Share

Bab 52

Author: Nona_Lyanna
last update Last Updated: 2024-06-27 01:03:23

***

Dev sudah berada di rumah sakit. Sementara Sulis dan Lastri pergi menuju kontrakan Layla.

Setelah menempuh 15 menit perjalanan, kini mereka sampai di kediaman Layla.

Tok! Tok! Tok!

Pintu diketuk dengan keras.

Layla telah mendapat perintah dari Dev untuk tidak membukakan pintu pada siapapun yang datang.

Namun, Layla tak bisa diam saja di dalam. Lastri dan Sulis terus menggedor pintu layaknya seorang yang ingin menagih hutang.

"Layla, buka pintunya!" teriak Lastri.

Dengan mata yang masih sembab, Layla keluar.

"Silakan masuk dulu, Tante, Oma."

Mereka masuk dengan sorot mata siap menerkam.

"Tidak perlu basa-basi! Kami ke sini bukan untuk bernegosiasi padamu," ujar Sulis berdiri sambil berkacak pinggang.

"Duduklah dulu, Oma!" Layla masih berusaha ramah.

"Tidak perlu!"

Sulis kini mulai geram dan meraih tangan Layla dengan kasar.

"Apa kau tidak punya hati? Kurang baik apa Naomi padamu? Kau bahkan tak pantas dijadikan seorang teman, apa lagi sahabat," cibir Sulis.

Layla tak melawan, ia h
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 53

    ***Naomi tersenyum getir mendengar penuturan Dev. Hatinya tentu terluka, tapi air mata itu seakan tertahan hingga tak mau jatuh lagi."Kenapa harus menyerahkan keputusannya padaku, Mas? Kenapa bukan Mas saja yang menentukan semuanya? Bukankah letak permasalahannya ada pada Mas sendiri?" Naomi berkata dengan tenang."Karena aku tidak bisa meninggalkan Layla, maka dari itu keputusan ini kuserahkan padamu," ujar Dev.Lastri sangat geram mendengar ucapan putra yang ia lahirkan itu."Jika kau ingin hidup dengan Layla, maka aku tidak akan menganggapmu sebagian Anakku lagi!" Lastri membuka suara.Dev menatap ke arah Lastri dengan lemah. Terlihat jelas kemarahan yang besar dari sorot mata sang Ibu."Kalian tidak akan pernah mengerti, walau aku menjelaskan berulang-ulang kali," papar Dev pula."Mas tidak perlu menjelaskan apa pun lagi," sambung Naomi.Sulis hanya bisa mengusap pelan air matanya. Sebagai yang paling tua di rumah ini, Sulis tak mampu menengahi masalah yang sedang menimpa keluar

    Last Updated : 2024-06-28
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 54

    ***Dokter telah memberi izin untuk Naomi pulang ke rumah. Kini Dev dan keluarganya menuntun Naomi masuk ke dalam mobil.Dev sebenarnya tak tega membohongi Naomi. Namun, perasaannya yang dalam terhadap Layla, membuat dirinya tak berdaya.Sisa cinta untuk Naomi mungkin masih ada, tapi tidaklah sebesar rasa cintanya pada Layla.Dalam perjalanan pulang, Naomi menggenggam tangan Dev erat, sambil berkata. "Terima kasih, Mas."Dev terharu mendengar ucapan Naomi, padahal dirinya sudah menyakiti hati sang istri, tapi Naomi masih berucap terima kasih.Dev semakin tak karuan, seandainya Naomi mau menerima Layla, mungkin kehidupan mereka akan sempurna, pikir Dev."Ayo turun pelan-pelan, sayang." Lastri menuntun Naomi ketika sudah sampai di depan rumah.Kini perhatian keluarga Dev tertuju pada Naomi. Mereka sangat mendambakan seorang Cucu, sekarang keinginan mereka sudah terwujud.Ribuan syukur terucap dalam hati Lastri, kehidupan rumah tangga Dev dan Naomi terselamatkan dengan hadirnya calon bay

    Last Updated : 2024-06-28
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 55

    ***Hari berganti ....Dev masih mencaritahu di mana keberadaan Layla. Bahkan photo Layla selalu Dev bawa untuk bertanya pada siapa saja yang dilihatnya.Setelah tak mendapatkan hasil, kini Dev melajukan mobilnya ke arah rumah sakit. Dev bekerja seperti biasa. Namun, tentu saja hatinya sangat gelisah.Sedangkan Naomi sudah memutuskan untuk beristirahat dari pekerjaannya. Selama mengandung, Naomi tak ingin mengambil risiko. Di sisi lain, Layla mendapatkan respon tak baik dari tetangga sekitarnya. Mereka tak suka ada Layla kembali di desa."Mbak Nunung, hati-hati lho suaminya kepincut janda muda," sindir Atun, si tukang gosip di desa.Layla yang tengah menyapu halaman depan, mendengar semua sindiran untuk dirinya. Tetapi Layla tidak ingin meladeni mereka."Hus! Jangan gitu dong, Tun. Sekarang ini memang tergantung bagaimana laki-laki saja, kalau dasarnya keganjenan, mau janda, mau nenek-nenek pun diembat juga," sahut Nunung yang tak suka bergosip."Ah, Mbak Nunung ini kalau dikasih tah

    Last Updated : 2024-07-01
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 56

    ***Rio mendekati Atun dan bertanya. "Maaf, Mbak. Apa wanita bernama Layla ini beneran tinggal di sini?"Mata Atun terbelalak menatap photo Layla. Bibirnya tersungging, mencibir."Ada urusan apa?" ketus Atun.Rio mengerutkan dahinya ketika Atun bersuara."Kalau tidak kenal, biar saya tanya yang lain saja," ujar Rio berlalu."Tunggu!" teriak Atun pula."Apa lagi?""Saya kenal dengan Layla."Rio tersenyum senang. "Tunjukkan rumahnya!"Otak licik Atun bekerja, melihat penampilan Rio yang keren dan dari kota, tentunya ia memiliki uang yang banyak, pikir Atun."Tapi tidak gratis," ucap Atun pelan."Baiklah, tunjukkan saja dulu! Saya tidak punya banyak waktu," sahut Rio kesal.Kini Atun mengajaknya menuju rumah Layla.***Sementara Dev masih menunggu kabar dari Rio. Dev masih di Apartemen, padahal Naomi di rumah sedang terpeleset di kamar mandi.Naomi mengalami pendarahan. Sulis dan Lastri panik. Kini Naomi dibawa ke rumah sakit di mana tempat Naomi bertugas dulu.Lastri mencoba menelepon

    Last Updated : 2024-07-03
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 57

    ***Waktu berganti ....Dev berangkat ke rumah sakit tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu. Ia menyiapkan beberapa perlengkapannya di Apartemen, hingga Dev tak perlu repot-repot mengambil ke rumah.Naomi dan yang lain sangat cemas. Dev tak pulang hingga pagi. Luka hati sang istri semakin perih. Seorang calon buah hati telah lenyap, kini suami pun entah ke mana."Aku tak sanggup lagi, Bu!" keluh Naomi meratapi nasibnya."Sabar, sayang. Ibu akan memperingati Dev dengan serius nanti. Ibu berjanji," ucap Lastri memeluk Naomi.Di sisi lain, Layla kembali jadi bahan gosip Atun. Pasalnya pria dari kota itu, rela membayar Atun hanya untuk bisa bertemu Layla."Mbak, ini sudah tidak beres. Saya yakin, Layla itu pasti wanita gak bener," ujar Atun."Iya. Saya juga gak tenang kalau dia tinggal di desa ini. Lebih baik suruh saja dia pergi," sambung yang lain."Astagfirullah ... kalian benar-benar keterlaluan." Nunung menggelengkan kepala.Di desa, Nunung termasuk orang yang tidak suka bergosip. Ia

    Last Updated : 2024-07-05
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 58

    ***Pagi harinya Dev sangat bersemangat. Ia merasa bahagia karena Layla sudah kembali lagi di kota ini. Namun, Dev belum berani menampakkan diri di hadapan Layla."Mas, sarapan dulu," ucap Naomi lembut."Iya, terima kasih." "Dev, sayangku. Oma sudah memesan dua tiket liburan ke Bali untuk kalian berdua," ujar Sulis sembari menyerahkan dua lembar tiket.Naomi tersenyum senang. Sedangkan Dev sudah tak berminat pergi liburan."Kenapa tak memberitahuku terlebih dahulu, Oma? Aku sungguh sibuk akhir-akhir ini. Bisnisku tak bisa ditinggal, walau pekerjaan di rumah sakit bisa mendapat cuti," papar Dev berkilah."Pergilah walau hanya tiga hari saja, Dev!" sambung Lastri."Iya, Mas. Untuk saat ini kita memang cocok pergi berlibur. Bukankah Mas sendiri yang berkata akan memulai semuanya dari awal lagi." Naomi bersuara.Dev menarik nafas dalam-dalam, kemudian melepasnya dengan berat."Baiklah," sahut Dev singkat.Naomi dan yang lain sungguh senang mendapat persetujuan dari Dev."Aku berangkat du

    Last Updated : 2024-07-07
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 59

    ***Waktu terus saja berjalan dengan cepat. Kini Dev dan keluarganya sudah sampai di rumah."Mas, silakan istirahat! Aku akan menyiapkan makanan yang sehat untukmu, Mas." Naomi masih berusaha bersikap tenang.Dev hanya mengangguk. Lastri dan Sulis menemaninya."Sayang, apa kau juga tak bisa mengingat kami?" tanya Sulis.Dev menggeleng dengan cepat dan berkata. "Layla, cuma Layla.""Bagaimana ini, Bu?" Lastri putus asa.Naomi yang memasak bubur, kini telah kembali ke kamar.Lastri dan Sulis pun bergegas pergi, dan membiarkan Naomi berduaan dengan suaminya."Makan dulu, Mas!" Naomi menyuapi bubur itu dengan penuh cinta.Dev memakan dua suapan saja."Cukup! Aku ingin bertemu Layla. Tolong bantu aku," ucap Dev.Naomi beristigfar berkali-kali dalam hatinya. Cobaan yang ia hadapi ini sungguhlah berat. "Apa Mas mengingat wajah Layla?" tanya Naomi."Ingat. Jika dia ada di sini, maka aku akan mengenalinya," sahut Dev.Lagi-lagi luka hati sang istri bagai disiram dengan air garam. Perih, tapi

    Last Updated : 2024-07-08
  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 60

    ***Waktu terus berganti. Setiap hari Naomi setia menemani Dev. Sesekali Naomi juga menceritakan tentang masa-masa indahnya dulu."Aku bosan, maukah membawaku keliling?" tanya Dev."Tentu saja, Mas. Ayo, kita keliling ke taman. Mas memang harus rilex," sahut Naomi.Kini Naomi bersiap-siap untuk pergi keluar. Naomi juga meminta izin pada Lastri dan Sulis."Bu, Oma. Mas Dev ingin jalan-jalan di luar. Aku akan membawanya," ucap Naomi senang."Wah, bagus itu, Nak. Silakan bersenang-senang diluar." Lastri sangat antusias.Dev berjalan pelan dengan bantuan Naomi, kini keduanya sudah berada di dalam mobil.Sepanjang jalan, Naomi menceritakan tentang hal-hal yang pernah dilaluinya bersama."Dulu awal menikah kita sering duduk di taman. Hari ini aku akan membawa Mas ke sana," ujar Naomi."Benarkah? Terima kasih, sayang." Mata Naomi berkaca-kaca karena bahagia. Suaminya bersikap romantis seperti dulu lagi.'Ya, Allah ... apa aku salah, jika menginginkan ingatan Mas Dev seperti ini saja. Asal M

    Last Updated : 2024-07-09

Latest chapter

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 107

    BonusJudul: Ayah terhebatku.Di tahun 2000 silam, Ayahku mengalami kerugian besar pada usahanya, hingga bisnis yang sedang ia kelola itu harus ditutup.Aku pada masa itu masih sangat kecil, tapi aku dapat mengingatnya. Sejak kejadian itu, Ayah kembali banting tulang demi bisa menghidupi kami anak-anaknya.Dia bekerja apa saja asal menghasilkan uang dan masih halal. Sekarang, usiaku sudah 27 tahun, aku belum menikah. Akan tetapi, aku sudah memiliki kekasih, walau kami hanya berhubungan dari jarak jauh. Namanya, Riyan. Dia tinggal di kota Aceh, dan berkerja di kota Medan sebagai salah staf Bank swasta. Sedangkan aku tinggal di kota Jambi.Riyan menelponku. "Halo, Lyanna! Tadi aku sudah bicara pada Bunda. Beliau bilang, keluarga akan siap datang ke kotamu Minggu depan. Bagaimana? Apa kamu juga siap menerima kehadiran kami?" Aku menarik lekuk bibirku tersenyum. Tentu saja aku siap dan senang mendengar kabar bahagia ini."Aku InsyaAllah, siap. Hem, tapi aku harus bicara dulu pada Ayah

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 106

    ***POV Syarla.Malam ini aku merasa gelisah. Mungkin karena tak ada suamiku di rumah. Mas Roy ke luar kota memenuhi undangan dari rekan bisnisnya.Akan tetapi, perasaanku kali ini semakin tak enak. Aku merasa was-was dan seperti ada yang memperhatikan setiap langkahku.Brak!Aku terperanjat saat mendengar suara pecahan sesuatu di ruangan depan.Dengan langkah yang ragu, aku memberanikan diri keluar untuk memastikan."Bik Atun," lirihku sambil berjalan.Asisten rumah tangga yang baru bekerja tadi pagi itu tak terlihat. Aku semakin gemetar ketika derap kaki dari luar terdengar begitu jelas.Kaca depan rumah ini pecah berkeping-keping. Aku ketakutan hingga melakukan panggilan suara ke nomor Mas Roy.Suamiku tak menjawab telepon dariku. Aku terus mengulang-ngulangnya. Namun, tetap saja tak ada jawaban.Kini, aku kembali berlari ke dalam kamar. Aku memeluk lututku sendiri menahan getar yang semakin mengguncang tubuhku.Sebuah pesan aku kirimkan pada Mas Roy, berharap ia membacanya dan seg

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 105

    ***Aku pulang dengan melaporkan tentang apa yang aku lihat tadi. Kini, pihak kepolisian langsung bergegas menuju tempat yang aku ceritakan.Aku tak mau tinggal diam. Aku memilih untuk ikut memastikan.Perjalanan yang cukup jauh menyita banyak waktu. Saat ini terik matahari semakin tinggi, dan akhirnya aku kembali sampai di depan bangunan tua itu.Dua lelaki yang sempat menghalangi langkahku sebelumnya, kini sudah tak terlihat batang hidungnya. "Tuan Roy, apa benar ini tempatnya?" tanya penyidik."Benar, Pak. Tadi saya sempat melihat mobil Papa mertua saya berhenti di depan sini. Kemudian saya tidak tahu lagi karena ada dua preman yang menghadang saya," paparku."Baiklah. Kita akan mengecek ke dalam bersama-sama."Aku mengangguk setuju dan segera melangkah mengimbangi team penyidik..Sampai di dalam, bangunan tua itu sangat kotor dan penuh debu. Sepertinya memang sudah lama tak berpenghuni. Seluruh ruangan kami telusuri. Hasilnya sungguh mengecewakan, karena tak ada siapa-siapa yan

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 104

    ***Semalam aku tak tidur karena memikirkan masalah ini. Hingga pagi tiba, aku langsung bergegas ke kantor untuk menanyakan pada Melodi tentang undangan seminar kemarin."Mel, siapa yang memberikan undangan atas nama Wily Group itu?" tanyaku serius."Saya tidak kenal, Tuan. Namun, ia mengaku disuruh mengantarkan amanah undangan itu saja," ujar Melodi."Kalau begitu beri kabar pada Pak Wily, katakan padanya saya ingin bertemu!" titahku."Baik, Tuan."Melodi berlalu dari hadapanku. Detik berikutnya aku juga pergi ke kantor polisi untuk memastikan perkembangan tentang kasus hilangnya istriku..Sampai di sana."Sepertinya asisten rumah tanggamu terlibat, Tuan Roy. Semua cctv di area rumahmu mati dan tak berfungsi, bukan? Sekarang kita bisa memulai penyelidikan dari kediaman ART Tuan Roy itu," terang penyidik.Aku menelan ludah getir. Sungguh tak disangka kalau Bik Atun juga terlibat dalam masalah ini."Saya tidak tahu di mana tempat tinggalnya, Pak. Bahkan saya juga tak tahu apa-apa tent

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 103

    ***POV Roy.Aku pulang ke rumah setelah semua urusan kantor selesai, pun urusan dengan Broto. Syarla menyambutku dengan senyum terindah di wajahnya. Sungguh, saat ini hanya Syarla yang mampu mendamaikan hatiku yang sedang kepanasan karena dendam membara yang semakin menyala."Syarla, besok saya ada tugas ke luar kota. Apa kamu tidak masalah jika saya tinggal di rumah?" tanyaku dengan berat hati.Ya, besok aku akan menghadiri seminar penting. Sejujurnya aku tak mau meninggalkan Syarla, tapi aku juga tak ingin membuat citra perusahaanku buruk hanya karena satu kali ketidak hadiranku di sana."Hm, berapa lama, Mas? Aku takut Mas merindukanku nantinya," goda istri cantikku itu.Aku tersenyum sambil mencolek hidung mancungnya. Syarla tampak menggemaskan. Aku pastinya memang merindukan dirinya ketika berjauhan."Cuma dua hari, Syarla. Saya akan mempekerjakan asisten rumah tangga untuk membantumu di rumah, sekaligus untuk menemanimu agar tak sendirian," ujarku."Baiklah, Mas. Kalau begitu

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 102

    ***POV Roy.Malam ini aku merasa begitu bahagia. Ternyata dicintai dan mencintai begini syahdunya.Hatiku telah bertaut sepenuhnya pada hati Syarla. Ketulusannya mampu melunakkan kerasnya egoku yang selama ini membara..Dan pagi harinya, aku melangkah menuju pintu saat kudengar suara bel berbunyi.Seperti biasa, si pengganggu datang tanpa rasa malu."Tuan, saya nggak terima dengan perbuatan Tuan terhadap saya!" hardik Bianca yang langsung menyerangku.Di sampingnya, ada Mama Mia yang ikut serta mengantarkan putri tercintanya melabrakku."Benar, Nak Roy! Harusnya Nak Roy tak melakukan itu pada Bianca. Kesalahan apa pun yang dibuat Papanya di masa lalu, tak sama sekali berhubungan dengan Bianca," sambung Mama Mia.Aku mengukir senyum miris melihat Ibu dan Anak yang tak tahu diri ini."Lalu? Apa peduli saya?" ujarku tenang."Tuan Roy jahat! Saya nggak mau menanggung malu. Pokoknya Tuan Roy harus tanggung jawab!" Bianca meninggikan intonasi suaranya.Sepagi ini suasana rumahku sudah dib

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 101

    ***POV Syarla.Hari ini aku mengikuti semua kemauan suamiku. Termasuk menemaninya ke rumah orang tuaku.Acara sudah digelar meriah di sana. Pernikahan Mas Roy dengan Kak Bianca akan segera terlaksana. Namun, aku sudah tahu, bukan pernikahan yang dilandasi rasa cinta.Melainkan hanya untuk membalas dendam. Sama seperti ia menikahiku. Begitu pula niatnya menikahi Kak Bianca.Sampai di rumah Papa, aku kembali terpaku melihat sikapnya yang meminta penghulu untuk pergi. Entah apa yang sedang direncanakannya. Aku sendiri sudah lelah untuk berpikir bahkan untuk berontak."Tuan, jawab! Kenapa Tuan diam saja!" Kak Bianca mulai berteriak dengan panik. Aku yang berada di samping Mas Roy hanya bisa menyaksikan tanpa berani membuka suara."Baiklah, Bianca. Saya akan menjawab semua pertanyaanmu, juga pertanyaan kedua orang tuamu," papar Mas Roy.Semua tamu yang hadir ikut menyimak dan menatap serius ke arah kami. Mereka juga tentunya sudah tahu kalau aku adalah istri Mas Roy. Namun, dengan terb

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 100

    ***POV Roy.Pagi ini aku singgah ke rumah Broto. Sengaja aku memenuhi permintaan Bianca yang mengajak aku untuk membicarakan perihal pernikahan.Tak disangka di tengah pembahasan kami, tiba-tiba Syarla datang. Ia histeris mengatakan bahwa aku hanyalah ingin membalas dendam.Aku terdiam. Dari mana dia tahu akan rencanaku?Beruntungnya Bianca tak percaya dan hal itu membuat Syarla bertambah histeris.Istriku yang malang tersungkur ke lantai dengan kondisi yang tampak melemah."Syarla!" teriakku berlari ke arahnya.Namun, Syarla memberi isyarat agar aku tak mendekat."Cukup, Tuan Roy yang terhormat! Jangan berpura-pura lagi! Aku sudah muak!" hardiknya.Aku menelan ludah getir. Syarla tidak memanggilku dengan sebutan 'Mas' kali ini."Baguslah kalau kau sadar diri," sambung Bianca.Sekilas aku menoleh ke arah Broto yang tampak menunduk. Ia terlihat serba salah. Dasar lelaki tak berguna. Padahal jelas-jelas Syarla juga putri kandungnya. Kebencianku bertambah menjadi berlipat ganda pada l

  • Undangan Pernikahan Suamiku   Bab 99

    ***POV Syarla.Hatiku sakit sekali ketika pedas kalimat suamiku mengatakan bahwa aku terlalu percaya diri.Ya, aku memang beranggapan kalau Mas Roy sudah mulai mencintaiku. Namun ternyata aku salah.Aku masih tak mengerti kenapa ia mempertahankan pernikahan ini sedangkan di hatinya ada Kak Bianca.Rasanya aku ingin menyerah. Takdir selalu saja mempermainkan hidupku.Sebagai seorang anak, Papa membedakan aku dengan Kak Bianca. Sedangkan Mama, beliau selalu berkata aku adalah duri dalam hidupnya. Kehadiranku dianggap menambah luka hati Mama, sebab Ibuku adalah istri kedua Papa.Begitu cerita yang aku dengar dari mereka. Untuk kejelasannya aku tak tahu pasti. Karena Ibu pergi sewaktu aku masih bayi. Cantik parasnya hanya dapat aku kenali lewat gambar saja..Waktu berjalan, bel rumah berbunyi. Aku berlari membukakan pintu dengan cepat."Kenapa matamu sembab?" tanya Mas Roy menatapku dengan sedikit heran.Aku menggeleng dan berlalu ke dalam."Syarla, tunggu!" Langkahku terhenti. Sesak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status