Beranda / CEO / Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku! / Bab 71. Vero dan Vino di bawa

Share

Bab 71. Vero dan Vino di bawa

Penulis: Dewi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-07 10:23:19

Entah mengapa tiada angin tiada hujan tiba-tiba perasaan Pak Bram merasa seperti orang jatuh hati.

Tiba-tiba ada perasaan senang diliputi dengan perasaan bahagia.

Yang dulu hidupnya sepi, dingin dan bahkan jenuh karena banyak beberapa pekerjaan yang harus dia kerjakan sesuai dengan targetnya sehingga membuat otaknya terus dipacu bekerja, sehingga dia menjalani hari-harinya dengan itu itu saja.

Tapi sekarang hidupnya terasa bahagia, kebahagiaan yang tak bisa dijelaskan olehnya.

"Ada apa?" tanya Pak Bram kepada Vino yang sedang duduk di atas pangkuannya.

Bocah kecil yang memiliki bentuk wajah bulat dengan pipi yang memerah dengan kulit yang putih bersih, Dia sangat begitu lucu apalagi melihat rambutnya yang berwarna hitam ikal.

Pak Bram ingin mencubit pipi dari kedua anak tersebut,

Dia sudah terlalu gemes untuk menahan itu.

Pak Bram mencubit pipi Vino dengan kedua tangannya lalu dia bergantian mencubit pipi Vero, "ihhh gemes sekali." ujarnya.

Saat Pak Bram sudah tidak bisa menahan l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 72. Vero dan Vino di bawa pergi jauh

    "Iya kita jalan-jalan ke luar negeri sama kakek dan nenek, kalian gak perlu khawatir. Kita bisa naik wahana atau kita cari makanan yang enak-enak di sana," ujar pak Bram yang merayu.Mereka berdua sangat bahagia mendengar itu, sehingga mereka melompat-lomapt di atas tempat tidur. "Ye ye kita jalan-jalan." Pak Bram yang melihat itu dia pun menghentikan kegiataan mereka, "sudah sudah ayo turun nanti kalian jatuh, ayo kita siap-siap berangkat." ujarnya.Mereka pun mengikuti apa yang di perintahkan oleh pak Bram, mereka sangat patuh dengan apa yang di katakan oleh pak Bram, sehingga membuat pak Bram merasa sangat bahagia,Mulai hari ini titik fokusnya bukanlah bekerja melainkan kebahagian Vero dan Vino.Mereka pun turun dari lantai atas dengan saling bergandengan, "kek kita belum ambil baju di rumah." ujar Vero kepada pak Bram.Pak Bram tersenyum dia pun mengelus pundak bocah umur 6 tahun tersebut."Gak usah khawatir masalah baju, kita bisa beli nanti." jawabnya.Dan bu Lucie pun sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 73. Sedih

    Hans langsung melangkahkan kakinya untuk kembali ke ruang tamu utama yang terdapat Vania duduk di sana.Vania yang tengah duduk dia menatap setiap sudut rumah tersebut, rumah yang besar dan terdapat banyak guci-guci besar di setiap sudutnya.Ruangan yang sangat nyaman nan besar."Ayo kita pergi." seru Hans kepada Vania.Vania terkejut melihat Hans yang keluar dari dalam lalu mengajaknya pergi."Loh mau kemana?" tanya Vania.Hans pun meraih tangan Vania dan menariknya untuk bangkit dari duduknya.Vania keluar dari rumah Hans dengan berjalan di belakang Hans mengikuti langkah Hans dengan tangan kanannya di gandeng."Papa dan mama membawa anak-anak pergi keluar negeri." seru Hans.Vania yang mendengar itu dia pun menghentikan langkah kakinya. Apa yang di ucapkan oleh Hans bagai petir yang menyambarnya di siang bolong."Apa mereka pergi?" tanya Vania yang memperjelas kepada Hans.Hans menganggukan kepalanya.Vania membulatkan matanya, dia sangat syok mendengar itu, dan air matanya tiba-

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 74. Negara empat musim

    Mereka pun mengadakan makan malam bersama, Mereka mengadakan makan malam di sebuah restoran mahal, mereka menempati meja yang vvip.Di mana meja VVIP tersebut berada di sebuah ruangan tertutup,Di ruangan tertutup tersebut terdapat sebuah meja besar bundar dan meja tersebut dikelilingi banyak makanan di atasnya.Bu Lita memberitahu kepada putrinya yang bernama Sheila. " Oh ya sayang sebentar lagi akan diadakan pundi amal kamu harus datang ya, kamu harus dandan yang cantik Karena di sana banyak pengusaha tajir yang akan datang." ucap Bu Lita kepada Sheila.Sheila pun yang sedang makan, dia menatap bu Lita dan dia menganggukkan kepalanya, "siap mah, Aku siap menaklukkan laki-laki kaya raya di sana." jawabnya.Bu Lita adalah seorang wanita yang mempunyai usaha bersama sang suami yang tak lain adalah Ayah Vania.Dia mempunyai usaha yaitu sebuah toko yang menjual berbagai macam baju mahal, bahkan juga perhiasan mahal.Dan tokonya pun melakukan kerjasama dengan perusahaan Hans,Mereka dik

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 75. Perusahaan dialihkan

    "Ayo istirahat yok." seru bu Lucie.Dan mereka menganggukan kepalanya, lalu masuk ke kamar mereka berdua,Mereka akan bersiap tidur untuk istirahat lebih lama.Pak Bram berada di sofa depan, dia meluruskan kedua kakinya supaya lebih nyaman.Sambil meluruskan kakinya, pak Bram membuka ponsel cadangannya,Dia menghubungi asistennya.Dia melakukan panggilan telepon, dan tak perlu waktu lama panggilan teleponnya di angkat."Bagaimana?" tanya pak Bram."Sudah saya laksanakan pak." jawabnya di balik telepon.Pak Bram mematikan panggilan teleponnya kembali.Dan dia pun menelpon kembali sahabatnya yang sekrang lagi ada kunjungan di negara empat musim tersebut.Dan dia pun melakukan panggilan telepon kepada sahabatnya.Dan tak perlu waktu lama panggilannya pun langsung di angkat."Hallo, kamu dimana sekarang, apa sudah pulang belum?" tanya ke sahabatnya."Belum. Apa kamu sekarang juga di sini. Kalau kamu di sini kita bisa ketemu tidak?" tanyanya di balik telepon.Dan mereka pun melakukan janji

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 76. Ada apakah ini?

    Vania pun menarik nafasnya dengan panjang, dia mengumpulkan sedikit tenaganya untuk beranjak dari duduknya.Dia sebenarnya tak memiliki energi untuk bertemu dengan orang lain saat ini. Namun dia terpaksa menemui karena dia tak enak hati.Setelah beberapa lama energinya pun mulai terisi dan dia pun beranjak dari duduknya.Dia melangkahkan kakinya untuk menuju pintu membuka pintu, untuk melihat Siapakah tamu yang datang mengunjungi dirinya.Vania membuka pintunya," Hai Ibu Vania." seru Tiara yang langsung memeluk Vania.Vania pun membalas pelukan dari Tiara.Dan mereka pun saling berpelukan."Oh ya Ibu Vania Aku membawa sesuatu buat ibu." lanjut Tiara sambil menunjukkan dua kantong tas yang berada di kedua tangannya.Vania pun tersenyum.Dan dia pun masuk kembali ke dalam ruangannya, dan Tiara menutup pintu apartemen Vania.Tiara berusaha untuk menghibur Vania,"Ini Ibu Vania, nih buat ibu." ucapnya sambil memberikan segelas es kopi cappucino.Dan dia pun meletakkan gelas tersebut di

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 77. pertemuan tanpa sepengetahuannya

    Di kantor Hans tengah duduk di kursi meja kerjanya, dia duduk terdiam sambil menghela nafas panjangnya.Dia tak bisa berkonsentrasi dalam bekerja padahal pekerjaan sedang menumpuk,Banyak karya yang sudah mengantri untuk di seleksi dan akan rilis, mengingat perusahaan miliknya akan upgrade secara besar-besaran semua karyanya.Hans meremas kepalanya, dia sangat kesal dengan orang tuanya."Hehhh gara-gara papa dan mama hubungan ku dengan Vania yang ku bangun dengan susah payah kembali hancur." ujarnya lirih.Kini Hans ingin segera mencari keberadaan orang tuanya, dia ingin mencari lalu mendatanginya untuk mengambil kedua anaknya.Jam sudah menunjukan pukul 10 pagi, Hans masih saja duduk di kursi kerjanya dengan perasaan gelisah bercampur rasa kesal.Kedua tangannya meremat jari-jarinya.Dadanya sangat sesak dengan perasaan kecewa sekaligus marah.Dia pun menyenderkan kepalanya di kursi, dia mengusap wajahnya dengan kasar."Arggghhh aku harus bagaimana ini?" teriaknya seperti orang yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 78. Perjanjian

    Di ruangan yang tidak terlalu luas yang kisaran 3×3 meter persegi, yang dilengkapi dengan pengaturan suhu pendingin.Di ruang tersebut terdapat sebuah meja dengan 1 kursi yang berada di belakang meja tersebut, dan dua kursi lainnya yang berada di depan meja.Dan pengacara pak Bram duduk, dia membuka tas kerjanya yang berada di atas meja.Dia mengeluarkan beberapa lembar kertas di hadapan Hans dan juga Vania.Di ruang tersebut terdapat beberapa hal yang harus segera diselesaikan olehnya."Ini buat ibu vania." ucap pengacara tersebut.Pengacara paruh baya tersebut yang memiliki rambut putih, dia memberikan selembar kertas kepada Vania.Vania yang duduk di samping Hans dia pun melirikkan kedua bola matanya kepada Hans, Vania sangat begitu kesal melihat Hans. Dan dia pun menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya.Sedangkan Hans yang di samping Vania, dia hanya bisa terdiam dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia nya bisa pasrah dengan keadaan ini."Untuk ibu Vania, ada beberapa poin

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 79. Cemburu dalam diam

    Dan pengacara tersebut menyandarkan kepalanya, dia sangat begitu lelah menghadapi anak dari kliennya tersebut yang memiliki jiwa bisnis, dimana jiwa itu adalah jiwa yang tak ingin dirugikan sama sekali.Pengacara tersebut harus menjelaskan kepada Hans apa yang tengah terjadi, dia harus berbicara dengannya sebaik mungkin dengan tata kelola bahasa yang baik, supaya tidak menimbulkan rasa tersinggung dalam hal ini.Pengacara tersebut mengusap wajahnya dengan kasar, dia menghirup nafasnya dalam dalam."Harusnya bapak Hans bertanya seperti itu harusnya ke Bram bukan ke saya, tapi bagaimanapun juga saya harus menjelaskan ini kepada pak Hans karena ini sudah kewajiban dari saya." ucapnya.Hans yang tengah duduk dia pun menyilangkan kedua kakinya, dan dia pun mendekat kedua tangannya di dada, dia ingin mendengarkan penjelasan yang sejelas-jelasnya dari pengacara orang tuanya.Pengacara tersebut memakai kacamatanya, dan dia pun menatap Hans.Dia mulai berbicara sangat serius."Dari masalah ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13

Bab terbaru

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 147. Mengetahui siapa dalangnya

    Dan Hans yang tengah duduk dia pun meraih ponsel yang berada di dekatnya Dia sedang melakukan panggilan telepon dengan Andre untuk menanyakan persiapannya.Dia menempelkan ponselnya ada telinga kanannya, dan tak beberapa lama panggilannya pun akhirnya diangkat oleh Andre." Bagaimana Andre?" tanya Hans dibalik telepon.Andre yang tengah berada di kantor dia pun saat ini sedang sibuk karena harus menyiapkan beberapa hal oleh Vania dan juga Hans dan di samping itu dia akan memberikan sebuah kejutan kepada mereka berdua."Aman bos." jawabnya.Dan Hans pun yang berada di balik telepon dia pun juga merasa sangat siap. " Oh ya nanti kamu suruh orang untuk datang ke restoran tersebut dan tolong abadikan momen tersebut ya, karena nanti akan kita upload di media sosial resmi perusahaan." ucap Hans.Andre pun mengiyakan apa yang diperintah. "Siap bos, aku akan menyuruh beberapa orang untuk segera meluncur ke sana." jawabnya.Dan Hans mematikan panggilan telepon tersebut.Lalu Hans mengatakan po

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 146. Di usir

    Setelah sekian lama Vania negosiasi dengan berbagai akun yang telah memberikan komentar jelek atas karya yang dikeluarkan dari perusahaan Hans akhirnya vania menemukan hasil."Bagus sekarang di antara mereka sudah ada yang masuk perangkap ku, hanya tinggal beberapa saja." ucap Vania kepada Hans, lalu Vania pun mengalihkan pandangannya kepada Andre, "nanti aku akan mengabari kamu, kamu harus menyiapkan sedetail mungkin yang aku butuhkan." lanjut Vania.Andre yang mendengar itu dia pun mengganggukan kepalanya, Laki-laki tersebut menaati apa yang diperintahkan oleh bosnya, "oke siap bu, nanti aku akan urus. Kalau begitu aku keluar dulu ya." ucap Andre.Dan Andre pun keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Vania dan Hans, dia keluar karena ingin mengurusi beberapa pekerjaan yang sudah menunggu dirinya.Hans dan Vania pun langsung melanjutkan pekerjaannya kembali.*****Di sisi lain rumah tangga dari bu Lita dan papa kandung dari Vania sudah tidak bisa diselamatkan lagi, semakin hari

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 145. Jebakan

    Dan Andre yang mendengar itu dia pun langsung menganggukkan badannya, "baik bu." jawabnya kepada Vania.Dan Andre pun langsung keluar dari ruangan tersebut, kini tinggal Hans dan Vania yang berada di ruangan tersebut.Hans yang melihat Andre sudah keluar dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya, lalu dia melangkahkan kakinya menuju pintu, dia sedang mengunci pintu tersebut supaya tidak ada orang yang bisa masuk.Membuat Vania yang tengah duduk melihat itu, dia pun langsung mendengus kesal, "gebrakan apa lagi yang dia lakukan?" tanyanya di dalam hati.Dan Hans pun kini melangkahkan kakinya mendekati Vania yang tengah duduk, lalu dia memeluknya dari belakang, laki-laki tersebut langsung mencium tengkuk leher dari Vania.Membuat Vania yang merasakan itu dia merasa kegelian, "ahhh sayang bisa gak jangan seperti ini." ucapannya kepada Hans.Dan Hans yang mendengar itu dia tak menghentikan kegiatannya justru dia melangsungkan kegiatannya secara lebih mendalam lagi. "Emang kenapa say

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 144. Mencari jalan keluar

    Sheilla yang mendengar itu dia pun terdiam, dia tak berani mengatakan sepatah kata pun.Membuat mamanya langsung beranjak dan mendekatinya, dia menatap anak kandungnya tersebut yang terlihat memiliki Tatapan yang kosong." Sheilla bicara kamu Sheilla, jawab pertanyaan mama, kenapa kamu tidak ngomong?" Tanyanya yang sedikit memaksa kepada Sheila.Sheila pun menatap mamanya dia menatap mamanya dengan pandangan yang sangat sayu.Lalu dia pun membuang pandangannya.Dia membuang pandangannya keluar arah jendela yang berada di dekatnya.Dan saat Sheilla terdiam membuat papa tirinya itu yang tak lain Papa kandung dari Vania menyela."Aku tahu kenapa kamu tidak mengatakan itu kepadaku, kamu takut kan kehadiran Vania membuat kamu tersaingi?" ucapnya yang sedikit bertanya kepada Sheila.Sheilla yang mendengar itu dia pun menundukkan pandangannya, Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Papanya tersebut ada benarnya juga.Berbeda dengan Sheilla yang menerima dengan apa yang dikatakan oleh papa kandun

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 143. Tambah stres

    Dan saat itu juga amarahnya semakin memuncak laki-laki tersebut langsung melempar benda yang berada di sampingnya dan dia pun langsung mendorong meja yang terbuat dari kaca sehingga meja itu terjatuh dan pecah,Sheilla yang melihat itu dia langsung menutup kedua telinganya, dia merasa sedikit ketakutan melihat papanya yang begitu sangat ganas tersebut, ini adalah kali pertamanya dia melihat papanya yang begitu sangat marah terhadap mamanya,Membuat jantungnya berdetak begitu sangat cepat, dan dia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dia tak menyangka dengan apa yang pernah dilihatnya saat ini.Dan dia pun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya,"Sudah pa, sudah." teriak mamanya yang berusaha menghentikan amarah dari suaminya,Namun suaminya yang dari tadi berusaha sabar kini sudah tidak bisa dihentikan lagi, Membuat bu Lita langsung beranjak dari duduk ya, dan dia pun berusaha untuk meraih tangan dari suaminya tersebut namun saat dia berusaha meraih suaminya tak sengaja suamin

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 142. Amarah

    Seperti Sheilla sedang mengalami trauma yang sangat begitu berat di dalam hidupnya, dia pun yang tengah duduk di atas tempat tidur dia masih terus menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.Dia pun memejamkan matanya secara erat-erat, dia kembali mengatur nafasnya supaya emosinya bisa terkontrol,Hari ini di rumahnya terasa sangat begitu sepi karena mama dan Papanya saat ini tidak berada di rumah,Seperti biasa mamanya saat ini pergi bersama teman-temannya, mereka semua lagi sedang hangout bersama,Dan seperti biasanya juga Papanya saat ini sedang bekerja untuk memenuhi kehidupan mereka.Sheilla yang tengah berada di atas tempat tidur dia pun langsung mematikan ponselnya,Dan dia pun meletakkan ponselnya di dalam laci supaya dirinya tak melihat lagi benda tersebut.Saat emosinya sudah mulai bisa terkontrol dia pun merebahkan badannya di atas tempat tidur, lalu dia menyelimuti dirinya sendiri.Tak terasa dia pun memejamkan kedua matanya. Kini dia tengah tertidur dengan pulasnya d

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 141. Emosi tak terkontrol

    Lalu Hans pun meraihnya, dia menatap layar tersebut yang berisi berbagai banyak komentar,Dan Vania yang melihat itu dia pun mendekatkan tubuhnya dia juga ikut melihat komentar yang berada di laman media sosial."Wahh bagaimana sih ini? ini brand sudah lama berdiri, kenapa masih ada aja produk keluarannya yang berkualitas jelek, nyesel aku selalu beli merek tersebut." tulis akun as**liii."Ya ampun bisa-bisa ada produk yang gak bagus beredar, bahaya ini." tulis fgi****i."Brand ini memiliki barang yang harganya mahal, tapi kenapa seperti ini. Mending gak usah produksi lagi." tulis diii***80.Dan masih banyak lagi komentar miring dari berbagai akun.Ya maklum saja brand milik Hans itu adalah brand yang memiliki harga yang lumayan tinggi dimana brand tersebut adalah brand yang paling laris di negara tersebut mengingat target pasarnya menyerang orang menengah ke atas dan kaum kaula muda yang stylis.Hans dan Vania yang tengah duduk mereka pun saling berpandangan satu sama lain, dalam p

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 140. Tidak kaget

    Dan mereka bertiga pun saling menatap bergantian dan mereka menganggukan kepalanya, Dan Vania yang tengah berdiri dia pun menatap Hans, "ya sudah kita kembali lagi, rapat belum kamu tutup." ujarnya.Dan Hans pun membalikkan badannya dan dia ingin kembali lagi ke ruang rapat tersebut namun baru beberapa langkah Andre asistennya memanggil dirinya sehingga langkahnya terhenti."Bos apa kita nanti langsung pulang saja?" tanyanya.Dan Hand pun yang tengah membalikan badan dia pun menganggukan kepalanya, lalu dia pun melanjutkan jalannya kembali.Dia yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam rapat tersebut dan diikuti dengan langkah kaki Vania yang berjalan di belakangnya.Mereka pun melanjutkan beberapa meeting terakhir mereka,Dan setelah selesai Hans pun beranjak dari duduknya dia pun memberikan penutupan salam kepada para peserta meeting hadir.Dia pun berdiri sambil menganggukkan badannya. "Terima kasih sudah datang hari ini, mungkin jika saya menjelaskan tadi ada kata-kata saya yang

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 139. Kendala

    Di sisi lain saat ini Vania sedang berada di kantor yang berada di cabang, dia saat ini mengadakan rapat penting bersama para jajaran yang berada di bawah perusahaan Hans,Di mana rapat saat ini yaitu sebuah laporan tentang daya tingkat penjualan yang diakumulasikan dalam 6 bulan terakhir ini, gimana ini adalah penjualan produk-produk baru mereka yang mereka rilis untuk supaya perusahaan selalu memiliki performa yang bagus dalam dunia fashion, dimana fashion selalu berubah-ubah seiring waktu.Dan rapat ini juga diadakan dengan beberapa pembacaan agenda yang akan dilakukan untuk tahun depan dimana ada beberapa persyaratan dan aturan terbaru yang akan dikeluarkan perusahaan tersebut kepada para mitranya.Di ruangan yang memiliki luas lumayan besar dan di tengah-tengah ruangan tersebut ada meja yang berukuran persegi panjang dan dikelilingi banyak kursi dan di ruangan tersebut ada sebuah layar yang besar sebagai media untuk mempermudah dalam berkomunikasi dan menjelaskan di hadapan bany

DMCA.com Protection Status