Share

bab 7. tanpa senyum

Penulis: Dewi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-31 10:57:41

Dan laki-laki yang memiliki tinggi 183 cm itu membacanya dengan detail tanap melewatkan satu kata pun.

Bola matanya mengikuti setiap kata demi kata yang di bacanya,

Dan Hans menelan ludahnya membaca sebuah tulisan riwayat sekolah Vania.

"Ini adalah sebuah wilayah dimana malam itu terjadi." gumamnya dalam hati..

Dan jantungnya pun semakin berdegup dengan kencang.

Dan Hans beranjak dari duduknya.

Dan dia mengalihkan pandangannya menuju langit yang membiru, untuk menetralkan gemuruh yang ada di dadanya.

"Sudah ada dua bukti yang mengerucut mengarah ke arah wanita yang bernama Vania Seisilia itu." lanjutnya dalam hati dengan perasaan entah senang atau justru canggung.

Keesokan harinya.

Di poisisi C3 lagi sedang ramai dengan sebuah rancangan Vita yang sangat fenomenal.

Semua para desainer mengerubungi hasil karya Vita.

Tak terkecuali Vania, dia sangat kagum dengan desain dari Vita, namun setelah tangannya menyentuh bahan kain yang di gunakan dalam karya Vita membuat Vania mengerutkan alisnya. "Sayang sekali." gumamnya dalam hati.

Hari ini Vita akan mengajukan karyanya ke pihak petinggi perusahan untuk di lirisnya.

Jam menunjukan pukul 9 pagi.

Para desainer berkumpul tak lupa para petinggi juga ikut berkumpul tak terkecuali Hans, dia ikut langsung untuk melihat hasil karya para desiner yang di bawah naungannya.

Mereka berkumpul dalam sebuah ruangan aula perusahan untuk melihat karya Vita.

Semua duduk rapi dan melihat sebuah desain baju tidur yang tak lain adalah sebuah baju lingerin.

Mereka yang melihat desian Vita merasa jika karya Vita adalah sebuah trobosan dalam perkembangan fashion di masa depan.

Acara pun di mulai dan para petinggi berdiskusi apakah karya Vita bisa di rilis bulan ini, mereka akan memberi keputusan hari ini juga.

Dan saat mereka diskusi Vania yang tengah duduk dia pun beranjak, dia mengangkat tangan kanannya.

"Maaf semuanya, saya mau memberi masukan untuk karya yang ada di depan." serunya.

Seisi ruangan semua langsung mengalihkan pandangannya kepada Vania, dan mereka kompak melihat Vania.

Banyak di antara mereka bertanya satu sama lain, "Itu siapa ya? Aku kok gak pernah lihat ya?" ujar mereka kepada rekannya yang berada di sisinya..

Dan pembawa acara yang berada di depan menyuruh Vania untuk maju ke depan. "Silahkan ibu, jika ingin memberi masukan." ujarnya mempersilahkan.

Dan Vania pun melangkahkan kakinya untuk maju ke depan, dia berjalan dengan langkah tegapnya.

Wajah cantiknya membius semua orang yang melihatnya, namun sayang tak ada raut wajah senyum di bibirnya.

Yang ada hanya tatapan mata yang tajam yang menatap lurus tanpa memperdulikan orang di sekitarnya.

Dan Vania naik ke panggung dan berdiri di sisi karya Vita.

"Menurut saya desainya sangatlah bagus, namun dalam karyanya ada beberapa hal yang harus di evaluasi, bahannya menurut saya kurang cocok." ujar Vania.

Mendengar apa yang di katakan Vania membuat Vita mendengus kesal, dia pun memutar bola matanya. "Sialan karyawan baru ini, masih baru masuk tapi sudah sok tahu." gerutunya dalam hati.

Dan Vita pun menyipitkan matanya.

Sedangkan Vania pun menatap kembali karya Vita lebih seksama. "Itu adalah masukan saya, jika kalian tak berkenan tak masalah jika masukan saya tak di gunakan." seru Vania kembali.

Lalu dia pun turun dari panggung, dan tatapan matanya tak sengaja saling bertemu dengan tatapan Hans yang tengah duduk di kursi paling depan.

Dan Vania pun langsung mengalihkan pandangannya, dan dia pun melangkahkan kakinya untuk duduk kembali ke kursinya

Dan di atas panggung Vita pun langsung membela karyanya yang di cacat oleh Vania.

Vita sepertinya menahan amarah yang besar pada Vania, dadanya kembang kempis tak karuan namun dia harus menahan itu.

"Maaf untuk ibu karyawan baru di sana yang sudah memberi masukan pada karya saya, di sini saya menjelaskan jika karya saya adalah sebuah trobosan dalam dunia fashion. Dan bahannya juga halus ini sungguh cocok dengan karya saya." ujarnya yang menjelaskan di hadapan semua orang seisi ruangan.

Dan pembawa acara pun menyuruh para petinggi untuk diskusi lebih lanjut tentang karya yang di buat oleh Vita.

"Saya persilahkan untuk para petinggi diskusi terlebih dahulu, mengangat karya baru ibu Vita ada yang menyanggah." seru sang pembawa acara.

Dan mereka pun berdiakusi, dan setelah sekian lama para petinggi berdiskusi, mereka menimbang-nimbang karya Vita untuk di produksi secara masal di pabrik mereka.

"Menurut saya karya ibu Vita itu cukup bagus di pasaran." ujar salah satu petinggi perusahan tersebut.

Dan mereka yang berrembuk saling melempar opini mereka. "Tapi tadi ada karyawan baru yang berani memberi komentar atas karya ibu Vita. Apa itu tidak masuk dalam pertimbangan kita?" sanggah salah satu petinggi lainnya.

Dan mereka pun saling menatap satu sama lain. Lalu mereka mengalihkan pandangan mereka ke karya Vita yang di pamerkan di atas panggung.

"Sudahlah kita kan sudah mengetahui kapasitas dari ibu Vita, kita harus akui itu, sedangkan wanita yang memberi masukan tadi adalah wanita yang baru masuk ke sini." ujar lainnya.

Dan para petinggi pun mengikuti votting apakah karya Vita bisa rilis bulan ini atau tidak.

Setelah sekian lama akhirnya pembawa acara dalam rangka praperilisan akhirnya mengumumkan.

"Hadirin yang berbahagia... dari sekian lama acara berlangsung, ini adalah saatnya yang di tunggu-tunggi, para petinggi sudah memiliki keputusan, dan keputusannya adalah jika bulan ini karya ibu Vita bisa rilis." ujar pembawa acara tersebut di atas panggung yang membawa acara dengan kebahagian dan senyum merekah.

Tepuk riuh pun terdengar bergemuruh di seisi ruangan menyambut kebahagian Vita yang bisa merilis karyanya yang ke 8.

"Karya akan di produksi masal, mulai dua hari yang akan datang." tambah sang pembawa acara.

Dan acara pun di tutup, para yang hadir pergi satu persatu meninggalkan ruangan.

Begitu pula dengan Hans, Mata Hans menatap setiap arah seperti tatapan mata elang untuk mencari keberadaan Vania.

Namun sayang keberadaannya tak di dapatkannya dan dia pun langsung keluar dari aula,

Dan Hans pun melangkahkan kakinya untuk masuk ke ruang kerjanya.

Dan dia pun sesampai ruang kerjanya langsung duduk di sofa, dia melepaskan jas yang melekat di tubuhnya.

"Tatapan matanya sangat tajam, ucapannya sangat lugas. Apa mungkin dia? Dulu aku ingat betul jika dia adalah perempuan yang ramah, dan gaya perilakunya sangat lembut." ujar Hans yang pikirannya terus berperang sendiri memikikirkan sesosok Vania.

"Tapi jika dilihat bukti semakin mengerucut ke dia, dari tanda lahir di lehernya dan dari asal sekolahnya juga." lanjut Hans yang terus menimbang-nimbang apa yang tengah terjadi.

Dan Hans pun meraih telepon yang terletak di atas meja tepatnya di samping sofa.

"Hallo, tolong kamu suruh datang karyawan baru atas nama Vania ke ruangan saya sekarang." ujar Hans dan dia pun langsung menutup panggilan teleponnya.

Bab terkait

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   bab 8. Dada bergemuruh

    Saat Hans selesai menelepon entah mengapa rasa di dalam dadanya berdegub dengan kencang,Dan dia pun memgang dadanya dengan kedua tangannya."Kenapa jantung ku berdetak tak karuan." Dan dia pun menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkan kembali.Itu di lakukannya untuk menetralkan senam jantungnya yang lumayan cepat.Tok too tok..Suara orang yang mengetuk pintu."Masuk." seru Hans dari dalam rungannya.Dan ternyata yang masuk adalah Vania."Selamat siang bapak, ada apa bapak memanggil saya?" tanya Vania sambil berdiri di depan Hans.Hans pun yang tengah duduk dia pun menatap dari bawah tubuh Vania.Dia menatap kaki Vania lalu tatapan itu menjalar sampai atas."Apa kamu yang bernama Vania?" tanya Hans.Dan Vania pun menganggukan kepalanya.Dan Hans pun mempersilahkan duduk."Aku ingin mengetahui siapa kamu?" lanjut Hans.Dan Vania yang mendengar itu dia pun mengerutkan dahinya, "Mati aku, apa jangan-jangan dia sudah mengetahui siapa aku?" ujarnya dalam hati.Dan Vania berpura-pura

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   bab 9. kembar

    Keesokan harinya."Vero Vino mama berangkat dulu ya kalian kalau mau makan kalian bisa ambil di dapur mama sudah siapin semuanya di dapur," teriak Vania yang sedang memasang sepatunya dan akan bersiap berangkat pergi bekerja.Vero dan Vino pun melangkahkan kakinya mendekati Vania, untuk melepas kepergian mama untuk berangkat bekerja."Kita kapan masuk sekolah ma?" tanya Vero."Iya nih ma aku sudah bosen di rumah." sahut Vino.Vania menjelaskan kepada dua anaknya dengan nada yang amat luar biasa lembut dan mudah di pahami oleh kedua anaknya."Nanti mama ke sekolah kalian dulu, mama mau membayar perlengkapan yang belum mama bayar dan besok kalian bisa sekolah." ujar Vania yang menjelaskan kepada anaknya.Mereka pun berpelukan bersama, Vania pun pamit kepada kedua anaknya untuk bekerja. "Ya udah ini sudah siang, mama berangkat dulu ya anak-anak, jika ada apa-apa kalian bisa telepon mama." lanjutkan sambil membuka pintu apartemennya untuk keluar.Vania melambaikan kedua tangannya,"D

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   bab 10. Dua bocah

    Hans pun menelan ludahnya, dan dia pun menatap lekat-lekat dua anak yang berada di depannya.Dua anak yang tampan dengan wajah yang putih sediki kemerahan.Dan Hans mengangguk-nganggukan kepalanya sendiri mendengar cerita mereka."Iya sudah kalian makan dulu ya, kalau sudah selesai nanti kalian paman antar pulang." seru Hans.Dan kedua anak kembar yang berada di depannya makan begitu lahabnya, membuat hati Hans sangat teriris-iris."Paman gak udah antar kita pulang, kita bisa pulang sendiri nanti." iawab Vero sambil makan.Ya bagaimana tidak sakit hatinya Hans mengingat dirinya selama hidup tak pernah kekurangan makanan bahkan selalu makan-makan yang sehat dan tentunya gizinya selalu terpenuhi.Lalu melihat kedua anak di depannya yang makan seperti orang yang tak pernah makan."Paman kenapa tidak di makan?" sahut Vino.Hans yang sedang melamum dan berperang dengan pikirannya membuat dia terkejut, "Oh iya, paman akan makan." jawab Hans sambil menyendokan makanan dan memasukan kedalam

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 11. Canggung

    Di dalam kamar Vania yang sedang berdiri sambil menyilakan tangannya di dada, dia terus saja marah-marah kepada Vero.Vannia menumpahkan rasa kesalnya kepada Vero, karena sudah lancang membawa seseorang yang baru di kenalnya."Sudahlah ma, ayo kita keluar kasihan ada tamu," ujar Vero yang merasa sedikit malu kepada Hans yang mengetahui tingkah mamanya yang sedang tantrum."Ya sudah aku minta maaf ma, kami salah. Sekarang mama keluar tolong temui orang yang menolong kita. Please ma harga tamu kita." lanjut Vero dengan sedikit memelas dengan sedikit memohon serta mengalah bahkan meminta maaf.Vero berusaha memberanikan dirinya menghadapi tingkah mamanya yang gampang berubah-ubah moodnya mengalahkan kecepatannya perkiraan cuaca yang selalu berubah-ubah di tiap jamnya bahkan menitnya.Membuat Vero kembali memohon dan terus memohon bahkan bersujud.Vania yang sedang kesal kepada kedua anaknya dia pun terdiam,Dia pun mendengus kesal."Iyalah, iyalah." gerutu Vania.Dan dengan terpaksa ib

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   bab 12. Misi berhasil

    Dengan berat hati Vania pun melangkahakn kakinya untuk masuk ke dalam mobil.Sebenarnya sih, Vania tak ingin dan yak mau mengambil kesempatan untuk berusaha dekat dengan pemilik perusahan tempat dimana dirinya bekerja.Bisa saja Vania mengatakan yang sejujurnya kepada Hans tapi Vania tak mau.Karena Vania takut jika ke dua anaknya dia ambil oleh Hans.Vania masuk tanpa mengatakan apapun, dia hanya terdiam sambil matanya terus menatap keluar jendela melihat lalu lalang kendaraan di bawah terik sang matahari.Wajahnya yang cantik terlihat begitu sangat muram."Kamu mau ke mana?" tanya Hans sambil menancapkan gasnya yang membuyarkan lamunan Vania.Vania yang duduk di samping Hans dia mengalihkan pandangannya,"Ke sekolah sebrang jalan." serunya.Sebenarnya jarak sekolah dan kantornya tidaklah jauh, namun di antara gedung tersebut terpisah jalan besar jadi jika harus ke sekolah anaknya Vania harus memutar terlebih dahulu karen tak ada jembatan penyebrangan.Vania terdiam.Di dalam mobil h

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 13. Entah rencana apa lagi.

    Hans pun hanya terdiam dia hanya melirikan matanya saja.Mobilnya mengarahkan ke sebuah tempat makan yang terletak di pinggir kota.Tempat makan itu berada di pinggir sungai besar yang memiliki karakteristik seperti danau."Ayo turun semua." seru Hans membukakan pintu mobil untuk Vino dan Vero.Dan kedua anak tersebut yang masih pakai baju sekolah merasa sangat bahagia karena baru kali ini mereka berdua makan di luar."Wahhh bagusnya." teriak Vero yang sangat kagum melihat keindahan tempat makan di pinggir sungai dengan angin yang menerpa wajahnya secara semilir-milir lembut.Hans pun yang berdiri sambil bersender di mobilnya sambil menyilakan tangan di dadanya, dia tersenyum."Mereka sangat persis wajahnya seperti wajahku ketika aku kecil. Apa mungkin mereka adalah darah ku?" gumam Hans dalam hati.Entah mengapa Hans merasa jika firasatnya sangat kuat jika mereka adalah anak-anaknya.Mungkin itu firasat seorang bapak kepada anaknya.Lalu Hans mengalihkan pandangannya ke Vania yang ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 14. mood jelek

    Mendengar itu dia pun langsung mengalihkan pandangannya, dia sangat kesel kepada kedua anaknya yang terus menerus meminta hal yang membuatnya pusing kepala.Di kasih hati minta jantung."Udah ya udah cukup, dari tadi kamu minta ini... itu, udah stop."Dan Vania pun langsung keluar dari kamar Vero dan Vino,Dia pun keluar dengan menghentakkan kakinya karena saking kesalnya kepada kedua anaknya."Dasar bocah ada-ada saja mintanya."Vero dan Vino yang berada di dalam kamar yang terdapat Hans yang tengah duduk di tepi tempat tidur mereka. Hans pun memberi nasehat kepada dua anak yang masih berusia 6 tahun itu"Udahlah kalian jangan aneh-aneh seperti itu, noh lihat mamamu marah." seru Hans yang berusaha memberi sedikit masukan kepada Vero dan Vino.Dan Hans menyuruh mereka untuk segera tidur kembali karena hari semakin mulai malam,"Ya sudah kalian tidur ya." lanjut Hans sambil mengusap kedua kepala anak tersebut lalu memasang selimut untuk mereka.Dan Hans pun beranjak dari duduknya da

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 15. Berita yang mengejutkan

    Di sisi lain di ruangan Hans.Hans yang tengah bekerja menganalisis perkembangan perusahannya.Datanglah Andre sang asisten yang masuk ke ruangannya"Selamat pagi bos." seru Andre sambil berjalan mendekati Hans lalu duduk di kursi depan meja kerja Hans.Mereka berdua duduk saling berhadapan."Kemaren kenapa ponsel bos kok mati?" lanjut tanya Andre kepada Hans yang merasa kepo karena hal tersebut sangat tak lazim di lakukan bosnya.Hans pun mengalihkan pandangannya, dia menatap Andre dengan memicingkan matanya."Sejak kapan kamu mulai mengurusi hidup ku Ndre." jawab Hans.Andre tertawa.Andre pun hanya bisa meringis mendengar ucapaan Hans yang mementahi dirinya.Andre pun mengalihkan perhatiannya, dia pun membuak tab-nya dan membuka grafik penjualan barang yang baru saja mereka rilis."Bos lihat ini, angka penjualan sangat tinggi." ujarnya sambil memberi tahu Hans dan menyodorkan grafik tersebut."Respon warganet begitu antusias, sebagian banyak mereka merasa penasaran dan sudah banyak

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08

Bab terbaru

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   hidup bahagia

    "Ya sudah kalau begitu ikut saya ke kantor polisi, aku ingin kalian menjadi saksi atas peristiwa ini, dan saya akan melindungi privasi kalian." ucap Hans.Dan mereka pun yang tengah duduk langsung terkejut mereka membulatkan mata mereka masing-masing karena mendengar hal tersebut."Hah kenapa ke kantor polisi pak?" tanya wanita yang memakai baju berwarna merah.Dan Hans menjelaskan apa yang tengah terjadi, dan menjelaskannya secara perlahan terhadap mereka.Dan atas dasar itu juga Vania memberikan sebuah kompensasi diantara mereka karena mereka sudah mau memberikan kesaksian di kepolisian."Ya sudah semua kesepakatan sudah kita atur saatnya kita pergi ke kantor polisi," sahut Vania yang tak ingin mengulur-ngulur waktu.Dan mereka malam itu juga langsung membuat laporan terhadap Sisilia dan juga Cantika atas dasar pencemaran nama baik, Dan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam mereka keluar dari kantor polisi, dan mereka yang tengah berdiri di parkiran saat ini tengah menerima amplop

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 147. Mengetahui siapa dalangnya

    Dan Hans yang tengah duduk dia pun meraih ponsel yang berada di dekatnya Dia sedang melakukan panggilan telepon dengan Andre untuk menanyakan persiapannya.Dia menempelkan ponselnya ada telinga kanannya, dan tak beberapa lama panggilannya pun akhirnya diangkat oleh Andre." Bagaimana Andre?" tanya Hans dibalik telepon.Andre yang tengah berada di kantor dia pun saat ini sedang sibuk karena harus menyiapkan beberapa hal oleh Vania dan juga Hans dan di samping itu dia akan memberikan sebuah kejutan kepada mereka berdua."Aman bos." jawabnya.Dan Hans pun yang berada di balik telepon dia pun juga merasa sangat siap. " Oh ya nanti kamu suruh orang untuk datang ke restoran tersebut dan tolong abadikan momen tersebut ya, karena nanti akan kita upload di media sosial resmi perusahaan." ucap Hans.Andre pun mengiyakan apa yang diperintah. "Siap bos, aku akan menyuruh beberapa orang untuk segera meluncur ke sana." jawabnya.Dan Hans mematikan panggilan telepon tersebut.Lalu Hans mengatakan po

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 146. Di usir

    Setelah sekian lama Vania negosiasi dengan berbagai akun yang telah memberikan komentar jelek atas karya yang dikeluarkan dari perusahaan Hans akhirnya vania menemukan hasil."Bagus sekarang di antara mereka sudah ada yang masuk perangkap ku, hanya tinggal beberapa saja." ucap Vania kepada Hans, lalu Vania pun mengalihkan pandangannya kepada Andre, "nanti aku akan mengabari kamu, kamu harus menyiapkan sedetail mungkin yang aku butuhkan." lanjut Vania.Andre yang mendengar itu dia pun mengganggukan kepalanya, Laki-laki tersebut menaati apa yang diperintahkan oleh bosnya, "oke siap bu, nanti aku akan urus. Kalau begitu aku keluar dulu ya." ucap Andre.Dan Andre pun keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Vania dan Hans, dia keluar karena ingin mengurusi beberapa pekerjaan yang sudah menunggu dirinya.Hans dan Vania pun langsung melanjutkan pekerjaannya kembali.*****Di sisi lain rumah tangga dari bu Lita dan papa kandung dari Vania sudah tidak bisa diselamatkan lagi, semakin hari

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 145. Jebakan

    Dan Andre yang mendengar itu dia pun langsung menganggukkan badannya, "baik bu." jawabnya kepada Vania.Dan Andre pun langsung keluar dari ruangan tersebut, kini tinggal Hans dan Vania yang berada di ruangan tersebut.Hans yang melihat Andre sudah keluar dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya, lalu dia melangkahkan kakinya menuju pintu, dia sedang mengunci pintu tersebut supaya tidak ada orang yang bisa masuk.Membuat Vania yang tengah duduk melihat itu, dia pun langsung mendengus kesal, "gebrakan apa lagi yang dia lakukan?" tanyanya di dalam hati.Dan Hans pun kini melangkahkan kakinya mendekati Vania yang tengah duduk, lalu dia memeluknya dari belakang, laki-laki tersebut langsung mencium tengkuk leher dari Vania.Membuat Vania yang merasakan itu dia merasa kegelian, "ahhh sayang bisa gak jangan seperti ini." ucapannya kepada Hans.Dan Hans yang mendengar itu dia tak menghentikan kegiatannya justru dia melangsungkan kegiatannya secara lebih mendalam lagi. "Emang kenapa say

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 144. Mencari jalan keluar

    Sheilla yang mendengar itu dia pun terdiam, dia tak berani mengatakan sepatah kata pun.Membuat mamanya langsung beranjak dan mendekatinya, dia menatap anak kandungnya tersebut yang terlihat memiliki Tatapan yang kosong." Sheilla bicara kamu Sheilla, jawab pertanyaan mama, kenapa kamu tidak ngomong?" Tanyanya yang sedikit memaksa kepada Sheila.Sheila pun menatap mamanya dia menatap mamanya dengan pandangan yang sangat sayu.Lalu dia pun membuang pandangannya.Dia membuang pandangannya keluar arah jendela yang berada di dekatnya.Dan saat Sheilla terdiam membuat papa tirinya itu yang tak lain Papa kandung dari Vania menyela."Aku tahu kenapa kamu tidak mengatakan itu kepadaku, kamu takut kan kehadiran Vania membuat kamu tersaingi?" ucapnya yang sedikit bertanya kepada Sheila.Sheilla yang mendengar itu dia pun menundukkan pandangannya, Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Papanya tersebut ada benarnya juga.Berbeda dengan Sheilla yang menerima dengan apa yang dikatakan oleh papa kandun

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 143. Tambah stres

    Dan saat itu juga amarahnya semakin memuncak laki-laki tersebut langsung melempar benda yang berada di sampingnya dan dia pun langsung mendorong meja yang terbuat dari kaca sehingga meja itu terjatuh dan pecah,Sheilla yang melihat itu dia langsung menutup kedua telinganya, dia merasa sedikit ketakutan melihat papanya yang begitu sangat ganas tersebut, ini adalah kali pertamanya dia melihat papanya yang begitu sangat marah terhadap mamanya,Membuat jantungnya berdetak begitu sangat cepat, dan dia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dia tak menyangka dengan apa yang pernah dilihatnya saat ini.Dan dia pun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya,"Sudah pa, sudah." teriak mamanya yang berusaha menghentikan amarah dari suaminya,Namun suaminya yang dari tadi berusaha sabar kini sudah tidak bisa dihentikan lagi, Membuat bu Lita langsung beranjak dari duduk ya, dan dia pun berusaha untuk meraih tangan dari suaminya tersebut namun saat dia berusaha meraih suaminya tak sengaja suamin

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 142. Amarah

    Seperti Sheilla sedang mengalami trauma yang sangat begitu berat di dalam hidupnya, dia pun yang tengah duduk di atas tempat tidur dia masih terus menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.Dia pun memejamkan matanya secara erat-erat, dia kembali mengatur nafasnya supaya emosinya bisa terkontrol,Hari ini di rumahnya terasa sangat begitu sepi karena mama dan Papanya saat ini tidak berada di rumah,Seperti biasa mamanya saat ini pergi bersama teman-temannya, mereka semua lagi sedang hangout bersama,Dan seperti biasanya juga Papanya saat ini sedang bekerja untuk memenuhi kehidupan mereka.Sheilla yang tengah berada di atas tempat tidur dia pun langsung mematikan ponselnya,Dan dia pun meletakkan ponselnya di dalam laci supaya dirinya tak melihat lagi benda tersebut.Saat emosinya sudah mulai bisa terkontrol dia pun merebahkan badannya di atas tempat tidur, lalu dia menyelimuti dirinya sendiri.Tak terasa dia pun memejamkan kedua matanya. Kini dia tengah tertidur dengan pulasnya d

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 141. Emosi tak terkontrol

    Lalu Hans pun meraihnya, dia menatap layar tersebut yang berisi berbagai banyak komentar,Dan Vania yang melihat itu dia pun mendekatkan tubuhnya dia juga ikut melihat komentar yang berada di laman media sosial."Wahh bagaimana sih ini? ini brand sudah lama berdiri, kenapa masih ada aja produk keluarannya yang berkualitas jelek, nyesel aku selalu beli merek tersebut." tulis akun as**liii."Ya ampun bisa-bisa ada produk yang gak bagus beredar, bahaya ini." tulis fgi****i."Brand ini memiliki barang yang harganya mahal, tapi kenapa seperti ini. Mending gak usah produksi lagi." tulis diii***80.Dan masih banyak lagi komentar miring dari berbagai akun.Ya maklum saja brand milik Hans itu adalah brand yang memiliki harga yang lumayan tinggi dimana brand tersebut adalah brand yang paling laris di negara tersebut mengingat target pasarnya menyerang orang menengah ke atas dan kaum kaula muda yang stylis.Hans dan Vania yang tengah duduk mereka pun saling berpandangan satu sama lain, dalam p

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 140. Tidak kaget

    Dan mereka bertiga pun saling menatap bergantian dan mereka menganggukan kepalanya, Dan Vania yang tengah berdiri dia pun menatap Hans, "ya sudah kita kembali lagi, rapat belum kamu tutup." ujarnya.Dan Hans pun membalikkan badannya dan dia ingin kembali lagi ke ruang rapat tersebut namun baru beberapa langkah Andre asistennya memanggil dirinya sehingga langkahnya terhenti."Bos apa kita nanti langsung pulang saja?" tanyanya.Dan Hand pun yang tengah membalikan badan dia pun menganggukan kepalanya, lalu dia pun melanjutkan jalannya kembali.Dia yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam rapat tersebut dan diikuti dengan langkah kaki Vania yang berjalan di belakangnya.Mereka pun melanjutkan beberapa meeting terakhir mereka,Dan setelah selesai Hans pun beranjak dari duduknya dia pun memberikan penutupan salam kepada para peserta meeting hadir.Dia pun berdiri sambil menganggukkan badannya. "Terima kasih sudah datang hari ini, mungkin jika saya menjelaskan tadi ada kata-kata saya yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status