Cinta dan Daniel telah sampai di Apartemen Daniel. Cinta mengedarkan pandangan disekelilingnya. Ketika matanya bersirobok dengan sorot mata Daniel. Cinta langsung cemberut. Sementara Daniel tersenyum tanpa berkedip.
"Bos , koper nona Cinta saya taruh dimana?"
Andi meletakkan sebuah koper di samping Daniel.
"Kamu taruh saja dikamaku." sahut Daniel santai
"Eh... Tidak tidak tidak...ngapain juga dikamar kamu. Dikamar aku lah," jawab Cinta melotot ke arah Daniel.
"Tapi nona , di sini ini hanya ada satu kamar tidur "sahut Andi tersenyum.
"Masa sih? Tapi aku lihat banyak sekali ruangan disini" Cinta lalu berjalan memeriksa tiap ruangan. Menatap kesal kepada Daniel.
"Bagaimana sayang , kamu sudah menemukan kamar tidur yang lain?" Daniel tersenyum menatap Cinta sembari menaik turunkan alisnya.
Cinta memutar bola mata malas. Lalu duduk di kursi.
"Kita sudah menikah , jadi harus melakukan apapun selayaknya suami istri. Silahkan kamu baca perjanjian suami istri ini." Daniel menyodorkan selembar kertas kehadapan Cinta.
"Perjanjian?" Cinta menerima kertas tersebut
"Iya sayang," sahut Daniel tersenyum.
Cinta mulai membaca perjanjian tersebut.
"1. Suami istri harus tinggal bersama ... " Cinta menghentikan bacaannya
"Apaan ini? mengapa harus tinggal bersama? Kamu kan tau aku punya anak dan orang tua?" protes Cinta kepada Daniel.
"Aku tau. Maksud ku selama kamu menjadi istri dan sekretaris ku. Selama hari kerja kamu harus tinggal diapartemen ini bersama ku." Daniel menjelaskan maksud dari poin satu.
Cinta mengerucutkan bibirnya
" 2.selama dikantor, istri harus menunjukkan sikap seorang istri didepan semua karyawan dan relasi bisnis." Cinta melanjutkan membaca dan menatap Daniel tajam
"Maksud paragrap ke dua ini apa?" Tanya Cinta.
"Sikap seorang istri.tentu saja selalu berjalan bergandengan tangan. Jadi setiap kita dikantor kamu harus menerima semua perlakuan manisku. Hmmmmm"
Daniel kembali menaikturunkan alisnya
" Ke 3. Suami dan istri tidak boleh selingkuh atau punya kekasih lain, tidak boleh membicarakan perceraian. Karena pernikahan ini bukan sementara tapi untuk selamanya." Cintamenatap tajam . Sementara yang ditatap semakin mendekat dan memangkas jarak antara mereka.
Daniel semakin mendekatkan wajah nya.miki menatap mata Cinta .
"Aku tau pernikahan ini terjadi karena jebakan. Tapi aku tidak ingin pernikahan ini hanya sementara. Aku ingin kamu menjadi istriku selama nya. Tak peduli tentang bagaimana rasamu terhadapku. Tapi yang aku mau, kamu tidak pernah pergi dari hidup ku" Daniel berkata dan seperdetik kemudian Daniel mencium bibir Cinta, menyesapnya dengan lembut.
Mendapat serangan ciuman mendadak membuat Mata Cinta membulat sempurna. Tapi kemudian, Cinta memejamkan mata nya. Menikmati ciuman Daniel dengan irama jantung yang tak beraturan.
Daniel melepas tautan bibirnya dan mengusap bibir Cinta dengan jari nya.
"I love u "
Kembali kata cinta itu diucapkan dan membuat wajah Cinta bersemu merah.
" Aku mau mandi" Cinta memalingkan wajahnya dari tatapan Daniel.
"Aku mau mandi juga," ucap Daniel sontak membuat Cinta kaget dan lansung berdiri.
Daniel menarik tubuh Cinta dan mengunci nya dengan pelukan.
"Kenapa kamu terlihat kaget. hmm? Apa yang kamu fikirkan?" Daniel kembali mendekatkan wajahnya.
"Kamu bilang mau mandi juga, tentu saja aku kaget." Jawab Cinta memalingkan wajahnya karena tak kuasa menatap sorot mata Daniel.
"Hey, Sayangku. Maksudku. Silahkan kamu mandi terlebih dahulu dan jangan lama-lama.karena aku mau mandi juga," jawab Daniel tersenyum dan mempererat pelukannya.
Menyadari hal tersebut, Cinta menahan tubuh Daniel agar tidak semakin mempererat pelukan. Cinta memegang dada Daniel.
"Heyyyy sayangku ... kamu menggodaku?" Daniel tersenyum tertahan
"Menggoda apa?" Tanya Cinta semakin menahan tubuh Daniel dengan kedua tangannya yang masih memegang dada Daniel.
"Kamu lihat sayang, kedua tanganmu menyentuh dadaku dan mengenai ..." Daniel menunjuk tangan Cinta.
Menyadari maksud ucapan Daniel, Cinta segera menarik tangannya dan berlari meninggalkan Daniel.
Tapi gerakan Cinta kalah cepat, karena Daniel langsung menangkap tubuh Cinta dan memeluknya dari belakang.
"Jangan terburu-buru sayang," bisik Daniel ditelinga Cinta.
"Lepaskan aku," ujar Cinta memberontak.
"Sebentar saja. Aku ingin memelukmu," Daniel kembali mempererat pelukannya.
"Lepas ..."
Cinta tidak berkutik ketika Daniel mencium pipinya dengan gemas dan mempererat pelukan.
"Izinkan aku menjadi suami yang baik untuk mu," bisik Daniel ditelinga Cinta.
Cinta menoleh, menatap Daniel kesamping. Dan Daniel membalikkan tubuh Cinta menghadap kepadanya.
Daniel membelai wajah Cinta dengan lembut.
"Katakan apa kamu punya syarat atau perjanjian lain dalam pernikahan ini?" Tanya Daniel serius.
Cinta tersenyum. "Iya. Aku punya syarat. Aku tidak mau disentuh dan melakukan kewajiban istri sebelum aku mencintaimu"
Cinta berkata dengan senyuman tersungging.
"Oke. Aku akan menunggu mu untuk mengatakan "i love u. Setelah kata -kata itu aku dengar, aku akan meminta hakku." Jawab Daniel membalas senyum Cinta.
"Kita lihat saja, Cinta. Kamu akan takluk olehku." Gumam Daniel di dalam hati.
"Baiklah. Sekarang aku mau ke kamar dan mandi. Kamu jangan coba-coba masuk kamar. Tunggu di sini sampai aku keluar" Cinta melepas kan diri dari pelukan Daniel.
Daniel hanya tersenyum melihat istrinya berlalu menghilang dari pandangannya.
*********
Cinta duduk di ruang kerja Daniel sembari membaca buku yang tertata rapi.
Daniel menghampiri Cinta dan duduk disampingnya.
"Di apartemen ini aku tinggal sendiri . Jadi mungkin nanti kamu agak repot membereskan apartemen ini. Pakaian nanti kita londri , kalau soal makan kita bisa pesan saja kalau aku sedang malas. Kamu cukup membantuku membersihkan apartemen ini saja. Kamu tidak keberatan?" Daniel menatap Cinta dengan serius
"Tidak masalah sih. Aku bisa kok, Aku juga bisa memasak. Tapi aku tidak tau bagaimana seleramu." Cinta berbicara dengan masih membolakbalikkan buku.
Daniel berjalan menuju meja kerjanya bermaksdu melanjutkan pekerjaannya, namun, tertahan karena panggilan Cinta.
"Lalu, di mana kedua orang tuamu?" Cinta meletakkan buku yang dipengangnya di atas meja.
"Kedua orang tuaku sudah meninggal sejak aku masih remaja. Semenjak itu, aku hidup sendiri." Wajah Daniel berubah mendung.
"Maaf," Cinta kembali membaca buku tanpa menoleh Daniel yang kembali duduk di meja kerjanya dan menulis sesuatu di kertas.
"Kamu tidak mengantuk?" Daniel memandang wajah Cinta yang terlihat mulai mengantuk.
"Tidak," jawab Cinta cepat.
Sebenarnya Cinta sangat mengantuk. Tapi, Cinta takut tidur lebih awal. Cinta takut Daniel tidak menepati janjinya.
Berkali - kali Cinta menguap. Tubuhnya benar-benar lelah. Sudah hampir tengah malam, tapi, Daniel masih serius bekerja.
****
Daniel tersenyum memandangi Cinta yang tidur berbantal buku.
Daniel menutup laptopnya dan mendekati Cinta.
"Sayang ... Cinta ..." Daniel memanggil dan menyentuh pundak Cinta. Tapi, sepertinya Cinta benar benar tertidur dengan nyenyak.
Daniel menggendong Cinta dan menbawanya ke kamar.
Daniel membaringkan Cinta di ranjang. Memberikan Cinta posisi ternyaman, lalu menyelimuti tubuh Cinta dengan selimut.
Daniel ikut merebahkan diri disamping Cinta. Ketika hendak memejamkan mata, Daniel merasakan pergerakan disampingnya.
Ternyata Cinta melingkarkan tangannya di atas perut Daniel.
Daniel mencoba mengatur nafas. Ditatapnya Cinta yang masih terlelap. Akhirnya, Daniel menarik tubuh Cinta ke dalam dekapannya, hingga Daniel akhirnya ikut tertidur masih dengan posisi memeluk Cinta.
******
Cinta perlahan membuka matanya. Dan betapa kaget, ketika merasakan dirinya berada dalam pelukan seseorang. Cinta mendongakkan kepalanya dan mendapati wajah Daniel yang terlelap.Cinta mendorong dan memukul tubuh Daniel dengan sekuat tenaga, serta berusaha melepaskan tubuh dari tangan Daniel yang melingkar erat di tubuhnya."Dasar lelaki gila ... apa yang kamu lakukan padaku. Hahhh?" Cinta terus memukul dada Daniel dengan kedua tangannya.Daniel menangkap tangan Cinta. Dan berusaha menenangkan Cinta. Tapi, Cinta berhasil menggigit bahu Daniel, kemudian Cinta berlari ke luar kamar.Daniel menyusul Cinta keluar. Daniel mengejar Cinta dan berhasil memeluknya dari belakang."Lepaskan aku, lepas. Dasar otak mesum. Kamu lupa janji mu," ucap Cinta berusaha melepas pelukan Daniel. Tapi, Daniel semakin mempererat pelukannya."Janji apa yang aku lupakan?" Ujar Daniel me
Krucukk krucukk Daniel melepas ciumannya saat mendengar suara tersebut. Cinta menutup wajahnya karena malu. "Cacing gak ada akhlak," ucap Cinta di dalam hati, Cinta menutup wajahnya karena malu. Daniel membuka tangan Cinta yang menutupi wajahnya. "Aku akan memesan makanan untukmu," ujar Daniel merogoh ponsel dari kantongnya. Tapi, Cinta mengambil ponsel Daniel."Aku tidak mau makan dari makanan delivery lagi," ujar Cinta tajam. "Aku akan masak. Jangan ganggu." Cinta berdiri dan menaruh kembali ponsel Daniel di atas meja makan. Daniel tersenyum melihat istrinya memasak dengan cekatan. Sebentar saja, dua piring Nasi goreng spesial sudah tersaji di meja makan. "Kalau rasanya tidak enak. Besok akan aku perbaiki," ujar Cinta menyodorkan nasi goreng tersebut. "Terimakasih istri
"Kenapa? Kamu takut aku mencampur makanan ini dengan sesuatu?" Tanya Daniel, keningnya berkerut."Siapa tau saja," jawab Cinta santai."Oke, oke, oke. Aku akan mencicipi semua makanannya terlebih dahulu," ujar Daniel langsung mencomot makanan tersebut dan mencicipinya satu persatu.Cinta masih menyaksikan Daniel makan dengan lahapnya."Tunggu apa lagi? Kok belum makan?" Daniel menghentikan suapannya dan menatap Cinta dengan seksama."Kamu aja yang makan," sahut Cinta cemberut"Hah? Ada yang salah?" Ujar Daniel mendekati Cinta."Aku tidak lapar," ujar Cinta berbohong."Buka mulut mu. Aaaaaakkkk." Daniel menyendok kan spaghety dan menyodorkannya ke mulut Cinta. Tapi, Cinta masih cemberut ."Ayolah sayang , kalau kamu tidak mau makan, aku akan menciummu dengan bertubi-tubi," ujar Daniel mendekatkan bibirnya.
Daniel mendudukkan Cinta di kursi, menyiapkan piring dan mengambilkan nasi beserta lauk pauk."makan ya, sayang," ujar Daniel mengecup pucuk kepala istrinya.Cinta terdiam, hanya menatap piringnya yang berada di hadapannya."kamu tidak mau makan, karena khawatir aku akan menjebakmu?" Tanya Daniel menatap Cinta. Tapi, Cinta masih diam tak bersuara."Oke, oke, oke, aku akan makan terlebih dahulu," ujar Daniel mulai menyendokkan makanan ke dalam mulutnya.Cinta masih terdiam. Daniel menatap Cinta dengan serius."katakanlah, jika kamu ingin mengutarakan sesuatu," ujar Daniel."A- aku mau ki-kita bercerai," ujar Cinta dengan terbata-bata."hey, kamu bicara apa?" Daniel bangkit dari tempat duduknya dan mendekati Cinta."Aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini. Aku tidak mengenalmu, betapa buruk nasibku. Aku dijebak, dan mel
Tanpa menunggu persetujuan dari Cinta, Daniel langsung langsung melabuhkan bibirnya di atas kelopak bibir Cinta, Cinta terkejut mendapat ciuman yang tiba-tiba itu, membuat matanya membulat sempurna. Daniel melumat dan menyesap bibir Cinta dengan rakus.Cinta membalas ciuman itu, menikmati kehangatan yang meresap dalam hatinya bersama irama jantungnya yang tidak beraturan."Ya ampun, Sphagetynya!" ujar Cinta menarik bibirnya dan berlari ke dapur. Lalu membuka microwave."yaahhhh ..." Cinta terduduk lesu melihat sphagety yang sudah membengkak di dalam wadahnya.Daniel menghampiri Cinta dan membelai pipi istrinya dengan lembut."Aku nggak suka makan sphagety yang sudah membengkak seperti ini," sungut Cinta."Tdak apa-apa sayang, aku buatkan lagi ya," ujar Daniel menghibur."Eh, nggak usah. biar aku saja yang memasak, kamu ganti pakaianmu," uja
"gila! kamu membuat jantungku hampir copot," ujar Cinta memukul bahu Daniel.Daniel menangkap tangan Cinta dan tatapannya berubah menyeramkan."Da-daniel, kamu kenapa?" Cinta mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman tangan Daniel.Daniel mendekatkan wajahnya dan menatap Cinta dengan sorot mata yang sangat tajam. Cinta semakin merasa ketakutan."Hmm, tadi ada yang mendorongku kesungai, kali ini, aku ingin berenang bersamanya," ujar Daniel dengan suara lantang."Ampun Daniel, aku tadi hanya bercanda. Ampuun," ucap Cinta memohon kepada Daniel."Tidak bisa, aku sudah basah kuyup. Jadi, kamu harus ikut berenang juga," teriak Daniel mulai memegang tangan Cinta."Aku takut, Daniel. Aku mohon, jangan ..."Cinta memohon dengan menagkupkan kedua tangannya."Bayangkan, Cinta, jika di belakangmu ada harimau yang akan m
Pukul tujuh pagi, sebuah mobil Alphard silver sudah terparkir di halaman Villa."Pagi,Bos," sapa Andi pada Daniel dan Cinta yang sama- sama membawa koper dari kamar masing-masing."Pagi, Andi," jawab Daniel dan Cinta bersamaan.Andi mengambil koper majikannya. Dan masukkan ke dalam bagasi mobil.Daniel menggandeng tangan Cinta masuk ke dalam mobil dan duduk bersisian di belakang kemudi.Daniel meraih tangan Cinta dan mengecupnya, Cinta mencoba menarik tangannya, namun, Daniel memiliki kekuatan yang lebih dari Cinta."Ada Andi, jangan gila ya!" Ujar Cinta melotot ke arah Daniel."Kenapa? Andi tahu kamu adalah istriku, jadi, tidak ada yang salah, kan?" Sahut Daniel tersenyum"Tapi aku maluu ..." Ujar Cinta masih melotot."Andi, fokus nyetirnya, jangan berpikiran macam-macam," perintah Daniel menyentuh pundak Andi
"Tentu, sayang," jawab Cinta."Horee ... makasih ya, Ma," ucap Carisa dengan bahagia."Iya, Sayang," sahut Cinta memeluk Carisa dengan erat.Cinta lalu membacakan dogeng sebelum tidur sampai Carisa tertidur.************Pagi yang cerah. Cinta sibuk berkutat di dapur. Cinta memasak bubur ayam permintaan Carisa. Setelah buburnya masak, Cinta membawa bubur kekamar Carisa dan menyuapinya."Sayang, makan yang banyak, ya. Supaya cepat sembuh," ujar Cinta membelai rambut Carisa."Iya, Ma. Makasih ya, Ma. Buburnya enak banget," ucap Carisa manja."Nanti siang, mama mau kerumah kepala sekolah, mama mau ngantarkan surat pengunduran diri dari sekolah. Carisa tinggal sama nenek dulu, ya," bujuk Cinta pada Carisa.Setelah selesai menyuapi Carisa, Cinta membawa mangkok bubur ke dapu
"Heh, Cinta, awas aja ya, kalau terjadi sesuatu pada Carisa, Adit akan membawa Carisa pulang ke rumah kami!" ujar wanita paruh baya yang juga ikut bersama lelaki dengan mencebikkan bibirnya. Daniel kembali menatap Cinta, Daniel benar-benar tidak mengerti siapa sebenarnya mereka.Seorang perawat menghampiri mereka berempat. "Bapak, Ibu, tolong tenang! Jangan membuat keributan di sini!" ujar perawat tersebut seraya melenggang pergi.Mereka berempat pun duduk di kursi tunggu. Cinta menjauhi Daniel dan berusaha untuk terus meminta maaf kepada kedua sosok yang baru saja datang itu, membuat Daniel semakin heran siapa mereka sebenarnya?Setelah sekian lama menunggu, akhirnya melhat Carisa dari kaca pintu, perasaan Cinta benar-benar tidak tenang. Cinta tidak bisa duduk diam menunggu di luar ruangan, namun, jika masuk ke dalam pun, Cinta takut akan mengacaukan Dokter dan tenaga medis lainnya."Dengar ya
"Tenang, Bu! Semoga Carisa tidak apa-apa." Ujar Bidan sambil memegang infus yang tersambung ke tangan Carisa."Andi, cepat!" Seru Cinta dengan suara parau. Perasaan Cinta teramat sangat tidak karuan, Cinta takut terjadi sesuatu yang sangat buruk pada Carisa, sehingga air mata tak henti-hentinya mengalir dari pelupuk matanya.Cinta terus memeluk Carisa dengan erat dengan sesekali menyeka keringat dingin yang mulai keluar dari tubuh Carisa.Melihat keadaan cinta yang teramat sangat cemas, Andi melajukan mobil dengan kecepatan tinggi sehingga perjalanan yang seharusnya ditempuh selama satu jam mampu ditempuh hanya dalam tiga puluh menit. Andi juga memasang suara sirine ambulance dari mobil, agar kendaraan yang lain segera menyingkir. Andi tidak peduli jika nanti yang dilakukannya itu akan berdampak melanggar aturan, yang terpenting adalah Carisa segera sampai ke rumah sakit.Sampai di ruma
Cinta melangkah maju dengan perlahan, dan mendekati Daniel. Selangkah, dua langkah, tiga langkah.Daniel merasakan seseorang memeluknya dari belakang. Seseorang menyandarkan kepalanya di punggung Daniel, memeluk tubuhnya dengan erat. Daniel membalikkan badannya, dan tersenyum menatap Cinta yang memeluk pinggangnya dengan erat."Ada apa, Sayang?" Daniel membelai rambut Cinta dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya mematikan kompor.Cinta hanya menggelengkan kepalanya,Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Daniel menangkup wajah Cinta dengan kedua tangannya. Lalu mengecup kening dan ujung hidung Cinta dengan lembut sehingga Cinta memejamkan matanya, menikmati debar jantungnya yang mulai tak karuan."A_aku merindukanmu," ucap Cinta menatap manik mata Daniel. Menyelami sorot mata yang tajam namun sangat meneduhkan."Aku juga merindumu, Sayang
Daniel meninggalkan Cinta ke luar kamar, khawatir akan tergoda melihat Cinta yang tertidur pulas.Namun, pikiran kotor kembali merasukinya."Hey, Daniel, sudah saatnya kamu memiliki istrimu, dia halal untukmu, sudah saatnya kamu menaklukkannya" pikiran itu terus berkelana membuat Daniel kembali membuka pintu kamar dan mendekati Cinta yang tergeletak dan tertidur pulas di atas ranjang.Tatapan mata Daniel kembali tertuju pada kancing baju bagian atas yang tadi dia buka. Daniel naik ke atas ranjang, menelusuri wajah Cinta yang memang sangat cantik.Daniel mendekatkan wajahnya, mengecup bibir Cinta dengan lembut. Menyesapnya dengan perlahan, dan satu tangannya mulai membuka kancing bagian kedua kemeja Cinta. Daniel menurunkan kecupannya ke arah leher jenjang Cinta."Mmmhhh ...." Desahan kecil keluar dari bibir Cinta.Daniel kembali mengecup bibir Cinta dengan rakus. Cinta membuka matanya,
"Ada apa?" Cinta memundurkan dirinya dari hadapan Daniel.Namun, terlambat. Daniel terlebih dahulu meraih tengkuknya dan melabuhkan ciuma di bibir Cinta. Menyesap bibir yang menjadi candu baginya. Melumatnya dengan penuh cinta.Cinta tidak mampu menolak, kerinduan yang dirasakannya membuat Cinta membiarkan Daniel mengecup dan menyesap bibirnya dengan pelan."Aku merindukanmu." Bisik Daniel di telinga Cinta.Cinta hanya tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.Jarak dari perusahaan menuju rumah Cinta hanya memakan waktu sepuluh menit."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam dan mempersilahkan Daniel masuk ke dalam rumahnya."Waalaikumsalam." Terdengar jawaban dari dalam.Ayah dan Ibu Cinta membuka pintu dan melihat Cinta bersama seorang lelaki.Ayahnya mengerutkan keningnya melihat penampilan Daniel yang tid
Cinta mengikuti langkah Rina, memasuki sebuah kantor yang sederhana. Cinta tercenung sesaat, Rina meraih tangan Cinta, meminta untuk mengikutinya."Silahkan, Bu …" ujar Rina mempersilahkan Cinta masuk."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam."Waalaikumsalam." Jawab beberapa orang dari dalam bersamaan."Bu Cinta, silahkan duduk," sapa seorang laki-laki yang Cinta kenal dengan baik. Laki-laki itu biasa Cinta panggil Bang Iqbal."Makasih, Bang," ucap Cinta tersenyum sambil mendudukkan bokongnya di kursi yang di sodorkan Bang Iqbal."Pak Nai, ini Bu Cinta." Bang Sudir memperkenalkan Cinta pada seorang laki-laki yang tersenyum padanya."Dan … mmmm … Pak Daniel?" Cinta kaget karena saat ini Daniel berada dihadapannya. Cinta tidak bisa mencerna semua ini, bagaimana mungkin Daniel berada di sini."Lho, B
"Ini adalah tabungan Aku selama bekerja di perusahaan Lucky. Corp." Cinta memberikan buku tabungan tersebut kepada Ayahnya."Hahh? Apa Ayah tidak salah lihat, Nak?" Pak Ruslan memandang Cinta dan buku tabungan tersebut secara bergantian."Tidak Ayah, itu adalah kebenarannya. Makanya, aku tidak takut dengan ancaman Pak Karta." Cinta mengulurkan tangannya untuk mengambil buku rekening tersebut, Pak Ruslan pun memberikannya kepada Cinta."Jika jumlahnya sebanyak itu, sedangkan Kamu tiap bulan menanggung biaya hidup kami, dan membayar cicilan Bank juga, berapa gaji kamu setiap bulan, Nak?" Pak Ruslan mengernyitkan dahinya karena tidak menyangka kalau gaji yang diterima Cinta dari perusahaan tempatnya bekerja sangat besar."Aku diberi gaji pokok sebesar dua belas juta rupiah, lalu ada tunjangan makan dan transportasi dari perusahaan. Total keseluruhannya mencapai dua puluh lima
Minggu sore, Cinta diantar oleh Carisa dan ayahnya ke perbatasan kota. Andi sudah menunggu dengan senyuman khasnya."Jadi, mama selalu naik mobil itu setiap hari?" tanya Carisa menatap ke arah Cinta."Iya, Sayang, itu mobil perusahaan," jawab Cinta tersenyum."Itu kan, mobil mahal, Ma. Wahhh mama keren. Besok-besok, Carisa mau dong, Ma diajak naik mobil itu," ujar Carisa menunjuk ke arah mobil tersebut."Iya, Sayang. Tentu saja boleh," sahut Cinta membuat Carisa bersorak bahagia.Cinta lalu berpamitan dan mobil bergerak meninggalkan Carisa dan ayahnya. Cinta melambaikan tangannya. Ada perasaan sedih meninggalkan putri semata wayangnya selama 4 hari.Mobil melaju dengan kecepatan sedang dan berhenti disebuah mini market."Ada apa, Andi?" tanya Cinta heran.Belum sempat Andi menjawab, Daniel masuk ke dalam mobil dan duduk disamping Cin
Cinta tiba di rumahnya pukul sembilan pagi. Ketika Cinta baru saja mengucap salam, Carisa berhambur memeluknya."Pokonya Carisa gak mau Mama menikah!" Carisa merengek dalam isak tangisnya."Iya, Sayang, Mama tidak akan menikah." Cinta membelai rambut Carisa dan menggendongnya masuk ke dalam rumah.Cinta menghampiri ayahnya yang sedang duduk di depan televisi."Yah, Aku mau bicara!" Cinta mendudukkan bokongnya disamping sang ayah. Sedangkan yang di ajak berbicara hanya menoleh sejenak, lalu kembali menatap layar televisi."Kenapa Ayah mengizinkan Davin datang kemari?" tanya Cinta dengan hati-hati."Kamu tau sendiri, Davin orang penting di sini. Apa katanya nanti kalau Ayah melarang dia datang?" jawab Ayahnya panjang lebar.Cinta baru saja hendak menyanggah perkataan ayahnya, tiba-tiba pintu rumah diketuk dari luar.Tok