"Maafin aku yang secara tidak langsung aku yang membuat kamu menjadi seperti ini." ucapan Hans kepada Vania, Hans pun merangkul pundak Vania dan dia berusaha untuk menenangkannya. "Aku janji sayang aku tak akan meninggalkan mu, aku akan selalu di samping mu." lanjut Hans.Vania yang mengingat kembali kejadian itu merasa hatinya sangat begitu rapuh, masih teringat jelas di dalam ingatannya perasaan perih dalam hatinya di mana dia harus luntang-lantung seorang diri pergi ke bandara dengan berjalan kaki di malam hari.Dan pada saat itu juga dirinya merasa sedikit ketakutan karena di jalan terlihat sangat begitu sepi, membuat Vania yang teringat itu membuat nafasnya naik turun secara kasar.Vania pun menganggukkan kepalanya, "iya yang." jawabnya sambil mengontrol nafasnya.Mereka berdua pun saling berpelukan.*****Di sisi lain...Shela yang tengah berada di rumahnya tepatnya di kamarnya Dia sedang tidur-tiduran dia sedang memikirkan Bagaimana caranya dia menjadi wanita yang sukses.Dia t
Perlu diakui dia adalah perempuan muda yang memiliki penampilan yang menarik, dibalik penampilan make up nya yang menonjol Dia adalah seorang wanita yang pemilih dalam hal berpakaian.Mungkin sudah bawaannya dia menyukai make up glamour dengan warna lipstik yang sedikit berani.Penampilannya yang begitu membuatnya semakin terkesan sexy,Dan dia pun memutar badannya di depan cermin,Dia sangat mengagumi keindahan tubuhnya. "Cantiknya aku." ujarnya yang memuji dirinya sendiri.Dan dia pun mengibaskan rambut panjangnya,Dan mengangkat rambut panjangnya tangan kanannya sehingga terlihat caruk lehernya, "uhhh lalaaa, menawan sekali." lanjutnya dengan hati yang bahagia.Dan dia pun langsung melangkahkan kakinya menuju almari tempat dia menyimpan tas-tas branded dari mamanya.Itu sudah menjadi keuntungan darinya karena mamanya selalu memberikan barang yang mewah kepada dirinya itu akan menjadi penunjang penampilannya malam ini.Dan dia yang tengah berada di depan lemari dia melihat beberapa
Bu Lita yang mendengar itu dia pun memalingkan wajahnya dan dia pun mendengus dengan kesal, apa yang dikatakan suaminya kepada dirinya itu adalah sebuah penghinaan yang besar baginya, seolah dirinya direndahkan di matanya."Hehh awas kamu." gumamnya di dalam hati yang merasa sedikit benci terhadap suaminya.Dan bu Lita pun yang tengah berdiri dia pun meninggalkan suaminya seorang diri, dia melangkahkan kakinya menuju anak tangga,"Mau kemana kamu?" tanya suaminya.Bu Lita yang mendengar itu dia pun menghentikan langkahnya,Lalu dia membalikkan badannya. " Aku ingin ke kamar, aku capek." jawabnya mentah-mentah.Suaminya yang mendengar itu dia pun langsung menelan ludahnya dan dia pun membulatkan matanya,Dia yang tengah berdiri dia pun tersenyum sinis, "Apa kamu bilang capek, Aku seharian kerja aku juga capek." sanggahnya, dan suaminya pun memutarkan badannya sehingga dia menatap Bu Lita yang berdiri di belakangnya. "Harusnya kamu Jika suami pulang, kamu menyiapkan makan malam." lanj
"Emm maaf pak bisa tolong lepaskan tangan saya?" tanya Sheilla yang memberitahu.Dan sang fotografer yang berdiri di depan Sheilla dia pun mengedipkan matanya seolah dia memberikan sebuah kode untuk Sheilla.Dan dia sedikit memberikan sebuah gerakan kepalanya,Shela yang tengah berdiri melihat itu dia pun sedikit mengagukan kepalanya, Lalu Sheilla mempersilahkan dua laki-laki tersebut untuk duduk di meja tempatnya."Mari silakan duduk." ujarnya.Dan mereka pun duduk dalam satu meja yang berbentuk bulat,Dan Sheilla yang tengah duduk dia pun Melambaikan tangannya."Pelayaaaannn." teriak Sheilla.Dan pelayan pun yang tengah berdiri di sudut ruangan dia pun melangkahkan kakinya mendekati meja tempat Sella duduk, "iya mau pesan apa?" tanyanya.Sheilla menatap laki-laki yang berprofesi sebagai fotografer, dalam tatapan Sheilla seolah ingin memberitahu pesanan apa yang diinginkannya.Dan fotografer tersebut membuka buku menu, lalu dia pun menurunkan bibirnya.Dan laki-laki tersebut yang b
Dan mereka berduaan yang tengah berjalan beriringan berhenti pada sebuah kamar yang bernomor 101,Dan laki-laki yang bernama Pak Hendra tersebut membuka kamarnya,Dia membuka kamar tersebut dengan kartu akses yang berada di tangannya,Dan dia pun membuka gagang pintu kamar hotel tersebut. "Silahkan masuk." ucap laki-laki yang beruban tersebut.Sheilla yang tengah berdiri dia pun menatap laki-laki yang berada di depannya, dia sedikit ragu untuk masuk ke dalam kamar tersebut,"Ayo mari masuk." lanjutnya yang membuyarkan sedikit lamunan dari Sheila.Sheilla pun menatap laki-laki tersebut dan dia mau tidak mau harus masuk ke dalam kamar hotel karena dia ingin mendapatkan pekerjaan yang di idam-idamkan, saat dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar tersebut dia pun terus berpikir positif,Dan dia pun menghela nafas kecilnya, dia yang tengah masuk menatap setiap sudut kamar tersebut yang terlihat sangat begitu rapi, dimana dia saat ini berada di sebuah hotel yang berbintang 5."Oh iy
Dia saat ini benar-benar tidak berdaya, dia yang semula ingin mengejar karirnya namun dia menemui sebuah keapesan yang tak pernah terpikir olehnya sama hidupnya,Membuat wanita cantik itu harus mau tak mau menerima takdir yang diterimanya, mungkin ini adalah sebuah karma yang dulu pernah dia lakukan kepada Vania.Ini adalah balasan yang setimpal untuknya,Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, dan laki-laki tua tersebut menyudahi aktivitasnya di dalam kamar tersebut, dan dia sebelum pergi meraih ponselnya yang berada di atas meja, ia melakukan panggilan telepon terhadap pak Hendro dimana orang tersebut yang sebagai perantara dalam mencari wanita yang diinginkannya.Laki-laki tua tersebut menempelkan ponselnya di telinga kanannya, dan Tak lama kemudian panggilan teleponnya langsung diangkat oleh Hendro."Saya sudah selesai dan sudah aku transfer sejumlah uang yang kamu inginkan, wanita ini kamu yang urus Saya mau pulang." ucapnya sambil mematikan panggilan teleponnya sepihak.Laki-laki
Lalu dia memejamkan matanya secara erat lalu wanita malang tersebut dia menarik nafasnya dalam dalam, dia merasakan hatinya yang begitu amat teriris dengan kejadian yang begitu cepat ya dia lalui,Tak terasa dia pun menitihkan air matanya dan dia pun menarik nafasnya kembali dia berusaha mengontrol emosi yang berada di dalam jiwanya namun kejadian ini tak semudah itu, kejadian ini sangatlah begitu besar yang menimbulkan sedikit trauma pada dirinya.Lalu dia pun mengalihkan pandangannya dia menatap sebuah kasur yang sangat begitu berantakan lalu dia menelan ludahnya, dia menutup matanya dengan kedua tangannya lalu dia berteriak dengan sekencang-kencangnya, "haaaa tuhan apakah ini pembalasan untukku." teriaknya.Lalu dia pun memukul kepalanya dengan kedua tangannya yang dia genggam, dia memukul kepalanya secara keras untuk menyadarkan jika dirinya saat ini tidak bermimpi,Dia berusaha menyadarkan dirinya jika hal ini tidak nyata dalam hidupnya.Dan dia pun terus meraung-raung dengan kat
Di sisi lain saat ini Vania sedang berada di kantor yang berada di cabang, dia saat ini mengadakan rapat penting bersama para jajaran yang berada di bawah perusahaan Hans,Di mana rapat saat ini yaitu sebuah laporan tentang daya tingkat penjualan yang diakumulasikan dalam 6 bulan terakhir ini, gimana ini adalah penjualan produk-produk baru mereka yang mereka rilis untuk supaya perusahaan selalu memiliki performa yang bagus dalam dunia fashion, dimana fashion selalu berubah-ubah seiring waktu.Dan rapat ini juga diadakan dengan beberapa pembacaan agenda yang akan dilakukan untuk tahun depan dimana ada beberapa persyaratan dan aturan terbaru yang akan dikeluarkan perusahaan tersebut kepada para mitranya.Di ruangan yang memiliki luas lumayan besar dan di tengah-tengah ruangan tersebut ada meja yang berukuran persegi panjang dan dikelilingi banyak kursi dan di ruangan tersebut ada sebuah layar yang besar sebagai media untuk mempermudah dalam berkomunikasi dan menjelaskan di hadapan bany