Wenda sudah pernah dipermalukan seperti ini sebelumnya. Dulu dia jatuh dari tebing demi menyelamatkan Hugh Randall dan diselamatkan oleh seorang petani. Kemudian petani itu mengurungnya selama bertahun-tahun. Sekarang dia didorong sampai jatuh ke tanah lagi, wajahnya pucat dan mulai menangis ketakutan, "Aah, enyah kalian, jangan sentuh aku, jangan sentuh aku dengan tangan kotor kalian!"Tetapi makin Wenda berteriak, bos itu makin bersemangat, "Ini memang istri Raja Hugh, sangat galak, seru, nih!"Para pria berpakaian hitam lainnya yang berdiri di sekeliling juga tertawa terbahak-bahak, Lydia mengeluarkan ponselnya dan mulai merekam video.“Cepat lepaskan aku! Jika Kakak Hugh tahu kalian mempermalukan aku seperti ini, dia pasti akan mencabik-cabik kalian!” Wenda mengancam.Bos itu tidak takut dan berkata dengan percaya diri, "Putri Wenda, kami sangat takut. Kami sudah pernah mencicipi semuanya, tetapi belum pernah merasakan bagaimana rasanya dicabik-cabik.""Putri Wenda, kau sebaiknya k
Dia hanya berpura-pura tenang tadi, karena dia tahu orang-orang ini sangat nekad. Jika dia terlihat lemah, mereka akan makin bersemangat. Dia harus memberanikan diri menghalangi mereka dan pada saat yang sama mengulur waktu untuk Hugh Randall.Hugh Randall benar-benar sudah datang, waktunya saat tepat.Wenda yang tersungkur di tanah tiba-tiba berdiri. Dengan wajah pucat dan pakaian berantakan, dia melihat orang-orang ini. "Kakak Hugh-ku sudah datang. Saat kematian kalian sudah tiba, Kakak Hugh-ku pasti akan mencincang-cincang kalian."Brenda Wright segera melirik Wenda. Dia benar-benar ingin berlari ke sana untuk menutupi mulut Wenda dan menyuruhnya jangan berbicara.Benar saja, para pria berpakaian hitam itu langsung terpancing, bos itu menggertakkan giginya dan menatap Wenda dengan wajah suram. "Putri Wenda, jangan terlalu senang dulu. Percaya tidak, ketika Kakak Hugh-mu datang, hanya tersisa mayat dingin?"Sambil berbicara, bos itu mengeluarkan pistol dan langsung menodongkannya d
"Aku benar-benar sakit perut. Aku tidak akan menipumu. Aku sedang hamil sekarang, tidak akan bisa kabur. Tolong biarkan aku menyelesaikannya di depan."Bos itu menatapnya dengan curiga, seperti sedang berpikir kebenaran kata-katanya.Brenda Wright menatapnya. "Kau bisa mengirim dua anak buahmu untuk mengawasiku, agar kau bisa tenang."Bos itu melambaikan tangannya untuk memanggil dua pria berpakaian hitam. "Awasi si Cantik ini, jangan sampai dia kabur.""Tenang saja, Bos."Kedua pria berpakaian hitam membawa Brenda Wright ke hutan di depan. "Cantik, kau bisa melepas celanamu sekarang."Brenda Wright mengamati keadaan di sini, ada lereng kecil di sebelahnya, dia bisa berguling ke bawah untuk melarikan diri.Bos itu dan anak buah lainnya berada tidak jauh di depan. Jika dia bergerak, mereka bisa langsung mendengarnya, jadi dia pikir akan sulit melarikan diri. Dia harus bergerak sangat cepat.Brenda Wright menatap kedua pria berpakaian hitam itu, "Kalau begitu, balikkan badan kalian, j
Ketika bos itu datang, dia melihat Brenda Wright berguling di lereng bukit. Dia segera meraung, "Wanita jalang, jangan lari!"Saat berguling, Brenda Wright melindungi perut dengan tangannya. Melihat para pria itu mengejarnya, dia segera bangkit. Sosok rampingnya menghilang dengan gesit ke dalam hutan, ditelan oleh kegelapan malam.Bos itu menendang batu di dekat kakinya. "Kenapa kalian masih melamun di sini! Cepat turun dan tangkap dia, harus bisa menangkapnya kembali!""Baik."Dua pria berpakaian hitam tergeletak di tanah, yang satu perutnya terluka dan yang lainnya kepalanya terluka, darah bercucuran. Mereka berteriak kesakitan, bos itu sangat marah, "P*rsetan, kalian tidak berguna, bahkan tidak bisa mengawasi seorang wanita hamil!"Pria berpakaian hitam itu mengeluh, "Bos, wanita jalang ini terlalu kejam. Dia menikam kami dengan pisau tanpa ragu. Dia juga sangat gesit. Kami terlalu ceroboh tadi.""Cukup!" Bos itu juga sangat menyesal. Dia tidak menyangka Brenda Wright yang lembut
Pada saat ini, Hugh Randall bersama anak buahnya segera menemukan Wenda. Anak buahnya mengepung Lydia dan Wenda.Lydia segera menodongkan pisau di leher Wenda dan menatap Hugh Randall dengan penuh kebencian. "Raja Hugh, tak disangka kau begitu cepat, sudah bisa menyusul kami."Hugh Randall berpakaian hitam, tubuhnya yang tinggi diselimuti kegelapan malam. Dia mengerutkan alisnya, melangkah mantap dengan sepatu bot hitamnya, seperti seorang kaisar yang turun dari langit di malam yang gelap.Tatapan Hugh Randall tertuju pada Lydia. Dia tersenyum sinis dan berkata, "Aku pikir siapa yang berani berbuat onar di wilayahku, ternyata kalian bedeb*h yang tidak takut mati."Lydia, yang langsung dihina, sangat marah hingga menggertakkan giginya, tetapi karena telah menyandera Wenda, dia tidak takut. "Putri Wenda, tampaknya Raja Hugh sangat sayang denganmu. Dia memilih untuk menyelamatkanmu."Tidak ada yang lebih bersemangat dan lebih bahagia daripada Wenda. Awalnya dia tidak yakin, siapa yang a
Lydia sudah membongkar perbuatannya. Wenda sangat putus asa, dia menatap Hugh Randall.Tatapan Hugh Randall perlahan jatuh padanya. Dia menatapnya dalam-dalam seperti pisau tajam yang menguliti wajahnya.Dia belum pernah menatapnya seperti ini sebelumnya, Wenda tahu perasaan mereka selama bertahun-tahun sudah berakhir sekarang.“Raja Hugh, sebenarnya aku sangat bersimpati padamu. Pasti sangat merepotkan memiliki seorang istri yang menyusahkanmu, bagaimana kalau aku mengantar Putri Wenda pergi dulu.” Lydia ingin memotong leher Wenda.Wenda menyipitkan matanya, dia sudah bisa mencium bau darah dan kematian. Tubuhnya merinding.Apakah dia akan mati?Tidak, dia tidak ingin mati.Pada saat ini, terdengar suara tembakan, Lydia, yang berada di belakangnya, perlahan jatuh.Angin kencang yang ditimbulkan peluru melewati telinga Wenda tadi. Dia belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Dia ketakutan hingga kakinya lemas dan jatuh duduk di tanah.Keringat dingin membasahi keningnya, dia
Brenda Wright tidak tahu keadaan di tempat Wenda. Lagi pula, Hugh Randall sudah bergegas menyelamatkannya. Dengan kemampuan Hugh Randall, dia pasti bisa menyelamatkan Wenda. Brenda Wright percaya dengannya.Sekarang dia sangat cemas karena dia bersembunyi di dalam gua tetapi bisa mendengar suara langkah kaki yang makin mendekat.Dua pria berpakaian hitam menemukan tempat ini. "Ayo, kemari, lihatlah! Ada yang aneh di sini, sepertinya ada gua.""Iya sepertinya itu gua, jangan-jangan wanita jalang itu bersembunyi di dalam."Ranting-ranting di luar didorong ke samping, kedua pria itu masuk dan langsung melihat Brenda Wright.Brenda Wright sangat putus asa, mereka sudah menemukannya.Kedua pria itu sangat senang. "Wanita jalang, ternyata kau bersembunyi di sini, bukankah kau sangat pintar berlari? Ayo cepat lari.""Kau sudah melukai dua saudara kami. Kau lumayan hebat. Cepat kembali bersama kami. Kami tidak akan mengampunimu kali ini!""Ayo, bawa dia kembali, bos sedang mencarinya! Kali i
Brenda Wright mengerutkan alisnya. "Aku tidak tahu, agak tidak nyaman."Hugh Randall menggendongnya dan meletakkannya di atas tumpukan jerami, lalu mengusap perutnya beberapa kali.Telapak tangannya sangat besar, menutupi perutnya agak menonjol. Pada saat ini, dia baru bisa merasakan bahwa kehidupan kecil ini adalah anaknya.Namun, dia tidak bisa melindungi anaknya dengan baik.Hugh Randall menatap wajah Brenda Wright yang pucat dan berkata, "Apakah kau menyalahkanku dalam hatimu?"Brenda Wright, "Apa?""Aku menyelamatkan Wenda terlebih dahulu dan membiarkan kau dalam bahaya. Jika orang lain, yang tidak punya ketenangan, keberanian sepertimu, mungkin sudah tidak bisa bertahan."Hugh Randall selalu merasa dia sangat lemah, tetapi ada banyak tenaga yang tersembunyi di balik penampilannya yang lemah lembut. Kali ini, penampilannya sangat bagus. Dia mampu melindungi dirinya sendiri dalam situasi berbahaya, bahkan menyelamatkan Wenda, tidak akan ada wanita lain yang bisa melakukannya denga
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan