Home / Romansa / Tunangan Kontrak Presdir Tampan / Bab 33 - Kiss and Wine, You’re Beautiful

Share

Bab 33 - Kiss and Wine, You’re Beautiful

Author: Ainjae
last update Last Updated: 2025-03-17 20:30:09

Lydia meneguk ludah, menyadari betapa panasnya tatapan Damian yang terus tertuju padanya. Masih terbayang-bayang di kepala Lydia tentang pertanyaan Damian beberapa saat yang lalu.

Menyadari arah tatapan Damian saat ini, Lydia refleks menarik tali gaun tidurnya yang melorot, menaikkan gaunnya agar tubuhnya tak lagi terlalu terekspos.

Namun, sepertinya Damian sudah melihatnya. Ya, karena itulah Damian mengira dia sedang menggoda pria itu.

“S-siapa yang menggoda anda? Saya nggak—”

Lydia berhenti bicara, kalimatnya tertahan di tenggorokan karena terkejut ketika Damian tiba-tiba mengulurkan tangan, menyentuh dagunya.

“Oh, ya?” ujar Damian pelan.

Damian menyeringai tipis.

Melihat itu, jantung Lydia berdegup kencang. Ditambah lagi, Damian memajukan wajah ke arahnya, dan dia tak bisa menjauh karena dagunya masih ditahan oleh Damian.

Jarak mereka semakin dekat, begitu dekat hingga Lydia bisa merasakan napas hangat pria itu yang bercampur aroma wine.

Damian menurunkan gelas wine-nya, lalu tanpa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 34 - Alasan Damian dan Pelukan Erat

    Lydia yang masih berada di pangkuan Damian tersenyum semakin lebar saat pria itu mengelus pipinya dengan lembut.“Pertahankan senyum ini, kamu terlihat lebih cantik.”“Dasar gombal!” seru Lydia, menabok manja lengan Damian.Damian mengangkat alis. “Aku sedang nggak menggombal. Sejak kapan bicara jujur disebut menggombal?”Lydia nyaris tertawa senang, tapi dia tahan.“Ternyata kamu punya keahlian bermulut manis,” gurau Lydia.Dan, entah mengapa, mereka tak lagi bicara dengan panggilan formal. Percakapan yang santai mengalir begitu saja. Mungkin karena efek alkohol yang sudah ditegak, dan mungkin juga karena mereka mulai nyaman satu sama lain.Untuk malam ini, Lydia ingin melupakan batasan-batasan yang ada di antara dirinya dan Damian, untuk menikmati kebersamaan mereka.“Aku penasaran,” ucap Lydia, kini dia yang balas menyentuh wajah Damian, menangkup pipi pria itu. Dan, Damian tak menolak. “Apa yang tadi sedang kamu pikirkan di balkon? Kamu sampai kaget saat sadar ada aku. Sepertinya

    Last Updated : 2025-03-18
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 35 - Tidur Bersama, Ada yang Beda

    Entah berapa lama Damian memeluknya, Lydia tak tahu, tapi sepertinya lebih dari setengah jam. Dia sampai bertanya-tanya, Damian tidak ketiduran kan?Lydia menunduk, menatap wajah Damian yang disembunyikan di ceruk lehernya. Posisinya masih berada di pangkuan Damian."Sudah terlalu larut, aku harus balik ke kamar,” ucap Lydia sambil berusaha mengangkat kepala Damian.Namun, sulit sekali! Ternyata kepala Damian berat!“Pak Damian! Nggak tidur kan?” tanya Lydia.Barulah Damian mengangkat kepalanya. Matanya sayu seperti orang yang mengantuk, tapi dia tetap membuka mata dan menatap Lydia.“Cukup panggil nama, jangan pakai ‘pak’ kalau nggak di tempat kerja,” ucap Damian, malah membahas itu.“Kamu belasan tahun lebih tua dariku, nggak sopan kalau hanya panggil nama.”“Aku nggak masalah.”“Kamu lebih cocok aku panggil ‘om’,” gurau Lydia.“Jangan,” ujar Damian dengan raut serius.Lydia tak tahu mengapa Damian begini, apa mungkin agar mereka makin akrab, makin dekat, dan aktingnya makin natural

    Last Updated : 2025-03-18
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 36 - Kabar Buruk, Hamil

    Felix masih terus mengamati Lydia dan Damian, mereka asyik sendiri dan melupakan kalau di sini juga ada dia. Seolah dunia hanya milik mereka berdua.Ponsel Lydia tiba-tiba berdering, ada telepon masuk dari Marcell.“Aku angkat telepon dulu sebentar,” ucap Lydia, menjeda obrolannya dengan Damian.“Nggak usah diangkat.”Damian tanpa permisi mengambil ponsel Lydia lalu mematikan panggilan dari Marcell.“Kalau penting bagaimana?” protes Lydia.“Dia bisa kirim chat. Abaikan saja Marcell, kamu di sini fokus bekerja.”Lydia menatap heran ke Damian, mengapa pria itu mengaturnya? Tapi ada benarnya juga, dia pun tak ingin mengangkat panggilan Marcell dan mendengar suara pria menyebalkan itu.“Oke,” angguk Lydia.Saat Lydia mengecek chat dari Marcell, rupanya hanya menanyakan kapan dia akan kembali.“Dia chat kamu? Apa isinya?” tanya Damian, melongokkan kepalanya ke layar ponsel Lydia.“Dia hanya bertanya kapan saya akan kembali?”Tanpa mereka sadari, Felix masih memperhatikan itu. Dia heran kar

    Last Updated : 2025-03-19
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 37 - Keributan dan Ancaman

    Lydia mengepalkan kedua tangannya, amarah dan keterkejutan sempat melandanya meskipun hanya sesaat. Namun, Lydia tak seratus persen kaget. Dia sudah menduga kalau suatu saat nanti hal seperti ini bisa saja terjadi.Karena itulah sekarang Lydia sudah kembali ke raut datarnya yang tampak tenang.“Oh, begitu. Lalu, apa hubungannya dengan saya?” tanya Lydia, menatap tajam Adel. “Kalau kamu berharap saya memberikan ucapan ‘selamat’, maka kamu mengharapkan hal yang sia-sia.”“Apa?!” seru Adel, dia tampak tak senang dengan tanggapan Lydia.Padahal, Adel harap, Lydia akan kaget dan marah, berteriak kemudian menangis sedih sampai terpuruk usai mendengar kabar ini, lalu meminta bercerai dengan Marcell. Tapi, rupanya Lydia masih tampak tenang, dan sialnya terlihat begitu cantik dan elegan. Adel iri!Adel melotot tajam ke Lydia. “Kau—"“Sebentar!” sela Marcell. Dia berada di antara kedua wanita itu. Tampangnya menunjukkan kepanikan. “Lydia, kamu jangan langsung percaya. Adel belum tentu hamil ana

    Last Updated : 2025-03-20
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 38 - Adel Berulah

    “Adel, tenanglah, jangan bilang begitu,” ucap Marcell.Lydia menghela napas. Paginya jadi berantakan gara-gara wanita yang satu itu. Ini semua gara-gara Marcell, dia jadi turut terjebak dalam masalah Marcell.“Oke, kalau itu maumu. Aku … akan izinkan kamu tinggal di sini, bersamaku dan Lydia,” kata Marcell.Adel langsung mengukir senyum. “Benarkah? Asyik! Thank you, Sayang!”Lydia hanya bisa diam melihat Adel yang kegirangan lantas memeluk Marcell.Kalau sudah begini, Lydia pun tak tahu harus melakukan apa selain memenuhi keinginan Adel. Karena kalau tak dituruti, dia khawatir dengan ancaman Adel.Lydia melirik Marcell dengan sorot tajam. Marcell langsung menjauh dari Adel lantas mendekati Lydia.“Aku akan bicara dengan Lydia dulu. Kamu masuklah ke kamar di lantai dua,” kata Marcell.Marcell menyuruh ART untuk membantu Adel dan menyiapkan kamar khusus untuk wanita itu yang berbeda lantai dengannya dan Lydia.Sekarang, hanya tinggal Marcell dan Lydia di sini.“Maaf,” ujar Marcell ke Ly

    Last Updated : 2025-03-21
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 39 - Kembali Dilukis, Lydia Curhat

    “Ini kamar saya,” tegas Lydia.Lydia masih berdiri di depan kamarnya, tak mau memberikan jalan untuk Adel masuk. Sementara itu, Adel terlihat emosi.Tepat saat itulah Marcell pulang dan menyadari ada keributan di antara dua wanita itu.“Apa yang terjadi?” tanya Marcell.“Aku ingin tidur berdua denganmu di kamarmu! Tapi dia nggak memperbolehkan aku masuk!” adu Adel sambil menunjuk Lydia.Sebelum Marcell angkat bicara, Lydia lebih dulu berujar,“Bukan kamu yang masuk ke sini, karena ini kamar saya. Kalau kamu mau tidur berdua dengan Marcell, maka Marcell yang harus keluar dari kamar ini dan masuk ke kamarmu, bukan saya yang pergi,” jelas Lydia.Tentu saja, Lydia tak mau diusir dari wilayahnya. Dia tak mau pindah ke kamar lain, sebaiknya Marcell saja yang pindah.“Sayang … bagaimana ini?” tanya Adel kepada Marcell dengan tampang sok sedih.“Biar aku yang ke kamarmu,” kata Marcell menenangkan.Lydia mendengkus. Malas melihat drama di hadapannya, dia masuk ke kamar lantas menutup pintu.Un

    Last Updated : 2025-03-22
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 40 - Persiapan Pertunangan, Cantik

    Damian menarik Lydia ke sofa, dia beranjak duduk di sana lantas mendudukkan Lydia ke atas pangkuannya.Lydia sempat terbelalak, tapi dia tak menolak.“Duduk saja di sini.”Lydia memalingkan wajahnya, malu sejenak. “Kamu belum pakai celana.”Damian tersenyum tipis. Meraih sejumput rambut Lydia lantas memainkannya sambil tak berhenti menatap lekat Lydia yang terlihat menggemaskan kalau sedang malu.“Kan sudah ditutupi kain,” ucap Damian.Lydia diam, dia bingung hendak bicara apa lagi. Dan tiba-tiba, Damian kembali meraihnya ke dalam pelukan pria itu.Lydia berdebar hebat ketika pipinya menempel di dada bidang Damian yang telanjang. Tentu saja Damian dalam keadaan shirtless.Namun, semakin lama, Lydia merasa nyaman dan tenang, apalagi Damian mengelus punggungnya, ditambah dia mencium wangi tubuh Damian yang memabukkan.Lydia menggesekkan pipinya ke kulit Damian, rasanya semakin nyaman hingga dia mengantuk.“Sekarang sudah lebih tenang?” tanya Damian.Damian menunduk, menatap Lydia yang s

    Last Updated : 2025-03-23
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 41 - Hari Pertunangan, Menunjukkan Wajah

    “Ya?” tanya Lydia.Apa Lydia tak salah dengar? Damian memujinya cantik di tempat terbuka seperti ini, dan terlihat serius, sepertinya tidak sedang bercanda.Dan, Lydia pikir, Damian akan menyangkal atau mengubah topik pembicaraan saat ditanya. Namun, Damian malah mengangguk seraya beranjak dari duduk dan menghampiri Lydia.Diraihnya tangan Lydia lantas dia genggam sambil mata birunya yang memancar indah menatap wajah Lydia dengan lekat.“Aku nggak bohong, kamu cantik.”Lydia mengulum senyum, menahan debaran di dada agar tak menggila. Dia baru pertama kali merasakan keanehan seperti ini. Saat dengan Marcell, mau itu pertunangan atau pernikahan, terasa biasa saja, malah dia ingin kabur.Tapi, bersama Damian, meskipun hanya pura-pura, entah mengapa … terasa nyata.‘Aku nggak boleh terbawa suasana. Jangan terhanyut. Damian hanya bicara jujur, jangan baper,’ batin Lydia, memperingati diri

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 60 - Lukisan yang Terbongkar

    Beberapa saat sebelumnya.Marcell sedang asyik berduaan dengan Adel yang terus bergelayut manja padanya.“Sayang, aku ingin beli tas baru,” rengek Adel.Namun, Marcell cuek. Pria itu yang biasanya amat memanjakan wanita jalang simpanannya, kini tak lagi sama. Lebih tepatnya sejak dia merasa ada keanehan dari Lydia.Marcell merasa tak tenang. Apa sebaiknya dia menyusul Lydia ke Prancis? Ah, tidak, dia masih ada urusan pekerjaan di weekend ini.“Sayang?” panggil Adel.Adel cemberut, Marcell tak menggubrisnya dan kini tampak melamun. Padahal, biasanya kalau dia sudah merengek manja apalagi berpenampilan seksi begini, Marcell akan tertarik, tapi belakangan ini tidak. Marcell seperti berubah.Tidak! Ini tidak boleh terjadi! Adel berusaha untuk berada di sisi Marcell selamanya dan mendapatkan harta pria itu, dia bahkan nekat mengandung anak Marcell. Jangan sampai Marcell berpaling darinya.“Apa kamu sedang memikirkan Lydia yang nggak menarik itu?” ejek Adel.Tak disangka, Marcell langsung m

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 59 - Jalan-jalan, Telepon Mengejutkan dari Marcell

    Matahari pagi menyusup pelan melalui celah tirai kamar hotel yang tak sepenuhnya tertutup.Sinar hangat itu mengenai wajah Lydia yang masih terlelap di bawah selimut tebal berwarna abu-abu. Rambutnya berantakan, sebagian menjuntai di bantal, sebagian lainnya menempel di pipinya yang memerah.Tentu saja kondisinya berantakan, ulah siapa lagi kalau bukan Damian yang menggempurnya dua ronde semalam?Damian sudah bangun lebih dulu. Dia duduk di sofa dekat jendela dengan laptop di pangkuannya, dia mengenakan celana pendek kaus putih.Rambut Damian masih berantakan, karena kegiatan semalam yang belum sempat dia rapikan sepenuhnya. Dia tampak begitu fokus mengurus pekerjaan meskipun di hari libur, membalas beberapa email penting dan berkomunikasi dengan Felix.Mendengar suara ketikan Damian di laptop, Lydia terbangun. Lydia menggeliat pelan. Tangannya meraba sisi kasur di sebelahnya yang kosong.Membuka mata, Lydia menatap sisi di sebelahnya."Damian?" panggil Lydia.Damian meletakkan laptop

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 58 - Hot Night in Paris

    Lydia menatap tangannya yang digenggam oleh Damian. Dia tersenyum kecil.Saat ini mereka sedang berjalan ke sebuah gang yang dipenuhi lampu gantung. Ada sebuah toko bernama Librairie des Rêves. Toko kecil yang jendelanya memajang buku seni, puisi, catatan perjalanan, dan sebagainya.“Mau mampir nggak? Dulu saat masih di Paris, aku sesekali mampir ke sini,” kata Lydia.“Oke, ayo mampir,” angguk Damian.Lonceng kecil berdenting saat mereka masuk. Aroma kayu dan halaman-halaman lama menyambut mereka.“Kamu suka buku kan?” tanya Lydia.“Hm.” Damian membenarkan.Lydia mengambil salah satu buku, membacanya. Sesekali dia memperhatikan Damian yang juga mengambil sebuah buku lalu membaca dengan serius.Sambil membalik halaman perlahan, Lydia masih sesekali menatap Damian. Suasana memang hening, tapi jantungnya bertalu-talu. Dia berdebar tak keruan hanya dengan memperhatikan Damian, sosok pria matang yang jauh lebih tua darinya itu terlihat begitu menarik.Bagaimana bisa Damian selalu terlihat

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 57 - Berdua di Prancis

    Marcell mencengkeram gelas di tangannya seolah sedang memegang Lydia erat-erat. Dia tak akan melepaskan Lydia apa pun yang terjadi. Tak akan dia biarkan Lydia jatuh ke tangan pria lain!“Lydia, kamu akan menyesal. Awas kalau kamu kembali nanti,” batin Marcell.Sementara itu, di Paris.Lydia telah tiba di sana. Pagi ini, dia dan Damian keluar dari hotel di kawasan Montmartre, tangan Damian menggenggam tangannya dengan erat. Begitu hangat.Lydia mengenakan dress putih sederhana dengan outer berwarna krem, sedangkan Damian tampil santai dengan sweater abu-abu dan celana hitam. Mereka berjalan beriringan, menyusuri jalanan berbatu yang dipenuhi aroma roti hangat dan kopi dari toko-toko sekitar.Begitu melewati sebuah toko kecil bertuliskan Boulangerie Artisanale, aroma croissant yang baru dipanggang membuat perut Lydia meronta. Padahal, tadi dia sudah sarapan di hotel.Damian menoleh, dia menyadari mata Lydia yang m

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 56 - Lydia Selingkuh? Kecurigaan Marcell

    Lydia menatap lukisan tubuh Damian dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan.Karya itu … sempurna. Setiap goresan menggambarkan sosok pria yang dia sukai. Tapi, justru karena itulah, dia merasa tidak rela membiarkannya jadi konsumsi publik.Damian menoleh, menyadari ekspresi Lydia yang berubah.“Kamu kenapa?” tanya Damian sambil mendekat, merangkul Lydia.Lydia menghela napas. “Aku … tiba-tiba merasa ragu.”“Ragu soal apa?”“Lukisannya.”“Hasilnya sudah sangat bagus. Apa yang membuatmu ragu?”“Bukan soal hasilnya.” Lydia menoleh, menatap Damian. “Aku ragu buat memamerkannya.”Damian mengernyit, dia tak paham. “Kenapa?”“Karena tiba-tiba aku merasa nggak rela.” Lydia terdiam sejenak. “Aku nggak mau lukisan tubuh telanjangmu ditatap banyak orang, nanti gimana kalau mereka menginginkanmu sa

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 55 - Hasil Akhir Lukisan, Keraguan

    “Bunga dari siapa itu?”Lydia langsung melunturkan senyumnya saat baru saja menginjakkan kaki di dalam rumah.Marcell menghadangnya, menanyakan bunga dari Damian yang dia bawa ke rumah. Tentu saja, Lydia tak berniat membuang sebuket bunga ini.“Dariku, aku beli sendiri,” jawab Lydia, berbohong.“Sejak kapan kamu suka beli bunga?” heran Marcell.“Sejak hari ini,” jawab Lydia cuek.Marcell mengamati Lydia dengan tampang curiga. Sejujurnya, akhir-akhir ini Lydia memang aneh, seperti ada banyak hal yang wanita itu sembunyikan darinya.Lydia tak mempedulikan Marcell, dia yakin tak akan ketahuan kalau hanya perkara bunga.Saat tiba di kamar, dia menaruh bunga pemberian Damian di vas sambil memandanginya dan tersenyum-senyum sendiri.Lydia membuka ponsel, mengecek kalender di sana. Dia hampir lupa, pameran seni lukis di Prancis dimajukan, tak lama lagi. Dia harus segera menyelesaikan lukisan.Dia harap Marcell ada acara lagi di luar agar dia bisa membawa Damian ke rumah untuk menyelesaikan l

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 54 - Bertindak Romantis

    Damian dan Lydia masih berada dalam pelukan setelah ciuman lembut yang mereka bagi. Ruangan terasa hangat oleh napas mereka yang saling bersahutan dalam jarak dekat.Damian menempelkan bibirnya ke pelipis Lydia, mengecupnya. Dia lantas menarik tubuh wanita itu lebih dekat.“Kamu sepertinya lebih kurus,” gumam Damian sambil mengamati dan mengelus tubuh Lydia. “Jangan diet.”“Aku nggak mau gendut.”“Kamu nggak gendut. Makanlah yang banyak, jangan ditahan-tahan.”Lydia mengangguk. “Tapi sepertinya bukan aku yang kurus, badanmu yang terlalu besar, kamu terlalu kekar.”Damian terkekeh.Jemarinya bergerak lembut menyisir rambut Lydia yang terurai lalu berhenti di dagu wanita itu, mengarahkan agar menatapnya.Mata biru Damian bergerak menelusuri wajah Lydia dalam keheningan. Lydia memang balas menatapnya, tapi tampak tak terlalu fokus, pikirannya seperti terbagi ke hal lain.“Ada apa, hm?” tanya Damian dengan lembut, hal yang jarang sekali dia lakukan bahkan kepada keluarganya sendiri.“Aku

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 53 - Cuddle

    Panik, Lydia bergerak makin menjauh dari tubuh Damian.“Ada yang datang,” bisik Lydia.Damian mengangguk. “Kamu tetap di sini.” Dia lantas merapikan penampilan dan memasang tampang datarnya. “Masuk!”Sosok yang mengetuk pintu ruangan Damian masuk ke dalam. Bukan Felix, melainkan seorang direktur operasional di perusahaan tersebut.Mendapati Damian berduaan di ruangan dengan Lydia, dia tak curiga karena mereka terlihat biasa saja, tampak formal seperti atasan dan bawahan.Lydia berusaha bersikap profesional, mendampingi Damian yang sedang membicarakan terkait pekerjaan dengan sang direktur operasional.Lydia merasa lega. Untung saja tadi tak ketahuan. Dia terlalu nekat bermesraan di kantor kan?*Memang, mereka tak bisa berduaan lagi sampai pulang kerja. Tapi, pasangan terlarang itu tak mau menyia-nyiakan waktu saat Marcell dan Adel tak ada di rumah.Seperti malam ini misalnya, Lydia langsung mengundang Damian ke rumahnya, seperti biasa melukis di paviliun.Kali ini, ke sesi berikutnya

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 52 - Hari Pertama sebagai Pasangan

    "Apa ada hal baik yang terjadi?” tanya Marcell.Pagi ini, Marcell sedang sarapan bersama Lydia dan Adel. Namun, fokusnya terus tertuju pada Lydia yang tak berhenti tersenyum, bahkan entah kerasukan apa, wanita yang masih berstatus istrinya itu menyapanya dan Adel dengan ramah.Padahal, biasanya Lydia hanya diam dengan tampang dingin.“Hm?” sahut Lydia, diam sejenak.Pikirin Lydia masih dipenuhi oleh Damian yang semalam. Senyum pria itu, tatapannya, genggaman tangannya, dan tentu saja ciuman mereka sebagai pasangan.“Ah, hal baik. Ya, tentu saja ada,” jawab Lydia.“Tentang lukisanmu?”Lydia mengangguk, berbohong. Entah akan sekaget apa Marcell kalau tahu hal baik yang dia maksud adalah jadian dengan Damian.“Aku sudah selesai,” ujar Lydia lalu beranjak dari kursinya, dia lantas menatap Adel dengan senyum elegan. “Makanlah yang banyak, agar bayimu nggak kekurangan gizi.”Adel menggenggam alat makan erat-erat. Dia kesal mendengar kalimat Lydia yang entah mengapa seperti ejekan baginya, d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status