Pak Bram ingin segera menghubungi sahabatnya yang bernama Azka tersebut untuk mewujudkan keinginannya.Namun saat dia ingin menghubungi sahabatnya tersebut, kedua cucunya yang berada di luar maupun mengetuk pintu, "Kek, buka." seru Vino.Pak Bram pun yang melihat itu, dia pun langsung membukakan pintu untuk kedua cucunya.Dan mereka pun masuk ke dalam mobil."Kek cepet pulang ayo, aku lapar nih." seru Vero.Pak Bram menganggukan kepalanya. "Oke siap berangkat." jawabnya.Pak Bram melajukan kendaraannya untuk segera pulang.Karena kedua cucunya sudah tak sabar untuk sampai di rumah.Mereka sudah tak sabar untuk mencicipi hidangan yang akan disajikan oleh neneknya,Mereka berdua yang tengah duduk di kursi belakang terlihat sangat lucu,Wajahnya terlihat sangat memerah,"Kalian capek ya?" tanya pak Bram.Pak Bram melihat kedua cucunya di balik kaca."Iya kek capek sekali, aku ingin makan dan membersihkan diriku lalu aku ingin tidur." jawab Vino.**********Di sisi lain Sheilla yang be
Sepertinya suami dari Bu Lita sangat menyesal telah menikahi bu Lita.Dia pun melempar tas kerjanya yang berada di dekatnya untuk meluap rasa kesalnya terhadap istrinya tersebut.Membuat Sheilla yang melihat itu dia sedikit ketakutan, dia yang tengah duduk dia hanya bisa menelan ludahnya.Saking takutnya dia meremas kedua tangannya, untuk menetralisir detak jantung yang berada di dalam dadanya.Karena baru kali ini dia melihat papa tirinya marah besar."Apa maksud kamu?" sahut bu Lita.Bu Lita seolah tak terima dengan perlakuan dari suaminya tersebut,Dan dia pun bertanya seperti itu, entah apa maksudnya dia bertanya seperti itu. Apa mungkin dia ingin mencari penjelasan dari suaminya atau pertanyaan itu adalah sebuah pancingan untuk suaminya."Kamu masih tanya? Harusnya kamu mengerti dong, jadi wanita jangan banyak menuntut laki-laki. Kamu ini gayanya sok hedon tapi realitanya kamu suka nuntut laki-laki." jawab suaminya dengan ketus.Dan laki-laki yang sudah menikahi bu Lita seki
Hans menatap kepergian dari Vania, di dalam hatinya terdapat sebuah perasaan berat yang tak bisa dijelaskan namun bagaimana lagi semua harus dijalani demi masa depan.Vania yang telah pergi meninggalkan dirinya sehingga keberadaannya kini telah hilang dari pelupuk matanya membuat Hans membalikkan badannya.Kini dia harus segera berangkat bekerja, karena di kantornya ada beberapa agenda yang mengharuskan dirinya hadir.Hans yang berjalan keluar dari bandara memakai sebuah celana hitam dengan kemeja yang berwarna coklat tak lupa dia memakai sebuah jaket yang berwarna hitam, Dia berjalan dengan sangat begitu tampan,Sangat terlihat jelas di Aura wajahnya Jika dia adalah orang yang berada.Saat Hans sedang berjalan terdengar suara ponselnya yang berdering di sakunya,Membuat Hans menghentikan langkahnya dan dia meraih ponselnya.Dan terlihat di layar ponselnya terdapat nama sang asisten sedang menelpon."Ada apa?" tanya Hans yang membuka obrolan dengan asistennya."Bos segera ke kantor ad
Melihat orang yang berada di ruang rapat semua terdiam mendengar ucapan Hans karena apa yang diucapkan oleh Hans itu ada benarnya juga.Sangat sulit untuk membuka sebuah usaha yang memiliki nama yang sangat terkenal dengan harga yang sangat fantastis apalagi ini adalah dunia fashion itu jauh lebih sulit karena kebanyak konsumen yang Beli brand yang sangat terkenal dengan harga yang tinggi itu adalah untuk koleksi."Untuk kamu saya sarankan tidak untuk membuka usaha di tempat tersebut, jika kamu ingin membukanya silakan tapi saya tidak akan memberikan sebuah penanaman modal, karena saya tidak yakin saya bisa dapat laba per tahunnya dri tempat tersebut." jawab Hans.Dan Hans menatap Sheilla dengan sedikit sinis pasalnya Hans mengetahui siapa Sheilla dari cerita Vania.Saat itu Vania menceritakan kepada Hans tentang rumah yang akan di jadikan usaha oleh Sheilla dimana rumah tersebut adalah rumah neneknya yang di ambil paksa oleh papanya yang sekarang menikah dengan mama Sheilla."Tern
"Hans apa pun akan ku lakukan aku bersedia, tapi ku mohon kamu jangan pergi dari ku. Aku benar-benar mencintai mu." ujar Sisilia.Wanita cantik itu yang tengah berdiri dibelakang Hans dia tengah berusaha untuk meyakinkan Hans jika dirinya tengah serius kepada laki-laki yang berumur hampir 35 tahun."Hans ayo lah percayalah kepada ku, aku tak akan pernah meninggalkanmu, aku janji." lanjutnya yang terus berusaha tiada hentinya.Hans yang tengah berdiri dia pun menghela nafasnya,Dan dia pun membalikkan badannya sehingga saling berhadapan dengan Sisilia.Dia menatap wanita yang bekerja sebagai seorang artis namun dia sangat jarang sekali bekerja, dia bekerja hanya untuk kesenangannya dia sendiri bukan untuk memenuhi kebutuhannya.Karena dia memang sudah kaya raya dari lahir, keluarganya dari orang yang terpandang yang semuanya rata-rata memiliki pekerjaan sebagai pengacara."Sisilia sudah ya jangan seperti itu, aku tidak bisa menerima cinta mu, sekali lagi maafin saya." jawab Hans.Uca
"Apa sih kamu narik-narik aku, bisa lepas gak?" ujar Sheilla.Sisilia pun tak peduli apa yang dikatakan oleh Sheila dia terus saja menarik tangan Sheilla sehingga tangan yang berada di genggamannya begitu terlihat sangat memerah.Dia menariknya dengan sekuat tenaganya, dia menyeret tangan menuju samping gedung lobby.Sesampai samping gedung Lobby Sisilia pun melepaskan tangan Sheilla.Dan dia menatap segala sudut dan memastikan jika tak ada orang yang melihatnya.Lalu dia mendekatkan dirinya."Hehhh perempuan yang nggak tahu diri, aku kasih tahu sama kamu, kamu jangan lagi dekat-dekat dengan Hans, kamu itu sangat tidak pantas bersanding dengan Hans." ujarnya.Sheilla yang mendengar penuturan wanita yang berdiri di depannya dia pun mengerutkan dahinya, dia tak paham apa yang dimaksud perempuan tersebut kepada dirinya.Dan dia pun mendekap tangannya di dada. "Apa-apan sih kamu?" jawabnya.Sisilia yang tengah berdiri dia pun merasa sangat kesal, dia merasa sangat kesal terhadap wanita
Sisilia yang mendapat informasi dari Sheilla mengenai siapa pacar dari Hans dia pun langsung kembali ke dalam lobby dan dia ingin menanyakan kepada karyawan lobby apakah ada wanita yang bernama Vania.Sisilia sudah tak sabar untuk mendengar siapa itu Vania,Dia sudah tak sabar lagi seperti apa sosok Vania sehingga bisa pembuat Hans jadi jatuh hati.Sesampai di meja lobby dia pun berdiri di depannya."Hay aku mau tanya apakah disini ada namanya ibu Vania?" tanya Sisilia sambil matanya menatap karayawan tersebut.Dan karyawan yang bekerja di lobby tersebut pemberitahuan kepada Sisilia. "Ibu Vania sudah keluar dari kantor ini sekitar seminggu yang lalu." jawabnya.Ternyata apa yang dikatakan Sheila itu ada benarnya, membuat Sisilia langsung membulatkan matanya."Kalau boleh tahu dia sekarang bekerja di mana?" tanya Sisilia.Dan karyawan lobby mengangkat kedua bahunya. "Maaf saya tidak tahu." jawabnya.Silsilah yang mendengar itu pun dia pun langsung memutar kedua bola matanya sambil
Dia mendapatkan apa yang diinginkannya dari Cantika dia sangat merasa bahagia jiwa mudanya kembali menggelora di dalam jiwanya."Sayang. Cium dong." ucap pak Ramon yang meminta kepada Cantika.Dan Cantika memberikan apa yang diinginkan pak Ramon karena pak Ramon telah memberi semua yang diinginkannya.Tak bisa dipungkiri jika seorang laki-laki yang memberikan banyak materi terhadap wanita pasti ada sebuah timbal balik yang harus didapatkannya, dan Cantika paham akan itu.Maka dia memperlakukan pak Ramon sebaik mungkin, semakin dia memperlakukan baik maka semakin lancarlah keuangannya yang masuk ke dompet Cantika."Jangan gitu dong malu sayang." ucapnya yang manja.Mereka yang berada di atas tempat tidur saling memberikan sentuhan satu sama lain, mereka menikmati gelora cinta mereka bersama-sama.Cantika memegang tangan pak Ramon yang besar itu, dia membelainya secara lembut.Ini adalah sebuah kenikmataan dunia yang tiada taranya bagi dua sijoli yang sedang mabuk cinta tersebut."Oh iy