Melihat orang yang berada di ruang rapat semua terdiam mendengar ucapan Hans karena apa yang diucapkan oleh Hans itu ada benarnya juga.Sangat sulit untuk membuka sebuah usaha yang memiliki nama yang sangat terkenal dengan harga yang sangat fantastis apalagi ini adalah dunia fashion itu jauh lebih sulit karena kebanyak konsumen yang Beli brand yang sangat terkenal dengan harga yang tinggi itu adalah untuk koleksi."Untuk kamu saya sarankan tidak untuk membuka usaha di tempat tersebut, jika kamu ingin membukanya silakan tapi saya tidak akan memberikan sebuah penanaman modal, karena saya tidak yakin saya bisa dapat laba per tahunnya dri tempat tersebut." jawab Hans.Dan Hans menatap Sheilla dengan sedikit sinis pasalnya Hans mengetahui siapa Sheilla dari cerita Vania.Saat itu Vania menceritakan kepada Hans tentang rumah yang akan di jadikan usaha oleh Sheilla dimana rumah tersebut adalah rumah neneknya yang di ambil paksa oleh papanya yang sekarang menikah dengan mama Sheilla."Tern
"Hans apa pun akan ku lakukan aku bersedia, tapi ku mohon kamu jangan pergi dari ku. Aku benar-benar mencintai mu." ujar Sisilia.Wanita cantik itu yang tengah berdiri dibelakang Hans dia tengah berusaha untuk meyakinkan Hans jika dirinya tengah serius kepada laki-laki yang berumur hampir 35 tahun."Hans ayo lah percayalah kepada ku, aku tak akan pernah meninggalkanmu, aku janji." lanjutnya yang terus berusaha tiada hentinya.Hans yang tengah berdiri dia pun menghela nafasnya,Dan dia pun membalikkan badannya sehingga saling berhadapan dengan Sisilia.Dia menatap wanita yang bekerja sebagai seorang artis namun dia sangat jarang sekali bekerja, dia bekerja hanya untuk kesenangannya dia sendiri bukan untuk memenuhi kebutuhannya.Karena dia memang sudah kaya raya dari lahir, keluarganya dari orang yang terpandang yang semuanya rata-rata memiliki pekerjaan sebagai pengacara."Sisilia sudah ya jangan seperti itu, aku tidak bisa menerima cinta mu, sekali lagi maafin saya." jawab Hans.Uca
"Apa sih kamu narik-narik aku, bisa lepas gak?" ujar Sheilla.Sisilia pun tak peduli apa yang dikatakan oleh Sheila dia terus saja menarik tangan Sheilla sehingga tangan yang berada di genggamannya begitu terlihat sangat memerah.Dia menariknya dengan sekuat tenaganya, dia menyeret tangan menuju samping gedung lobby.Sesampai samping gedung Lobby Sisilia pun melepaskan tangan Sheilla.Dan dia menatap segala sudut dan memastikan jika tak ada orang yang melihatnya.Lalu dia mendekatkan dirinya."Hehhh perempuan yang nggak tahu diri, aku kasih tahu sama kamu, kamu jangan lagi dekat-dekat dengan Hans, kamu itu sangat tidak pantas bersanding dengan Hans." ujarnya.Sheilla yang mendengar penuturan wanita yang berdiri di depannya dia pun mengerutkan dahinya, dia tak paham apa yang dimaksud perempuan tersebut kepada dirinya.Dan dia pun mendekap tangannya di dada. "Apa-apan sih kamu?" jawabnya.Sisilia yang tengah berdiri dia pun merasa sangat kesal, dia merasa sangat kesal terhadap wanita
Sisilia yang mendapat informasi dari Sheilla mengenai siapa pacar dari Hans dia pun langsung kembali ke dalam lobby dan dia ingin menanyakan kepada karyawan lobby apakah ada wanita yang bernama Vania.Sisilia sudah tak sabar untuk mendengar siapa itu Vania,Dia sudah tak sabar lagi seperti apa sosok Vania sehingga bisa pembuat Hans jadi jatuh hati.Sesampai di meja lobby dia pun berdiri di depannya."Hay aku mau tanya apakah disini ada namanya ibu Vania?" tanya Sisilia sambil matanya menatap karayawan tersebut.Dan karyawan yang bekerja di lobby tersebut pemberitahuan kepada Sisilia. "Ibu Vania sudah keluar dari kantor ini sekitar seminggu yang lalu." jawabnya.Ternyata apa yang dikatakan Sheila itu ada benarnya, membuat Sisilia langsung membulatkan matanya."Kalau boleh tahu dia sekarang bekerja di mana?" tanya Sisilia.Dan karyawan lobby mengangkat kedua bahunya. "Maaf saya tidak tahu." jawabnya.Silsilah yang mendengar itu pun dia pun langsung memutar kedua bola matanya sambil
Dia mendapatkan apa yang diinginkannya dari Cantika dia sangat merasa bahagia jiwa mudanya kembali menggelora di dalam jiwanya."Sayang. Cium dong." ucap pak Ramon yang meminta kepada Cantika.Dan Cantika memberikan apa yang diinginkan pak Ramon karena pak Ramon telah memberi semua yang diinginkannya.Tak bisa dipungkiri jika seorang laki-laki yang memberikan banyak materi terhadap wanita pasti ada sebuah timbal balik yang harus didapatkannya, dan Cantika paham akan itu.Maka dia memperlakukan pak Ramon sebaik mungkin, semakin dia memperlakukan baik maka semakin lancarlah keuangannya yang masuk ke dompet Cantika."Jangan gitu dong malu sayang." ucapnya yang manja.Mereka yang berada di atas tempat tidur saling memberikan sentuhan satu sama lain, mereka menikmati gelora cinta mereka bersama-sama.Cantika memegang tangan pak Ramon yang besar itu, dia membelainya secara lembut.Ini adalah sebuah kenikmataan dunia yang tiada taranya bagi dua sijoli yang sedang mabuk cinta tersebut."Oh iy
Dan mereka berdua pun sedikit mengobrol tentang barang-barang lelang yang di dapatkan oleh laki-laki tua yang kaya raya tersebut."Apakah boleh saya beli kalung yang di lelang saat itu pak? Saya akan membelinya dengan harga yang sama dan saya akan memberikan mobil kesayangan saya ke bapak sebagai tambahan kalau mau." ujar Hans.Namun laki-laki tua tersebut kekeh tak menjualnya, sepertinya dia tak bergeming dengan uang Hans."Tidak saya tidak bisa menjual itu, karena barang itu hanya ada satu, dan saya satu-satunya yang bisa memilikinya." jawabnya.Lalu laki-laki tua itu mengeluarkan ponselnya dan dia memberitahukan sebuah video yang berisi potongan pengambilan gambar dari hasil lelang yang didapatkannya. "Lihatlah ini kalung ini sangatlah bagus." ujarnya.Hans yang melihat itu dia pun mengerutkan dahinya, dia sungguh tidak asing dengan bentuk kalung tersebut, lalu dia teringat dengan dua gelang yang berada di rumahnya."Pak saya minta videonya boleh?" ucap Hans.Dan Untung saja laki
Sisilia melihat papanya yang sorot matanya terlihat menatap sahabatnya tersebut.Dan dia melihat sorot mata papanya yang terlihat sedikit cekung ke dalam.Membuat wanita muda itu membuang pikiran negatifnya dari papa dan sahabatnya tersebut dia sangat yakin jika orang terdekatnya tidak berani bermain-main api, "sudahlah lupakan." gumamnya di dalam hati.********Di sisilain Sheilla yang sedang berada di tempat pekerjaannya sedang melakukan pemotretan, dia saat ini sedang bekerja sebagai seorang model.Kali ini dia melakukan sebuah pemotretan yaitu sebuah dress dengan bagian dada yang terbuka,Dia yang tengah berdiri melakukan berbagai banyak pose berbarengan dengan kilatan jepretan cahaya."Shilla tangan kamu jangan seperti itu, di buka dong biar terlihat dadanya, supaya lebih menantang." ucap sang fotografer.Sheilla yang diberikan sebuah arahan dia pun melakukan apa yang diperintahkan,Dia pun berpose dengan gaya yang lebih menantang lagi.Di dalam ruangan pemotretan dirinya ditema
Hans yang saat ini sedang berada di rumah papanya, di mana rumah tersebut berada di luar kota dan sekarang rumah itu telah ditinggali oleh Vania,Rumah itu berukuran sangat luas dan banyak para pegawai yang merawat rumah tersebut, membuat Vania tak susah payah untuk mengerjakan pekerjaan rumah.Yang diminta oleh Pak Bram saat ini kepada Vania hanyalah fokus untuk bekerja dan mengelola asetnya supaya bisa bertumbuh kembang dan bisa mewariskan hartanya kepada anak-anaknya.Vania yang tengah berada di sofa dia pun membaca dan mempelajari banyak ilmu tentang bisnis, dia yang sedang duduk membaca sambil memakai sebuah kacamata terlihat sangat begitu menawan.Wajahnya terlihat dengan aura-aura mahalnya, Dia yang sedang membaca dia pun mengerutkan dahinya karena ada beberapa hal yang tidak mengerti olehnya, membuatnya harus bertanya secara langsung kepada Pak Bram melalui panggilan telepon.Dan pada saat itu juga Hans pun ternyata berjalan mendekati dirinya."Sayang keluar yuk." Ajaknya.Va