Brena seolah sedang tertawa sambil melihat David yang berada di 10 langkah di kejauhan. Sesaat kemudian, dia berteriak genit, mengambil langkah dan menyerang ke arah David dengan sebuah kepalan tinju.Karena memakai sepatu hak tinggi, maka dia berlari dengan terpincang-pincang dan tampak sangat lucu. David menggeleng tak berdaya. Berlatih silat dengan mengenakan sepatu hak tinggi, dia juga termasuk orang yang berbakat.Ternyata benar, saat Brena baru mendekati David, tubuhnya terhuyung-huyung dan dia tiba-tiba sepenuhnya menerkam ke atas tubuh David. “Kamu tidak apa-apa, ‘kan?” David merangkul pinggangnya secara reflek dan takut dia jatuh ke atas lantai.“Itu, kakiku agak sakit……” kata Brena kesakitan. David menunduk melihat ke bawah dan menemukan hak sepatu hak tingginya patah. Tampaknya patah saat dia berlari barusan. “Apakah kamu masih bisa berdiri dengan seimbang?” tanya David. “Tidak bisa. Sakit……” Brena ingin bangkit berdiri secara reflek. Setelah itu, rasa sakit yang menu
Ria tidak mengulurkan tangan untuk mengambil tisunya. Dia tidak berhenti memberitahu diri sendiri di dalam hati. Ria, kamu tidak boleh menangis!Mesipun dia dan David sudah membuat akte pernikahan dan sudah “tinggal bersama”, tapi kedua belah pihak hanya sedang menuruti permintaan terakhir kakek saja. Siapapun tidak menganggapnya serius. Dirinya sendiri juga tidak menyukai David. Bukankah sangat wajar jika David bersama wanita lain?Jadi, dia, Ria Nastoro punya kualifikasi apa untuk menangis?Meskipun demikian, air matanya tetap mengalir dari sudut matanya dengan tak tertahankan. Saat melihat David dan Brena begitu mesra, dalam hatinya benar-benar sangat sedih. Seperti sesuatu yang berharga telah direbut oleh seseorang. Aku……mengapa aku bisa memiliki perasaan seperti ini?Ria menggelengkan kepala dengan kuat. Dalam hatinya tiba-tiba muncul sebuah pemikiran yang bahkan tidak berani dipercayainya. Jangan-jangan……Aku benaran jatuh cinta pada David?Tidak!Tidak mungkin!Yang aku s
“Tante Heni, tolong perhatikan kata-katamu. Dan juga, di bagian mana aku telah menyinggungmu?” kata David sambil mengerutkan alis. Dengan memandang muka Hasan, dia tidak ingin membuat perhitungan dengan wanita ini. “Kamu masih tidak malu untuk menanyakannya?”Heni berteriak marah dengan suara keras. “Apa yang sebenarnya telah kamu lakukan? Kamu bahkan mencelakai Wulan sampai dipecat oleh perusahaan. Dia bahkan keluar kota sendirian dan tidak menghubungi orang di rumah.”“Jika hari ini kamu tidak memberi penjelasan padaku, jangan harap aku akan melepaskanmu.”Ternyata, setelah dipecat oleh David, Wulan mengalami perubahan suasana hati yang sangat besar. Sifatnya menjadi jauh lebih pendiam dan tidak berbicara dengan orang tuanya saat kembali ke rumah. Hasan dan istrinya merasakan keanehan pada dirinya. Begitu ditanya, baru tahu bahwa dirinya sudah dipecat. Mengenai alasan dipecat, Wulan tidak mengungkitnya sama sekali. Kemarin pagi, dia lansung membeli tiket pesawat ke Limpung dan t
“Dia adalah……” Alis David langsung mengkerut dan tatapannya jatuh ke atas tubuh pemuda itu. “David, kuperkenalkan sejenak, dia bernama Sonny Lumban. Ini adalah ayahnya, Yuliadi Lumban. Kamu cukup memanggilnya Om Yuliandi saja.”Hasan mulai melakukan perkenalan kepada David sambil tersenyum dan akhirnya kembali menambahkan, “Om Yuliadi adalah atasanku dulu. Sekarang adalah menejer utama Freya Group yang baru menjabat.”Menejer utama yang baru menjabat? David tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik Yuliadi dan dalam hati berkata, orang ini seharusnya menjabat setelah dirinya selesai mengadakan rapat waktu itu.Jika tidak, dia tidak mungkin tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya. Setelah menghadapi tatapan mata David, Yuliadi dengan wajah yang sombong, tidak melihat David sama sekali. Seolah-olah David tidak layak untuk diperhatikan olehnya. David juga tidak peduli, dia hanya mengurus urusannya sendiri dengan duduk di tempat duduk yang ditemukannya. Melihat dirinya yang tampa
Karena Yuliadi baru menjabat, dia juga tidak tahu bagaimana beberapa orang ini menyinggung presiden direktur. Maka dari itu, Hasan bertanya kepada David. David menetralkan kembali raut wajahnya dan berkata, “Om Hasan, aku berterus terang kepadamu saja. Wulan dan Surya mereka dipecat olehku.”Seiring dengan jatuhnya omongannya, semua orang mengira diri sendiri salah dengar. Sonny tertawa mengejek dan berkata, “Apa katamu? Kamu yang memecat mereka?”“Apakah kamu bisa berpikir dulu sebelum membual? Ayahku sudah mencari tahu dari orang di perusahaan. Dik Wulan mereka dipecat oleh presiden direktur perusahaan. Apa hubungannya dengan orang udik sepertimu?”David dengan tenang berkata, “Karena aku adalah presiden direktur Freya Group.”“Hahaha!”Sonny tertegun, kemudian tertawa terbahak-bahak sambil memegang perut. “Ayah, Om Hasan dan Tante Heni, kalian semua sudah dengar, ‘kan? Anak ini bahkan mengatakan dirinya adalah presiden direktur Freya Group.”Yuliadi juga sudah tertawa. “Hasan, ha
Ayah dan anak Lumban langsung tertegun, seperti tidak menyangka David akan langsung menyetujuinya. Tapi, keduanya langsung tersenyum dingin. Berpura-pura!Terus berpura-pura saja!Setelah sampai di Vila Nomor Satu Menteng, aku ingin melihat bagaiamana kamu akan berpura-pura!Keduanya juga tidak banyak ngomong kosong lagi dan segera mengajak beberapa orang itu turun ke lantai bawah. “Bocah bernama David, sudah lihat mobil ini?”Sonny mengangkat tangan dan menunjuk satu unit mobil SUV berwarna hitam yang terparkir di tepi jalan sambil berkata, “BMW X5, harganya 1,4-1,6 miliar. Kuperkirakan seumur hidupmu belum pernah menaikinya, ‘kan?”David mengangguk dan berkata, “Memang benar belum pernah naik.”“A*jing kampung!”Sonny diam-diam memaki di dalam hati, kemudian tertawa terbahak-bahak. Perasaan unggulnya semakin meningkat. Pada saat ini, dia tiba-tiba melihat David mengeluarkan ponsel dan seperti sedang menelepon seseorang. “Apa yang kamu lakukan?” Sonny tidak bisa menahan diri untu
Setelah Sonny dengan bersusah payah tersadar kembali, dia langsung memutar kepala melihat David dengan wajah tersenyum dingin dan berkata, “David, bukankah kamu mengatakan vila ini adalah milikmu? Cepat buktikan kepada kami.”“Benar benar benar. Cepat buktikan kepada kami.” Yuliadi juga sudah bereaksi dan berkata mendesak berulang kali.David baru saja ingin berbicara. Hasan tiba-tiba mengela nafas ringan dan berkata, “David, pulanglah. Semoga kejadian hari ini bisa memberimu pelajaran. Kelak jadi orang harus apa adanya dan jangan berbohong ataupun ngomong kosong.” “Om Hasan, kamu juga tidak percaya?” kata David sambil mengangkat alis. “Percaya h*ntumu!”Heni tersenyum dingin dan berkata, “Kamu juga tidak berkaca pada air kencingmu sendiri. Memangnya kamu pantas untuk memiliki rumah semewah ini?”“Sebenarnya sejak awal kami sudah tidak percaya pada omonganmu. Alasan kami ikut kemari tak lain hanya untuk melihat apakah dirimu mempunyai sikap tahu malu.”“Sayangnya, kulit mukamu ini s
Pada saat ini, Hasan dan yang lainnya tercengang bagaikan patung. Mereka seperti terkena mantera penahan tubuh. Terkejut, takut, panik, tidak percaya dan ekspresi lainnya, satu per satu muncul di wajah mereka. “Orang udik?”“Pemilik Vila Nomor Satu Menteng?”“Tuan Mudanya Julio Sianturi?”Identitas-identitas ini terjalin dalam pikiran mereka, bagaikan satu demi satu petir di siang bolong yang menyambar mereka hingga bagian luar dan dalam tubuh mereka renyah. Bagaimanapun juga, ketiga identitas ini, benar-benar tidak berkaitan sama sekali. Lebih tepatnya, perbedaannya terlalu jauh. Jika bukan terlihat oleh mata kepala sendiri, mati pun mereka tidak akan percaya. Raut wajah Sonny dan ayahnya memucat. Ternyata mereka telah menyinggung seorang bos besar yang sesungguhnya. Keberadaan yang sekuat Raja Jayanegara, bahkan harus berlutut dengan satu kaki kepadanya dan menunduk sebagai bawahan!Sebelum datang kemari, mereka justru mengucapkan berbagai omongan kasar kepada David dan bahkan