Felix langsung membuang puntung rokok ke atas lantai.“Apa kamu tidak tahu dilarang merokok di lokasi syuting? Keluar!”Felix mengangguk, langsung berbalik hendak berjalan pergi.Memangnya ada yang salah dengan merokok? Kenapa malah diusir?Tapi bagus juga, setelah diusir, Felix pun tidak perlu syuting lagi!Asisten Sutradara, Oman, malah mengira Felix terkejut oleh sikapnya. Dia seketika merasa gembira dan berkata, “Kenapa kamu pergi begitu saja? Cepat minta maaf sama Pak Neo!”“Kenapa banyak sekali omong kosongmu? Aku akan pergi sekarang!”“Tidak bisa begitu. Kamu mesti minta maaf dulu. Kalau tidak, aku tidak akan membiarkan kamu pergi!”Tatapan Felix berubah sinis. Dia lalu berkata dengan serius, “Apa? Kamu ingin aku minta maaf? Kamu kira kamu itu siapa? Berani-beraninya berbicara seperti itu terhadapku?”Oman pun terkejut oleh tingkah Felix. “Bagus!” Saat ini terdengar suara tepuk tangan dan jeritan dari Neo. Dia menatap Felix dengan penuh rasa kagum.Sementara kru lainnya malah
Satu minggu kemudian ….Akhirnya Felix dan Elisabeth akan melakukan adegan ciuman palsu. Jujur saja adegan ini sungguh menyulitkan Felix. Dia tidak pernah mendalami akting, dia tentu tidak tahu bagaimana melakukan ciuman palsu!Di bawah instruksi Sutradara Neo, Felix pun berusaha untuk mencerna trik yang diajarkannya. Namun ketika mulai syuting, Felix tetap merasa malu untuk maju, alhasil dia sudah mengulangi adegan ini sebanyak empat kali.“Tuan Felix, kenapa kamu merasa malu? Bukannya yang seharusnya canggung itu adalah si wanita? Kamu lihat, Nona Elisabeth saja tidak malu!” ucap Neo.Felix yang canggung itu menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk dan berkata, “Ayo ulangi sekali lagi. Aku pasti bisa melakukannya!”“Semangat! Hanya sisa adegan ini saja! Semuanya bersiap-siap. Action!”Felix kembali ke kondisi sebelumnya, lalu bertanya dengan arogan, “Hei, apa kamu tahu kamu sedang menantangku?”Elisabeth mengangkat kepalanya, lalu kembali bertanya, “Memangnya kenapa?”“Kenapa? Menu
Adegan tadi murni adalah reaksi alami Felix dan Elisabeth!Setelah Elisabeth kembali ke lokasi syuting, wajahnya pun sudah tidak terlihat merah lagi. Hanya saja, dia tidak berani menatap Felix lantaran merasa canggung.“Nona Elisabeth, aktingmu bagus sekali, setiap ekspresimu juga terlihat sangat nyata. Pantas saja kamu dijuluki artis papan atas!” Sutradara Neo terus memuji.Felix melirik Elisabeth sekilas, dan wajahnya spontan memerah.“Kalian berdua jangan malu-malu lagi, cuman akting saja, semuanya mengerti, kok. Hanya saja ciuman itu adalah ciuman perdana kalian berdua. Kalian akan terbiasa nanti. Syuting di lokasi ini sudah berakhir, kita akan berangkat ke lokasi selanjutnya. Oh ya, berhubung semuanya sudah bekerja keras, aku akan traktir kalian malam ini!”Setelah mendengar ucapan Neo, semua kru di lokasi langsung bersorak kegirangan. Mereka pun tidak lagi ingat dengan masalah ciuman perdana Elisabeth.Tentu saja, orang lain memang sudah melupakannya, tapi Neo masih terus memiki
Setelah menyadari perubahan raut wajah Elisabeth, Felix pun berkata dengan sangat lembut, “Jangan minum banyak-banyak. Kamu jangan memaksakan diri!”Awalnya Elisabeth hendak menjelaskan, tetapi ketika mendengar nada bicara lembut Felix, hatinya seketika menjadi luluh. “Namanya juga lagi gembira. Terima kasih ya sudah perhatian sama aku.”“Sudahlah, kamu jangan minum lagi. Aku akan habiskan sisanya!”“Tapi ….”“Nona Elisabeth, terima kasih sudah memilihku untuk menjadi sutradara dalam sinetron Sayap Cinta ini. Skenario dan akting kalian berdua sangat bagus. Aku merasa sangat beruntung. Mari bersulang!” Selesai berbicara, Sutradara Neo langsung menghabiskan anggur di dalam gelasnya.Elisabeth merasa ragu sejenak. Di saat Elisabeth hendak meneguknya, Felix langsung merebut gelas dari tanganya, dan menghabiskannya dalam satu tegukan.Neo terbengong di tempat. Dia pun mengedip-ngedipkan matanya sambil melihat Elisabeth dengan kebingungan.Ketika menyadari Elisabeth tidak keberatan dengan si
“Sudahlah, Pak Neo dan yang lainnya seharusnya sudah selesai rapat. Aku kembali dulu, aku ingin menanyakan masalah investasi!”Setelah selesai berbicara, Elisabeth pun kembali ke ruangan VIP dengan kegirangan.Felix refleks mengusap bibirnya. Bisa dicium oleh artis papan atas, rasanya memang berbeda, ya!Berhubung masalah waktu, malam harinya semua orang menginap di hotel. Keesokan paginya, Sutradara Neo bersama yang lainnya langsung bergerak menuju bandara.Pada saat ini, Johnson juga sudah berakhir menggabungkan kedua perusahaan. Sekarang dia menargetkan para wanita cantik di rumah seberang.Johnson terlihat berpakaian dengan sangat rapi. Dia mengambil sebuket bunga mawar ke depan pintu rumah nomor tujuh.Saat Nala menemukan keberadaan Johnson, dia pun merasa bingung. “Siapa kamu?”“Halo, aku adalah Johnson Winsen, tinggal di seberang rumah kalian, rumah nomor sembilan. Aku sudah lama ingin mengunjungi kalian. Tapi karena banyak urusan, jadi tertunda sampai hari ini.”Johnson?Nala b
“A … apa yang terjadi?”Setelah melihat Alice, serigala tidak menghiraukan si perawat, langsung melompat ke pelukan Alice.Si perawat juga mengikuti langkah serigala, merangkak ke sisi Alice dan berbicara, “Tolong, tolong selamatkan aku!”Alice merasa gambaran ini sangat tidak asing. Setelah merasa ragu sejenak, dia pun membawa si perawat masuk ke vila.“Alice, apa yang terjadi … siapa dia?” Nala melihat si wanita dengan bingung.“Aku juga tidak tahu. Hanya saja dia minta tolong sama aku, makanya ….”Nala mengangguk, kemudian membungkukkan tubuhnya untuk bertanya, “Siapa kamu?”Kemudian, Maula menceritakan penderitaan yang dialaminya selama ini. Keempat wanita yang mendengar pun serempak mengerutkan kening mereka.“Kenapa bisa ada lelaki sejahat itu di dunia ini?” ucap Cindy dengan kesal.“Lelaki memang jah*nam! Kalau tidak, mana mungkin aku memilih untuk hidup menyendiri?” Nala juga mengutarakan ketidakpuasannya.Selesai berbicara, tatapan tiga wanita lainnya langsung tertuju pada dir
“Itu … aku ingin latihan adegan besok.”“Adegan besok? Bukan lusa, ya?” tanya Felix dengan kaget.“Jadwalnya sudah diganti. Pak Neo baru saja beri tahu aku, dia suruh aku beri tahu kamu.”Felix juga tidak mencurigainya. Dia mengangguk, mempersilakan Elisabeth masuk ke kamar.“Aku masih belum hafal dialog ini. Aku pergi ambil skenario dulu.”“Emm!” Elisabeth mengangguk dengan patuh.“Dasar ber*ngsek! Kamu manusia atau bukan, sih!” Felix segera membaca skenario dan membalas, “Apa salahku? Dia sudah menggores mobilku, bukankah wajar kalau dia ganti rugi?”“Kamu bawa mobil apa, dan mereka berdua bawa mobil apa? Apa kamu tidak punya belas kasihan?”“Jadi maksudmu, aku kaya, jadi aku pantas mati?” tanya Felix emosi.“Kamu ….” Elisabeth langsung mendorong Felix.Saat ini Felix juga tidak membaca bagian Elisabeth. Dia mengira skenario memang ditulis seperti itu. Jadi dia pun tidak terkejut.Namun Felix sungguh tidak menyangka, Elisabeth malah langsung berbaring menindih tubuhnya.Saat Felix h
Felix dan Elisabeth baru terbangun saat siang hari. Kemudian, mereka berdua sepakat untuk merahasiakan hubungan mereka.Bagaimanapun juga, identitas Elisabeth tidak biasa. Setiap hal yang terjadi padanya bukanlah hal kecil, apalagi masalah dirinya sudah berpacaran.Saat Elisabeth kembali ke kamarnya, Felix pun mulai menghafal skenarionya. Namun dia tiba-tiba teringat dengan Laura, dia pun mengirim pesan kepada Laura.[Apa yang sedang kamu lakukan?]Setelah mengirim pesan, Felix pun spontan merasa dirinya bagai orang dungu saja. Sekarang baru jam 14.00, itu berarti di tempat Laura sana sedang jam 02.00 subuh. Dia pasti sedang tidur!Namun Felix tidak menyangka Laura langsung melakukan panggilan video.“Hei, apa kamu sudah mati? Kenapa kamu tidak menghubungi sama sekali?!” ucap Laura dengan tidak senang.“Emm … kenapa kamu masih belum tidur?” tanya Felix dengan canggung.“Sudah tidur, tapi karena aku dapat pesan dari kamu, makanya aku langsung telepon kamu. Oh ya, aku akan naik pesawat p