Share

Bab 12

Author: Chikyciki
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Zayyan mematikan ponselnya, lelaki itu bergegas menghampiri Kania yang sedang berbincang dengan keluarganya.

"Kania, ikut saya."

"Ada apa, Mas?" Kania yang tidak tau apa-apa mengerutkan keningnya.

Tidak ada jawaban dari Zayyan, lelaki itu malah mengajak semuanya untuk ikut dengan dirinya.

"Ada apa Nak Zayyan? Kenapa kamu kembali mengajak kami untuk masuk. Satenya sudah mateng nih?" Ibu Adnan berucap sembari memakan beberapa tusuk sate, sedangkan yang lain mendengus kesal karna wanita itu hanya makan dan tidak membantu.

"Zayyan apa ada sesuatu yang terjadi ... Dan kemana Rayna?" tanya Ibu Rayna dengan wajah yang terlihat khawatir karna anaknya juga tidak ada di sana.

"Mamah akan tau dimana Rayna berada, sekarang semuanya ikut saya."

Raut wajah mereka saling bertautan, sebelum akhirnya bersama-sama mengikuti langkah Zayyan yang memasuki ruangan.

Di dalam, sudah ada Ibu Zayyan yang tampak menunggu membuat beberapa orang semakin penasaran dengan apa yang sedang terjadi.

"Nyonya, ad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
ngeri, akhirnya rencana berjalan lancar. rasain lu rayna, ini adalah buah dari perbuatanmu bersama Adnan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 13

    Pov Kania"Kania ... Hey, kamu kenapa?" Aku melihat wajah Mas Zayyan yang penuh kekhawatiran saat menatapku, namun aku merasa tak berdaya. Tubuhku terasa lemah, tenagaku sudah habis untuk selalu berpura-pura tegar seperti kemarin. "Kania, katakan sama saya apa yang kamu mau?" "Mas, aku mau pulang!" Satu kalimat yang keluar dari mulutku membuat Mas Zayyan tampak tertegun, akhirnya ia menganggukan kepalanya lalu menuntunku untuk masuk ke dalam mobil. Selama perjalanan, tidak ada pembicaraan di antara kami. Aku sibuk merenung, mencoba menggambarkan bagaimana masa depan akan terjadi. Kemungkinan berita tentang Mas Adnan dan Rayna akan segera menjadi viral, dan aku yakin hal ini akan berdampak pada Mas Zayyan juga.***Saat mobil berhenti di depan rumah Ibuku, Mas Zayyan dengan sigap turun dan membukakan pintu mobil untukku."Makasih Mas!" ucapku sembari tersenyum ke arahnya. "Hm, beristirahatlah!"Aku mengangguk, lalu berjalan masuk ke dalam. Saat akan masuk ke rumah, sebuah teriaka

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 14

    Kania terdiam sejenak, ia masih tidak menyangka dengan apa yang di ucapkan Adnan. "Kania, Mas mohon percaya sama Mas.""Jangan sentuh aku!" Kania kembali menghindar saat Adnan menyentuh pundaknya. "Sayang ....""Pergilah, Mas," ucap wanita itu sembari menunjuk ke arah jalan. "Apa kamu sudah tidak mencintai Mas lagi, Kania? Kamu ingin melupakan semuanya?" tanyanya dengan wajah yang terlihat begitu prustasi. Kania menghela nafas pelan, lalu mengangguk membuat Adnan benar-benar tertegun. "Semenjak aku tau perselingkuhanmu dengan wanita itu, aku sudah tidak memiliki rasa apapun lagi padamu, Mas.""Tidak, Kania. Kamu bohong kan? Mas mohon, Kania. Maafkan Mas, itu semua hanya sebuah kehilafan." Adnan langsung bersujud di kaki Kania, namun tidak ada respons apapun yang diberikan. Ia hanya diam, tanpa ada air mata yang mengalir dari matanya."Lepaskan, Kania. Mas!" "Ngga, Kania. Mas sangat mencintaimu, Mas mohon." Melihat Adnan yang tidak ingin menghindar, Kania langsung memanggil kel

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 15

    Adnan menatap penuh dendam ke arah Zayyan yang sudah masuk ke dalam rumahnya kembali, setelah itu ia menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan rumah tersebut. Di jalan, Adnan terus mengusap wajahnya dengan kasar, terlihat kegelisahan memenuhi pikirannya. Di sisi lain, ia memikirkan Kania namun di sisi lain, ia juga memikirkan pekerjaannya yang sebentar lagi akan hancur. "Argh!" Adnan tiba-tiba menghentikan mobilnya lalu memukul stir mobil dengan keras. Lelaki itu keluar dari mobil dan langsung berteriak di pinggir jembatan sembari menyugar rambutnya dengan kasar. "Kenapa? Kenapa ini harus terjadi!" teriak Adnan. Semua orang yang berada di sana menoleh sembari matanya menatap tajam ke arah Adnan. "Heh, lo jangan berisik bisa gak sih?" tegur salah satu orang. "Diam lo! Ini tuh tempat umum. Bukan tempat nenek moyang lo," jawab Adnan sembari menatap tajam lelaki itu. "Dasar, mungkin kalau ada seorang perempuan jadi istrimu, dia pasti sudah kabur karna tidak tahan punya suami gila s

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 16

    "Sela lihatlah, di hari pernikahan Zayyan nanti. Mamah ingin kita memakai baju ini, apa menurutmu cocok?" tanya Ibu Zayyan sembari menatap putrinya yang sedari tadi hanya diam. "Sela," panggil Ibunya. Tangannya terulur menepuk pundak anak gadisnya dengan keras membuatnya seketika terperanjat."Ii--iya, Mah. Ada apa?" "Kamu kenapa? Mamah melihat sekarang kamu gampang sekali melamun. Apa kamu sakit? Kalo sakit kita ke rumah sakit sekarang yah, Nak.""Apasih Mah, mana mungkin aku sakit. Mamah ngaco!" jawab Sela dengan wajahnya yang terlihat begitu panik bersamaan dengan keringat dingin yang tiba-tiba keluar dari keningnya."Tapi, Nak ....""Mah, Sela mau istirahat!" Ibu Zayyan hanya diam melihat kepergian putri satu-satunya. Hatinya langsung merasa tidak enak saat menyadari ada yang aneh dengan putrinya. ***"Sayang apa kamu sudah siap?" "Iya Mas, kita ketemuan di butik ya" jawab wanita di sebrang sana, membuat Zayyan mendesah pelan. "Jangan lama-lama, saya sudah rindu!"Kania yang

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 17

    FlashbackBeberapa menit setelah meminum minuman yang diberikan Adnan, Sela memegang kepala yang terasa begitu berat. Ia menatap ke sekeliling, pandangnya terasa mengabur dengan kepala yang berdenyut hebat. Adnan yang menyadari perubahan itu, tersenyum sinis. Ia mengeluarkan banyak uang yang sudah dia siapkan lalu melemparkannya ke meja. Teman-teman Sela yang melihat hal itu melebarkan matanya. "Uu--uang sebanyak ini untuk apa?" tanya salah satu temannya."Kalian habiskan uang itu sesuka kalian," ujar Adnan membuat mereka saling pandang. "Tapi, atas dasar apa kamu memberikan uang sebanyak ini?" Adnan menatap ke samping, lelaki itu lalu tersenyum sembari mengelus rambut Sela. "Tinggalkan saya bersama Sela." "Ta--tapi ...." Mereka semua langsung saling pandang, terlihat keraguan di mata teman-temannya. "Kalian tenang saja, Sela akan baik-baik saja dengan saya. Lagian, saya juga mengenal Zayyan, kakak Sela."Mereka akhirnya menganggukan kepala, matanya penuh binar menatap uang yang

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 18

    Pov Kania. "Saya harus pulang sekarang, Kania!" kata lelaki itu dengan wajah yang terlihat sangat kacau. Aku tidak bisa menahannya lagi dan segera memanggil dokter serta membuat surat kepulangan untuk Mas Zayyan.Setelah semuanya selesai, aku memutuskan untuk ikut ke rumahnya. Meskipun Mas Zayyan sempat melarangku, tetapi aku tidak bisa meninggalkan Mas Zayyan dalam kondisi seperti ini.***Terdengar helaan nafas Mas Zayyan saat mobil berhenti di depan rumahnya, aku melihat lelaki itu hanya diam memandang pintu rumah yang terbuka. Tidak ada reaksi apapun dalam dirinya, walau ku tau sekarang dia sedang berperang dengan perasaan dan juga pikirannya. "Mas." Aku mengambil tangan lelaki itu, membuat dirinya menoleh ke arahku. "Saya tidak bisa, Kania!" Wajah Mas Zayyan terlihat begitu sendu, jujur selama ini baru kulihat lelaki yang begitu aku cintai serapuh ini. Mas Adnan berhasil, lelaki itu benar-benar bisa membuat Mas Zayyan sangat hancur. Namun aku tidak akan membiarkan rencananya

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 19

    "Tidak, saya hanya tidak menyangka jika Pak Zayyan yang terhormat mau menerima saya menjadi adik iparnya," jawab Mas Adnan dengan matanya yang menatap ke arahku. Mas Zayyan tampak terkekeh, ia menepuk pundak Mas Adnan dan menjawab dengan nada pelan. "Saya melakukan itu bukan semata-mata untuk membuat Sela bahagia, namun untuk memperlihatkan padamu juga. Bahwa wanita yang dulu kamu sia-siakan, sekarang akan hidup bahagia." Aku tertegun saat Mas Zayyan mengangkat tanganku dan menciumnya di hadapan semua orang."Kamu akan menderita, Adnan," bisik Mas Zayyan, namun kata-katanya masih terdengar olehku.Tidak ada sepatah kata pun yang diucapkan oleh Mas Adnan kepada kami, namun terdengar suara ringisan dari Sela saat tangannya digenggam erat oleh Mas Adnan."Sakit, Mas!""Maaf, sayang...." Mas Adnan langsung menoleh ke arah Sela dan mengusap lembut tangannya.Aku tersenyum melihatnya, kutahu jika dia marah dia akan mengepalkan tangannya. Namun dia tidak menyadari bahwa ada tangan gadis y

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 20

    Sekarang, aku dan Pak Dika kembali bertemu di sebuah kafe yang telah kujanjikan kemarin. Mataku memandang heran lelaki itu, yang sibuk mengutak-atik ponsel di tangannya."Apa yang sedang Anda lakukan, Pak?" tanyaku dengan kebingungan."Jam sepuluh, Nona Sela dan temannya akan datang kemari," jawabnya, membuatku terkejut.Aku melihat ke arah arloziku, yang menunjukkan pukul 09.40. Astaga, bagaimana mungkin dia baru memberitahuku sekarang?"Tidak usah panik, Nona," ucap Pak Dika sambil merogoh sesuatu di dalam tasnya. Senyumku melebar saat dia memberikanku sebuah topi."Pakailah topi ini, mereka pasti tidak akan mengenali kita," katanya.Aku segera mengambil topi tersebut dan memakainya. "Ah, tidak heran Mas Zayyan sangat mempercayaimu. Ternyata kau luar biasa," pujiku. Sementara Pak Dika hanya tersenyum tipis.***Jam sudah menunjukkan pukul 10.14. Aku langsung menunduk sembari memegang topiku saat melihat Sela dan beberapa temannya datang dan duduk di sebuah kursi tepat di belakangku

Latest chapter

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 32 (ENDING)

    "Selamat, Pak Zayyan. Anda sudah dibebaskan, namun Anda harus tetap stay selama 24 jam karena akan menjadi saksi dalam kasus ini." Seorang polisi bersalaman dengan Zayyan setelah mengeluarkannya dari sel tahanan.Zayyan hanya mengangguk dan mengikuti polisi tersebut. Pikirannya kini terarah pada keluarganya dan istrinya yang pasti sangat khawatir tentang keadaannya."Mas Zayyan!" Kania yang melihat Zayyan datang langsung berlari ke arahnya dan memeluk lelaki itu erat. Seketika, tangis Kania pecah di pelukan Zayyan. "Mas, apakah kamu baik-baik saja? Apakah ada yang terluka? Apa polisi menyakitimu?" tanya Kania khawatir. Namun Zayyan hanya menggeleng, sambil terus menatap wajah istrinya dan menciuminya di seluruh wajahnya. "Jangan khawatir, sayang. Mas baik-baik saja!""Zayyan, Nak!" Ibu, ayah, dan yang lainnya segera menghampiri Zayyan, dan memeluknya satu per satu. Dika dan Helena, yang melihat itu, tersenyum lega. Beban yang begitu berat seketika hilang dari pundaknya."Ayo, Hele

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 31

    "ARGH!" Dika mengusap wajahnya dengan kasar, penyesalan jelas terpancar di wajahnya. Sekarang, di mana dia akan menemukan mereka, apalagi membuktikan bahwa dia dan Zayyan tidak bersalah.Dika melihat sekeliling, namun tiba-tiba dia terkejut ketika seorang wanita berdiri di depannya, menatapnya dengan tajam.Dika menatap sekeliling, namun tiba-tiba ia terperanjat saat seorang wanita berdiri di hadapannya sembari menatap tajam dirinya. "Siapa kamu? Apakah kamu arwah gentayangan?" tanyanya membuat Dika langsung mengerutkan keningnya. Namun tidak terlihat raut ketakutan di wajah wanita itu, Dika yang sedang tidak ingin bercanda langsung bangkit dan hendak pergi. "Jika kamu bukan hantu, kamu pasti pembunuh itu!" Deg! Ucapan yang di lontarkan wanita itu membuat Dika langsung menghentikan langkahnya, ia kembali berbalik dan menatap datar wanita tersebut. "Apa maksudmu?" Wanita itu terkekeh pelan, ia lalu kembali mendekat ke arah Dika. "Saya tau, semenjak kejadian penemuan mayat di sini

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 30

    "BAJINGAN!" Semuanya terperanjat ketika melihat Ayah Zayyan langsung menghantam wajah Dika dengan keras hingga lelaki itu terhuyung ke belakang. Rasa perih seketika menjalar bersamaan dengan darah keluar di sudut bibirnya. "Kenapa kau melakukan itu, Dika? Kenapa?" teriak Ayah Zayyan sambil memegang kerah baju milik Dika.Sela tidak bisa berhenti menangis, ia belum pernah melihat Ayahnya yang semarah itu Pada Dika. Wanita itu juga sangat terguncang, terlebih ia menganggap Dika seperti kakanya sendiri. Melihat Sela yang terus menangis, Dika tidak tahan lagi. Ia yang sedari tadi hanya diam akhirnya kembali bersuara."Karna, dia!" Tunjuk Dika ke arah Sela. "Saya tidak ingin Sela tersakiti, dan saya akan menyakiti orang yang telah menyakiti orang yang saya cintai!" Deg! Kata terakhir yang keluar dari mulut Dika benar-benar membuat mereka melebarkan matanya. Dika kembali tersenyum, ia lalu menatap ke arah Sela."Sela, saya memang yang membawa pisau itu untuk membunuh Adnan. Namun, bu

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 29

    "M- Mas, aku percaya. Kamu pasti tidak melakukan semua itu!" Mendengar hal itu, Zayyan tersenyum. Ia lalu mengelus puncak kepala Kania. "Terima kasih, Sayang!" "Maaf, waktu menjenguk sudah habis!" Salah seorang polisi tiba-tiba datang dan membawa Zayyan pergi. Kania ingin mengejar, namun Dika langsung menahannya."Jangan berbuat bodoh, Kania. Jika kamu membuat keributan di sini, semuanya bisa menjadi lebih buruk!" peringat Dika dengan tegas, membuat Kania terdiam. Matanya terus menatap punggung Zayyan yang dikawal seperti tahanan. Rasanya begitu berat melihatnya dalam situasi seperti ini."Mas, aku akan mencari si pelaku sebenarnya dan membebaskanmu dari penjara," gumam Kania pelan, suara itu terdengar oleh Dika. "Ayo, Kania. Kita harus pulang sekarang!" kata Dika, Kania hanya mengangguk pasrah. Saat mereka hendak pergi, Ayah Zayyan mendekati mereka."Kania, Dika. Di mana Zayyan?" tanya Ayah Zayyan dengan wajah penuh kekhawatiran. "Tuan Zayyan telah dibawa masuk kembali, Pak. W

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 28

    "Aa--adnan, bangun. Kamu ingi menipu saya 'kan? Bangun Adnan!" Zayyan terus menggoyangkan tubuh Adnan hingga darah lelaki itu mengenai tangannya, bau anyir begitu menyeruak membuatnya seketika tersadar. Dengan nafas yang tersenggal-senggal, Zayyan mengambil tangan Adnan dan merasakan bahwa urat nadinya sudah tidak berdenyut. Demi meyakinkan diri, ia kembali menempelkan jarinya di hidung lelaki itu."Tidak mungkin!" Lelaki itu seketika memejamkan mata dengan badannya yang seketika melemas, saat menyadari jika Adnan sudah tiada. Tubuh Zayyan gemetar, ia tidak tau harus berbuat apa. Terpaksa lelaki itu menelpon ambulan dan membawa jenazah Adnan ke rumah sakit. ***Di sisi lain, Kania dengan cemas menunggu Zayyan. Lelaki itu bilang akan pulang pukul sepuluh malam, namun sekarang sudah tengah malam akan tetapi Zayyan tak kunjung datang. Kania berkali-kali menghubungi ponselnya, namun tidak ada jawaban. Ia yang kesal langsung melempar ponselnya ke sembarang arah. "Mas, kamu kemana si

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 27

    Zayyan tidak bisa menahan senyumnya saat melihat wajah Kania yang tampak kesal, wanita itu terus menggerutu karna tau Ibunya mendengar apa yang mereka bicarakan. "Mas Zayyan, kenapa bahas itu. Malu ih, di denger Ibu," keluhnya.Zayyan terkekeh, ia lalu mendekat ke arah Kania. "Hm, memangnya kenapa? Kan kita sudah suami istri!" bisiknya di telinga Kania. "Tapi 'kan, Mas ...."Cup! Mata Kania melebar saat Zayyan mencium bibir wanita itu sekilas, Kania yang sejak tadi tidak berhenti bicara langsung diam seketika. Kania yang sudah salah tingkah memilih untuk bangkit, namun Zayyan langsung menarik tangannya hingga badan wanita itu jatuh di pangkuan Zayyan. "Mau kemana, hm?" tanya Zayyan sambil melingkarkan tangannya di pinggang Kania. "Mas lepasin!" Kania memberontak namun Zayyan semakin mempererat pelukannya. "Diam Kania, saya masih merindukanmu," lirihnya membuat kania mengulas senyum tipis, ia yang menundukan kepala langsung mendongak menatap Zayyan. "Maafin kelakukan Mas kemari

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 26

    Pov authorKania terbangun dan menatap kamarnya sudah kosong, pikiran wanita itu kembali mengingat kejadian barusan. Air matanya menetes, ia yang tidak bisa mengontrol dirinya sampai melakukan hal sememalukan itu pada suaminya sendiri. Tiba-tiba mata Kania tidak sengaja menoleh ke arah meja di sampingnya, di sana sudah tersedia sarapan beserta secarik kertas kecil.Wanita itu mengambil kertas itu dan membacanya, di sana ada kata-kata manis yang membuat jantung Kania berdetak kencang. 'Jangan lupa sarapan sayang, dan tunggu aku pulang. Aku mencintaimu,'"Tidak, bagaimana aku bisa bertemu Mas Zayyan setelah kejadian tadi," gerutunya sembari menutup wajah. Ia merasa begitu malu, walaupun mereka sudah menikah namun baru kali ini ia seterbuka itu di depan Zayyan. Kania terdiam sejenak, setelah lama berpikir akhirnya ia kembali menaruh kertas itu di tempatnya dan turun dari tempat tidur. Ia memilih untuk pergi ke rumah orang tuanya, untuk saat ini ia ingin menenangkan diri dan menghinda

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 25

    Aku terus memandangi wajah cantik istriku, dan penyesalan kembali terlintas di hatiku."Sayang, setelah kamu bangun, semuanya akan berubah. Aku bersumpah akan membuatmu bahagia seperti dulu," bisikku sambil mencium keningnya dengan lembut.Aku mengambil tangannya dan mencium tangan mulus istriku, kemudian menyelimuti tubuhnya dengan penuh kasih sayang.Aku menghela nafas pelan. Lebih baik aku segera bersiap pergi ke kantor dan menyelesaikan pekerjaanku sehingga aku bisa secepatnya kembali untuk berduaan dengan istriku tanpa gangguan.Saat aku berjalan menuju kamar mandi, pandanganku tertuju pada sebuah tong sampah yang memperlihatkan sebuah baju yang begitu familiar. Aku merasa ada yang tidak beres dan mencoba mendekati tong sampah itu. Deg! Hati ini terasa begitu sesak saat aku mengambil baju itu dan ternyata sebuah lingre yang di pakai Kania saat malam itu, ya tuhan kenapa baju nya robek. Aku memegang kepalaku, rasa pusing menyeruak namun aku tidak mengingat apa yang terjadi. "

  • Tukar Suami dengan Pelakor   Bab 24

    "Berhenti untuk menganggu istri saya! Jika tidak, hidupmu kupastikan akan menderita, Adnan!" Aku menahan tubuh lelaki itu saat ia sudah ada di depan pintu, sedangkan Kania sudah pergi kembali ke depan. Adnan menghempaskan tanganku, ia lalu menatap remeh ke arahku. "Kau hanya mendapatkan raganya, tapi hatinya masih miliku, Zayyan!" ucapnya membuatku mengepalkan tangan. Jika saja kami tidak berada di rumah, mungkin aku sudah menghabisinya sekarang juga.Tahan Zayyan, menghadapi Adnan tidak perlu dengan kekerasan. Aku langsung tertawa hingga dia menatap heran ke arahku. Aku menepuk bahunya dengan keras. "Selain tidak tau malu, kau juga tidak tau diri adik ipar. Jelas-jelas kau tau jika Kania sangat mencintaiku, dan ...."Aku menjeda ucapanku, mendengar suara giginya gemeretak. Aku semakin tertawa karna berhasil memanasinya. "Yang kau katakan benar, jika istriku itu ...."Bugh! Belum sempat aku bicara, Adnan langsung menghantam rahangku membuatku tersungkur. Terlihat lelaki itu begi

DMCA.com Protection Status