Dipermalukan dan diremehkan oleh Lydia seperti ini, Wenda sangat marah.Sebenarnya, setelah terpisah bertahun-tahun, dunia dia dan Hugh Randall makin berbeda. Hugh Randall berstatus tinggi dan dipuja-puja banyak orang, sedangkan dia selalu hidup dalam penderitaan. Dia tahu dirinya tidak layak untuk Hugh Randall, dia selalu merasa rendah diri.Karena rendah diri, dia suka pamer, berusaha keras untuk membuktikan sesuatu.Sekarang kata-kata Lydia menusuk lukanya, dan memancing amarah Wenda. Selain itu, Hugh Randall selalu memanjakannya selama ini, jadi dia tidak takut dengan apa pun, dia mengangkat tangannya dan langsung menampar wajah Lydia."Tutup mulutmu!" Dia berteriak.Lydia sudah bukan teman baiknya yang selalu tunduk dan menjilatnya. Dia menunjukkan sisi galaknya dan meraih tangan Wenda. "Putri Wenda, apakah kau belum memahami situasinya? Nyawamu ada di tanganku sekarang."Lydia menodongkan pisau ke leher Wenda.Ketika bilah tajam dan dingin muncul, Wenda menyipitkan matanya. Dia
Wenda sudah pernah dipermalukan seperti ini sebelumnya. Dulu dia jatuh dari tebing demi menyelamatkan Hugh Randall dan diselamatkan oleh seorang petani. Kemudian petani itu mengurungnya selama bertahun-tahun. Sekarang dia didorong sampai jatuh ke tanah lagi, wajahnya pucat dan mulai menangis ketakutan, "Aah, enyah kalian, jangan sentuh aku, jangan sentuh aku dengan tangan kotor kalian!"Tetapi makin Wenda berteriak, bos itu makin bersemangat, "Ini memang istri Raja Hugh, sangat galak, seru, nih!"Para pria berpakaian hitam lainnya yang berdiri di sekeliling juga tertawa terbahak-bahak, Lydia mengeluarkan ponselnya dan mulai merekam video.“Cepat lepaskan aku! Jika Kakak Hugh tahu kalian mempermalukan aku seperti ini, dia pasti akan mencabik-cabik kalian!” Wenda mengancam.Bos itu tidak takut dan berkata dengan percaya diri, "Putri Wenda, kami sangat takut. Kami sudah pernah mencicipi semuanya, tetapi belum pernah merasakan bagaimana rasanya dicabik-cabik.""Putri Wenda, kau sebaiknya k
Dia hanya berpura-pura tenang tadi, karena dia tahu orang-orang ini sangat nekad. Jika dia terlihat lemah, mereka akan makin bersemangat. Dia harus memberanikan diri menghalangi mereka dan pada saat yang sama mengulur waktu untuk Hugh Randall.Hugh Randall benar-benar sudah datang, waktunya saat tepat.Wenda yang tersungkur di tanah tiba-tiba berdiri. Dengan wajah pucat dan pakaian berantakan, dia melihat orang-orang ini. "Kakak Hugh-ku sudah datang. Saat kematian kalian sudah tiba, Kakak Hugh-ku pasti akan mencincang-cincang kalian."Brenda Wright segera melirik Wenda. Dia benar-benar ingin berlari ke sana untuk menutupi mulut Wenda dan menyuruhnya jangan berbicara.Benar saja, para pria berpakaian hitam itu langsung terpancing, bos itu menggertakkan giginya dan menatap Wenda dengan wajah suram. "Putri Wenda, jangan terlalu senang dulu. Percaya tidak, ketika Kakak Hugh-mu datang, hanya tersisa mayat dingin?"Sambil berbicara, bos itu mengeluarkan pistol dan langsung menodongkannya d
"Aku benar-benar sakit perut. Aku tidak akan menipumu. Aku sedang hamil sekarang, tidak akan bisa kabur. Tolong biarkan aku menyelesaikannya di depan."Bos itu menatapnya dengan curiga, seperti sedang berpikir kebenaran kata-katanya.Brenda Wright menatapnya. "Kau bisa mengirim dua anak buahmu untuk mengawasiku, agar kau bisa tenang."Bos itu melambaikan tangannya untuk memanggil dua pria berpakaian hitam. "Awasi si Cantik ini, jangan sampai dia kabur.""Tenang saja, Bos."Kedua pria berpakaian hitam membawa Brenda Wright ke hutan di depan. "Cantik, kau bisa melepas celanamu sekarang."Brenda Wright mengamati keadaan di sini, ada lereng kecil di sebelahnya, dia bisa berguling ke bawah untuk melarikan diri.Bos itu dan anak buah lainnya berada tidak jauh di depan. Jika dia bergerak, mereka bisa langsung mendengarnya, jadi dia pikir akan sulit melarikan diri. Dia harus bergerak sangat cepat.Brenda Wright menatap kedua pria berpakaian hitam itu, "Kalau begitu, balikkan badan kalian, j
Ketika bos itu datang, dia melihat Brenda Wright berguling di lereng bukit. Dia segera meraung, "Wanita jalang, jangan lari!"Saat berguling, Brenda Wright melindungi perut dengan tangannya. Melihat para pria itu mengejarnya, dia segera bangkit. Sosok rampingnya menghilang dengan gesit ke dalam hutan, ditelan oleh kegelapan malam.Bos itu menendang batu di dekat kakinya. "Kenapa kalian masih melamun di sini! Cepat turun dan tangkap dia, harus bisa menangkapnya kembali!""Baik."Dua pria berpakaian hitam tergeletak di tanah, yang satu perutnya terluka dan yang lainnya kepalanya terluka, darah bercucuran. Mereka berteriak kesakitan, bos itu sangat marah, "P*rsetan, kalian tidak berguna, bahkan tidak bisa mengawasi seorang wanita hamil!"Pria berpakaian hitam itu mengeluh, "Bos, wanita jalang ini terlalu kejam. Dia menikam kami dengan pisau tanpa ragu. Dia juga sangat gesit. Kami terlalu ceroboh tadi.""Cukup!" Bos itu juga sangat menyesal. Dia tidak menyangka Brenda Wright yang lembut
Pada saat ini, Hugh Randall bersama anak buahnya segera menemukan Wenda. Anak buahnya mengepung Lydia dan Wenda.Lydia segera menodongkan pisau di leher Wenda dan menatap Hugh Randall dengan penuh kebencian. "Raja Hugh, tak disangka kau begitu cepat, sudah bisa menyusul kami."Hugh Randall berpakaian hitam, tubuhnya yang tinggi diselimuti kegelapan malam. Dia mengerutkan alisnya, melangkah mantap dengan sepatu bot hitamnya, seperti seorang kaisar yang turun dari langit di malam yang gelap.Tatapan Hugh Randall tertuju pada Lydia. Dia tersenyum sinis dan berkata, "Aku pikir siapa yang berani berbuat onar di wilayahku, ternyata kalian bedeb*h yang tidak takut mati."Lydia, yang langsung dihina, sangat marah hingga menggertakkan giginya, tetapi karena telah menyandera Wenda, dia tidak takut. "Putri Wenda, tampaknya Raja Hugh sangat sayang denganmu. Dia memilih untuk menyelamatkanmu."Tidak ada yang lebih bersemangat dan lebih bahagia daripada Wenda. Awalnya dia tidak yakin, siapa yang a
Lydia sudah membongkar perbuatannya. Wenda sangat putus asa, dia menatap Hugh Randall.Tatapan Hugh Randall perlahan jatuh padanya. Dia menatapnya dalam-dalam seperti pisau tajam yang menguliti wajahnya.Dia belum pernah menatapnya seperti ini sebelumnya, Wenda tahu perasaan mereka selama bertahun-tahun sudah berakhir sekarang.“Raja Hugh, sebenarnya aku sangat bersimpati padamu. Pasti sangat merepotkan memiliki seorang istri yang menyusahkanmu, bagaimana kalau aku mengantar Putri Wenda pergi dulu.” Lydia ingin memotong leher Wenda.Wenda menyipitkan matanya, dia sudah bisa mencium bau darah dan kematian. Tubuhnya merinding.Apakah dia akan mati?Tidak, dia tidak ingin mati.Pada saat ini, terdengar suara tembakan, Lydia, yang berada di belakangnya, perlahan jatuh.Angin kencang yang ditimbulkan peluru melewati telinga Wenda tadi. Dia belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Dia ketakutan hingga kakinya lemas dan jatuh duduk di tanah.Keringat dingin membasahi keningnya, dia
Brenda Wright tidak tahu keadaan di tempat Wenda. Lagi pula, Hugh Randall sudah bergegas menyelamatkannya. Dengan kemampuan Hugh Randall, dia pasti bisa menyelamatkan Wenda. Brenda Wright percaya dengannya.Sekarang dia sangat cemas karena dia bersembunyi di dalam gua tetapi bisa mendengar suara langkah kaki yang makin mendekat.Dua pria berpakaian hitam menemukan tempat ini. "Ayo, kemari, lihatlah! Ada yang aneh di sini, sepertinya ada gua.""Iya sepertinya itu gua, jangan-jangan wanita jalang itu bersembunyi di dalam."Ranting-ranting di luar didorong ke samping, kedua pria itu masuk dan langsung melihat Brenda Wright.Brenda Wright sangat putus asa, mereka sudah menemukannya.Kedua pria itu sangat senang. "Wanita jalang, ternyata kau bersembunyi di sini, bukankah kau sangat pintar berlari? Ayo cepat lari.""Kau sudah melukai dua saudara kami. Kau lumayan hebat. Cepat kembali bersama kami. Kami tidak akan mengampunimu kali ini!""Ayo, bawa dia kembali, bos sedang mencarinya! Kali i