Beranda / Romansa / Tunangan Kontrak Presdir Tampan / Bab 14 - Kepergok Damian, Wanita Aneh

Share

Bab 14 - Kepergok Damian, Wanita Aneh

Penulis: Ainjae
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-07 18:00:11

“Marcel …” geram Lydia.

“Apa kata orang-orang kalau istriku bekerja di perusaahaan sainganku? Ini soal reputasiku juga, Lydia,” tegas Marcell dengan tampang serius.

“Aku hanya akan menjadi karyawan biasa. Ada ribuan pekerja lain di sana, jadi mereka nggak akan tahu aku istrimu. Nggak semua orang hapal denganku, bahkan banyak yang nggak tahu tentang sosok istri Marcell. Iya ‘kan?”

Lydia membatin, bahkan sepertinya lebih banyak orang yang tahu sosok jalang Marcell daripada istri Marcell.

Marcell mendengkus. “Dari sekian banyak perusahaan, kenapa harus di sana, Lydia?”

“Karena di sana yang saat itu sedang buka lowongan pekerjaan, kebetulan aja aku diterimanya di sana," dusta Lydia. Dia baru tahu kalau dirinya pintar mengarang.

“Bagaimana kalau aku tetap menolak?”

“Aku akan tetap berangkat,” ujar Lydia.

Pasangan suami istri itu saling pandang dengan raut yang sama-sama serius, mereka seperti bersiap untuk berdebat dengan alot.

Namun, sebelum itu terjadi, Lydia kembali berusaha meyakinkan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 15 - Anda Indah, Iseng Menggoda

    Lydia malu setengah mati! Dia salah tingkah dan tanpa pikir panjang mengambil sushi yang jatuh ke kotak menggunakan tangannya, tanpa sumpit, kemudian langsung dia lahap.Namun, karena terburu-buru, dia sampai tersedak.Uhuk-uhuk!Lydia tersedak semakin menjadi-jadi ketika melihat Damian mendekatinya. Dia pikir Damian mau apa, ternyata pria itu menyodorkan minum ke arahnya.“Minum perlahan,” suruh Damian.Lydia mengangguk lalu menerima minum dari Damian dan menegaknya sembari menahan malu dengan wajah yang sudah semerah tomat busuk.Setelah lebih tenang, Lydia melirik Damian dengan canggung, pria itu duduk di hadapannya.“Terima kasih,” ucap Lydia, tak menduga akan mendapatkan kepedulian dari Damian. Well … memberikan minum termasuk bentuk peduli kan?“Hm.”Damian hanya bergumam singkat dan mulai fokus menyantap makanannya.Lydia yang masih menyisakan perasaan mal

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 16 - Kedatangan Damian, Ada Marcell?

    Lydia menahan tawa menatap ekspresi kaget yang terpampang di wajah Damian. Dia baru pertama kali melihatnya.Damian langsung terburu-buru mendorong kepala Lydia agar menjauh dari pundaknya.“Jangan dekat-dekat!” omel Damian.Lydia berdecak. “Anda sungguh nggak berperasaan! Jangan dorong saya!” serunya.Felix dan sang supir sontak terbelalak. Mereka tak menyangka Lydia akan seberani itu kepada Damian.“Saya nggak mendekati anda dengan sengaja. Lagi pula, anda yang membiarkan saya bersandar di pundak anda ‘kan?”Lydia merasa seperti orang lain saja, entah mengapa dia bisa seberani ini, bahkan dia tak pernah bertindak begini kepada Marcell.Damian diam, dia memalingkan wajahnya ke arah kaca jendela mobil di sampingnya.“Anda nggak mau menjawab?” desak Lydia.“Berpikirlah sesukamu,” ucap Damian dengan tampang sok cuek.Lydia mendengkus. Akhirnya mereka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 17 - Melukis Tubuh Telanjang, Menolak atau Setuju?

    Marcell mengernyit, merasa aneh dengan tingkah sang istri.“Kenapa aku nggak boleh masuk ke kamar?” tanya Marcell, mendekati Lydia dengan tampang curiga. “Apa mungkin … kamu menyembunyikan sesuatu di sana?”Glek!Lydia refleks menelan ludah dengan kasar. Marcell memang benar, dia menyembunyikan sesuatu di dalam kamar, lebih tepatnya seseorang yang kalau Marcell tahu pasti akan membuat pria itu syok.Namun, Lydia berusaha untuk tetap tenang. Dia mendongak, menatap tepat ke mata Marcell.“Nggak. Aku nggak menyembunyikan apa pun. Hanya … kamarnya masih berantakan.”“Biarkan aja kalau berantakan, nanti dibereskan oleh ART. Kamu aneh.”“Ya, kamu benar.”“Kalau begitu, minggir, Lydia.”Kehabisan topik untuk membuat Marcell tak masuk ke kamar, Lydia akhirnya menyerah. Dia menggeser tubuhnya dari depan pintu kamar lantas membiarkan Mar

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 18 - ‘Milik’ Anda ‘Berdiri’

    Mendengar bisikan Damian, Lydia langsung melotot.“S-saya nggak mesum!” ujar Lydia dengan wajah yang mulai memerah. “Ini seni tahu! Seni!”“Seni, ya?”Dari nada suaranya, Damian seperti sedang meledek Lydia. Dia manggut-manggut, tapi belum menjauhkan wajahnya dari wajah Lydia, sedangkan Lydia sudah memalingkan wajah karena tak sanggup terlalu lama menatap ketampanan Damian dari jarak sedekat itu.Dari jarak yang begitu dekat, Damian mengamati wajah Lydia. Ternyata wanita ini sungguh … cantik.Tanpa Damian sadari, dia sedang mengagumi kecantikan Lydia. Dia jadi bertanya-tanya, mengapa Marcell menyelingkuhi wanita seperti Lydia? Sampai saat ini, dia belum menemukan sisi negatif Lydia yang bisa dijadikan alasan dia diselingkuhi.Damian sudah mencari tahu tentang Lydia. Yang dia temukan justru berita positif semua, dan prestasi Lydia sejak masa sekolah, kuliah, hingga menjadi pelukis seperti sekarang.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 19 - Mulai Melukis

    Lydia nyaris melongo, tak menduga kalau Damian akan menanyakan perkara lebih besar ‘milik’ Damian atau ‘milik’ Marcell. Astaga, apa Damian sudah gila? Kenapa butuh validasi di topik perburungan?!Awalnya Lydia memang sempat panik ditanya begitu, tapi saat melihat raut wajah Damian yang santai dan seperti sedang meledeknya, dia jadi terpancing untuk membalas Damian dengan berani.“Menurut anda? Itu pertanyaan yang sudah jelas jawabannya,” ujar Lydia.“Tapi saya memang nggak tahu jawabannya.”Lydia memutar bola mata. “Jelas lebih besar ‘milik’ anda daripada ‘milik’ Marcell. Walaupun saya belum pernah merasakan langsung punya Marcell, tapi kalau dilihat-lihat sih begitu.”Lydia manggut-manggut sendiri. Dia pernah melihat milik Marcell saat pria itu berganti pakaian di hadapannya, tapi belum pernah menyentuh apalagi merasakannya.“Jadi, saya memang yang pertama buatmu?”Entah mengapa, Lydia seperti mendengar nada kebanggaan dari intonasi bicara Damian.“Bukankah sudah jelas? Karena saat i

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 20 - Kemarahan Damian, Gangguan Tak Terduga

    Lydia merasa aneh.Pagi ini, saat dia tiba di kantor, dia beberapa kali memergoki Damian meliriknya. Apa maksud dari lirikan mata itu?Dan, karena tingkah aneh Damian itulah, Lydia langsung teringat kejadian saat dia melukis tubuh telanjang Damian. Tanpa sadar, pipinya memanas.Namun, Lydia berusaha bersikap santai, bekerja membantu Felix seperti biasa, dan berinteraksi dengan Damian seolah benar-benar asisten pribadinya.“Jam berapa jadwal virtual meeting dengan investor China?” tanya Damian.Lydia saat ini sedang berjalan di sebelah Damian bersama Felix. Dia menoleh, menatap Felix yang membuka tab untuk mengecek jadwal, sedangkan dia hanya mengekori mereka berdua.“Sore ini, Pak. Sekitar pukul tiga,” jawab Felix.Damian mengangguk.Mereka sedang berjalan bersama ke ruangan Damian usai melakukan pertemuan di luar beberapa saat yang lalu.Lydia tertatih-tatih mengikuti langkah cepat Damian dan Felix. Dia kagum dengan mereka berdua yang berjalan cepat, bekerja cepat, dan selalu tepat w

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 21 - Aku Ingin Menciummu

    “Mereka musuhan?” tanya Lydia.“Sejak lima tahun yang lalu saya bekerja dengan Pak Damian, beliau memang nggak akrab dengan Pak Alex. Seperti musuhan, setahu saya karena masalah posisi di perusahaan ini, tapi ada hal lain yang cukup rumit yang membuat mereka seperti itu selama bertahun-tahun.”Lydia mengangguk-angguk.“Saya nggak bisa menjelaskan lebih lanjut karena ini privasi Pak Damian. Kalau kamu penasaran, tanya aja langsung.”“Oke.” Lydia merasa tak perlu tahu lebih lanjut tentang permusuhan Damian dan kakaknya, lagi pula bukan urusannya. “Tapi saya penasaran soal Pak Alex karena baru melihat beliau, apa nggak bekerja di perusahaan ini?”“Nggak, beliau bekerja di anak perusahaan yang ada di kota lain.”Sekarang Lydia paham, sepertinya salah satu penyebab permusuhan mereka adalah, karena Alex yang lebih tua malah ditempatkan di anak perusahaan, sedangkan Damian—sang adik—diberi posisi memimpin induk perusahaan.Mungkin Alex tak terima, biasanya anak laki-laki tertualah yang memim

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 22 - Malam Panas Kedua

    Meneguk ludah, Lydia merasakan panas di tubuhnya dan menjalar hingga ke pipi. Tatapannya terfokus ke bibir Damian yang menggoda.Damian mengangkat tangannya, menyentuh dagu Lydia. Wajahnya semakin maju, napasnya menggelitik saat menerpa kulit.Lydia membuka mulutnya, tapi dia bingung untuk bicara. Dan, secara tiba-tiba, bibir Damian menempel di bibirnya.Damian melumatnya, menciumnya dengan panas, dalam, dan menuntut. Tapi Lydia tidak bisa menghentikannya. Ah, bukan tidak bisa, melainkan tidak ingin.Lagi pula, Damian tidak memberi kesempatan bagi Lydia untuk berpikir. Lidahnya menelusup, menguasai, menghisap, membuat Lydia kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri.“P-Pak Damian …” desah Lydia di sela-sela ciuman.Tangan Lydia secara refleks meremas bahu Damian, sementara pria itu menariknya lebih dekat, hingga hampir tak ada celah di antara mereka.Napas mereka memburu, tubuh Lydia terasa seperti terbakar oleh sentuhan Damian yang semakin erat. Dia tidak tahu apakah ini hanya efek al

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11

Bab terbaru

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 59 - Jalan-jalan, Telepon Mengejutkan dari Marcell

    Matahari pagi menyusup pelan melalui celah tirai kamar hotel yang tak sepenuhnya tertutup.Sinar hangat itu mengenai wajah Lydia yang masih terlelap di bawah selimut tebal berwarna abu-abu. Rambutnya berantakan, sebagian menjuntai di bantal, sebagian lainnya menempel di pipinya yang memerah.Tentu saja kondisinya berantakan, ulah siapa lagi kalau bukan Damian yang menggempurnya dua ronde semalam?Damian sudah bangun lebih dulu. Dia duduk di sofa dekat jendela dengan laptop di pangkuannya, dia mengenakan celana pendek kaus putih.Rambut Damian masih berantakan, karena kegiatan semalam yang belum sempat dia rapikan sepenuhnya. Dia tampak begitu fokus mengurus pekerjaan meskipun di hari libur, membalas beberapa email penting dan berkomunikasi dengan Felix.Mendengar suara ketikan Damian di laptop, Lydia terbangun. Lydia menggeliat pelan. Tangannya meraba sisi kasur di sebelahnya yang kosong.Membuka mata, Lydia menatap sisi di sebelahnya."Damian?" panggil Lydia.Damian meletakkan laptop

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 58 - Hot Night in Paris

    Lydia menatap tangannya yang digenggam oleh Damian. Dia tersenyum kecil.Saat ini mereka sedang berjalan ke sebuah gang yang dipenuhi lampu gantung. Ada sebuah toko bernama Librairie des Rêves. Toko kecil yang jendelanya memajang buku seni, puisi, catatan perjalanan, dan sebagainya.“Mau mampir nggak? Dulu saat masih di Paris, aku sesekali mampir ke sini,” kata Lydia.“Oke, ayo mampir,” angguk Damian.Lonceng kecil berdenting saat mereka masuk. Aroma kayu dan halaman-halaman lama menyambut mereka.“Kamu suka buku kan?” tanya Lydia.“Hm.” Damian membenarkan.Lydia mengambil salah satu buku, membacanya. Sesekali dia memperhatikan Damian yang juga mengambil sebuah buku lalu membaca dengan serius.Sambil membalik halaman perlahan, Lydia masih sesekali menatap Damian. Suasana memang hening, tapi jantungnya bertalu-talu. Dia berdebar tak keruan hanya dengan memperhatikan Damian, sosok pria matang yang jauh lebih tua darinya itu terlihat begitu menarik.Bagaimana bisa Damian selalu terlihat

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 57 - Berdua di Prancis

    Marcell mencengkeram gelas di tangannya seolah sedang memegang Lydia erat-erat. Dia tak akan melepaskan Lydia apa pun yang terjadi. Tak akan dia biarkan Lydia jatuh ke tangan pria lain!“Lydia, kamu akan menyesal. Awas kalau kamu kembali nanti,” batin Marcell.Sementara itu, di Paris.Lydia telah tiba di sana. Pagi ini, dia dan Damian keluar dari hotel di kawasan Montmartre, tangan Damian menggenggam tangannya dengan erat. Begitu hangat.Lydia mengenakan dress putih sederhana dengan outer berwarna krem, sedangkan Damian tampil santai dengan sweater abu-abu dan celana hitam. Mereka berjalan beriringan, menyusuri jalanan berbatu yang dipenuhi aroma roti hangat dan kopi dari toko-toko sekitar.Begitu melewati sebuah toko kecil bertuliskan Boulangerie Artisanale, aroma croissant yang baru dipanggang membuat perut Lydia meronta. Padahal, tadi dia sudah sarapan di hotel.Damian menoleh, dia menyadari mata Lydia yang m

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 56 - Lydia Selingkuh? Kecurigaan Marcell

    Lydia menatap lukisan tubuh Damian dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan.Karya itu … sempurna. Setiap goresan menggambarkan sosok pria yang dia sukai. Tapi, justru karena itulah, dia merasa tidak rela membiarkannya jadi konsumsi publik.Damian menoleh, menyadari ekspresi Lydia yang berubah.“Kamu kenapa?” tanya Damian sambil mendekat, merangkul Lydia.Lydia menghela napas. “Aku … tiba-tiba merasa ragu.”“Ragu soal apa?”“Lukisannya.”“Hasilnya sudah sangat bagus. Apa yang membuatmu ragu?”“Bukan soal hasilnya.” Lydia menoleh, menatap Damian. “Aku ragu buat memamerkannya.”Damian mengernyit, dia tak paham. “Kenapa?”“Karena tiba-tiba aku merasa nggak rela.” Lydia terdiam sejenak. “Aku nggak mau lukisan tubuh telanjangmu ditatap banyak orang, nanti gimana kalau mereka menginginkanmu sa

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 55 - Hasil Akhir Lukisan, Keraguan

    “Bunga dari siapa itu?”Lydia langsung melunturkan senyumnya saat baru saja menginjakkan kaki di dalam rumah.Marcell menghadangnya, menanyakan bunga dari Damian yang dia bawa ke rumah. Tentu saja, Lydia tak berniat membuang sebuket bunga ini.“Dariku, aku beli sendiri,” jawab Lydia, berbohong.“Sejak kapan kamu suka beli bunga?” heran Marcell.“Sejak hari ini,” jawab Lydia cuek.Marcell mengamati Lydia dengan tampang curiga. Sejujurnya, akhir-akhir ini Lydia memang aneh, seperti ada banyak hal yang wanita itu sembunyikan darinya.Lydia tak mempedulikan Marcell, dia yakin tak akan ketahuan kalau hanya perkara bunga.Saat tiba di kamar, dia menaruh bunga pemberian Damian di vas sambil memandanginya dan tersenyum-senyum sendiri.Lydia membuka ponsel, mengecek kalender di sana. Dia hampir lupa, pameran seni lukis di Prancis dimajukan, tak lama lagi. Dia harus segera menyelesaikan lukisan.Dia harap Marcell ada acara lagi di luar agar dia bisa membawa Damian ke rumah untuk menyelesaikan l

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 54 - Bertindak Romantis

    Damian dan Lydia masih berada dalam pelukan setelah ciuman lembut yang mereka bagi. Ruangan terasa hangat oleh napas mereka yang saling bersahutan dalam jarak dekat.Damian menempelkan bibirnya ke pelipis Lydia, mengecupnya. Dia lantas menarik tubuh wanita itu lebih dekat.“Kamu sepertinya lebih kurus,” gumam Damian sambil mengamati dan mengelus tubuh Lydia. “Jangan diet.”“Aku nggak mau gendut.”“Kamu nggak gendut. Makanlah yang banyak, jangan ditahan-tahan.”Lydia mengangguk. “Tapi sepertinya bukan aku yang kurus, badanmu yang terlalu besar, kamu terlalu kekar.”Damian terkekeh.Jemarinya bergerak lembut menyisir rambut Lydia yang terurai lalu berhenti di dagu wanita itu, mengarahkan agar menatapnya.Mata biru Damian bergerak menelusuri wajah Lydia dalam keheningan. Lydia memang balas menatapnya, tapi tampak tak terlalu fokus, pikirannya seperti terbagi ke hal lain.“Ada apa, hm?” tanya Damian dengan lembut, hal yang jarang sekali dia lakukan bahkan kepada keluarganya sendiri.“Aku

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 53 - Cuddle

    Panik, Lydia bergerak makin menjauh dari tubuh Damian.“Ada yang datang,” bisik Lydia.Damian mengangguk. “Kamu tetap di sini.” Dia lantas merapikan penampilan dan memasang tampang datarnya. “Masuk!”Sosok yang mengetuk pintu ruangan Damian masuk ke dalam. Bukan Felix, melainkan seorang direktur operasional di perusahaan tersebut.Mendapati Damian berduaan di ruangan dengan Lydia, dia tak curiga karena mereka terlihat biasa saja, tampak formal seperti atasan dan bawahan.Lydia berusaha bersikap profesional, mendampingi Damian yang sedang membicarakan terkait pekerjaan dengan sang direktur operasional.Lydia merasa lega. Untung saja tadi tak ketahuan. Dia terlalu nekat bermesraan di kantor kan?*Memang, mereka tak bisa berduaan lagi sampai pulang kerja. Tapi, pasangan terlarang itu tak mau menyia-nyiakan waktu saat Marcell dan Adel tak ada di rumah.Seperti malam ini misalnya, Lydia langsung mengundang Damian ke rumahnya, seperti biasa melukis di paviliun.Kali ini, ke sesi berikutnya

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 52 - Hari Pertama sebagai Pasangan

    "Apa ada hal baik yang terjadi?” tanya Marcell.Pagi ini, Marcell sedang sarapan bersama Lydia dan Adel. Namun, fokusnya terus tertuju pada Lydia yang tak berhenti tersenyum, bahkan entah kerasukan apa, wanita yang masih berstatus istrinya itu menyapanya dan Adel dengan ramah.Padahal, biasanya Lydia hanya diam dengan tampang dingin.“Hm?” sahut Lydia, diam sejenak.Pikirin Lydia masih dipenuhi oleh Damian yang semalam. Senyum pria itu, tatapannya, genggaman tangannya, dan tentu saja ciuman mereka sebagai pasangan.“Ah, hal baik. Ya, tentu saja ada,” jawab Lydia.“Tentang lukisanmu?”Lydia mengangguk, berbohong. Entah akan sekaget apa Marcell kalau tahu hal baik yang dia maksud adalah jadian dengan Damian.“Aku sudah selesai,” ujar Lydia lalu beranjak dari kursinya, dia lantas menatap Adel dengan senyum elegan. “Makanlah yang banyak, agar bayimu nggak kekurangan gizi.”Adel menggenggam alat makan erat-erat. Dia kesal mendengar kalimat Lydia yang entah mengapa seperti ejekan baginya, d

  • Tunangan Kontrak Presdir Tampan   Bab 51 - Sealed with a Kiss

    Suasana di dalam ruangan mendadak sunyi. Lydia menatap Damian dengan perasaan campur aduk. Dia merasa terkejut, tak percaya, dan jantungnya berdebar begitu cepat hingga dia khawatir Damian bisa mendengarnya.“Damian …” Lydia mengerjapkan mata. “Apa kamu serius?”Damian tidak menjawab dengan kata-kata, hanya menatap Lydia dengan intens.Tatapan itu … Lydia tak bisa mengabaikannya. Ada sesuatu yang berbeda di sana, bukan sekadar ketertarikan, tapi lebih dalam dari itu.Damian menyandarkan tubuhnya ke kursi, tangannya masih memegang segelas wine yang berisi sisa minuman yang belum disentuhnya lagi. Dia tidak main-main dengan ucapannya barusan.“Aku serius, Lydia. Aku ingin menambahkan satu poin dalam kontrak kita. Aku ingin ada kemungkinan bagi kita untuk memiliki hubungan romantis sungguhan, bukan sekadar akting.”Lydia merasa tubuhnya melemas. Ini terlalu mendadak. Dia bahkan masih memproses fakta bahwa Damian menyukainya.“Tapi …” Lydia terdiam sejenak. “Ini terlalu mendadak buatku. A

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status