Brenda Wright tidak tahu keadaan di tempat Wenda. Lagi pula, Hugh Randall sudah bergegas menyelamatkannya. Dengan kemampuan Hugh Randall, dia pasti bisa menyelamatkan Wenda. Brenda Wright percaya dengannya.Sekarang dia sangat cemas karena dia bersembunyi di dalam gua tetapi bisa mendengar suara langkah kaki yang makin mendekat.Dua pria berpakaian hitam menemukan tempat ini. "Ayo, kemari, lihatlah! Ada yang aneh di sini, sepertinya ada gua.""Iya sepertinya itu gua, jangan-jangan wanita jalang itu bersembunyi di dalam."Ranting-ranting di luar didorong ke samping, kedua pria itu masuk dan langsung melihat Brenda Wright.Brenda Wright sangat putus asa, mereka sudah menemukannya.Kedua pria itu sangat senang. "Wanita jalang, ternyata kau bersembunyi di sini, bukankah kau sangat pintar berlari? Ayo cepat lari.""Kau sudah melukai dua saudara kami. Kau lumayan hebat. Cepat kembali bersama kami. Kami tidak akan mengampunimu kali ini!""Ayo, bawa dia kembali, bos sedang mencarinya! Kali i
Brenda Wright mengerutkan alisnya. "Aku tidak tahu, agak tidak nyaman."Hugh Randall menggendongnya dan meletakkannya di atas tumpukan jerami, lalu mengusap perutnya beberapa kali.Telapak tangannya sangat besar, menutupi perutnya agak menonjol. Pada saat ini, dia baru bisa merasakan bahwa kehidupan kecil ini adalah anaknya.Namun, dia tidak bisa melindungi anaknya dengan baik.Hugh Randall menatap wajah Brenda Wright yang pucat dan berkata, "Apakah kau menyalahkanku dalam hatimu?"Brenda Wright, "Apa?""Aku menyelamatkan Wenda terlebih dahulu dan membiarkan kau dalam bahaya. Jika orang lain, yang tidak punya ketenangan, keberanian sepertimu, mungkin sudah tidak bisa bertahan."Hugh Randall selalu merasa dia sangat lemah, tetapi ada banyak tenaga yang tersembunyi di balik penampilannya yang lemah lembut. Kali ini, penampilannya sangat bagus. Dia mampu melindungi dirinya sendiri dalam situasi berbahaya, bahkan menyelamatkan Wenda, tidak akan ada wanita lain yang bisa melakukannya denga
"Kau bisa melanjutkan karier yang kau cintai dan menjalani kehidupan yang baik. Aku tidak menginginkan anak ini lagi. Aku tidak akan mengganggu kalian."Brenda Wright terkejut, dia benar-benar tidak menyangka Hugh Randall akan mengatakan ini dan rela membiarkannya pergi.Dia tidak akan merebut anak ini, juga tidak akan mengganggu kehidupannya lagi.Brenda Wright tidak bisa mempercayainya, dia menatap pria tampan di depannya. "Kau ... serius?"Hugh Randall mengangguk. "Iya, Brenda Wright, selamat, mimpi burukmu sudah berakhir."Dia tahu dirinya adalah mimpi buruknya.Brenda Wright tidak menyangka bisa bebas dengan begitu cepat. Selama bertahun-tahun, dia terus melawan, berjuang, dan melarikan diri, semuanya tidak berhasil.Dia merasa dikurung, sekarang dia sudah bebas, tidak perlu bersembunyi darinya, dan bisa bernapas dengan lega di bawah matahari.Mata Brenda Wright memerah, tidak tahu harus menangis atau tertawa.Melihat sikapnya, Hugh Randall merasa sangat sakit hati. Dia tidak me
Dia melepaskannya dan berkata, pergilah.Pada saat ini Brenda Wright baru merasa yakin, dia benar-benar membiarkannya pergi. Brenda Wright tidak ragu dan berdiri perlahan.Pada saat-saat terakhir, dia tidak tahu harus berkata apa. Dia membuka mulutnya, ingin mengucapkan "selamat tinggal".Tetapi dua kata ini tidak terucapkan. Pria di depannya ini telah menghancurkan separuh hidupnya. Itu adalah mimpi buruk yang tidak bisa dia lupakan. Jika bisa, dia tidak ingin bertemu dengannya lagi selamanya.Dia tidak bisa memaafkannya, juga tidak ingin memaafkannya.Brenda Wright berbalik dan langsung berjalan keluar dari gua.Dia melangkah dengan tegas, selangkah demi selangkah.Hugh Randall mengikutinya, berdiri di tempatnya dan menatapnya. Wanita itu tidak pernah menoleh ke belakang untuk melihatnya sebentar.Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara di sekitar, Brenda Wright mendengar suara bos tadi, "Cepat kemari, aku seperti mendengar sesuatu.”"Bos, bukankah kita sudah memeriksa tempat ini, t
Julius Hill baru mengetahui kabar itu setelah setengah bulan, dia datang ke rumah Hugh Randall, kabarnya Hugh Randall terluka parah dan sudah beristirahat selama setengah bulan.Di kamar tidur utama, setelah dokter dan perawat keluar, Julius Hill mencium bau desinfektan yang menyengat. Dia menatap pria pucat di tempat tidur, "Lukanya sangat parah?"Hugh Randall sangat lesu. Wajah tampanya penuh dengan janggut, sudah lama tidak bercukur. Dia telanjang dada dengan perban putih di pinggangnya. Dokter dan perawat baru mengganti obatnya, lukanya terlalu dalam dan belum sembuh.Hugh Randall mengulurkan tangan untuk mengenakan mantel, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Lumayan, belum mati."Julius Hill tertawa sinis. "Katanya Raja Hugh pemberani, masuk ke sarang harimau sendirian, tapi masih bisa kembali hidup-hidup. Ucapan ini memang benar."Hugh Randall melirik Julius Hill. "Sepertinya kau sangat berharap aku mati."Kedua pria itu tertawa.Setelah hening sejenak, Hugh Randall berkata, "Ka
Dia akan melahirkan, tetapi Julius Hill tidak bisa menemukannya.Hugh Randall menatap Julius Hill dan tersenyum. "Kadang-kadang aku sangat mengagumimu. Kau sudah ditinggalkan berkali-kali, tetapi masih berusaha menempel padanya dengan muka tebal."Menghadapi ejekan Hugh Randall, Julius Hill mencibir. "Apalagi yang bisa aku lakukan? Apakah sepertimu, meskipun hampir kehilangan nyawa juga tidak bisa mempertahankannya, apakah kau pantas menertawakan aku?"Hugh Randall segera diam dan tidak bicara lagi.Julius Hill berbalik, "Istirahatlah dengan baik, aku pulang dulu."Julius Hill masuk ke mobil mewahnya. Sven mengendarai mobil. Julius Hill menoleh ke samping, melihat pemandangan di luar jendela.Sudah lebih dari tiga bulan, dia sudah menghilang begitu lama. Tidak peduli bagaimana dia mencarinya, Chelsea tidak pernah muncul di depannya lagi.Di manakah dia sekarang?Apakah dia tidak pernah merindukannya sama sekali?Julius Hill terjebak dalam pikirannya sendiri, pada saat ini Sven di kur
Chelsea merasa sangat bersalah. Ibu selalu menemaninya selama ini. Ibu adalah seorang dokter. Waktunya sangat berharga, tetapi dia sudah menyita waktu Ibu.“Ibu, lakukan saja pekerjaanmu. Ada Bibi Lina di sini, kau tidak perlu khawatir. Aku bisa menjaga diriku sendiri.” Chelsea tersenyum.Charlotte Shimon mengangguk. "Baik, kalau begitu aku bersiap-siap untuk pergi."Charlotte Shimon memang harus pergi sebelum putrinya melahirkan, karena dia tidak hanya ingin menyelamatkan cucunya, tetapi juga menyelamatkan putrinya.Selama ini, dia selalu memikirkan cara, cara yang bisa melindungi bayi dan putrinya. Sekarang dia masih kekurangan satu macam obat, jadi harus keluar sebentar.Charlotte Shimon sudah pergi, malam segera tiba, Bibi Lina membawakan makanan lezat, "Tuan Putri, waktunya makan malam."“Baik.” Chelsea duduk dan mulai makan.Tetapi dia segera berteriak, ternyata anak dalam perutnya menendangnya lagi.Bibi Lina segera mengusap perut Chelsea. "Tuan Putri, bayi itu menendangmu lag
Chelsea tidak tahu apakah dia sedang bermimpi. Jika itu mimpi, mengapa terasa begitu nyata? Tetapi jika itu nyata, bagaimana dia bisa muncul di sini?Chelsea menatapnya dengan bingung.Julius Hill duduk di atas tempat tidur dan mengusap wajah kecilnya. Meskipun hamil sembilan bulan, dia masih sama persis seperti saat dia menghilang. Wajah kecilnya masih sebesar telapak tangan. Ketika baru bangun, wajahnya terlihat kekanak-kanakan, tampak polos dan sangat menggemaskan.Julius Hill tersenyum tipis. "Kenapa, tidak melihatmu selama beberapa bulan, sudah tidak mengenalku lagi, Tuan Putri Chelsea-ku?"Suaranya yang akrab membuat Chelsea membelalakkan matanya. Dia baru bisa memastikan bahwa semua ini nyata, ini bukan mimpi, dia benar-benar ada di sisinya.Astaga.Julius Hill mengusap wajah kecilnya dan tertawa ketika melihat ekspresi terkejutnya, "Mengapa begitu terkejut, kau melarikan diri dengan putraku. Apakah kau pikir aku tidak akan mencarimu, Tuan Putri Chelsea, aku mencarimu dengan su
Bella melihatnya tidak bicara dan mendadak merasa sedikit tidak yakin. Pertama dia tidak tahu apakah Hugh percaya atau tidak, kedua dia tidak tahu apakah Hugh bersedia bertanggung jawab. Bella mengenakan pakaiannya dengan cepat dan mengejar lelaki itu.“Kak Hugh, sekarang aku milikmu, kamu tahu sendiri perasaanku padamu. Aku menyukaimu dan hanya ingin menikah denganmu saja. Sekarang kesucianku sudah kuberikan padamu, kalau kamu nggak mau tanggung jawab, aku akan … aku akan bunuh diri!”Bella terisak hebat sedangkan Hugh hanya diam tidak berbicara.“Kak Hugh, kalau gitu akan mau mati saja,” kata Bella sambil berbalik untuk membanting dirinya ke tembok.Tiba-tiba Hugh mengulurkan tangannya dan menarik perempuan itu sambil berkata, “Bella, kamu ngapain? Aku nggak bilang nggak mau tanggung jawab!”Bella terlonjak dalam hati. Maksudnya lelaki itu mau bertanggung jawab pada dirinya?“Kak Hugh, aku tahu Kakak ada perasaan padaku,” ujar Bella dan langsung memeluk pinggang lelaki itu. Wajahnya
Sakit sekali. Kedua mata Bella berair karena rasa sakit yang luar biasa menyiksanya. Bella mendongak dan menatap lelaki yang ada di atas kasur dengan memelas dan merengek, “Bos.”Hugh berbalik dan kembali memunggungi perempuan itu. Detik itu juga Bella curiga jangan-jangan Hugh sengaja melakukan hal ini. Lelaki itu sengaja mempermainkannya dan menendangnya hingga jatuh. Sebagai seorang perempuan, ditendang hingga jatuh dari kasur merupakan sesuatu yang begitu memalukan.Bella merangkak naik lagi ke sisi Hugh dan melihat lelaki itu yang kedua matanya masih terpejam. Napasnya tampak teratur dan terlihat memang tertidur karena mabuk.“Bos, Bos,” panggil Bella beberapa kali.Hugh tidak ada reaksi dan tetap tidur. Bella merasa sedikit aneh, jangan-jangan dia yang terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh? Lelaki ini pasti sudah mabuk karena sudah menghabiskan begitu banyak alkohol. Dia mendorong pintu kamar mandi dan memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.Setelah itu dia mengenakan bathrobe p
“Bos, kenapa minum sendirian? Sini, biar aku temani.”Bella menuangkan satu gelas alkohol untuk dirinya sendiri dan menghabiskannya dalam sekali tegukan. Hugh tidak melihat perempuan itu, tetapi dia tidak menjauhkannya juga. Setelah Bella menghabiskan satu gelas alkohol, Hugh juga ikut menghabiskan satu gelas lagi.Bella melihat ada harapan karena dulu Hugh pasti akan mengabaikannya. Ternyata kepergian Brenda membuatnya memiliki tempat di sisi lelaki itu. Semua usahanya akhirnya terbayarkan.“Bos, Bos terlihat nggak senang karena Brenda? Dia benar-benar nggak tahu bersyukur, mungkin karena terlalu sering dimanja. Brenda nggak bisa jadi istri yang baik, tapi juga nggak bisa jadi ibu yang baik. Dia nggak bisa menyayangimu. Hidup dengan perempuan itu pasti sangat melelahkan. Bos, lupakan saja dia.”Bella menuangkan satu gelas alkohol lagi untuk Hugh. Lelaki itu hanya diam saja dan menerima alkohol dari Bella serta menghabiskannya. Perempuan itu lanjut menuangkan alkohol pada Hugh dan deng
Mendengar Brenda memanggilnya dengan sebutan “Suami” membuat Hugh langsung melayangkan kecupan dalam di bibir perempuan itu.***Bella terlihat sangat panik karena dia selalu menunggu saat-saat di mana Hugh dan Brenda akan cerai. Dengan begitu dia akan mudah untuk kembali dengan Hugh. Teman baiknya yang bernama Jenny berlari ke arahnya. Jenny merupakan orang yang menggantikan vitamin kalsium menjadi obat penggugur janin dan memberikannya pada Brenda. Dengan bahagia dia berkata, “Bella, aku kasih tahu sebuah kabar baik!”“Kabar baik apa?”“Bos sama Brenda sedang ribut. Brenda sampai pindah keluar.”“Benarkah?” tanya Bella dengan kedua mata berbinar.“Tentu saja beneran! Kamu boleh lihat sendiri, ada banyak orang yang lagi tahan dia. Aku juga baru dari sana dan langsung kasih tahu kamu kabar baik ini.”“Kalau gitu buruan kita ke sana!”Bella bergegas berlari ke tempat Hugh dan ternyata di sana sudah ada banyak orang. Kedua suami istri itu sudah saling melempar seruan dengan wajah memerah
Kenapa bahas tentang ini lagi? Hugh khawatir Brenda akan marah dan ngambek lagi. Dengan cepat dia memeluk Brenda dan dengan memelas berkata, “Sudahlah Brenda, kamu maafkan aku saja. Aku juga nggak ingin bunga-bunga jelek itu.”Brenda memeluk pinggul lelaki itu dan bertanya, “Lalu apa rencana kamu untuk memberikan Bella pelajaran?”Hugh berpikir sesaat kemudian membisikkan idenya pada Brenda dan disambut dengan anggukan kepala oleh perempuan itu. Dia merasa ide lelaki itu sangat cemerlang.“Kalau gitu kita jalankan! Nggak perlu takut Bella tunjuk wujud aslinya.”“Iya.”“Kamu buruan bangun, Joan sudah mau pulang.”Hugh mengusap wajah cantik perempuan itu dan mengecupnya sambil berkata, “Masih ada sedikit waktu, aku masih mau sama kamu.”Brenda merasa hatinya dipenuhi dengan bunga-bunga. Kedua tangannya melingkari leher lelaki itu dan membalas kecupannya. Sesaat kemudian Brenda merasakan tangan lelaki itu sudah sampai di kancing bajunya. Dengan cepat dia menghentikan Hugh dan berbisik, “N
Ciuman tersebut membuat keduanya tidak rela untuk menyudahinya. Saat ciumannya terhenti, Hugh masih memeluk tubuh perempuan itu dengan erat.“Brenda, aku nggak berani melepaskan peganganku karena semuanya terlalu indah. Seperti aku sedang bermimpi! Aku takut begitu aku melepaskanmu, aku akan tersadar dari mimpi ini.”Brenda menggigit sudut bibir lelaki itu pelan dan membuat Hugh merintih dan membuka matanya. Bola mata jernih Brenda menatap lelaki itu dengan dalam dan penuh arti sambil bertanya, “Sekarang kamu masih merasa sedang bermimpi?”“Nggak, semua ini nyata! Kamu ada di depanku!” kata Hugh sambil tersenyum lebar.Brenda menenggelamkan dirinya dalam lelaki itu lagi dan membuka hatinya dengan semakin lebar. Hugh mengelus rambut Brenda dan berkata, "Brenda, kita berempat harus bersama dan hidup bahagia. Kamu nggak boleh apa-apain lagi anak di perutmu ini ya?” Tangan Hugh berada di perut rata Brenda.“Kapan aku pernah apa-apain anak di perutku ini? Meski aku dulu benci denganmu, aku
Brenda ingin mendorongnya menjauh tetapi lelaki itu tidak berpindah sama sekali. Mungkin karena dia memang sudah memakai hati dan jatuh cinta pada lelaki itu. Hugh membopong tubuh perempuan itu dan membawa ke mobil kemudian pulang ke rumah.***Brenda sedang baring di kasur untuk istirahat. Lengan Hugh melingkari tubuhnya dari belakang dan memeluknya dengan erat. Saat ini mereka berdua hanya diam dan tidak berbicara, tetapi hati kedua orang tersebut seakan sedang saling terhubung dan berdekatan.Perempuan itu masih memunggungi Hugh dan hanya dibatasi dengan selembar kain tipis. Meski begitu, Brenda masih bisa merasakan detakan jantung lelaki di belakangnya. Hugh mengecup rambut lembut perempuan itu dan berkata,“Brenda, aku tahu kalau aku sudah melakukan banyak kesalahan dulu. Oleh karena itu aku nggak berani berpikir kalau kamu akan jatuh cinta padaku suatu hari nanti. Harapan paling besar dari diri aku adalah kamu bisa selalu berada di sampingku dan menerima cintaku serta menjadi ist
Terlihat seseorang yang berbaring di aspal karena telah ditabrak oleh mobil. Di sekitarnya ada jejak darah yang tampak begitu banyak.Karena ada beberapa orang yang berdiri di depannya, Brenda masih belum bisa melihat wajah korban kecelakaan dengan jelas. Akan tetapi kedua kakinya sudah melemas dan pikirannya mendadak menjadi kosong. Apakah orang itu adalah Hugh? Tadi lelaki itu bilang mau mengambil barang dan sampai sekarang masih belum kembali.Kedua bola mata Brenda perlahan memerah dan tampak berkaca-kaca. Satu kedipan saja sudah berhasil membuat tetesan air matanya luruh membasahi pipi mulusnya. Brenda menangis karena merasa takut. Dia takut kalau orang itu ternyata adalah Hugh.“Permisi! Tolong kasih jalan!”Mobil ambulans telah datang dan para petugas akan mengangkat korban kecelakaan tersebut untuk dibawa ke rumah sakit. Brenda melihat wajah korban tersebut dengan jelas dan ternyata bukan Hugh.“Brenda!”Terdengar sebuah suara dari balik tubuhnya. Dengan cepat Brenda membalikka
Joan sudah pulang ke rumah dan mereka juga sudah makan malam bersama. Hingga tiba waktunya untuk tidur, Hugh ternyata ikut tidur di kasur dengan Brenda dan Joan. Dia kekeh ingin tidur di dalam kamar dan enggan keluar meski sudah diusir oleh Brenda.“Hugh, kamu minggir!” kata Brenda dan hendak mendorong lelaki itu.Akan tetapi tubuh besar Hugh tidak bergeser sedikit pun. Bahkan bergerak saja tidak! Lelaki itu justru mengulurkan tangannya dan memeluk Brenda sambil berkata, “Katanya perempuan itu suka ngomong yang sebaliknya. Di mulut memang ngomong nggak mau, tapi dalam hati justru mau. Aku tahu kamu ingin aku tidur denganmu.”Joan terkekeh bahagia dan berkata, “Benar! Kita itu memang suka ngomong yang kebalikannya. Lain kali Papi harus tidur bersama dengan kami.”Brenda hanya terdiam pasrah. Setelah dia menidurkan Joan, Brenda tidak ingin bergerak lagi. Karena sedari tadi sibuk berontak, sekarang dia merasa tidak ada sisa kekuatan lagi dan sedikit capek. Perempuan yang ada dalam pelukan