Dengan cepat, Ria dan Yuni tiba di Freya Group dengan mengendarai mobil. David kebetulan berjalan keluar dari perusahaan. Setelah rapat barusan, ada pejabat pemerintah Jayanegara yang datang memeriksa perusahaan.David tidak suka berurusan dengan orang-orang ini. Dia langsung mengatur Tari untuk menerima kedatangan mereka, sedangkan dia berencana untuk pergi. Setelah melihatnya, Ria yang baru saja turun dari mobil tertegun. “David, kenapa kamu ada di sini?”“Aku datang untuk rapat.” David berjalan ke arah kedua wanita itu. “Kalau begitu, apakah kamu melihat Presdir David perusahaan kalian? Aku ingin bertemu dengannya.” tanya Ria dengan wajah penuh penantian. “Kamu ingin bertemu dengannya untuk apa?” kata David dengan tertegun. Ria berkata, “Masalah investasi terakhir kali adalah berkat bantuannya. Maka dari itu aku ingin mengucapkan terima kasih kepadanya secara langsung.”“Ternyata kamu kemari demi hal ini ya.”“Cepat katakan, sebenarnya kamu melihat Presdir David perusahaan kali
“Kelihatannya pria paruh baya barusan adalah Presdir David.”Yuni kebingungan dan langsung tersenyum dingin sambil berkata, “Hm, sebelumnya David masih mengatakan dirinya adalah Presdir David. Ternyata memang penuh kebohongan. Untungnya kita tidak percaya padanya.”Saat ini, dia semakin meremehkan dan membenci David. Malam tiba. Di rooftop Gedung Imperial, David berdiri di depan pagar pembatas dan menyalakan sebatang rokok. Beriringan dengan cahaya api yang bekedap-kedip, kontur wajahnya yang tajam terlihat jelas。Setelah rokok itu terbakar, David dengan acuh dan perlahan berkata, “Sudah hari ke dua. Apakah belum ada anggota Keluarga Zafar yang pergi bersujud dan bertobat di depan makam kepala panti asuhan?”“Jawab Tuan Muda, hingga hari ini belum ada satu pun anggota Keluarga Zafar yang pergi.” kata Julio sambil membungkukkan badan di belakangnya. “Kelihatannya pembunuhannya masih belum cukup!”David mendongak. Niat membunuh yang tak terbatas langsung meledak di matanya. “Kalau me
Di depan pagar pembatas lantai 2 arena tinju. Mamat merangkul seorang wanita berpakaian terbuka sambil melihat pemandarngan di bawah dari ketinggian. “Nomor 1, apakah kamu tidak makan? Pukul! Pukul dengan sekuat tenaga! Pukul nomor 9 hingga mati adalah yang terbaik!”Mamamt memaki sambil menjulurkan tangan ke depan dada wanita itu dan meremasnya. Mungkin karena tenaganya yang kuat, wanita itu langsung berteriak kesakitan. “Plak!” Mamat menampar wanita itu hingga jatuh ke atas lantai dan dengan suara dingin berkata, “Manusia jalang, teriak apa? Apakah ingin ditiduri olehku?”“Tuan Ke Tiga, aku……aku salah. Lain kali tidak akan berani lagi.” Wanita itu segera bersujud di atas lantai dan memohon dengan wajah pucat. “Manusia jalang, sekarang aku sedang marah besar. Segera redakan amarahku.”Mamat memaki. Setelah membuka tali pinggangnya, dia menarik kepala wanita itu dengan sangat kasar. Pada saat ini, seorang pria perkasa yang memakai jas berjalan masuk dengan langkah cepat. “Tuan K
Semua orang buru-buru melihat ke sana. Saat ini Mamat terlihat berdiri di depan pagar pembatas lantai 2. “Itu adalah Tuan Ke Tiga Zafar!Orang yang berada di tempat itu langsung terkejut. Mamat menyalakan sebatang cerutu dan melihat David dari atas sambil berkata, “B*jingan kecil, tidak disangka kamu bahkan datang ke sini sendirian untuk membunuhku!”“Memangnya kamu tidak tahu, di antara semua anggota Keluarga Zafar, bawahan milikku, Mamat Zafar adalah yang paling banyak. Aku juga merupakan orang yang paling tidak boleh diganggu?”“Sebenarnya aku harus mengataimu tidak berpengetahuan atau melebih-lebihkan kemampuanmu sendiri?”Saat ini, Mamat menatap topeng perunggu di wajah David. Matanya tampak sangat haus akan darah. Dialah orangnya!Sisa-sisa Panti Asuhan Bisma!Mamat merasa terkejut dan senang.B*jingan kecil, aku sedang pusing karena tidak menemukanmu. Tidak disangka kamu justru berinisiatif mencari mati sendiri!Hahahaha!David mengangkat mata melihat Mamat yang berada di lan
Menghadapi tatapan haus akan darah David, bulu roma di sekujur tubuh Mamat berdiri.Dia akhirnya ketakutan dan mundur beberapa langkah ke belakang dengan badan yang gemetaran.Saat ini, wajahnya dipenuhi rasa tidak percaya dan ketakutan yang tiada akhir. Di saat terpenting, dia kembali berakal sehat dan meraung kepada bawahan yang tersisa. “Cepat! buka semua kurungan dan keluarkan semua orang!”“Boom boom boom!” Seiring dengan dibukanya sebuah kurungan besi, terlihat 18 orang pria perkasa perlahan-lahan berjalan keluar dari dalam.Tinggi tubuh orang-orang ini semuanya di atas 1,9 meter. Lengannya lebih besar daripada paha David dan tampak seperti raksasa.Mereka semua adalah tulang pukul terbaik yang dikumpulkan Mamat selama beberapa tahun ini. Salah satu dari mereka saja sudah bisa mengalahkan 10 musuh sendirian. “Bunuh dia dan aku akan membebaskan kalian. Setiap orang akan mendapat uang tunai 10 miliar!”Di bawah instruksi Mamat, sekotak demi sekotak uang tunai diletakkan di hadap
Mereka melihat pembunuhan besar-besaran tanpa perasaan di depan mata ini dengan penuh ketakutan. Di mata mereka terdapat ketakutan, keterkejutan dan bahkan gemetar!Membunuh 1 orang dalam 1 langkah!Ini adalah membunuh 1 orang dalam 1 langkah yang sesungguhnya!Dewa pembunuh!Ini adalah satu sosok dewa pembunuh yang tidak tertandingi!”Bagaimana Keluarga Zafar bisa memprovokasi sebuah keberadaan yang begitu mengerikan!Mamat dibuat ketakutan hingga kecing di celana. Pada saat ini, dia akhirnya sadar mengapa b*jingan kecil ini bisa membuat kakak pertamanya begitu panik. Bahkan, sesepuh Keluarga Zafar juga sengaja mengutus seseorang untuk menghadapinya. “Tidak, aku tidak boleh mati! Aku tidak boleh mati!”Mamat mengaum liar di dalam hati. “Aku, Tuan Ke Tiga Zafar yang begitu terkenal. Aku memiliki kekuasaan dan kekayaan yang tak tertandingi. Aku belum puas menikmatinya. Aku tidak boleh mati!”“Titan!”“Cepat! Cepat keluarkan Titan!” Tiba-tiba dia berteriak keras. “Boom!”Kurungan be
“Mengapa setiap dari kalian selalu mengucapkan hal ini ketika sudah mau mati? Apakah tidak bisa mengatakan sedikit hal yang lebih baru?”David datang ke hadapannya. Setelah menggelengkan kepala, dia mengulurkan tangan dan memutuskan kepalanya secara paksa. Dia menyalakan sebatang rokok, mengeluarkan sebuah kantong dan memasukkan kepala Mamat ke dalamnya, kemudian beranjak pergi. Semua orang di dalam arena tinju akhirnya tersadar kembali dan melihat mayat Mamat yang sudah tidak berkepala, berikut darah yang memenuhi lantai.Mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak menjerit dengan suara keras lagi. Ada orang yang berdorongan mencoba melarikan diri dan ada orang yang tidak berhenti muntah sambil bersandar di sudut dinding. Di luar arena tinju. Sebuah mobil polisi bergegas kemari dengan menyalakan sirene. “Cepat! Cepat cepat cepat!”Mayang yang mengenakan pakaian seragam melompat turun dari dalam mobil dan bergegas ingin masuk ke arena tinju bersama dua orang. Tiba-tiba di 10 langka
Omongannya baru selesai dan sebuah puntung rokok sudah melesat ke arahnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.Mayang secara reflek menghindar ke samping. Setelah itu dua buah suara pistol terdengar di tepi telinganya. Saat dia berdiri seimbang dan melihat ke sana, dia justru menemukan sosok David sudah menghilang sejak tadi. “B*rengsek, lagi-lagi membiarkan anak ini kabur!” Mayang berjalan ke tempat David berdiri sebelumnya dan menghentakkan kaki dengan keras. Dia berkata kepada kedua bawahannya. “Barusan kalian menembak? Apakah mengenai dirinya?”Kedua orang itu buru-buru menggelangkan kepala. “Kami juga tidak tahu. Kecepatannya telalu tinggi.”Mayang langsung tampak terkejut. Perlu diketahui bahwa barusan mereka paling-paling hanya berjarak 10 langkah dari David.Dengan jarak seperti ini, masih bisa membiarkannya terhindar dari peluru. Betapa mengerikannya gerakan ini.Tiba-tiba, Mayang berjalan ke sana untuk memungut puntung rokok barusan. Senyuman bangga muncul di wajahnya. “A