Share

Bab 143. Kenapa?

Sudah setengah jam Sean menunggu, tapi baik Dokter maupun perawat masih saja belum ada yang keluar dari ruang tindakan. Hal itu malah menambah kecemasan yang sejak tadi tak kunjung hilang.

Hingga beberapa menit kemudian Dokter keluar dengan wajah yang terlihat kecewa.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Sean yang merasa tidak enak hati saat melihat ekspresi wajah sang Dokter.

"Maaf, kami sudah berusaha melakukan yang terbaik, tapi takdir berkata lain. Anak Bapak … sudah tidak bisa diselamatkan," jelas Dokter yang bahkan tak berani menatap mata Sean.

Sean yang dunianya terasa hancur itu pun tanpa sadar berlutut di lantai sambil memegangi kepala saking shocknya. Siapa sangka, jika ia malah harus kehilangan sang anak di tengah di saat baru saja merasa bahagia dengan kehadirannya.

"Kenapa? Kenapa malah jadi begini?" Sean memukul-mukul lantai, melampiaskan amarah dan kecewanya.

Dokter yang masih berada di sana pun merasa kasihan, dan berusaha untuk membantu Sean berdiri.

"Pak, saya h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status