Pada malam yang berbintang, sebuah mobil polisi tiba di depan gerbang Taman Pemakaman Umum Kalibata dengan kecepatan tertinggi.Mayang dan Ria turun dari dalam mobil. Mereka tidak berhenti melangkah masuk ke pemakaman dan akhirnya tiba di depan satu per satu batu nisan yang kesepian. Di depan batu nisan yang paling tengah, setumpuk abu yang masih berasap berserakan di atas tanah. “Ternyata dia benaran datang untuk memberi persembahan!”Tatapan mata Mayang terpaku pada abu kertas dan langsung mengangkat mata memperhatikan sekeliling. “Ria, dia seharusnya baru pergi. Kita pergi mengejarnya sekarang seharusnya masih keburu.”Saat berbicara, dia diam-diam mengulurkan tangan ke pinggang dan mengeluarkan pistolnya. Namun omongannya tidak mendapatkan tanggapan apapun.Mayang secara reflek melihat ke belakang dan terlihat Ria yang sedang berlutut di atas lantai dan mati-matian mengais tanah di atas lantai. Meskipun jarinya tergores, dia tetap tidak peduli. Seiring dengan terbukanya tanah
“Tidak perlu. Aku masih harus kembali untuk meneliti kasus. Kamu istirahatlah lebih awal.” Mayang menggelengkan kepala, berbalik badan dan langsung pergi dengan mengendarai mobil. Setelah menutup pintu, Ria langsung datang ke depan pintu kamar David. Dia terlebih dahulu mengetuk pintu dan berkata, “David, apakah kamu sudah tidur?”Setelah melihat tidak ada jawaban dari dalam kamar, dia mau tak mau mengeluarkan kunci dan membuka pintu kamar. Namun, tidak ada seorang pun di dalam kamar. Pada saat ini, dalam hati Ria tiba-tiba merasa sedikit kecewa. David tidak pulang. Ini sudah tengah malam.Kenapa dia tidak pulang?Apa mungkin telah terjadi sesuatu padanya? Begitu pemikiran ini muncul, dia langsung terkejut dan ingin menelepon David.Kenyataannya, dia sendiri bahkan tidak sadar bahwa seiring dengan kehidupan bersama selama ini, dia diam-diam sudah menerima David. Pria yang tiba-tiba menerobos masuk ke dalam kehidupannya ini, meskipun biasanya tindakannya tidak sesuai dengan omo
Pada saat ini, semua orang menyingkirkan perasaan meremehkan sebelumnya dan hanya merasa di atas leher terdapat sebuah pisau tak berwujud yang mungkin akan jatuh ke kepala mereka kapan pun. Bahkan dalam hati Yayan, kepala Keluarga Zafar dan Mufid yang duduk di atas kursi roda juga sangat ketakutan. “Kakak Pertama, se……sekarang apa yang harus kita lakukan?” kata Cecep Zafar, putra ke dua Keluarga Zafar dengan wajah memucat. Bisa dibilang, dia adalah orang yang paling ketakutan di antara semua orang yang berada di tempat itu. Adik ke empat dan ke tiga sudah mati. Akankah giliran selanjutnya adalah dirinya?Raut wajah Yayan muram hingga menakutkan. Mereka sudah menawarkan hadiah kepada pihak luar untuk menangkap b*jingan kecil itu dan bahkan tidak berhenti menambah jumlah hadiahnya. Sayangnya, jangankan menangkapnya, bahkan sedikit informasi tentang dirinya pun tidak ada.B*jingan kecil ini bergentayangan bagaikan hantu jahat yang kembali dari neraka.Pada saat ini, telepon genggam
Pemuda itu menjinjing sebuah benda berlumuran darah di tangannya, menatap Yayan dan yang lainnya dengan wajah tersenyum sambil berkata, “Permisi, apakah kalian adalah anggota Keluarga Zafar?”“Ka……kami adalah anggota Keluarga Zafar.”Yayan buru-buru mengangguk, kemudian dengan wajah penuh hormat berkata, “Apakah A……Anda adalah murid sesepuh?”“Benar. Namaku Luis Tambun, murid terkecil guruku.” Pemuda itu tersenyum. Senyumannya membuat punggung terasa dingin.Kali ini semua orang melihat yang dijinjing di tangannya jelas adalah kepala manusia. “Tuan Luis, i….ini adalah?” kata Yayan dengan merinding. “Maksudmu dia ya?” Luis dengan tidak peduli berkata, “Orang ini sepertinya bernama Kosim Faisal. Aku dengar bahwa dia merupakan saingan kuat Keluarga Zafar di bidang pelayaran. Maka dari itu aku membunuhnya dalam perjalanan kemari.”“Mengenai kepalanya ini, anggap saja sebagai hadiah perjumpaan untuk kalian.”Nada bicaranya sangat santai, seperti sedang membicarakan sebuah hal sepele. “Ap
David khawatir akan terjadi sesuatu pada Ria karena dirinya membuat Mufid cacat. Maka dari itu, dalam 2 hari selanjutnya dia selalu mengantar Ria pergi ke perusahaan secara pribadi. Hanya saja, setelah mendapati Ria berbohong padanya di malam 2 hari yang lalu, sikap David terhadap Ria berubah menjadi sangat acuh. Bagaimanapun juga, tidak ada orang yang bisa mentoleransi kebohongan. Ria juga merasakan hal ini. Namun, karena sibuk bekerja dan ditambah dengan dirinya yang selalu memperhatikan pergerakan Mayang, maka dia tidak terlalu mempertanyakannya.Pagi ini, setelah mengantar Ria sampai ke pintu gerbang Guntur Group, David melihat segerombolan orang menghadang pintu gerbang hingga tidak ada celah. Semua satpam digerakkan dan tetap tidak bisa menjaga ketertiban. Di sekeliling juga terdapat banyak awak media yang mengambil foto secara gila-gilaan. “Perusahaan berhati busuk! Bahkan berani menjual kosmetik palsu! Kembalikan uang kami!”“Benar! wajah istriku rusak karena memakai kosm
Setelah David melepaskan pemuda bertato, Ria melihatnya sambil berkata, “Tuan, apakah terdapat kesalahpahaman di antara kita?”“Salah paham k*ntutmu! Istriku memakai kosmetik perusahaan kalian dan akhirnya seluruh wajahnya membengkak. Sekarang juga sudah dimasukkan ke ruang IGD. Dokter mengatakan nyawanya berada dalam bahaya di setiap waktu.”Pemuda bertato memaki sambil menangis kencang dan memukul lantai. “Kalian kembalikan wajah istriku.”“Tuan, apakah Anda melakukan kesalahan? Produk perusahaan kami semuanya memiliki sertifikat keamananan yang ketat, pasti tidak akan muncul keadaan yang seperti Anda katakan……” kata Ria dengan sabar. “Aku bisa membuktikan apa yang dikatakan saudara ini adalah benaran.”Pada saat ini, seorang wanita paruh baya juga maju untuk memprotes. “Putriku juga menggunakan produk perusahaan kalian. Alhasil, sekujur tubuhnya tumbuh bisul bernanah dan setiap hari dia ribut ingin gantung diri……”“Aku beri tahu kalian, jika terjadi sesuatu pada putriku, aku……aku a
Seiring dengan dilontarkannya omongan David. Semua orang tercengang. Wajah pemuda bertato memerah bagaikan kelinci yang ekornya dipijak dan berkata, “Kamu k*ntut! Siapa bilang aku tidak punya istri? Bukankah barusan aku sudah bilang bahwa hingga saat ini istriku masih terbaring di ruang IGD.”“David, kamu kenal dia?” tanya Ria dengan tidak tahan. Bahkan Mayang juga menatap David dengan penasaran. Dia tidak memiliki banyak kesan tentang pria di hadapannya ini. Satu kali yang paling berkesan adalah saat terakhir kali dia menangkap pria ini di terminal bus dan membawanya ke kantor polisi. Pada akhirnya Rialah yang menyelamatkannya.Menghadapi tatapan semua orang, David menggelengkan kepala dan berkata, “Aku tidak kenal dia dan lebih tepatnya aku juga pertama kalinya bertemu dengannya.”“Wah!”Semua orang langsung riuh dan mengira diri sendiri salah dengar. Kamu belum pernah bertemu dia sebelumnya. Kalau begitu bagaimana kamu bisa tahu bahwa dia tidak punya istri? “David, apakah kamu
“Omong kosong. Tentu anak kandungku.”“Kamu juga sedang berbohong.”David mendengus dan berkata, “Kamu seorang wanita mandul, punya putri kandung dari mana?”“K*ntut a*jingmu! Kamu yang mandul! Semua anggota keluargamu yang mandul!” Suara wanita paruh baya itu sangat tajam. Dia takut orang lain berhasil mengetahui sesuatu. Mayang menatap David dengan senyuman yang perlahan mendingin dan berkata, “Ini juga kamu ketahui dari melihat penampakan wajah?”“Benar.” kata David mengangguk. “Kalau begitu, kamu juga lihat penampakan wajahku. Aku ingin melihat perkataanmu tepat atau tidak.” kata Mayang sambil terseyum dingin.“Kamu ingin lihat apa?” tanya David. Mayang berkata, “Kamu lihat karier apa yang digeluti orang tuaku sekarang saja. "David menatapnya selama beberapa detik dan tiba-tiba menggelengkan kepala sambil berkata, “Kamu sudah yatim piatu sejak kecil. Dari mana datangnya omongan sekarang?”Begitu omongannya dilontarkan. Mata semua orang mati-matian tertuju pada Mayang, seolah i
Entah telah berapa lama waktu berlalu. David membuka matanya dan bangkit berdiri. Dia melirik mayat pria berpakaian abu-abu dan mengangkat pedang panjangnya.David merasakan energi spiritual di pusat energinya telah pulih sekitar tujuh hingga delapan bagian. Dia kemudian mengeluarkan bahan-bahan obat dan mulai meramu pil penyembuh.Meskipun tubuhnya mengalami luka parah, namun energi spiritual di pusat energinya tidak terlalu terpengaruh.David telah membuat tiga butir obat mujarab penyembuh luka dalam. Dia menelan satu butir, sementara dua butir lainnya disimpan di dalam tas dan siap digunakan jika diperlukan.Saat tengah malam, David terbangun. Dia memandang cahaya bulan di luar jendela, lalu mengenakan pakaiannya dengan hati-hati dan perlahan.David melihat rantai hitam di pergelangan tangannya, benda yang dia dapatkan dari pria berpakaian abu-abu.Jari-jari David mengelus rantai hitam itu. Rantai hitam itu membawa aura dingin yang menyeramkan dan begitu disentuh langsung terasa di
“Puch!” Lengan kiri David langsung terputus dan darah segar berceceran di tanah.David menggenggam pedang dengan tangan kanannya dan dia berdiri di tempat. Entah berapa banyak tulangnya yang telah patah dan organ dalamnya pun mengalami kerusakan dalam berbagai tingkat.“Uhuk, uhuk .…” Dia membuka mulut dan terbatuk mengeluarkan beberapa teguk darah. Tetapi dia kembali menerjang ke depan tanpa ragu.Aura di tubuh David tetap begitu dahsyat dan mengerikan. Seperti orang yang kehilangan akal, dia menerjang ke arah pria berpakaian abu-abu di depannya sekali demi sekali.“Kau benar-benar tidak menyerah, ya!” Pria berpakaian abu-abu berbicara sambil tersenyum dingin dan menatap David, “Kalau begitu, aku akan mengantarmu dalam perjalanan terakhirmu!” Tatapan David tajam. Sayap kupu-kupu hitam di belakangnya mengepak. Kecepatannya sangat tinggi dan melesat seperti angin kencang yang melintas di depan mata pria berpakaian abu-abu.“Em?” Tubuh pria berpakaian abu-abu tiba-tiba menjadi kaku da
Kedua mata David berkilau dengan cahaya. Kekuatan api petir bisa menghancurkan korosi dari racun tersebut, tapi kekuatan api petir juga akan banyak terkuras.“Pertaruhkan semuanya,” David membuat rencana di dalam hati. Dia mengangkat kepala, menatap pria berpakaian abu-abu. Matanya menampakkan cahaya tajam, tangannya membentuk segel dan api petir yang tak terhitung jumlahnya melesat ke arah serangga-serangga itu seperti naga api.Suara ledakan keras terdengar dan bola-bola api panas melahap serangga-serangga itu. David langsung melompat, menerjang masuk ke dalam jangkauan serangan pria berpakaian abu-abu. Pedang di tangannya menikam dan mengeluarkan bayangan pedang yang cepat dan elegan. Pria berpakaian abu-abu itu bereaksi dengan cepat. Dia langsung mundur untuk menghindari serangan David. Namun, dia tetap sedikit terlambat dan dadanya tertembus bayangan pedang.Dia mundur beberapa langkah berturut-turut dan wajahnya pucat. Tidak banyak darah yang mengalir dari tubuhnya. Namun, bagi
Pria berpakaian abu-abu menatap tajam. Aura di tubuhnya terus melonjak dan energi spiritual yang dahsyat mengalir deras ke segala arah seperti gelombang pasang.Wajah David menampakkan ekspresi serius. Sosok tahap nirvana di depannya, keterampilannya jauh di atas dirinya dan dia sepenuhnya berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.“Boom!” Pohon-pohon di sekitar bergoyang dengan ganas. Retakan-retakan menyebar dari segala penjuru menuju David.Ujung kaki David menghentak tanah dengan kuat. Setelah terdengar ledakan keras, tubuhnya melesat. Tangannya menggenggam pedang dengan erat. Cahaya-cahaya perak yang cemerlang menyelimuti seluruh tubuhnya dan aura yang tajam langsung mengarah ke pria berpakaian abu-abu.Tatapan pria berpakaian abu-abu semakin dingin. Namun, dia tidak mundur sedikit pun dan malah menghadapi serangan itu secara langsung!“Bam! Bam! Bam!” Dua sosok itu bertarung dengan kecepatan tinggi. Dalam sekejap, David dan pria berpakaian abu-abu telah bertarung dengan pulu
“Murid?” Pupil mata David menyusut, “Jangan-jangan yang kau maksud adalah Moses?!”Pria berpakaian abu-abu tidak lagi berbicara. Tongkat di tangannya diketukkan ke tanah beberapa kali dan menghasilkan suara yang terdengar jelas.David mengatupkan bibirnya. Pria berpakaian abu-abu di hadapannya memiliki keterampilan yang dalam dan tak terduga. Jika benar-benar ingin menghadapinya, sama sekali tidak perlu menghabiskan banyak tenaga. Sebuah firasat buruk muncul dalam hatinya. Mungkin pria di depannya bukanlah musuhnya.Sudut bibir pria berpakaian abu-abu melengkung membentuk senyum aneh. Dia menatap David dan berkata, “Aku dengar, kau telah masuk ke tanah terlarang ... Tsk, tsk, kudengar keberuntunganmu cukup baik dan menemukan sebatang Rumput Spiritual Ungu. Tapi, nasibmu buruk karena bertemu denganku. Aku benar-benar ingin mencicipinya, hahaha!”Suara tawa liar pria berpakaian abu-abu menggema di dalam hutan lebat.“Rumput Spiritual Ungu?” David tercengang. Rumput Spiritual Ungu adalah
Pria berjubah hitam menunjukkan ekspresi ketakutan. Dia ingin melarikan diri, tetapi dia tidak bisa melakukannya sama sekali.Pupilnya melebar dan cahaya keemasan di matanya membesar dengan cepat. Akhirnya, dengan satu suara ledakan, tubuh pria berjubah hitam terbelah dua oleh satu tebasan. Darah segar yang berbau amis tercurah ke tanah. Cairan darah berkumpul dan membentuk aliran dengan cepat, mewarnai tanah di sekitarnya. Jeritan memilukan menggema tidak berhenti terdengar untuk waktu yang lama.“Ting-tong ….” Tiba-tiba, terdengar suara lonceng yang nyaring. David menoleh ke arah sumber suara.“Ada apa dengan lonceng ini?” Tak jauh dari sana, terlihat sebuah lonceng tua tergantung di atas sebuah pohon tua, bergoyang seiring dengan angin bertiup dan suara berdenting terdengar di seluruh lembah.David mengernyitkan dahi. Dia melangkah berjalan ke arah lonceng itu.“Syuu!” Tiba-tiba, sebuah suara tajam yang memecah udara terdengar dengan keras. Dia memiringkan tubuh dan menghidar sec
Wajah David memerah dan dia menggertakkan gigi sambil berkata, “Jika kau berani menghinaku seperti ini, menjadi hantu pun aku tidak akan melepaskanmu!”Listian memandangnya dengan dingin. Dia berjongkok, meraih tangan kiri David dan memelintirnya ke belakang punggung.Krek! Krek! Krek!Serangkaian suara berderak halus terdengar. David merasakan sakit yang hebat datang menyerang. Segera setelah itu, rasa perih yang tajam menyebar dari telapak tangannya. Rasa sakitnya seperti menusuk ke dalam hati!“Aaa!!” Rasa sakit yang hebat membuat David menjerit. Wajahnya terpelintir dan urat di dahinya menonjol.“David, kau seharusnya bersyukur aku tidak membunuhmu. Jika tidak, kau pasti tidak akan bertahan hidup lebih dari tiga detik.” Listian berkata dengan dingin. Sedetik kemudian, dia melepaskan David dan langsung pergi.Langkahnya terhenti sejenak dan dia langsung menghilang ke dalam hutan, tanpa meninggalkan jejak.“Uhuk .…” David duduk di tanah. Tenggorokannya mengeluarkan darah dan wajah
Wuush!Listian cepat tanggap. Sebuah cahaya pedang bersinar dan melesat keluar.Puch! Sebongkah daging berdarah terlempar dan menumpahkan sejumlah besar darah panas!“Aaa!!” David menjerit kesakitan dengan memilukan. Dia mundur dengan cepat, dengan kepala penuh keringat dingin dan wajah pucat pasi!Begitu dia menunduk dan melihat ke bawah, sebagian besar daging lengannya ternyata terpotong, menampakkan tulang putih yang menyeramkan. Sangat mengerikan!David menutupi lukanya, dia memandang Listian dengan terkejut. Orang ini bahkan bisa menghentikan gerakannya!Sebenarnya ini teknik aneh apa?!“David, kali ini kamulah yang duluan menyerangku secara diam-diam. Jangan salahkan aku jika aku membunuhmu!” Listian berbicara dengan dingin dan niat membunuh bergejolak di matanya.Duaarrr!Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari kejauhan, permukaan tanah bergetar hebat dan pohon-pohon patah.Ekspresi Listian sedikit berubah. Dia menatap ke kedalaman hutan. Di sana, samar-sama bisa terdengar sua
Angin topan tiba-tiba menerpa di udara. Angin topan ini datang dari sisi lain tebing, membawa energi pedang yang dingin dan membuat orang merinding!Syuu!Tubuh David gemetar, jarinya membentuk segel, cahaya-cahaya pedang memancarkan kilau gemilang, seperti ribuan kunang-kunang berkumpul.Sesaat kemudian, dia menjentikkan jarinya dan sebuah cahaya pedang melesat ke udara.Sreet!Udara terpotong menjadi serpihan, menimbulkan suara yang menusuk telinga. Kekuatan yang mengerikan ini cukup untuk merobek seorang pesilat di bawah tahap dewa perang.Tapi, reaksi Listian sangat cepat. Hampir dalam seketika, dia sudah mengambil posisi bertahan.“Pergi!” Listian menendang dengan satu kaki. Kekuatan besar mengalir, menendang cahaya pedang itu pergi.“Bagaimana orang ini bisa sekuat ini?!” David membelalakkan matanya. Dia benar-benar tidak percaya bahwa cahaya pedang yang dia gunakan ternyata berhasil ditahan?Dia memandang Listian dengan penuh rasa terkejut dan keheranan, tidak mengerti bagai