Pada saat ini, semua orang menyingkirkan perasaan meremehkan sebelumnya dan hanya merasa di atas leher terdapat sebuah pisau tak berwujud yang mungkin akan jatuh ke kepala mereka kapan pun. Bahkan dalam hati Yayan, kepala Keluarga Zafar dan Mufid yang duduk di atas kursi roda juga sangat ketakutan. “Kakak Pertama, se……sekarang apa yang harus kita lakukan?” kata Cecep Zafar, putra ke dua Keluarga Zafar dengan wajah memucat. Bisa dibilang, dia adalah orang yang paling ketakutan di antara semua orang yang berada di tempat itu. Adik ke empat dan ke tiga sudah mati. Akankah giliran selanjutnya adalah dirinya?Raut wajah Yayan muram hingga menakutkan. Mereka sudah menawarkan hadiah kepada pihak luar untuk menangkap b*jingan kecil itu dan bahkan tidak berhenti menambah jumlah hadiahnya. Sayangnya, jangankan menangkapnya, bahkan sedikit informasi tentang dirinya pun tidak ada.B*jingan kecil ini bergentayangan bagaikan hantu jahat yang kembali dari neraka.Pada saat ini, telepon genggam
Pemuda itu menjinjing sebuah benda berlumuran darah di tangannya, menatap Yayan dan yang lainnya dengan wajah tersenyum sambil berkata, “Permisi, apakah kalian adalah anggota Keluarga Zafar?”“Ka……kami adalah anggota Keluarga Zafar.”Yayan buru-buru mengangguk, kemudian dengan wajah penuh hormat berkata, “Apakah A……Anda adalah murid sesepuh?”“Benar. Namaku Luis Tambun, murid terkecil guruku.” Pemuda itu tersenyum. Senyumannya membuat punggung terasa dingin.Kali ini semua orang melihat yang dijinjing di tangannya jelas adalah kepala manusia. “Tuan Luis, i….ini adalah?” kata Yayan dengan merinding. “Maksudmu dia ya?” Luis dengan tidak peduli berkata, “Orang ini sepertinya bernama Kosim Faisal. Aku dengar bahwa dia merupakan saingan kuat Keluarga Zafar di bidang pelayaran. Maka dari itu aku membunuhnya dalam perjalanan kemari.”“Mengenai kepalanya ini, anggap saja sebagai hadiah perjumpaan untuk kalian.”Nada bicaranya sangat santai, seperti sedang membicarakan sebuah hal sepele. “Ap
David khawatir akan terjadi sesuatu pada Ria karena dirinya membuat Mufid cacat. Maka dari itu, dalam 2 hari selanjutnya dia selalu mengantar Ria pergi ke perusahaan secara pribadi. Hanya saja, setelah mendapati Ria berbohong padanya di malam 2 hari yang lalu, sikap David terhadap Ria berubah menjadi sangat acuh. Bagaimanapun juga, tidak ada orang yang bisa mentoleransi kebohongan. Ria juga merasakan hal ini. Namun, karena sibuk bekerja dan ditambah dengan dirinya yang selalu memperhatikan pergerakan Mayang, maka dia tidak terlalu mempertanyakannya.Pagi ini, setelah mengantar Ria sampai ke pintu gerbang Guntur Group, David melihat segerombolan orang menghadang pintu gerbang hingga tidak ada celah. Semua satpam digerakkan dan tetap tidak bisa menjaga ketertiban. Di sekeliling juga terdapat banyak awak media yang mengambil foto secara gila-gilaan. “Perusahaan berhati busuk! Bahkan berani menjual kosmetik palsu! Kembalikan uang kami!”“Benar! wajah istriku rusak karena memakai kosm
Setelah David melepaskan pemuda bertato, Ria melihatnya sambil berkata, “Tuan, apakah terdapat kesalahpahaman di antara kita?”“Salah paham k*ntutmu! Istriku memakai kosmetik perusahaan kalian dan akhirnya seluruh wajahnya membengkak. Sekarang juga sudah dimasukkan ke ruang IGD. Dokter mengatakan nyawanya berada dalam bahaya di setiap waktu.”Pemuda bertato memaki sambil menangis kencang dan memukul lantai. “Kalian kembalikan wajah istriku.”“Tuan, apakah Anda melakukan kesalahan? Produk perusahaan kami semuanya memiliki sertifikat keamananan yang ketat, pasti tidak akan muncul keadaan yang seperti Anda katakan……” kata Ria dengan sabar. “Aku bisa membuktikan apa yang dikatakan saudara ini adalah benaran.”Pada saat ini, seorang wanita paruh baya juga maju untuk memprotes. “Putriku juga menggunakan produk perusahaan kalian. Alhasil, sekujur tubuhnya tumbuh bisul bernanah dan setiap hari dia ribut ingin gantung diri……”“Aku beri tahu kalian, jika terjadi sesuatu pada putriku, aku……aku a
Seiring dengan dilontarkannya omongan David. Semua orang tercengang. Wajah pemuda bertato memerah bagaikan kelinci yang ekornya dipijak dan berkata, “Kamu k*ntut! Siapa bilang aku tidak punya istri? Bukankah barusan aku sudah bilang bahwa hingga saat ini istriku masih terbaring di ruang IGD.”“David, kamu kenal dia?” tanya Ria dengan tidak tahan. Bahkan Mayang juga menatap David dengan penasaran. Dia tidak memiliki banyak kesan tentang pria di hadapannya ini. Satu kali yang paling berkesan adalah saat terakhir kali dia menangkap pria ini di terminal bus dan membawanya ke kantor polisi. Pada akhirnya Rialah yang menyelamatkannya.Menghadapi tatapan semua orang, David menggelengkan kepala dan berkata, “Aku tidak kenal dia dan lebih tepatnya aku juga pertama kalinya bertemu dengannya.”“Wah!”Semua orang langsung riuh dan mengira diri sendiri salah dengar. Kamu belum pernah bertemu dia sebelumnya. Kalau begitu bagaimana kamu bisa tahu bahwa dia tidak punya istri? “David, apakah kamu
“Omong kosong. Tentu anak kandungku.”“Kamu juga sedang berbohong.”David mendengus dan berkata, “Kamu seorang wanita mandul, punya putri kandung dari mana?”“K*ntut a*jingmu! Kamu yang mandul! Semua anggota keluargamu yang mandul!” Suara wanita paruh baya itu sangat tajam. Dia takut orang lain berhasil mengetahui sesuatu. Mayang menatap David dengan senyuman yang perlahan mendingin dan berkata, “Ini juga kamu ketahui dari melihat penampakan wajah?”“Benar.” kata David mengangguk. “Kalau begitu, kamu juga lihat penampakan wajahku. Aku ingin melihat perkataanmu tepat atau tidak.” kata Mayang sambil terseyum dingin.“Kamu ingin lihat apa?” tanya David. Mayang berkata, “Kamu lihat karier apa yang digeluti orang tuaku sekarang saja. "David menatapnya selama beberapa detik dan tiba-tiba menggelengkan kepala sambil berkata, “Kamu sudah yatim piatu sejak kecil. Dari mana datangnya omongan sekarang?”Begitu omongannya dilontarkan. Mata semua orang mati-matian tertuju pada Mayang, seolah i
“Danu, kamu mengenalnya?” kata Mayang dengan penasaran. Danu tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum dan berkata, “Tentu saja kenal. Bu Mayang, anak ini adalah anak dari seorang kerabat jauhku. Karena mengidap disfungsi ereksi sejak lahir, dia yang saat ini sudah berusia 30 tahun lebih masih belum mempunyai istri.”“Anak ini menyerah dengan begitu saja dan melakukan homoseks dengan menjadi boti. Kemudian, dia menggunakan narkoba di bawah dorongan teman-temannya dan akhirnya terkena HIV Aids.”“Setengah tahun lalu, dia dikirim ke pusat rehabitilasi narkoba untuk menjalani detoksifikasi paksa. Tidak disangka, dia akan keluar secepat ini.”Begitu omongan ini keluar, Mayang tercengang, Ria tercengang dan semua orang tercengang. Apa yang dikatakan Danu sama persis dengan apa yang dikatakan David barusan. Rasanya tidak ada bedanya sedikitpun.“Dia benar-benar melihatnya melalui penampakan wajah? Bagaimana ini mungkin?” kata Mayang dengan tidak percaya. Wajah Ria juga dipenuhi keterk
Wanita paruh baya akhirnya panik dan mulai menangis meraung-raung. “Aku akan mengaku, aku akan mengaku. Mufid yang memerintahkan kami untuk melakukan semua ini. Aku……aku tidak akan berani melakukannya lagi.”Melihat keadaan itu, yang lainnya juga terlebih dahulu ketakutan dan kemudian mengaku. Mereka juga tidak berani mengambil resiko lagi. Mayang berjalan ke depan wanita paruh baya dan bertanya, “Aku tanya kamu, sebenarnya kamu punya anak perempuan tidak?”Wanita paruh baya sepenuhnya runtuh dan dengan tersedu-sedu berkata,“Tidak punya, tidak punya. Apa yang sebelumnya dikatakan oleh adik kecil itu benar. Aku……saat berusia 16 tahun, aku sembarangan melakukan aborsi dan menyebabkan kemandulan. Selama bertahun-tahun ini, sama sekali tidak……tidak bisa melahirkan.”Meskipun sejak awal sudah memiliki persiapan mental, tapi Mayang terkejut lagi. Omongan David benar lagi!Jangan-jangan dia benar-benar bisa membaca penampakan wajah? Teringat David sebelumnya mengatakan kedua orang tuanya