Dan wanita cantik itu yang jantungnya berdebar, dia pun melangkahkan kakinya untuk kembali ke ruangannya,
Dia kembali bekerja dengan perasaan yang tak menentu.Ini adalah hari pertamanya bekerja namun sayang dia bertemu kembali pria yang di temuinya di bandara.Dia yang tak lain pria yang merenggut kesuciannya.Dan Vania pun kembali ke meja kerjanya, dia pun melanjutkan kerjanya yang tertunda.Dia pun memulai menggambar desain sebuah kalung, Vania yang memiliki desain ciri khasnya yang simpel sederhana namun terlihat sangat indah yang jelas dalam rancangannya semua harus memiliki nilai seni."Hemm enaknya ini harus di bagaimana ya? Kenapa aku tak bisa konsentrasi?" tanyanya sendirisambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal itu.Rasanya otaknya seketika tidak bisa berfikir.Dan dia pun mendengus kesal pada dirinya, "Aghhh kenapa aku kurang fokus sih?" lanjutnya sambil menghembuskan nafas panjangnya untuk menetralkan pikirannya.Dan Vania pun beranjak dari duduknya dan dia membuat sebuah kopi di dapur kantor dan berharap dia bisa fokus kembali dalam bekerja.Eh entah kenapa si Hans yang berjalan dari lorong menangkap sesosok Vania yang tengah berdiri sendiri menyeduh kopi,Hans mengintip sejenak untuk melihat Vania di balik jendela."Aku harus cari tahu siapa wanita itu," gumamnya dalam hati, "Tapi aku sangat yakin jika wanita itulah yang aku cari." lanjut Hans yang penuh keyakinan.Dan Hans pun langsung melangkahkan unyuk pergi karena dia tak ingin ada orang lain yang mengetahui gerak-geriknya.Dia kembali ke ruangannya yang terletak satu lantai di atasnya.Hans pun masuk ke ruangannya.Dan dia pun meletakan laptop yang berada di tangan kanannya di atas meja kerjanya.Lalu Hans menjatuhkan dirinya di sofa yang berada di ruang kerjanya."Aku sangat yakin jika memang itu adalah wanita yang aku cari." ujar lirih Hans dalam diamnya.Dan Hans pun beranjak dari duduknya lalu mengambil gelang yang berada di laci yang terdapat di meja kerjanya,Dan dia pun kembali melangkahkan kakinya untuk duduk di sofa,Hans pun yang sedang duduk memandang galang yang berada di tangannya, "Aku akan mencari tahu siapakah wanita itu." ujarnya."Dan aku berharap menemukan pemilikmu secepatnya." lanjutnya sebagai ucapan keinginannya yang ingin mengetahui siapakah wanita misterius itu. Hans meraih telepon yang berada di atas meja tepatnya berada di dekat sofa dan dia pun menelpon sang asistennya dan menyuruhnya untuk masuk ke ruang kerjanya. "Kamu ke sini secepatnya." ujar Hans menelpon sang asisten di balik panggilan telepon tersebut dan dia pun langsung mematikan panggilan telepon itu sepihak tanpa mendengar jawaban dari sang asistennya.Selang tak beberapa lama sang asisten yang bernama Andre dia pun masuk ke dalam ruangan Hans."Hay bos, ada apa memanggilku?" tanya Andre sambil melangkahkan kakinya mendekati Hans yang tengah duduk di sofa.Dan Andre pun duduk di sofa.Hans hanya terdiam ada perasaan gundah gulana dalam hatinya yang tak bisa dijelaskan dengan sebuah kata-kata.Namun Andre yang duduk di hadapan Hans, dia melihat bosnya memegang sebuah gelang.Andre yang sudah menjadi asisten cukup lama dia mengetahui sikap dan karakter bosnya."Silakan Bos Katakanlah aku akan membantumu sebisaku." seru kembali Andre yang berusaha membuyarkan lamunan Hans sang bos.Hans yang sedang duduk termenung dia pun mengalihkan pandangannya kepada Andre dan menetapkan secara dalam.Dan Hans memperbaiki posisi duduknya..Dan dia mulai berbicara serius kepada Andre,"Aku mau tanya siapakah wanita yang tadi mengirim dokumen saat kita rapat?" tanya Hans.Dan Andre pun terdiam bola matanya ada di sisi atas,Bertandanya jika dia sedang mengingat-ingat sesuatu, Andre pun berpikir keras dengan sesosok wanita yang ditanyakan oleh bosnya tersebut."Apakah wanita yang memakai jas hitam dengan rok selutut dengan warna senada hitam, dia berambut pendek dia sangat begitu misterius tak ada senyum di bibirnya dia nampak seperti seorang wanita yang mahal." jawab Andre dan Andre berusaha mengingat-ingat kembali wajah wanita yang ditanyakan oleh bosnya. "Kalau wanita itu Menurutku dia adalah sesosok wanita yang misterius dia tak seperti wanita biasanya dia seperti wanita yang sangat jutek cuek, ya kan Bos?" lanjut Andri yang bertanya lagi kepada Hans.Hans hanya menganggukan kepalanya,Hans berpikir apa yang dikatakan oleh Andre itu ada benarnya juga,"Apa itu karyawan baru yang kamu maksud?" tanya Hans kepada Andre.Dan Andre pun menjelaskan kepada Hans bahwa memang betul jika wanita yang mengantar Dokumen itu adalah wanita baru yang melamar sebagai seorang desainer, dan dia berada di posisi C3.Dan Hans pun memghembuskan nafas panjangnya dan meminta kepada Andre untuk mengirim CV karyawan tersebut."Tolong kirim ke surelku, aku ingin mengetahui data pribadinya."Andre pun menganggukan kepalanya."Etss bentar bos, kenapa bos ingin mengetahui data pribadinya, jangan-jangan..." celetuk Andre yang tiba-tiba bercanda dalam situasi serius.Hans pun yang mendengar celetukan Andre dia pun meraih bantal sofa yang berada di dekatnya lalu melemparnya ke Andre.Andre pun tertawa. "Maaf bos.. maaf." dan dia pun keluar dari ruangan Hans,"Jangan lupa kamu kirim secepatnya." seru Hans yang mengingatkan kepada Andre.Andre pun langsung mengancungkan jari jempolnya sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Hans.Dan Hans yang berada di ruang kerjanya dia pun bersandar di sofa dan beberapa menit kemudian ada karyawannya masuk ke dalam ruangannya."Selamat siang pak." seru karyawan wanita yang berusia 27 tahunYang semula duduk santai dia pun duduk dengan tegap.Dan mempersilahkan karyawan tersebut untuk duduk dan bertanya apa tujuannya menemui dirinya."Ada apa?" tanya Hans.Dan wanita yang berambut panjang itu dengan senyum yang merekah di bibirnya dia menatap Hans dengan tatapan yang sedikit dalam."Tidak ada apa-apa pak saya ke sini memberikan ini buat bapak," jawabnya.Dan dia pun menyodorkan sebuah kotak yang berisi roti panggang kepada Hans.Hans yang duduk dia hanya melirikan matanya ke sebuah kotak yang berada di depannya dan dia pun mengalihkan pandangannya lagibkepada wanita yang berada di depannya."Tolong kamu bawa kembali kotak makanan itu karena saya sudah makan," jawab Hans dengan enteng.Wanita tersebut bernama Vita, Dia seorang wanita yang sudah lama mengagumi Hans dan dia sungguh sangat tergila-gila dengan Hans."Nggak apa-apa Pak nanti bisa Bapak makan kalau Bapak sudah lapar." ujarnya sambil sedikit memaksa Hans.Hans pun merasa sangat kesal dengan wanita yang berada di depannya yang terkesan memaksanya dan Hans pun langsung menggebrak meja yang berada tepat di hadapannya."Apa kamu tidak dengar dengan apa yang tadi saya ucapkan, Saya sangat tidak suka ditekan-tekan. Bawa kembali kotak makannya, saya ingin istirahat jangan ganggu saya." Hans berbicara sangat tegas dengan nada sedikit tinggi.Dan wanita yang bernama Vita itu pun langsung meraih kotak makan kembali yang berada di depan Hans dan dia pun langsung pergi meninggalkan Hans seorang diri.Sungguh Vita sangat malu dengan apa yang dikatakan oleh Hans yang menurutnya sepertinya dengan sengaja ingin memperlakukan dirinya,"Lihat saja aku akan mendapatkanmu entah bagaimana pun caranya, setelah aku dapat Aku akan menghabiskan uangmu lalu melemparmu jauh-jauh." gumumnya di dalam hati sambil menggertakan giginya.Vita sangat-sangat begitu marah dengan apa yang dikatakan oleh Hans.Sedangkan Hans yang melihat kepergian karyawannya yang berusaha mendekati dirinya, dia hanya tersenyum sinis, "Hehh aku sangat paham gelagat-gelagat perempuan seperti itu. "gumamnya dalam hati.Dan Tak lama kemudian ada surel yang masuk notifikasi pada gadgetnya dan Hans pun langsung membuka isi surat tersebut yang di kirimkan oleh asistennya lalu membacanya secara seksama.Dan laki-laki yang memiliki tinggi 183 cm itu membacanya dengan detail tanap melewatkan satu kata pun.Bola matanya mengikuti setiap kata demi kata yang di bacanya,Dan Hans menelan ludahnya membaca sebuah tulisan riwayat sekolah Vania."Ini adalah sebuah wilayah dimana malam itu terjadi." gumamnya dalam hati..Dan jantungnya pun semakin berdegup dengan kencang.Dan Hans beranjak dari duduknya.Dan dia mengalihkan pandangannya menuju langit yang membiru, untuk menetralkan gemuruh yang ada di dadanya."Sudah ada dua bukti yang mengerucut mengarah ke arah wanita yang bernama Vania Seisilia itu." lanjutnya dalam hati dengan perasaan entah senang atau justru canggung.Keesokan harinya.Di poisisi C3 lagi sedang ramai dengan sebuah rancangan Vita yang sangat fenomenal.Semua para desainer mengerubungi hasil karya Vita.Tak terkecuali Vania, dia sangat kagum dengan desain dari Vita, namun setelah tangannya menyentuh bahan kain yang di gunakan dalam karya Vita membuat Vania mengerutkan alisn
Saat Hans selesai menelepon entah mengapa rasa di dalam dadanya berdegub dengan kencang,Dan dia pun memgang dadanya dengan kedua tangannya."Kenapa jantung ku berdetak tak karuan." Dan dia pun menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkan kembali.Itu di lakukannya untuk menetralkan senam jantungnya yang lumayan cepat.Tok too tok..Suara orang yang mengetuk pintu."Masuk." seru Hans dari dalam rungannya.Dan ternyata yang masuk adalah Vania."Selamat siang bapak, ada apa bapak memanggil saya?" tanya Vania sambil berdiri di depan Hans.Hans pun yang tengah duduk dia pun menatap dari bawah tubuh Vania.Dia menatap kaki Vania lalu tatapan itu menjalar sampai atas."Apa kamu yang bernama Vania?" tanya Hans.Dan Vania pun menganggukan kepalanya.Dan Hans pun mempersilahkan duduk."Aku ingin mengetahui siapa kamu?" lanjut Hans.Dan Vania yang mendengar itu dia pun mengerutkan dahinya, "Mati aku, apa jangan-jangan dia sudah mengetahui siapa aku?" ujarnya dalam hati.Dan Vania berpura-pura
Keesokan harinya."Vero Vino mama berangkat dulu ya kalian kalau mau makan kalian bisa ambil di dapur mama sudah siapin semuanya di dapur," teriak Vania yang sedang memasang sepatunya dan akan bersiap berangkat pergi bekerja.Vero dan Vino pun melangkahkan kakinya mendekati Vania, untuk melepas kepergian mama untuk berangkat bekerja."Kita kapan masuk sekolah ma?" tanya Vero."Iya nih ma aku sudah bosen di rumah." sahut Vino.Vania menjelaskan kepada dua anaknya dengan nada yang amat luar biasa lembut dan mudah di pahami oleh kedua anaknya."Nanti mama ke sekolah kalian dulu, mama mau membayar perlengkapan yang belum mama bayar dan besok kalian bisa sekolah." ujar Vania yang menjelaskan kepada anaknya.Mereka pun berpelukan bersama, Vania pun pamit kepada kedua anaknya untuk bekerja. "Ya udah ini sudah siang, mama berangkat dulu ya anak-anak, jika ada apa-apa kalian bisa telepon mama." lanjutkan sambil membuka pintu apartemennya untuk keluar.Vania melambaikan kedua tangannya,"D
Hans pun menelan ludahnya, dan dia pun menatap lekat-lekat dua anak yang berada di depannya.Dua anak yang tampan dengan wajah yang putih sediki kemerahan.Dan Hans mengangguk-nganggukan kepalanya sendiri mendengar cerita mereka."Iya sudah kalian makan dulu ya, kalau sudah selesai nanti kalian paman antar pulang." seru Hans.Dan kedua anak kembar yang berada di depannya makan begitu lahabnya, membuat hati Hans sangat teriris-iris."Paman gak udah antar kita pulang, kita bisa pulang sendiri nanti." iawab Vero sambil makan.Ya bagaimana tidak sakit hatinya Hans mengingat dirinya selama hidup tak pernah kekurangan makanan bahkan selalu makan-makan yang sehat dan tentunya gizinya selalu terpenuhi.Lalu melihat kedua anak di depannya yang makan seperti orang yang tak pernah makan."Paman kenapa tidak di makan?" sahut Vino.Hans yang sedang melamum dan berperang dengan pikirannya membuat dia terkejut, "Oh iya, paman akan makan." jawab Hans sambil menyendokan makanan dan memasukan kedalam
Di dalam kamar Vania yang sedang berdiri sambil menyilakan tangannya di dada, dia terus saja marah-marah kepada Vero.Vannia menumpahkan rasa kesalnya kepada Vero, karena sudah lancang membawa seseorang yang baru di kenalnya."Sudahlah ma, ayo kita keluar kasihan ada tamu," ujar Vero yang merasa sedikit malu kepada Hans yang mengetahui tingkah mamanya yang sedang tantrum."Ya sudah aku minta maaf ma, kami salah. Sekarang mama keluar tolong temui orang yang menolong kita. Please ma harga tamu kita." lanjut Vero dengan sedikit memelas dengan sedikit memohon serta mengalah bahkan meminta maaf.Vero berusaha memberanikan dirinya menghadapi tingkah mamanya yang gampang berubah-ubah moodnya mengalahkan kecepatannya perkiraan cuaca yang selalu berubah-ubah di tiap jamnya bahkan menitnya.Membuat Vero kembali memohon dan terus memohon bahkan bersujud.Vania yang sedang kesal kepada kedua anaknya dia pun terdiam,Dia pun mendengus kesal."Iyalah, iyalah." gerutu Vania.Dan dengan terpaksa ib
Dengan berat hati Vania pun melangkahakn kakinya untuk masuk ke dalam mobil.Sebenarnya sih, Vania tak ingin dan yak mau mengambil kesempatan untuk berusaha dekat dengan pemilik perusahan tempat dimana dirinya bekerja.Bisa saja Vania mengatakan yang sejujurnya kepada Hans tapi Vania tak mau.Karena Vania takut jika ke dua anaknya dia ambil oleh Hans.Vania masuk tanpa mengatakan apapun, dia hanya terdiam sambil matanya terus menatap keluar jendela melihat lalu lalang kendaraan di bawah terik sang matahari.Wajahnya yang cantik terlihat begitu sangat muram."Kamu mau ke mana?" tanya Hans sambil menancapkan gasnya yang membuyarkan lamunan Vania.Vania yang duduk di samping Hans dia mengalihkan pandangannya,"Ke sekolah sebrang jalan." serunya.Sebenarnya jarak sekolah dan kantornya tidaklah jauh, namun di antara gedung tersebut terpisah jalan besar jadi jika harus ke sekolah anaknya Vania harus memutar terlebih dahulu karen tak ada jembatan penyebrangan.Vania terdiam.Di dalam mobil h
Hans pun hanya terdiam dia hanya melirikan matanya saja.Mobilnya mengarahkan ke sebuah tempat makan yang terletak di pinggir kota.Tempat makan itu berada di pinggir sungai besar yang memiliki karakteristik seperti danau."Ayo turun semua." seru Hans membukakan pintu mobil untuk Vino dan Vero.Dan kedua anak tersebut yang masih pakai baju sekolah merasa sangat bahagia karena baru kali ini mereka berdua makan di luar."Wahhh bagusnya." teriak Vero yang sangat kagum melihat keindahan tempat makan di pinggir sungai dengan angin yang menerpa wajahnya secara semilir-milir lembut.Hans pun yang berdiri sambil bersender di mobilnya sambil menyilakan tangan di dadanya, dia tersenyum."Mereka sangat persis wajahnya seperti wajahku ketika aku kecil. Apa mungkin mereka adalah darah ku?" gumam Hans dalam hati.Entah mengapa Hans merasa jika firasatnya sangat kuat jika mereka adalah anak-anaknya.Mungkin itu firasat seorang bapak kepada anaknya.Lalu Hans mengalihkan pandangannya ke Vania yang ma
Mendengar itu dia pun langsung mengalihkan pandangannya, dia sangat kesel kepada kedua anaknya yang terus menerus meminta hal yang membuatnya pusing kepala.Di kasih hati minta jantung."Udah ya udah cukup, dari tadi kamu minta ini... itu, udah stop."Dan Vania pun langsung keluar dari kamar Vero dan Vino,Dia pun keluar dengan menghentakkan kakinya karena saking kesalnya kepada kedua anaknya."Dasar bocah ada-ada saja mintanya."Vero dan Vino yang berada di dalam kamar yang terdapat Hans yang tengah duduk di tepi tempat tidur mereka. Hans pun memberi nasehat kepada dua anak yang masih berusia 6 tahun itu"Udahlah kalian jangan aneh-aneh seperti itu, noh lihat mamamu marah." seru Hans yang berusaha memberi sedikit masukan kepada Vero dan Vino.Dan Hans menyuruh mereka untuk segera tidur kembali karena hari semakin mulai malam,"Ya sudah kalian tidur ya." lanjut Hans sambil mengusap kedua kepala anak tersebut lalu memasang selimut untuk mereka.Dan Hans pun beranjak dari duduknya da
Dan Hans yang tengah duduk dia pun meraih ponsel yang berada di dekatnya Dia sedang melakukan panggilan telepon dengan Andre untuk menanyakan persiapannya.Dia menempelkan ponselnya ada telinga kanannya, dan tak beberapa lama panggilannya pun akhirnya diangkat oleh Andre." Bagaimana Andre?" tanya Hans dibalik telepon.Andre yang tengah berada di kantor dia pun saat ini sedang sibuk karena harus menyiapkan beberapa hal oleh Vania dan juga Hans dan di samping itu dia akan memberikan sebuah kejutan kepada mereka berdua."Aman bos." jawabnya.Dan Hans pun yang berada di balik telepon dia pun juga merasa sangat siap. " Oh ya nanti kamu suruh orang untuk datang ke restoran tersebut dan tolong abadikan momen tersebut ya, karena nanti akan kita upload di media sosial resmi perusahaan." ucap Hans.Andre pun mengiyakan apa yang diperintah. "Siap bos, aku akan menyuruh beberapa orang untuk segera meluncur ke sana." jawabnya.Dan Hans mematikan panggilan telepon tersebut.Lalu Hans mengatakan po
Setelah sekian lama Vania negosiasi dengan berbagai akun yang telah memberikan komentar jelek atas karya yang dikeluarkan dari perusahaan Hans akhirnya vania menemukan hasil."Bagus sekarang di antara mereka sudah ada yang masuk perangkap ku, hanya tinggal beberapa saja." ucap Vania kepada Hans, lalu Vania pun mengalihkan pandangannya kepada Andre, "nanti aku akan mengabari kamu, kamu harus menyiapkan sedetail mungkin yang aku butuhkan." lanjut Vania.Andre yang mendengar itu dia pun mengganggukan kepalanya, Laki-laki tersebut menaati apa yang diperintahkan oleh bosnya, "oke siap bu, nanti aku akan urus. Kalau begitu aku keluar dulu ya." ucap Andre.Dan Andre pun keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Vania dan Hans, dia keluar karena ingin mengurusi beberapa pekerjaan yang sudah menunggu dirinya.Hans dan Vania pun langsung melanjutkan pekerjaannya kembali.*****Di sisi lain rumah tangga dari bu Lita dan papa kandung dari Vania sudah tidak bisa diselamatkan lagi, semakin hari
Dan Andre yang mendengar itu dia pun langsung menganggukkan badannya, "baik bu." jawabnya kepada Vania.Dan Andre pun langsung keluar dari ruangan tersebut, kini tinggal Hans dan Vania yang berada di ruangan tersebut.Hans yang melihat Andre sudah keluar dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya, lalu dia melangkahkan kakinya menuju pintu, dia sedang mengunci pintu tersebut supaya tidak ada orang yang bisa masuk.Membuat Vania yang tengah duduk melihat itu, dia pun langsung mendengus kesal, "gebrakan apa lagi yang dia lakukan?" tanyanya di dalam hati.Dan Hans pun kini melangkahkan kakinya mendekati Vania yang tengah duduk, lalu dia memeluknya dari belakang, laki-laki tersebut langsung mencium tengkuk leher dari Vania.Membuat Vania yang merasakan itu dia merasa kegelian, "ahhh sayang bisa gak jangan seperti ini." ucapannya kepada Hans.Dan Hans yang mendengar itu dia tak menghentikan kegiatannya justru dia melangsungkan kegiatannya secara lebih mendalam lagi. "Emang kenapa say
Sheilla yang mendengar itu dia pun terdiam, dia tak berani mengatakan sepatah kata pun.Membuat mamanya langsung beranjak dan mendekatinya, dia menatap anak kandungnya tersebut yang terlihat memiliki Tatapan yang kosong." Sheilla bicara kamu Sheilla, jawab pertanyaan mama, kenapa kamu tidak ngomong?" Tanyanya yang sedikit memaksa kepada Sheila.Sheila pun menatap mamanya dia menatap mamanya dengan pandangan yang sangat sayu.Lalu dia pun membuang pandangannya.Dia membuang pandangannya keluar arah jendela yang berada di dekatnya.Dan saat Sheilla terdiam membuat papa tirinya itu yang tak lain Papa kandung dari Vania menyela."Aku tahu kenapa kamu tidak mengatakan itu kepadaku, kamu takut kan kehadiran Vania membuat kamu tersaingi?" ucapnya yang sedikit bertanya kepada Sheila.Sheilla yang mendengar itu dia pun menundukkan pandangannya, Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Papanya tersebut ada benarnya juga.Berbeda dengan Sheilla yang menerima dengan apa yang dikatakan oleh papa kandun
Dan saat itu juga amarahnya semakin memuncak laki-laki tersebut langsung melempar benda yang berada di sampingnya dan dia pun langsung mendorong meja yang terbuat dari kaca sehingga meja itu terjatuh dan pecah,Sheilla yang melihat itu dia langsung menutup kedua telinganya, dia merasa sedikit ketakutan melihat papanya yang begitu sangat ganas tersebut, ini adalah kali pertamanya dia melihat papanya yang begitu sangat marah terhadap mamanya,Membuat jantungnya berdetak begitu sangat cepat, dan dia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dia tak menyangka dengan apa yang pernah dilihatnya saat ini.Dan dia pun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya,"Sudah pa, sudah." teriak mamanya yang berusaha menghentikan amarah dari suaminya,Namun suaminya yang dari tadi berusaha sabar kini sudah tidak bisa dihentikan lagi, Membuat bu Lita langsung beranjak dari duduk ya, dan dia pun berusaha untuk meraih tangan dari suaminya tersebut namun saat dia berusaha meraih suaminya tak sengaja suamin
Seperti Sheilla sedang mengalami trauma yang sangat begitu berat di dalam hidupnya, dia pun yang tengah duduk di atas tempat tidur dia masih terus menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.Dia pun memejamkan matanya secara erat-erat, dia kembali mengatur nafasnya supaya emosinya bisa terkontrol,Hari ini di rumahnya terasa sangat begitu sepi karena mama dan Papanya saat ini tidak berada di rumah,Seperti biasa mamanya saat ini pergi bersama teman-temannya, mereka semua lagi sedang hangout bersama,Dan seperti biasanya juga Papanya saat ini sedang bekerja untuk memenuhi kehidupan mereka.Sheilla yang tengah berada di atas tempat tidur dia pun langsung mematikan ponselnya,Dan dia pun meletakkan ponselnya di dalam laci supaya dirinya tak melihat lagi benda tersebut.Saat emosinya sudah mulai bisa terkontrol dia pun merebahkan badannya di atas tempat tidur, lalu dia menyelimuti dirinya sendiri.Tak terasa dia pun memejamkan kedua matanya. Kini dia tengah tertidur dengan pulasnya d
Lalu Hans pun meraihnya, dia menatap layar tersebut yang berisi berbagai banyak komentar,Dan Vania yang melihat itu dia pun mendekatkan tubuhnya dia juga ikut melihat komentar yang berada di laman media sosial."Wahh bagaimana sih ini? ini brand sudah lama berdiri, kenapa masih ada aja produk keluarannya yang berkualitas jelek, nyesel aku selalu beli merek tersebut." tulis akun as**liii."Ya ampun bisa-bisa ada produk yang gak bagus beredar, bahaya ini." tulis fgi****i."Brand ini memiliki barang yang harganya mahal, tapi kenapa seperti ini. Mending gak usah produksi lagi." tulis diii***80.Dan masih banyak lagi komentar miring dari berbagai akun.Ya maklum saja brand milik Hans itu adalah brand yang memiliki harga yang lumayan tinggi dimana brand tersebut adalah brand yang paling laris di negara tersebut mengingat target pasarnya menyerang orang menengah ke atas dan kaum kaula muda yang stylis.Hans dan Vania yang tengah duduk mereka pun saling berpandangan satu sama lain, dalam p
Dan mereka bertiga pun saling menatap bergantian dan mereka menganggukan kepalanya, Dan Vania yang tengah berdiri dia pun menatap Hans, "ya sudah kita kembali lagi, rapat belum kamu tutup." ujarnya.Dan Hans pun membalikkan badannya dan dia ingin kembali lagi ke ruang rapat tersebut namun baru beberapa langkah Andre asistennya memanggil dirinya sehingga langkahnya terhenti."Bos apa kita nanti langsung pulang saja?" tanyanya.Dan Hand pun yang tengah membalikan badan dia pun menganggukan kepalanya, lalu dia pun melanjutkan jalannya kembali.Dia yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam rapat tersebut dan diikuti dengan langkah kaki Vania yang berjalan di belakangnya.Mereka pun melanjutkan beberapa meeting terakhir mereka,Dan setelah selesai Hans pun beranjak dari duduknya dia pun memberikan penutupan salam kepada para peserta meeting hadir.Dia pun berdiri sambil menganggukkan badannya. "Terima kasih sudah datang hari ini, mungkin jika saya menjelaskan tadi ada kata-kata saya yang
Di sisi lain saat ini Vania sedang berada di kantor yang berada di cabang, dia saat ini mengadakan rapat penting bersama para jajaran yang berada di bawah perusahaan Hans,Di mana rapat saat ini yaitu sebuah laporan tentang daya tingkat penjualan yang diakumulasikan dalam 6 bulan terakhir ini, gimana ini adalah penjualan produk-produk baru mereka yang mereka rilis untuk supaya perusahaan selalu memiliki performa yang bagus dalam dunia fashion, dimana fashion selalu berubah-ubah seiring waktu.Dan rapat ini juga diadakan dengan beberapa pembacaan agenda yang akan dilakukan untuk tahun depan dimana ada beberapa persyaratan dan aturan terbaru yang akan dikeluarkan perusahaan tersebut kepada para mitranya.Di ruangan yang memiliki luas lumayan besar dan di tengah-tengah ruangan tersebut ada meja yang berukuran persegi panjang dan dikelilingi banyak kursi dan di ruangan tersebut ada sebuah layar yang besar sebagai media untuk mempermudah dalam berkomunikasi dan menjelaskan di hadapan bany