat kepada Cinta.

"Apa ini?" Cinta menatap amplop yang berada dipangkuannya.

"Kamu lihat saja, dan kamu akan mengerti." Daniel mendelikkan matanya ke arah amplop tersebut.

Dengan malas, Cinta membuka amplop tersebut. Matanya melebar sempurna melihat isi amplop tersebut.

"Kamu benar -benar gila. Apa maksud mu dengan mengambil gambar kejadian itu dan mencetak nya seperti ini, hah?" Cinta menampar wajah Daniel dengan keras 

Tapi seperdetik berikut nya Daniel mencium bibir Cinta dengan kuat.

"Setiap kamu menamparku, aku akan menciummu," ujar Daniel menatap Cinta dengan tersenyum.

Cinta meraih handle mobil. Tapi. Lagi-lagi Daniel menahannya. Daniel mengunci pintu mobil sehingga Cinta tidak bisa keluar.

"Dengarkan baik-baik. Menikahlah denganku. Apa yang terjadi malam itu adalah jebakan dari paparazy yang haus akan uang. Paparazy sengaja mencampur makanan yang aku pesan untukmu dengan obat perangsang." Daniel menatap Cinta

"Kamu pikir aku percaya hah? Lelaki brengsek seperti kamu, bagaimana bisa aku percaya?" Cinta masih mencoba untuk keluar dari mobil.

"Dengarkan aku!" Daniel mencengkram bahu Cinta.

"Kemarin , paparazy itu mendatangi kantorku dan memberikan Poto-Poto ini.

Dia mengancam akan menyebarluaskan semua ini ke sosial media dan relasi bisnis ku jika aku tidak memberikannya uang sebanyak dua miliar." Daniel lalu merenggangkan cengkeramannya.

"Hhuuhhh, aku tidak percaya. Dan aku tidak akan pernah percaya lagi pada lelaki seperti kamu!' Cinta melepaskan tangan Daniel dari bahunya.

"Kalaupun ada yang memerasmu. Itu bukan urusanku. Lepaskan aku. Aku mau pulang!" Cinta kembali memberontak, menarik-narik handle pintu mobil. Namun sia-sia.

"Menikahlah denganku!" ucap Daniel dengan suara lembut, menatap serius kepada Cinta.

Cinta kembali mengangkat tangan nya untuk menampar Daniel, tapi cepat diturunkannya lagi.

Sementara Daniel menyodorkan pipinya

"Kenapa? Mau menampar aku? Ayo tampar ! tampar aku. Tampar!"

Daniel menyodorkan pipinya tepat di depan wajah Cinta.

Maisya mendorong tubuh Daniel dengan sekuat tenaga, mengambil kunci motornya dan kembali meraih handle mobil.

 Cinta berhasil keluar dari mobil dan melajukan sepeda motornya dengan tergesa -gesa.

"Dasar laki-laki gila" Cinta menggerutu dan melajukan sepeda motornya lebih kencang lagi.

Cinta berhenti di sebuah mini market untuk membeli minuman dingin dan cemilan untuk di bawa pulang ke rumah. Setelah memilih belanja yang akan dibeli, Cinta membawa ke kasir dan segera membayarnya. 

"Biar saya yang akan membayar semuanya!" Daniel tiba-tiba hadir di samping Cinta.

"Tidak perlu! Aku bisa bayar sendiri," ucap Cinta sembari tetap menyodorkan uangnya.

Daniel menahan tangan Cinta dan berbisik.

"Berani kamu menolak, aku akan menciummu di sini." Daniel mengedipkan matanya dengan nakal.

Cinta mundur selangkah dan membiarkan Daniel membayarnya. Daniel menyerahkan kantong belanjaan yang penuh dengan barang tersebut kepada Cinta, lalu melenggang pergi.

Cinta menerimanya, namun, Cinta mengernyitkan keningnya karena barang yang di bawanya sangat berat. Cinta memeriksa kantong tersebut. Dan menemukan banyak sekali cemilan dan beberapa mainan anak perempuan.

"Ini …." Cinta berlari keluar menyusul Daniel 

"Hey, tunggu!" Cinta memanggil Daniel, namun, Daniel tidak menoleh.

"Hey, kamu tuli, ya?" Cinta menyentuh pundak Daniel dan sontak membuat Daniel memandang ke arahnya.

"Aku bukan hey, aku punya nama,Daniel." Daniel menjawab

Cinta menatap kesal ke arah Daniel. "Daniel, mengapa kantong ini berat sekali? dan ada banyak barang yang tidak aku beli di dalamnya!"

"Itu … aku memberikannya untuk calon istriku." Daniel tersenyum dan mendekatkan wajahnya.

"Gila! siapa yang bilang kalau aku calon istrimu?" Cinta mundur selangkah, untuk menghindari tatapan Daniel.

"Aku, aku yakin kalau kamu adalah calon istriku!" Daniel semakin mendekat.

"Stop! aku bilang stop! jangan mendekat." Cinta menahan pergerakan Daniel. 

"Jangan pernah bermimpi, kalau aku akan bersedia menikah denganmu. Aku tekankan itu!" Cinta berjalan menuju sepeda motornya. Dan meninggalkan Daniel yang masih tersenyum sendiri.

"Kita lihat saja! sampai sejauh mana kamu akan bertahan dengan pertahananmu!" Daniel menatap kepergian Cinta dengan senyuman.

**************

Cinta sampai di rumahnya ketika hari telah petang. Cinta mengetuk pintu dan memberi salam. Carisa menyambut mamanya dengan senyum bahagia 

"Mama sudah pulang?" Carisa memeluk dan mencium pipi Cinta dengan sayang.

"Iya, Sayang." Cinta menggandeng tangan Carisa dan meletakkan bawaannya di atas meja.

"Mama belanja banyak sekali?" Carisa membongkar kantong belanja yang di bawa Cinta.

"Wahhhhh … mainan Carisa banyak banget. Makanannya juga enak-enak." Carisa berceloteh sembari terus membongkar barang tersebut.

Cinta melihat isi kantong belanja tersebut. Ntah pikiran dari mana sehingga Daniel membelikan semua barang-barang tersebut. Yang memang sangat dibutuhkan oleh Cinta. 

Cinta menghempaskan tubuhnya di ranjang. Mengingat rangkaian kejadian hari ini. Cinta tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Daniel. Dan lagi-lagi Daniel menawarkan menikah dengannya.

**************

Related chapters

  • Unwilling Bride   Carisa

    Daniel dan Andi melanjutkan perjalanan pulang ke apartemen. Sepanjang perjalanan, Daniel terlihat senyum sendiri sambil sesekali mengusap bibirnya.Andi yang melihat bosnya dari spion bertanya-tanya."Hmmmm ... sepertinya bos sedang berbahagia," Andi melirik bosnya dari kaca spion mobil"Tidak. Biasa saja. Mengemudi yang benar!" Daniel menyangkal, tapi masih tersenyum."Setiap melihat wajahnya , aku merasa ingin di dekatnya dan mendekapnya," gumam Daniel di dalam hati."Boss, saya sudah menemukan dimana paparazy itu tinggal!" ucap Andi tiba-tiba."Kalau begitu, langsung kesana saja. Aku akan

  • Unwilling Bride   Ancaman Paparazi 2

    Pagi ituCinta kembali menerima telepon dari admin jasa pengiriman, untuk mengambil paketnya.Cinta berharap, kali ini dia tidak bertemu lagi dengan Daniel, karena Cinta benar-benar malas berdebat dengannya.Cinta memarkirkan sepeda motornya di halaman kantor jasa pengiriman.Seperti biasa. Cinta mengambil paket orderan jualan online yang ditekuninya selama 1 tahun terakhir.Cinta masuk, dan mengambil beberapa paket yang telah dimasukkannya kedalam kardus. Lalu mengikat kardus tersebut di jok belakang sepeda motor.Cinta mengedarkan pandangannya ke sekeliling halaman parkir kantor tersebut. Dan Cinta bernapas lega karena tidak melihat kendaraan Daniel.Cinta melajukan sepeda motornya membelah jalan raya. Tiba-tiba, sebuah mobil mengklakson Cinta dengan berkali-kali. Refleks Cinta melajukan sepeda motornya lebih ke pinggir jalan. Tapi

  • Unwilling Bride   Kekhawatiran Daniel

    PlakkkkkkkCinta melayangkan tamparan ke wajah paparazi."Hahahaha! Anda ternyata galak juga, Nona. Saya fikir, jika dosis obat peransang itu saya tambahkan, anda akan melayani saya dengan maksimal!" Paparazi mengambil sebuah botol air mineral ."Apa maksud anda?" Cinta semakin ketakutan"Yahhhhh ... saya telah mencampur makanan yang dipesan tuan Daniel dengan ini," ujar Paparazi seraya memperlihatkan sebuah botol kaca berukuran kecil. Lalu paparazi memasukkan seluruh isi botol tersebut kedalam air mineral."Apa yang anda lakukan?" Cinta mundur dan mencoba meraih handle pintu mobilTapi paparazi lebih sigap mengunci pintunya.Cinta semakin ketakutan ."Ckckckckck, Nona Cinta, saya tidak meminta anda melayani saya dengan sepenuh hati. Karena setelah meminum ini. Anda akan menjadi liar dan binal dari malam itu." Paparazi kembali menyeringai."Tolong lepaskan saya!" Air mata Cinta luruh."Sayangku &hellip

  • Unwilling Bride   Menjaga Cinta

    *******"Menurut mu apa yang dilakukan paparazi terhadap Cinta?" Daniel mendudukkan bokongnya di kursi kantin rumah sakit"Saya juga tidak bisa menebak bos. Tapi kalau mendengar cerita penjual buah tadi, sepertinya Nona Cinta ketakutan." jawab Andi sambil meletakkan gelas berisi air mineral.Daniel mengerutkan keningnya."Kita harus secepatnya menemukan dan memberi pelajaran paparazi itu. Aku khawatir, kedepannya dia akan terus mengganggu Cinta." Daniel menatap serius kepada Andi."Tentu saja, Bos! menurut saya Paparazi menginginkan sesuatu dari Nona Cinta. Nanti, kita bisa tanyakan kalau Nina Cinta sudah bangun." Andi menyandarkan tubuhnya di kursi. Lalu kembali meneguk air mineral."Aku tersiksa melihat Cinta seperti ini, aku tidak ingin ada orang yang melukainya." Daniel mengepal kedua t

  • Unwilling Bride   Menyatukan keyakinan

    Cinta kaget ketika membuka mata nya mendapati paparazi yang tersenyum menyeringai. Cinta tidak bisa bergerak karena memang seluruh tubuhnya masih terasa sakit."Kamu mencoba lari dari ku Huhhh?? Itu tidak akan terjadi . Karena aku akan terus mengejar mu sampai kamu menuruti kemauan ku." Paparazi semakin melangkah maju."Jangan lakukan apapun padaku..aku mohon." Cinta menangis terisak.Paparazi semakin mendekat dan kembali memaksa Cinta meminum obat itu"Tidakkk ... lepaskan aku ... Lepaskan aku."Cinta memohon tetapi sia- sia. Bahkan, dia tidak punya kekuatan untuk melawan ."Hayoooo sayang kuuuu. Minumlah obat ini. Setelah itu kita akan menikmati surga dunia."Paparazi semakin memaksa Cinta"Tidakk ... Lepaskan akuu ...Tidakkkkkkkkk."Cinta terbangun dari tidurnya. Memandangi sekeliling ruangan. Keringat membanjiri tubuhnya

  • Unwilling Bride   Menikah

    Cinta turun dari sebuah mobil Pajero sport berwarna hitam."Hati- hati dijalan .besok aku jemput kamu disini." Ujar Daniel seraya mengedipkan matanya.Cinta mengerucutkan bibirnya dan meninggalkan Daniel yang masih mengulum senyum.Satu jam kemudian Cinta sampai kerumah nya. Cinta mengucap salam, Carisa membuka pintu dan berhambur memeluk Cinta"Mama kemana saja? Kok dua hari gak pulang. Katanya cuma mau ambil paket." Carisa memberondong Cinta dengan pertanyaan."Mama ada urusan penting sayang ... Mama melamar kerja disebuah perusahaan besar di kota jambi.Do'ain mama diterima ya." Jawab Cinta sembari mengecup pucuk kepala Carisa."Mengapa mama melamar kerja jauh kesana sih? Kan mama udah ngajar disini dan jualan online juga."Carisa memeluk erat tubuh langsing Cinta"Tapi penghasilan mama masih minim sayan

  • Unwilling Bride   Tinggal di Apartemen

    Cinta dan Daniel telah sampai di Apartemen Daniel. Cinta mengedarkan pandangan disekelilingnya. Ketika matanya bersirobok dengan sorot mata Daniel. Cinta langsung cemberut. Sementara Daniel tersenyum tanpa berkedip. "Bos , koper nona Cinta saya taruh dimana?" Andi meletakkan sebuah koper di samping Daniel. "Kamu taruh saja dikamaku." sahut Daniel santai "Eh... Tidak tidak tidak...ngapain juga dikamar kamu. Dikamar aku lah," jawab Cinta melotot ke arah Daniel. "Tapi nona , di sini ini hanya ada satu kamar tidur "sahut Andi tersenyum. "Masa sih? Tapi aku lihat banyak sekali ruangan disini" Cinta lalu berjalan memeriksa tiap ruangan. Menatap kesal kepada Daniel. "Bagaimana sayang , kamu sudah menemukan kamar tidur yang lain?" Daniel tersenyum menatap Cinta sembari menaik turunkan alisnya.

  • Unwilling Bride   Nasi goreng untuk Daniel

    Cinta perlahan membuka matanya. Dan betapa kaget, ketika merasakan dirinya berada dalam pelukan seseorang. Cinta mendongakkan kepalanya dan mendapati wajah Daniel yang terlelap.Cinta mendorong dan memukul tubuh Daniel dengan sekuat tenaga, serta berusaha melepaskan tubuh dari tangan Daniel yang melingkar erat di tubuhnya."Dasar lelaki gila ... apa yang kamu lakukan padaku. Hahhh?" Cinta terus memukul dada Daniel dengan kedua tangannya.Daniel menangkap tangan Cinta. Dan berusaha menenangkan Cinta. Tapi, Cinta berhasil menggigit bahu Daniel, kemudian Cinta berlari ke luar kamar.Daniel menyusul Cinta keluar. Daniel mengejar Cinta dan berhasil memeluknya dari belakang."Lepaskan aku, lepas. Dasar otak mesum. Kamu lupa janji mu," ucap Cinta berusaha melepas pelukan Daniel. Tapi, Daniel semakin mempererat pelukannya."Janji apa yang aku lupakan?" Ujar Daniel me

Latest chapter

  • Unwilling Bride   Cinta disudutkan

    "Heh, Cinta, awas aja ya, kalau terjadi sesuatu pada Carisa, Adit akan membawa Carisa pulang ke rumah kami!" ujar wanita paruh baya yang juga ikut bersama lelaki dengan mencebikkan bibirnya. Daniel kembali menatap Cinta, Daniel benar-benar tidak mengerti siapa sebenarnya mereka.Seorang perawat menghampiri mereka berempat. "Bapak, Ibu, tolong tenang! Jangan membuat keributan di sini!" ujar perawat tersebut seraya melenggang pergi.Mereka berempat pun duduk di kursi tunggu. Cinta menjauhi Daniel dan berusaha untuk terus meminta maaf kepada kedua sosok yang baru saja datang itu, membuat Daniel semakin heran siapa mereka sebenarnya?Setelah sekian lama menunggu, akhirnya melhat Carisa dari kaca pintu, perasaan Cinta benar-benar tidak tenang. Cinta tidak bisa duduk diam menunggu di luar ruangan, namun, jika masuk ke dalam pun, Cinta takut akan mengacaukan Dokter dan tenaga medis lainnya."Dengar ya

  • Unwilling Bride   Tawaran Pak Karta

    "Tenang, Bu! Semoga Carisa tidak apa-apa." Ujar Bidan sambil memegang infus yang tersambung ke tangan Carisa."Andi, cepat!" Seru Cinta dengan suara parau. Perasaan Cinta teramat sangat tidak karuan, Cinta takut terjadi sesuatu yang sangat buruk pada Carisa, sehingga air mata tak henti-hentinya mengalir dari pelupuk matanya.Cinta terus memeluk Carisa dengan erat dengan sesekali menyeka keringat dingin yang mulai keluar dari tubuh Carisa.Melihat keadaan cinta yang teramat sangat cemas, Andi melajukan mobil dengan kecepatan tinggi sehingga perjalanan yang seharusnya ditempuh selama satu jam mampu ditempuh hanya dalam tiga puluh menit. Andi juga memasang suara sirine ambulance dari mobil, agar kendaraan yang lain segera menyingkir. Andi tidak peduli jika nanti yang dilakukannya itu akan berdampak melanggar aturan, yang terpenting adalah Carisa segera sampai ke rumah sakit.Sampai di ruma

  • Unwilling Bride   Hadiah untuk Carisa

    Cinta melangkah maju dengan perlahan, dan mendekati Daniel. Selangkah, dua langkah, tiga langkah.Daniel merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Seseorang menyandarkan kepalanya di punggung Daniel, memeluk tubuhnya dengan erat. Daniel membalikkan badannya, dan tersenyum menatap Cinta yang memeluk pinggangnya dengan erat."Ada apa, Sayang?" Daniel membelai rambut Cinta dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya mematikan kompor.Cinta hanya menggelengkan kepalanya,Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Daniel menangkup wajah Cinta dengan kedua tangannya. Lalu mengecup kening dan ujung hidung Cinta dengan lembut sehingga Cinta memejamkan matanya, menikmati debar jantungnya yang mulai tak karuan."A_aku merindukanmu," ucap Cinta menatap manik mata Daniel. Menyelami sorot mata yang tajam namun sangat meneduhkan."Aku juga merindumu, Sayang

  • Unwilling Bride   Gairah Daniel VS Pertahanan Cinta

    Daniel meninggalkan Cinta ke luar kamar, khawatir akan tergoda melihat Cinta yang tertidur pulas.Namun, pikiran kotor kembali merasukinya."Hey, Daniel, sudah saatnya kamu memiliki istrimu, dia halal untukmu, sudah saatnya kamu menaklukkannya" pikiran itu terus berkelana membuat Daniel kembali membuka pintu kamar dan mendekati Cinta yang tergeletak dan tertidur pulas di atas ranjang.Tatapan mata Daniel kembali tertuju pada kancing baju bagian atas yang tadi dia buka. Daniel naik ke atas ranjang, menelusuri wajah Cinta yang memang sangat cantik.Daniel mendekatkan wajahnya, mengecup bibir Cinta dengan lembut. Menyesapnya dengan perlahan, dan satu tangannya mulai membuka kancing bagian kedua kemeja Cinta. Daniel menurunkan kecupannya ke arah leher jenjang Cinta."Mmmhhh ...." Desahan kecil keluar dari bibir Cinta.Daniel kembali mengecup bibir Cinta dengan rakus. Cinta membuka matanya,

  • Unwilling Bride   Bertemu mertua dan Carisa

    "Ada apa?" Cinta memundurkan dirinya dari hadapan Daniel.Namun, terlambat. Daniel terlebih dahulu meraih tengkuknya dan melabuhkan ciuma di bibir Cinta. Menyesap bibir yang menjadi candu baginya. Melumatnya dengan penuh cinta.Cinta tidak mampu menolak, kerinduan yang dirasakannya membuat Cinta membiarkan Daniel mengecup dan menyesap bibirnya dengan pelan."Aku merindukanmu." Bisik Daniel di telinga Cinta.Cinta hanya tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.Jarak dari perusahaan menuju rumah Cinta hanya memakan waktu sepuluh menit."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam dan mempersilahkan Daniel masuk ke dalam rumahnya."Waalaikumsalam." Terdengar jawaban dari dalam.Ayah dan Ibu Cinta membuka pintu dan melihat Cinta bersama seorang lelaki.Ayahnya mengerutkan keningnya melihat penampilan Daniel yang tid

  • Unwilling Bride   Perusahaan cabang

    Cinta mengikuti langkah Rina, memasuki sebuah kantor yang sederhana. Cinta tercenung sesaat, Rina meraih tangan Cinta, meminta untuk mengikutinya."Silahkan, Bu …" ujar Rina mempersilahkan Cinta masuk."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam."Waalaikumsalam." Jawab beberapa orang dari dalam bersamaan."Bu Cinta, silahkan duduk," sapa seorang laki-laki yang Cinta kenal dengan baik. Laki-laki itu biasa Cinta panggil Bang Iqbal."Makasih, Bang," ucap Cinta tersenyum sambil mendudukkan bokongnya di kursi yang di sodorkan Bang Iqbal."Pak Nai, ini Bu Cinta." Bang Sudir memperkenalkan Cinta pada seorang laki-laki yang tersenyum padanya."Dan … mmmm … Pak Daniel?" Cinta kaget karena saat ini Daniel berada dihadapannya. Cinta tidak bisa mencerna semua ini, bagaimana mungkin Daniel berada di sini."Lho, B

  • Unwilling Bride   Siapa CEO Nai?

    "Ini adalah tabungan Aku selama bekerja di perusahaan Lucky. Corp." Cinta memberikan buku tabungan tersebut kepada Ayahnya."Hahh? Apa Ayah tidak salah lihat, Nak?" Pak Ruslan memandang Cinta dan buku tabungan tersebut secara bergantian."Tidak Ayah, itu adalah kebenarannya. Makanya, aku tidak takut dengan ancaman Pak Karta." Cinta mengulurkan tangannya untuk mengambil buku rekening tersebut, Pak Ruslan pun memberikannya kepada Cinta."Jika jumlahnya sebanyak itu, sedangkan Kamu tiap bulan menanggung biaya hidup kami, dan membayar cicilan Bank juga, berapa gaji kamu setiap bulan, Nak?" Pak Ruslan mengernyitkan dahinya karena tidak menyangka kalau gaji yang diterima Cinta dari perusahaan tempatnya bekerja sangat besar."Aku diberi gaji pokok sebesar dua belas juta rupiah, lalu ada tunjangan makan dan transportasi dari perusahaan. Total keseluruhannya mencapai dua puluh lima

  • Unwilling Bride   Melepas rindu

    Minggu sore, Cinta diantar oleh Carisa dan ayahnya ke perbatasan kota. Andi sudah menunggu dengan senyuman khasnya."Jadi, mama selalu naik mobil itu setiap hari?" tanya Carisa menatap ke arah Cinta."Iya, Sayang, itu mobil perusahaan," jawab Cinta tersenyum."Itu kan, mobil mahal, Ma. Wahhh mama keren. Besok-besok, Carisa mau dong, Ma diajak naik mobil itu," ujar Carisa menunjuk ke arah mobil tersebut."Iya, Sayang. Tentu saja boleh," sahut Cinta membuat Carisa bersorak bahagia.Cinta lalu berpamitan dan mobil bergerak meninggalkan Carisa dan ayahnya. Cinta melambaikan tangannya. Ada perasaan sedih meninggalkan putri semata wayangnya selama 4 hari.Mobil melaju dengan kecepatan sedang dan berhenti disebuah mini market."Ada apa, Andi?" tanya Cinta heran.Belum sempat Andi menjawab, Daniel masuk ke dalam mobil dan duduk disamping Cin

  • Unwilling Bride   Menolak lamaran Davin

    Cinta tiba di rumahnya pukul sembilan pagi. Ketika Cinta baru saja mengucap salam, Carisa berhambur memeluknya."Pokonya Carisa gak mau Mama menikah!" Carisa merengek dalam isak tangisnya."Iya, Sayang, Mama tidak akan menikah." Cinta membelai rambut Carisa dan menggendongnya masuk ke dalam rumah.Cinta menghampiri ayahnya yang sedang duduk di depan televisi."Yah, Aku mau bicara!" Cinta mendudukkan bokongnya disamping sang ayah. Sedangkan yang di ajak berbicara hanya menoleh sejenak, lalu kembali menatap layar televisi."Kenapa Ayah mengizinkan Davin datang kemari?" tanya Cinta dengan hati-hati."Kamu tau sendiri, Davin orang penting di sini. Apa katanya nanti kalau Ayah melarang dia datang?" jawab Ayahnya panjang lebar.Cinta baru saja hendak menyanggah perkataan ayahnya, tiba-tiba pintu rumah diketuk dari luar.Tok

DMCA.com Protection Status