Sheilla yang mendengar itu dia pun terdiam, dia tak berani mengatakan sepatah kata pun.Membuat mamanya langsung beranjak dan mendekatinya, dia menatap anak kandungnya tersebut yang terlihat memiliki Tatapan yang kosong." Sheilla bicara kamu Sheilla, jawab pertanyaan mama, kenapa kamu tidak ngomong?" Tanyanya yang sedikit memaksa kepada Sheila.Sheila pun menatap mamanya dia menatap mamanya dengan pandangan yang sangat sayu.Lalu dia pun membuang pandangannya.Dia membuang pandangannya keluar arah jendela yang berada di dekatnya.Dan saat Sheilla terdiam membuat papa tirinya itu yang tak lain Papa kandung dari Vania menyela."Aku tahu kenapa kamu tidak mengatakan itu kepadaku, kamu takut kan kehadiran Vania membuat kamu tersaingi?" ucapnya yang sedikit bertanya kepada Sheila.Sheilla yang mendengar itu dia pun menundukkan pandangannya, Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Papanya tersebut ada benarnya juga.Berbeda dengan Sheilla yang menerima dengan apa yang dikatakan oleh papa kandun
Dan Andre yang mendengar itu dia pun langsung menganggukkan badannya, "baik bu." jawabnya kepada Vania.Dan Andre pun langsung keluar dari ruangan tersebut, kini tinggal Hans dan Vania yang berada di ruangan tersebut.Hans yang melihat Andre sudah keluar dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya, lalu dia melangkahkan kakinya menuju pintu, dia sedang mengunci pintu tersebut supaya tidak ada orang yang bisa masuk.Membuat Vania yang tengah duduk melihat itu, dia pun langsung mendengus kesal, "gebrakan apa lagi yang dia lakukan?" tanyanya di dalam hati.Dan Hans pun kini melangkahkan kakinya mendekati Vania yang tengah duduk, lalu dia memeluknya dari belakang, laki-laki tersebut langsung mencium tengkuk leher dari Vania.Membuat Vania yang merasakan itu dia merasa kegelian, "ahhh sayang bisa gak jangan seperti ini." ucapannya kepada Hans.Dan Hans yang mendengar itu dia tak menghentikan kegiatannya justru dia melangsungkan kegiatannya secara lebih mendalam lagi. "Emang kenapa say
Setelah sekian lama Vania negosiasi dengan berbagai akun yang telah memberikan komentar jelek atas karya yang dikeluarkan dari perusahaan Hans akhirnya vania menemukan hasil."Bagus sekarang di antara mereka sudah ada yang masuk perangkap ku, hanya tinggal beberapa saja." ucap Vania kepada Hans, lalu Vania pun mengalihkan pandangannya kepada Andre, "nanti aku akan mengabari kamu, kamu harus menyiapkan sedetail mungkin yang aku butuhkan." lanjut Vania.Andre yang mendengar itu dia pun mengganggukan kepalanya, Laki-laki tersebut menaati apa yang diperintahkan oleh bosnya, "oke siap bu, nanti aku akan urus. Kalau begitu aku keluar dulu ya." ucap Andre.Dan Andre pun keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Vania dan Hans, dia keluar karena ingin mengurusi beberapa pekerjaan yang sudah menunggu dirinya.Hans dan Vania pun langsung melanjutkan pekerjaannya kembali.*****Di sisi lain rumah tangga dari bu Lita dan papa kandung dari Vania sudah tidak bisa diselamatkan lagi, semakin hari
Dan Hans yang tengah duduk dia pun meraih ponsel yang berada di dekatnya Dia sedang melakukan panggilan telepon dengan Andre untuk menanyakan persiapannya.Dia menempelkan ponselnya ada telinga kanannya, dan tak beberapa lama panggilannya pun akhirnya diangkat oleh Andre." Bagaimana Andre?" tanya Hans dibalik telepon.Andre yang tengah berada di kantor dia pun saat ini sedang sibuk karena harus menyiapkan beberapa hal oleh Vania dan juga Hans dan di samping itu dia akan memberikan sebuah kejutan kepada mereka berdua."Aman bos." jawabnya.Dan Hans pun yang berada di balik telepon dia pun juga merasa sangat siap. " Oh ya nanti kamu suruh orang untuk datang ke restoran tersebut dan tolong abadikan momen tersebut ya, karena nanti akan kita upload di media sosial resmi perusahaan." ucap Hans.Andre pun mengiyakan apa yang diperintah. "Siap bos, aku akan menyuruh beberapa orang untuk segera meluncur ke sana." jawabnya.Dan Hans mematikan panggilan telepon tersebut.Lalu Hans mengatakan po
"Ahh, kenapa badanku terasa begitu panas?" Vania bertanya-tanya sambil mengibaskan tangannya di depan wajah.Rasa panas kian menjalari seluruh tubuhnya, membuatnya gelisah tidak karuan. Ia lantas meraih minuman yang ada di depannya dan meneguknya sekaligus. Namun, bukannya merasa lega, Vania semakin merasa gerah. Kepalanya berdenyut-denyut, membuat ia mengernyitkan kening saat pandangannya mulai mengabur.Gadis itu mengangkat gelas yang berada di depannya dan menatapnya lekat. Ada sisa butiran bubuk di dasar gelas yang seketika membuatnya membelalak. "Minuman ini pasti sudah dimasukkan sesuatu!” desis Vania panik. Pandangannya langsung tertuju pada laki-laki yang berada di depannya. Pria itu menatap dirinya dengan sebuah senyum congkak tercetak di wajahnya yang keriput karena usia. “Apa yang kau masukkan ke dalam minumanku?!” geram Vania dengan mata memerah. Pria itu malah tertawa kencang. Ia memajukan wajahnya hingga hanya berjarak beberapa senti dari Vania. “Aku tidak memasukka
"Ma—”“Sudah berani melawan mama?!" sergah Lita, ibu tirinya, tanpa membiarkan Vania menyelesaikan kalimat terlebih dahulu. Mendengar itu, Vania mendengus sinis, tak menjawab apa yang dikatakan oleh ibunya."Begitu caramu balas budi pada orang tua?!” tanya Lita dengan suara semakin meninggi. “Mama cuma meminta tolong agar kamu menemani klien mama makan malam, tapi kenapa kamu malah kabur tanpa pamit?!" cecar wanita paruh baya itu. Amarahnya sudah meledak-ledak.Vania hanya bisa menganga mendengar cecaran Lita. Sepasang matanya yang sembab menatap tajam ke arah wanita itu. “Menemani klien Mama makan?” ulang Vania dengan nada tak percaya. Ia menyergah napas kasar, berusaha menekan amarah yang ikut terpancing. “Bukannya Mama ingin menjualku pada pria hidung belang itu?” Lita membelalak kaget, tidak menduga Vania akan menentangnya seperti itu. “Apa katamu? Berani-beraninya—”“Mama yang memasukkan obat perangsang ke dalam minumanku kan?” sela Vania dengan suara bergetar. “Mama sengaja
Akhirnya pun Vania memutuskan pergi ke luar negeri, Di luar negeri dia berusaha dengan sekuat tenaga untuk meraih cita-citanya yang tertunda,Hari-harinya di isi dengan kerja untuk mengembangkan bakatnya. Meskipun perjuangannya begitu amatlah berat dan sulit.Kali ini dewi fortuna sedang menghampiri dirinya, takdirnya sangat begitu mulus itu semua karena yang semangat yang luar biasa dan didukung dengan kemauan yang sangat tinggi membuat dirinya sangat begitu dipercaya oleh beberapa perusahaan yang menaungi dirinya,Kini wanita yang berusia 23 tahun bisa berdiri sendiri, menghidupi dirinya sendiri dengan kekutaan dan kemauan yang sangat tinggi."Sekarang aku bisa berdiri di kaki ku sendiri." ujar Vania si wanita yang pantang menyerah. "Aku sudah sangat tak sabar menjemput kesuksesan ku." lanjutnya sambil tersenyum sinis di bibirnya dengan tangan kanan membawa sebuah gelas.Tak di pungkiri Vania berjuang sangat keras itu semua di karenakan dendam yang sangat membara di hatinya,Denda
Dia kembali dengan segudang prestasi, menjadikan seorang wanita yang sudah berubah jauh dari sebelumnya Menjadi wanita yang mandiri yang bisa mengurus dua anak sekaligus,Yang pasti Vania menjadi wanita yang lebih cantik dengan pribadi yang lebih kuat.Wanita single mom yang memiliki pesona yang nampak luar biasa.Kini Vania sudah sampai di negara asalnya, Sekarang dirinya kini berada di sebuah bandara bersama kedua anaknya, Saat Vania sedang berjalan sambil bertelepon, dia tak sengaja menabrak seorang laki-laki yang sedang berdiri yang juga sambil melihat ponselnya"Ahhh." teriak Vania yang terkejut,Vania pun spontan langsung memasukkan ponselnya ke dalam tasnya."Maaf pak." Vania pun menganggukan badannya sebagai permohonan maaf karena tak sengaja menabrak. "Maafkan saya saya teledor." lanjut ucap Vania.Dan laki-laki yang sedang berdiri sambil memakai sebuah kacamata hitam yang menempel di batang hidungnya itu terdiam.Dia pun mengalihkan pandangannya ke arah wanita cantik yang