Beranda / CEO / Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku! / Bab 77. pertemuan tanpa sepengetahuannya

Share

Bab 77. pertemuan tanpa sepengetahuannya

Penulis: Dewi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-10 22:43:54

Di kantor Hans tengah duduk di kursi meja kerjanya, dia duduk terdiam sambil menghela nafas panjangnya.

Dia tak bisa berkonsentrasi dalam bekerja padahal pekerjaan sedang menumpuk,

Banyak karya yang sudah mengantri untuk di seleksi dan akan rilis, mengingat perusahaan miliknya akan upgrade secara besar-besaran semua karyanya.

Hans meremas kepalanya, dia sangat kesal dengan orang tuanya.

"Hehhh gara-gara papa dan mama hubungan ku dengan Vania yang ku bangun dengan susah payah kembali hancur." ujarnya lirih.

Kini Hans ingin segera mencari keberadaan orang tuanya, dia ingin mencari lalu mendatanginya untuk mengambil kedua anaknya.

Jam sudah menunjukan pukul 10 pagi, Hans masih saja duduk di kursi kerjanya dengan perasaan gelisah bercampur rasa kesal.

Kedua tangannya meremat jari-jarinya.

Dadanya sangat sesak dengan perasaan kecewa sekaligus marah.

Dia pun menyenderkan kepalanya di kursi, dia mengusap wajahnya dengan kasar.

"Arggghhh aku harus bagaimana ini?" teriaknya seperti orang yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 78. Perjanjian

    Di ruangan yang tidak terlalu luas yang kisaran 3×3 meter persegi, yang dilengkapi dengan pengaturan suhu pendingin.Di ruang tersebut terdapat sebuah meja dengan 1 kursi yang berada di belakang meja tersebut, dan dua kursi lainnya yang berada di depan meja.Dan pengacara pak Bram duduk, dia membuka tas kerjanya yang berada di atas meja.Dia mengeluarkan beberapa lembar kertas di hadapan Hans dan juga Vania.Di ruang tersebut terdapat beberapa hal yang harus segera diselesaikan olehnya."Ini buat ibu vania." ucap pengacara tersebut.Pengacara paruh baya tersebut yang memiliki rambut putih, dia memberikan selembar kertas kepada Vania.Vania yang duduk di samping Hans dia pun melirikkan kedua bola matanya kepada Hans, Vania sangat begitu kesal melihat Hans. Dan dia pun menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya.Sedangkan Hans yang di samping Vania, dia hanya bisa terdiam dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia nya bisa pasrah dengan keadaan ini."Untuk ibu Vania, ada beberapa poin

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 79. Cemburu dalam diam

    Dan pengacara tersebut menyandarkan kepalanya, dia sangat begitu lelah menghadapi anak dari kliennya tersebut yang memiliki jiwa bisnis, dimana jiwa itu adalah jiwa yang tak ingin dirugikan sama sekali.Pengacara tersebut harus menjelaskan kepada Hans apa yang tengah terjadi, dia harus berbicara dengannya sebaik mungkin dengan tata kelola bahasa yang baik, supaya tidak menimbulkan rasa tersinggung dalam hal ini.Pengacara tersebut mengusap wajahnya dengan kasar, dia menghirup nafasnya dalam dalam."Harusnya bapak Hans bertanya seperti itu harusnya ke Bram bukan ke saya, tapi bagaimanapun juga saya harus menjelaskan ini kepada pak Hans karena ini sudah kewajiban dari saya." ucapnya.Hans yang tengah duduk dia pun menyilangkan kedua kakinya, dan dia pun mendekat kedua tangannya di dada, dia ingin mendengarkan penjelasan yang sejelas-jelasnya dari pengacara orang tuanya.Pengacara tersebut memakai kacamatanya, dan dia pun menatap Hans.Dia mulai berbicara sangat serius."Dari masalah ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 80. Pak Ramon marah

    Dan Hans berusaha untuk melepas pelukan dari wanita tersebut.Wanita dengan pakaian yang sangat nyentrik, dengan warna bibir berwarna merah.Dan di matanya sangat begitu indah dengan bulu mata yang lentik."Ahhh Hans, Bagaimana sih kamu Hans?" ujarnya sambil mengeratkan kedua tangannya lebih erat memeluk tubuh Hans. "Udahlah Hans, Kenapa sih kamu ini kenapa kamu nggak mau aku peluk?" lanjut tanyanya.Hans terdiam dan dia langsung meraih kedua tangan wanita tersebut,Lalu menjauhkan tangan wanita tersebut dari tubuhnya dengan kekuatan kedua tangannya.Wanita itu adalah Sisilia, seorang artis ternama anak dari seorang pengacara terkenal,Hans tak peduli dengan apa yang dikatakan Sisilia, Hans tak peduli dia pun pergi meninggalkan Sisilia untuk menyusul Vania yang tengah marah kepada dirinya karena Sisilia.Sisilia yang ditinggal oleh Hans dia pun sangat kesal, dia menghentakan kaki kanannya. "Hehhh apa-apan si Hans ini." gerutunya sambil mendekapkan kedua tangannya di dada.Sisilia

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 81. Tak di duga

    Vania yang tengah duduk di dalam mobil taksi online,Dia mengalihkan pandangannya keluar arah jendela, tetapan matanya yang tajam dengan bibir yang tertutup rapat.Dia menelan ludahnya, "Lihat saja nanti." ujarnya di dalam hati dengan penuh kebencian dan dendam.Saat vania sedang merasakan gejolak amarah di dalam dirinya.Terdengar ponsel di dalam tasnya berdering, dan dia langsung merogoh tas yang berada di atas pangkuannya.Dan dia pun menatap layar ponsel untuk melihat siapa yang sedang melakukan panggilan telepon terhadap dirinya,Ternyata yang menelpon dirinya adalah si burung, yang tak lain adalah Hans.Dan Vania pun menolak panggilan tersebut dengan mengusap tombol layar merah,"Hissss," Sambil mengalihkan pandangannya.Baru saja ponselnya terdiam, kini ada panggilan masuk kembali yang membuat ponselnya berdering lagi, dan ternyata yang memanggil adalah Hans lagi.Dan lagi-lagi Vania pun menolak panggilannya, dengan menggeser tombol merah di layar ponselnya."Ngapain sih nelp

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 82. Bertambah tahu

    Pak Bram dan Bu Lucie yang melihat itu dia pun terkejut, dia tak paham Mengapa sahabatnya mengetahui nama kedua cucunya."Loh kok kalian tahu kedua nama cucuku?" tanya pak Bram.Dan sebelum menjawab pertanyaan dari pak Bram, Bu Lucie menyuruh sahabat suaminya itu beserta istrinya untuk duduk."Oh ayo duduk dulu, ayo silahkan." sahut bu Lucie.Dan bu Lucie menyeret dua kursi yang berada di samping meja tempatnya makan,Sehingga mereka duduk berenam di meja yang berbentuk lingkaran."Kenapa kedua anak ini ada bersama bapak?" tanya sahabatnya yang balik bertanya pak Bram.Yang sahabat pak Bram itu adalah Azka, yang tak lain om dari Vania.Azka menatap kedua anak kembar itu yang sedang duduk sambil tersenyum-senyum memperlihatkan gigi bungsunya."Hay opa." sahut Vino yang menyapa Azka.Dan belum saja pak Bram menjawab, Azka tersadar dan dia pun membulatkan matanya, mulutnya menganga karena terkejut."Apa? Jangan bilang jika ini anak biologis dari Hans?" ucap lanjut Azka.Pak Bram yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 83. kaki terjepit

    Pak Bram yang mendengar pertanyaan dari Azka, dia pun terdiam.Entah mengapa sekarang dia merasa jika tindakan yang di lakukannya itu sangat salah.Perasaan itu muncul kala mendengar langsung cerita yang sesungguhnya tentang Vania.Cerita yang miris tentang kehidupannya."Pa yang namanya Vania itu siapa ya pah? Mama belum pernah bertemu." sahut bu Lucie yang penasaran.Pak Bram menatap bu Lucie dan dia berusaha menjelaskan kepadanya.Menjelaskan apa yang tengah terjadi,"Vania adalah seorang wanita yang bekerja di perusahaan Hans sebagai desainer, dia kemarin yang merilis kalung karyanya dan Hans membelinya 1 untuk mama. Ingatkan mama?" ujar pak Bram yang berbalik tanya kepada bu Lucie.Bu Lucie terdiam, dia langsung mengingat kalung pemberian Hans yang di gadang-gandang hanya di rilis 10 buah saja."Oh jadi Vania itu pa... tapi mama belum pernah ketemu." jawabnya.Azka pun menyeruput capuccino yang masih mengeluarkan uap panasnya.Dia menikmati kehangatan capuccino yang mengalir ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 84. Desah nafas yang tak beraturan

    "Ngapain kamu ke sini?" ucapnya sambil terus mendorong pintu apartemennya, "pergi kamu, aku nggak mau lagi lihat wajahmu." lanjutnya sambil marah dengan wajah masamnya.Hans yang kakinya terjepit pintu karena menahan pintu supaya tak tertutup, dia pun mengerang kesakitan."Ahhh sakit sayaaaang," ucapnya.Dan Hans berusaha mendorong dengan badannya supaya semakin tak terjepit, "Kakiku sakit sayang." teriaknya.Mendengar teriakan dari Hans yang melengking, membuat Vania melepaskan badannya dari pintu, dia pun memundurkan langkahnya beberapa langkah ke belakang.Braaakkkkk, suara pintu terbuka dengan keras.Hans melihat pintu berhasil terbuka dia pun langsung bersimpuh, dia sungguh tidak kuat menahan rasa sakit di kakinya."Ahhhhh sakitnya." rintihnya sambil memegang kakinya.Dan Vania melihat itu, mulutnya menganga.Vania melihat sepatu Hans yang berwarna hitam yang sudah rusak dan penyok karena tekanan dorongan pintu olehnya.Vania membulatkan matanya, dia terkejut,"Ya ampun." ujar

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19
  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 85. Ratu drama

    Di sisi lain Sheila yang tengah berada di rumahnya, dia datang dengan sambil membawa sebuah tas di tangan kanan dan kirinya,Dia membawa banyak tas yang berisi barang belanjaan pribadi miliknya.Di mana barang tersebut adalah sebuah baju bahkan kosmetik atau tas-tas yang lucu serta aksesoris-aksesoris yang berupa printilan."Ahhh capeknya." ujarnya sambil melemparkan badannya di atas sofa.Dia memiliki tubuh yang sangat seksi dengan pakaian yang begitu sangat minim, Dia terlihat sangat begitu frontal dalam hal berpakaian.Yang jelas dia memiliki gairah yang sangat liar.Datanglah bu Lita yang berjalan turun dari anak tangga, Dia berjalan untuk menghampiri Sheila yang tengah duduk di sofa.Rumah mereka begitu sangat tampak luas dan memiliki dua lantai, dalengan banyak benda-benda koleksi yang berharga lumayan mahal, dimana itu adalah benda koleksi dari keluarga ibunya Vania yang kini di kuasai oleh ibu Lita.Dan papa Sheila yang tak lain adalah bapak kandung dari Vania bekerja sebagai

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21

Bab terbaru

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 147. Mengetahui siapa dalangnya

    Dan Hans yang tengah duduk dia pun meraih ponsel yang berada di dekatnya Dia sedang melakukan panggilan telepon dengan Andre untuk menanyakan persiapannya.Dia menempelkan ponselnya ada telinga kanannya, dan tak beberapa lama panggilannya pun akhirnya diangkat oleh Andre." Bagaimana Andre?" tanya Hans dibalik telepon.Andre yang tengah berada di kantor dia pun saat ini sedang sibuk karena harus menyiapkan beberapa hal oleh Vania dan juga Hans dan di samping itu dia akan memberikan sebuah kejutan kepada mereka berdua."Aman bos." jawabnya.Dan Hans pun yang berada di balik telepon dia pun juga merasa sangat siap. " Oh ya nanti kamu suruh orang untuk datang ke restoran tersebut dan tolong abadikan momen tersebut ya, karena nanti akan kita upload di media sosial resmi perusahaan." ucap Hans.Andre pun mengiyakan apa yang diperintah. "Siap bos, aku akan menyuruh beberapa orang untuk segera meluncur ke sana." jawabnya.Dan Hans mematikan panggilan telepon tersebut.Lalu Hans mengatakan po

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 146. Di usir

    Setelah sekian lama Vania negosiasi dengan berbagai akun yang telah memberikan komentar jelek atas karya yang dikeluarkan dari perusahaan Hans akhirnya vania menemukan hasil."Bagus sekarang di antara mereka sudah ada yang masuk perangkap ku, hanya tinggal beberapa saja." ucap Vania kepada Hans, lalu Vania pun mengalihkan pandangannya kepada Andre, "nanti aku akan mengabari kamu, kamu harus menyiapkan sedetail mungkin yang aku butuhkan." lanjut Vania.Andre yang mendengar itu dia pun mengganggukan kepalanya, Laki-laki tersebut menaati apa yang diperintahkan oleh bosnya, "oke siap bu, nanti aku akan urus. Kalau begitu aku keluar dulu ya." ucap Andre.Dan Andre pun keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Vania dan Hans, dia keluar karena ingin mengurusi beberapa pekerjaan yang sudah menunggu dirinya.Hans dan Vania pun langsung melanjutkan pekerjaannya kembali.*****Di sisi lain rumah tangga dari bu Lita dan papa kandung dari Vania sudah tidak bisa diselamatkan lagi, semakin hari

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 145. Jebakan

    Dan Andre yang mendengar itu dia pun langsung menganggukkan badannya, "baik bu." jawabnya kepada Vania.Dan Andre pun langsung keluar dari ruangan tersebut, kini tinggal Hans dan Vania yang berada di ruangan tersebut.Hans yang melihat Andre sudah keluar dia pun langsung beranjak dari tempat duduknya, lalu dia melangkahkan kakinya menuju pintu, dia sedang mengunci pintu tersebut supaya tidak ada orang yang bisa masuk.Membuat Vania yang tengah duduk melihat itu, dia pun langsung mendengus kesal, "gebrakan apa lagi yang dia lakukan?" tanyanya di dalam hati.Dan Hans pun kini melangkahkan kakinya mendekati Vania yang tengah duduk, lalu dia memeluknya dari belakang, laki-laki tersebut langsung mencium tengkuk leher dari Vania.Membuat Vania yang merasakan itu dia merasa kegelian, "ahhh sayang bisa gak jangan seperti ini." ucapannya kepada Hans.Dan Hans yang mendengar itu dia tak menghentikan kegiatannya justru dia melangsungkan kegiatannya secara lebih mendalam lagi. "Emang kenapa say

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 144. Mencari jalan keluar

    Sheilla yang mendengar itu dia pun terdiam, dia tak berani mengatakan sepatah kata pun.Membuat mamanya langsung beranjak dan mendekatinya, dia menatap anak kandungnya tersebut yang terlihat memiliki Tatapan yang kosong." Sheilla bicara kamu Sheilla, jawab pertanyaan mama, kenapa kamu tidak ngomong?" Tanyanya yang sedikit memaksa kepada Sheila.Sheila pun menatap mamanya dia menatap mamanya dengan pandangan yang sangat sayu.Lalu dia pun membuang pandangannya.Dia membuang pandangannya keluar arah jendela yang berada di dekatnya.Dan saat Sheilla terdiam membuat papa tirinya itu yang tak lain Papa kandung dari Vania menyela."Aku tahu kenapa kamu tidak mengatakan itu kepadaku, kamu takut kan kehadiran Vania membuat kamu tersaingi?" ucapnya yang sedikit bertanya kepada Sheila.Sheilla yang mendengar itu dia pun menundukkan pandangannya, Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Papanya tersebut ada benarnya juga.Berbeda dengan Sheilla yang menerima dengan apa yang dikatakan oleh papa kandun

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 143. Tambah stres

    Dan saat itu juga amarahnya semakin memuncak laki-laki tersebut langsung melempar benda yang berada di sampingnya dan dia pun langsung mendorong meja yang terbuat dari kaca sehingga meja itu terjatuh dan pecah,Sheilla yang melihat itu dia langsung menutup kedua telinganya, dia merasa sedikit ketakutan melihat papanya yang begitu sangat ganas tersebut, ini adalah kali pertamanya dia melihat papanya yang begitu sangat marah terhadap mamanya,Membuat jantungnya berdetak begitu sangat cepat, dan dia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dia tak menyangka dengan apa yang pernah dilihatnya saat ini.Dan dia pun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya,"Sudah pa, sudah." teriak mamanya yang berusaha menghentikan amarah dari suaminya,Namun suaminya yang dari tadi berusaha sabar kini sudah tidak bisa dihentikan lagi, Membuat bu Lita langsung beranjak dari duduk ya, dan dia pun berusaha untuk meraih tangan dari suaminya tersebut namun saat dia berusaha meraih suaminya tak sengaja suamin

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 142. Amarah

    Seperti Sheilla sedang mengalami trauma yang sangat begitu berat di dalam hidupnya, dia pun yang tengah duduk di atas tempat tidur dia masih terus menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.Dia pun memejamkan matanya secara erat-erat, dia kembali mengatur nafasnya supaya emosinya bisa terkontrol,Hari ini di rumahnya terasa sangat begitu sepi karena mama dan Papanya saat ini tidak berada di rumah,Seperti biasa mamanya saat ini pergi bersama teman-temannya, mereka semua lagi sedang hangout bersama,Dan seperti biasanya juga Papanya saat ini sedang bekerja untuk memenuhi kehidupan mereka.Sheilla yang tengah berada di atas tempat tidur dia pun langsung mematikan ponselnya,Dan dia pun meletakkan ponselnya di dalam laci supaya dirinya tak melihat lagi benda tersebut.Saat emosinya sudah mulai bisa terkontrol dia pun merebahkan badannya di atas tempat tidur, lalu dia menyelimuti dirinya sendiri.Tak terasa dia pun memejamkan kedua matanya. Kini dia tengah tertidur dengan pulasnya d

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 141. Emosi tak terkontrol

    Lalu Hans pun meraihnya, dia menatap layar tersebut yang berisi berbagai banyak komentar,Dan Vania yang melihat itu dia pun mendekatkan tubuhnya dia juga ikut melihat komentar yang berada di laman media sosial."Wahh bagaimana sih ini? ini brand sudah lama berdiri, kenapa masih ada aja produk keluarannya yang berkualitas jelek, nyesel aku selalu beli merek tersebut." tulis akun as**liii."Ya ampun bisa-bisa ada produk yang gak bagus beredar, bahaya ini." tulis fgi****i."Brand ini memiliki barang yang harganya mahal, tapi kenapa seperti ini. Mending gak usah produksi lagi." tulis diii***80.Dan masih banyak lagi komentar miring dari berbagai akun.Ya maklum saja brand milik Hans itu adalah brand yang memiliki harga yang lumayan tinggi dimana brand tersebut adalah brand yang paling laris di negara tersebut mengingat target pasarnya menyerang orang menengah ke atas dan kaum kaula muda yang stylis.Hans dan Vania yang tengah duduk mereka pun saling berpandangan satu sama lain, dalam p

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 140. Tidak kaget

    Dan mereka bertiga pun saling menatap bergantian dan mereka menganggukan kepalanya, Dan Vania yang tengah berdiri dia pun menatap Hans, "ya sudah kita kembali lagi, rapat belum kamu tutup." ujarnya.Dan Hans pun membalikkan badannya dan dia ingin kembali lagi ke ruang rapat tersebut namun baru beberapa langkah Andre asistennya memanggil dirinya sehingga langkahnya terhenti."Bos apa kita nanti langsung pulang saja?" tanyanya.Dan Hand pun yang tengah membalikan badan dia pun menganggukan kepalanya, lalu dia pun melanjutkan jalannya kembali.Dia yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam rapat tersebut dan diikuti dengan langkah kaki Vania yang berjalan di belakangnya.Mereka pun melanjutkan beberapa meeting terakhir mereka,Dan setelah selesai Hans pun beranjak dari duduknya dia pun memberikan penutupan salam kepada para peserta meeting hadir.Dia pun berdiri sambil menganggukkan badannya. "Terima kasih sudah datang hari ini, mungkin jika saya menjelaskan tadi ada kata-kata saya yang

  • Tuan Presdir, Jangan Kejar Aku!   Bab 139. Kendala

    Di sisi lain saat ini Vania sedang berada di kantor yang berada di cabang, dia saat ini mengadakan rapat penting bersama para jajaran yang berada di bawah perusahaan Hans,Di mana rapat saat ini yaitu sebuah laporan tentang daya tingkat penjualan yang diakumulasikan dalam 6 bulan terakhir ini, gimana ini adalah penjualan produk-produk baru mereka yang mereka rilis untuk supaya perusahaan selalu memiliki performa yang bagus dalam dunia fashion, dimana fashion selalu berubah-ubah seiring waktu.Dan rapat ini juga diadakan dengan beberapa pembacaan agenda yang akan dilakukan untuk tahun depan dimana ada beberapa persyaratan dan aturan terbaru yang akan dikeluarkan perusahaan tersebut kepada para mitranya.Di ruangan yang memiliki luas lumayan besar dan di tengah-tengah ruangan tersebut ada meja yang berukuran persegi panjang dan dikelilingi banyak kursi dan di ruangan tersebut ada sebuah layar yang besar sebagai media untuk mempermudah dalam berkomunikasi dan menjelaskan di hadapan bany

DMCA.com Protection Status